"Nih... buruan..!" seru Mami tiba-tiba.
"Ah iya," ujar Kevin sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.
Dengan cepat Kevin memakai pakaian dan celananya, kemudian menggendong istrinya ala bridal.
"Aa sayang... berat loh..!" ujar Eliza kaget yang sudah di angkat oleh suaminya.
"Tidak sayang... kamu seringan galon air!" jawab Kevin asal dan mendapatkan cubitan di bagian dadanya.
Bisa-bisanya suaminya masih sempat bercanda di saat seperti ini.
Sepanjang perjalanan di dalam mobil Eliza hanya diam dan mengatur nafas. Kevin dengan tenang memegang tangan istrinya. Tiada hentinya Kevin mengusap lembut lengan Eliza.
"Sayangku... sabar ya... sebentar lagi kita sampai..!" ujar Kevin sambil mengusap lembut puncak kepala Eliza.
Sedangkan Mami dan Papinya menyusul dengan kendaraan yang lain.
Setibanya di Rumah Sakit terlihat Eliza yang terus didampingi oleh Kevin. Tangan Kevin tidak pernah melepaskan tautannya ke tangan Eliza.
<Terdengar tangisan bayi laki-laki. Sontak membuat Kevin dan Eliza saling menatap dan mengeluarkan bulir air mata penuh haru.Kevin mengecup wajah Eliza bertubi-tubi. "Terima kasih sayang... terima kasih..!" kemudian mencium bibir istrinya begitu lembut."Selamat Bapak dan Ibu, telah lahir anak laki-laki yang sehat, tanpa kekurangan apa pun. Dengan berat 3,4 kg dan panjang 50cm..." ucap Dokter Maharani, turut bahagia.Eliza hanya bisa terbaring lemas. Rasa sakit yang tadi dia rasakan. Menguap begitu saja dengan perasaan bahagia."Terima kasih Dokter..." ucap Kevin dan Eliza.Suster memberikan Baby Boy ke dada Eliza.Hal tersebut bisa meningkatkan ikatan batin ibu dan anak karena ada kontak fisik secara langsung. Bayi pun bisa mulai mencari puting ibu."Aku sudah jadi seorang Mama, sayang""Dan aku sudah menjadi seorang Daddy, sayang!" balas Kevin.Kemudian suster membersihkan Baby Boy dan menyerahkannya ke Kevin untuk di
"Nih... buruan..!" seru Mami tiba-tiba."Ah iya," ujar Kevin sambil menggaruk kepalanya yang tidak gatal.Dengan cepat Kevin memakai pakaian dan celananya, kemudian menggendong istrinya ala bridal."Aa sayang... berat loh..!" ujar Eliza kaget yang sudah di angkat oleh suaminya."Tidak sayang... kamu seringan galon air!" jawab Kevin asal dan mendapatkan cubitan di bagian dadanya.Bisa-bisanya suaminya masih sempat bercanda di saat seperti ini.Sepanjang perjalanan di dalam mobil Eliza hanya diam dan mengatur nafas. Kevin dengan tenang memegang tangan istrinya. Tiada hentinya Kevin mengusap lembut lengan Eliza."Sayangku... sabar ya... sebentar lagi kita sampai..!" ujar Kevin sambil mengusap lembut puncak kepala Eliza.Sedangkan Mami dan Papinya menyusul dengan kendaraan yang lain.Setibanya di Rumah Sakit terlihat Eliza yang terus didampingi oleh Kevin. Tangan Kevin tidak pernah melepaskan tautannya ke tangan Eliza.
Sejak usia kandungan Eliza masuk sembilan bulan. Eliza dan Kevin memutuskan tinggal di kediaman Wijaya atas permintaan kedua orang tua mereka."Karena ini yang pertama buat kalian. Lebih baik kalian tinggal di sini. Jadi Mami bisa jagain Eliza...!" ucap Mami Silvi pada saat Kevin dan Eliza berkunjung."Morning sayang..." sapa Kevin yang baru saja mengerjapkan matanya bangun tidur."Morning too sayang!" balas Eliza dengan senyuman manisnya yang selalu terukir.Melihat istrinya yang begitu merawat tubuhnya membuat Kevin merasa sangat beruntung. Bagaimana tidak, pemandangan pagi ini. Eliza sedang asik mengoles minyak untuk anti strectmark di perutnya.Kevin duduk di depan Eliza dan mengambil botol minyak."Sini biar aku yang gosok yank...""Thank you daddy..." ucap Eliza dan mengecup pipi Kevin. Dan di balas dengan ciuman panas pagi hari mereka oleh Kevin."Aku jengukin baby bos ya?" goda Kevin dengan wajah sumringahnya.
