Beranda / Romansa / Sentuhan Lembut Om Duda / CHAPTER 15: Mereka Cocok, Kan?

Share

CHAPTER 15: Mereka Cocok, Kan?

Penulis: Heiho
last update Terakhir Diperbarui: 2025-11-17 13:06:05

Tunangan?

Ucapan Maya membuat telinga Rara seketika berdenging. Suara riuh para tamu terasa samar di telinganya seiring matanya fokus mengikuti langkah Rachel menuju Jefri.

Jefri menyapanya ramah. Bahkan, Hani juga ikut menyapanya dengan ramah. Mereka terlihat mengobrol hangat dan saling tertawa.

Benar-benar terlihat seperti keluarga yang hangat.

Rara merasakan hatinya berdenyut sakit. Tapi, karena apa? Apa ia iri dengan kebersamaan yang terlihat seperti keluarga itu, yang tidak pernah ia rasakan selama ini?

Tapi, sudah lama Rara memendam hal-hal tersebut. Ia sudah tidak lagi mendambakan sosok keluarga yang ideal karena semua keinginan itu sudah terkubur di masa lalu. Apalagi, ia sudah mendapatkan penggantinya dari Hani dan Jefri.

Kalau begitu, kenapa hatinya terasa sakit sekarang?

Rara tak mampu melepaskan pandangannya ke sosok Jefri dan Rachel yang terlihat sangat akrab. Ia bahkan bisa melihat wajah Jefri berseri-seri bahagia. Apa pria itu menunjukkan wajah yang sama setiap bers
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Sentuhan Lembut Om Duda   CHAPTER 17: Bukan Urusanmu

    “Om gila ya?!” bisik Rara sambil memundurkan wajahnya. Ia memelototkan matanya ke Jefri yang kini tersenyum geli.Sialan! Pria itu mempermainkannya ternyata! Sejak kapan ia suka menggoda seperti ini?“Lagian, kamu keliatan tegang banget Ra,” Jefri menaikkan kedua bahunya tanpa dosa, “Jadi, om kira kamu–”“Nggak!”Jefri mendengus geli. Pelototan mata dari sahabat anaknya itu tidak membuatnya ketakutan sama sekali. Ia berusaha untuk menahan senyum lebar yang akan terkembang dan berkata,“Kamu keliatan banyak pikiran,” ucap Jefri, “Kenapa?”Rara tersentak pelan. Ia menggigit bibir sembari

  • Sentuhan Lembut Om Duda   CHAPTER 16: Keluarga Bahagia

    Pesta akhirnya berakhir. Meskipun begitu, suasana di aula masih riuh. Banyak tamu yang belum pulang dan masih mengobrol dengan sesama.Karena Rara bagian mengembalikan piring-piring kotor ke dapur, ia sudah mulai bergerak untuk bekerja meski aula masih ramai. Bersama beberapa staf lainnya, mereka bolak-balik aula dan dapur.“Mereka seperti keluarga, ya?”“Bukannya memang sebentar lagi berkeluarga?”“Loh, emang rumor tunangan itu bener ya?”“Katanya sih bener!”Rara baru saja balik dari dapur ketika mendengar bisik-bisik itu. Ia sudah menduga siapa yang para tamu omongkan, tapi tetap menolehkan kepala ke arah yang dituju. Hatinya seketika terasa tercubit ketika melihat Hani tengah mengobrol dengan Rachel dari pinggir aula. Ada Jefri juga di sebelah Hani. Lagi-lagi, mereka terlihat seperti keluarga kecil yang berbahagia. Pemandangan itu membuat Rara enggan untuk melewati aula lagi karena otomatis dia akan melewati “keluarga kecil” sahabatnya itu. Tapi, pekerjaannya memaksa ia harus me

  • Sentuhan Lembut Om Duda   CHAPTER 15: Mereka Cocok, Kan?

    Tunangan?Ucapan Maya membuat telinga Rara seketika berdenging. Suara riuh para tamu terasa samar di telinganya seiring matanya fokus mengikuti langkah Rachel menuju Jefri. Jefri menyapanya ramah. Bahkan, Hani juga ikut menyapanya dengan ramah. Mereka terlihat mengobrol hangat dan saling tertawa.Benar-benar terlihat seperti keluarga yang hangat. Rara merasakan hatinya berdenyut sakit. Tapi, karena apa? Apa ia iri dengan kebersamaan yang terlihat seperti keluarga itu, yang tidak pernah ia rasakan selama ini? Tapi, sudah lama Rara memendam hal-hal tersebut. Ia sudah tidak lagi mendambakan sosok keluarga yang ideal karena semua keinginan itu sudah terkubur di masa lalu. Apalagi, ia sudah mendapatkan penggantinya dari Hani dan Jefri. Kalau begitu, kenapa hatinya terasa sakit sekarang?Rara tak mampu melepaskan pandangannya ke sosok Jefri dan Rachel yang terlihat sangat akrab. Ia bahkan bisa melihat wajah Jefri berseri-seri bahagia. Apa pria itu menunjukkan wajah yang sama setiap bers

  • Sentuhan Lembut Om Duda   CHAPTER 14: Rumor

    “Gimana kalau kita lanjut ke tahap selanjutnya?”Rara tersentak. Ia menelan ludah ketika melihat Jefri memasang senyum lebar yang terlihat licik di matanya. Saat ini, posisi mereka sudah di atas kasur dengan Jefri yang mengukungnya dari atas. “Tahap selanjutnya … yang ‘itu’?” Rara bertanya gugup. Ini memang sudah minggu ketiga kelas mereka jadi wajar kalau Jefri ingin naik tahap ke ‘itu’. Apalagi sesi kelas mereka sebentar lagi akan selesai. Tapi, sejujurnya. Rara sendiri juga masih takut dengan bagian ‘itu’. Dalam ingatannya, bagian tersebut adalah bagian tersakit yang Rara rasakan dalam kegiatan bercinta. Ia paling tidak menikmati bagian itu. Apalagi, Satrio suka memasukkan barang-barang lainnya yang menurut ia akan terasa nikmat bagi Rara, padahal hanya meninggalkan keperihan. Jefri tertawa pelan atas pertanyaan Rara. Ia memegang paha Rara yang membuat gadis itu berjengit kaget. “Satrio gak pernah pemanasan dulu sama kamu ya, Ra?”“Pemanasan?”“Iya, pemanasan,”Jari jemari pan

  • Sentuhan Lembut Om Duda   CHAPTER 13: Waktunya Kelas Lagi

    Empat hari berlalu setelah briefing awal dengan manajer hotel Ruby. Rara kini mulai terbiasa dengan rutinitas pekerjaannya. Ia berusaha memanajemen waktunya sebaik mungkin antara bekerja dengan mengerjakan skripsinya.Selama empat hari itu pula, ia sudah menemukan teman di tempat kerjanya. Seorang gadis berambut pendek sebahu yang ceriwis dan seperti tidak mengenal lelah bernama Maya. Awal pertemanan mereka dimulai ketika mereka dipasangkan bersama untuk bekerja di bagian room attendant.Di awal, Rara sebenarnya merasa canggung. Ia memang tidak terlalu jago bersosialisasi dengan orang baru. Kepribadian supel Maya lah yang membantu mereka menjadi dekat.“Kenapa ya minggu ini kita mesti shift malam?” keluh Maya usai berganti baju, “Rasanya d

  • Sentuhan Lembut Om Duda   CHAPTER 12: Pertemuan di Hotel

    Empat hari berlalu setelah briefing awal dengan manajer hotel Ruby. Rara kini mulai terbiasa dengan rutinitas pekerjaannya. Ia berusaha memanajemen waktunya sebaik mungkin antara bekerja dengan mengerjakan skripsinya. Selama empat hari itu pula, ia sudah menemukan teman di tempat kerjanya. Seorang gadis berambut pendek sebahu yang ceriwis dan seperti tidak mengenal lelah bernama Maya. Awal pertemanan mereka dimulai ketika mereka dipasangkan bersama untuk bekerja di bagian room attendant. Di awal, Rara sebenarnya merasa canggung. Ia memang tidak terlalu jago bersosialisasi dengan orang baru. Kepribadian supel Maya lah yang membantu mereka menjadi dekat. “Kenapa ya minggu ini kita mesti shift malam?” keluh Maya usai berganti baju, “Rasanya dua kali lebih capek daripada shift pagi!”Rara mengangguk setuju. Ia sendiri hanya bisa istirahat sedikit tiap pulang shift malam karena siangnya sudah harus mengerjakan skripsi atau konsul dengan dosen pembimbingnya. Ia menguap untuk kesekian kal

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status