"Sayang... Eliza... Cukup...!" seru Kevin dan memeluk Eliza.Eliza terdiam dan sadar kalau ucapannya juga sudah kelewatan. Eliza menggigit bibirnya.Ketika melihat Eliza sudah tenang. Kevin melepas pelukannya dan menangkup wajah Eliza dengan kedua tangannya."Sayang, maaf karena terlambat jujur padamu. Tapi jangan pernah berpikiran seperti ini, please,""Seandainya dari awal aku bisa... Aku ingin sekali menjagamu, tidak menyentuhmu... karena begitu caraku menjagamu. Jangan sama ‘kan dirimu dengan wanita di luar sana, sayang.""Tapi sejak malam itu, aku tidak bisa menahan diri jika berada di dekatmu... kalau tidak mencicipi milikmu aku tidak bisa konsentrasi melakukan hal lain..." lanjut Kevin dengan wajah yang sangat memerah karena harus mengakui hal ini di depan istrinya."Dan aku sangat senang melihat ekspresi puasmu... Kamu terlihat sangat cantik dan seksi," goda Kevin sontak mendapatkan cubitan di lengannya."Ahhh... Sakit y
"Aku tidak pernah menceritakan ini karna aku berpikir ini tidak penting dan hanya sekelabat saja dari perjalanan hidupku sebelum bertemu kamu.""Tapi ternyata aku salah, seharusnya dari awal aku ceritakan semuanya ke kamu... Mungkin karena aku terlalu takut bagaimana pandanganmu ke Kevin yang dulu. Kevin sebelum mengenal Eliza..." Lanjut Kevin dengan tatapan sayu."Pesan yang tadi kamu baca adalah pesan dari salah satu wanita yang biasanya aku bayar untuk memuaskan hasratku..." ucap Kevin begitu pelan.Eliza menutup mulutnya terkejut."Dulu aku begitu bodoh, karena merasa di khianati oleh wanita yang aku percaya selama ini. Dengan begitu cepat aku menilai semua wanita sama seperti dia... Semua wanita hanya menginginkan uang dan akan rela menyerahkan dirinya!" sambung Kevin."Ja... di..?!" akhirnya Eliza bersuara dengan nada tersendat. Dia tahu semuanya hanya masa lalu suaminya. Tapi setidaknya dia ingin tahu semuanya walaupun mungkin akan sedikit perih di hatinya pada saat tahu kejuju
Selama ini Eliza tidak terlalu memerdulikan masalah desain Apartemen Kevin. Selama dia nyaman dia tidak ingin merubah apapun. Padahal Kevin memberikan akses penuh ke Eliza untuk merombak habis desain apartment mereka."Ngapain di rombak sayang? Aku suka sama desain kamu, sangat nyaman... palingan aku beli beberapa perlengkapan dapur dan alat untuk membersihkan rumah!" Hanya itu yang di katakan Eliza.Namun sekarang, dia mendapatkan hadiah hunian yang begitu indah."Masih ada beberapa kejutan..! Ayo naik...!" Bukannya berjalan ke arah tangga yang tadi dilihat Eliza melainkan Kevin menuntun Eliza ke sisi tangga dan terdapat sebuah lift."Oh my sayang...!" kejut Eliza dan menggeleng kecil kepalanya."Kenapa harus ada tangga, kalau kamu buat lift sayang..!" ucap Eliza sedikit protes."Lift ini khusus untuk istri dan anakku..!" tukas Kevin tidak mau dibantah."Hahahha... dasar posesif..!" seru Eliza kemudian mengecup pipi Kevin sekilas. Hatinya begitu bahagia. Tiap hari Kevin selalu member