Perjalanan Kevin dan Eliza menuju Mall memakan waktu lebih lama karena jalanan sudah mulai padat merayap.
"Sejak kapan kenal sama Angel?" tanya Kevin memulai percakapan, setelah kurang lebih sepuluh menit tanpa suara yang hanya terdengar alunan musik dalam mobil.
"Hmm... Kurang lebih tiga tahunan gitu kak. Semenjak kuliah, Angel kakak senior aku, dan Angel sering ngasih ide dan masukan ke aku. Karena nyambung dan nyaman sama Angel akhirnya kita berdua bersahabat sampai sekarang," jawab Eliza.
"Lalu kami sama-sama punya ide buat merintis usaha dari hasil design kami berdua, akhirnya ada deh itu Butik..." sambung Eliza dengan senyum lebarnya.
"Dari pada ide terbuang percuma gak tersalurkan, akhirnya dengan mendirikan butik menjadi hal positif untuk aku dan Angel," Eliza panjang kali lebar menjelaskan, lalu mengambil nafas karena bicara tanpa titik koma.
"Hahahhaah... " Kevin hanya bisa tertawa melihat tingkah Eliza.
"Kenapa gak buat yang besar aja skalian?" tanya Kevin lagi.
"Yahh gak dulu lah kak... Namanya juga masih belajar. Trussss tuhh kemarin aku gak tahu kalau yang punya Mall itu Papanya Angel!" protes Eliza mengingat pada saat itu Angel tidak pernah berbicara mengenai statusnya.
"Hahahha seriuss??" tawa renyah Kevin.
"Iyah Kak Kevin! Seriuss!!" seru Eliza sambil mengangkat dua jarinya.
"Hahahaha, terus kapan kamu tahu?" selidik Kevin.
"Hmmm pada saat Angel maksa ambil outlet yang lebih besar, dan jelasin kalau ini Mall papanya! Jadi kami tidak perlu mikirin biaya sewa tenant," kenang Eliza dan itu membuat Eliza shock. Walaupun Eliza dari keluarga berada juga. Tapi memang tidak sekaya orang tua Kevin dan Angel.
"Otomatis Eliza kaget dong!" sambung Eliza menggeleng kepala mengingat kejadian itu.
"Terus kenapa tetap milih outlet kecil?" tanya Kevin penasaran.
"Yah itu tetap gak berubah kak, aku jelasin ke Angel kalau kita ini ‘kan baru belajar wirausaha, lebih baik mulai dari yang kecil dulu sambil lihat perkembangannya gimana, lalu Angel juga setuju deh," kenang Eliza. Itulah yang membuat persahabatan mereka awet sampai sekarang. Saling menghargai dan terbuka.
"Hm Goodjob buat kalian berdua!" seru Kevin sambil mengangkat jempolnya ke Eliza.
"Thank you kak Kevin!" Eliza senang dan mengembangkan senyum manisnya.
"Di butik mau ngapain? Sibuk?" selidik Kevin.
"Palingan cuma cek stock dan kontrol bentaran aja sih kak," jawab Eliza.
"Hmm oke... Lunch bareng ya? Aku juga hari ini santai di kantor karena weekend" ajak Kevin.
"Yahh... Maaf banget kak Kev... Eliza udah terlanjur janjian sama teman buat makan siang," jawab Eliza serba salah. Dapat ajakan tiba-tiba dari Kevin, padahal dia terlanjur membuat janji dengan Aldi.
"Hmm, it’s ok, Eli" Kevin mengusap lembut puncak kepala Eliza.
"Thank you, kak."
"Dinner boleh?" tanya Kevin lagi yang masih berharap.
"Kalau dinner boleh kak Kev," jawab Eliza mengiyakan ajakan Kevin. Entah keberanian dari mana dia menerima ajakan makan malam dari pria yang baru dia kenal dan baru empat kali bertemu terhitung hari ini.
"Good! Nanti aku jemput di butik," balas Kevin santai.
"Siap kak!" Eliza menaikkan jempol ke Kevin.
Tak terasa mereka sudah tiba di pelataran basement lantai tiga dan Kevin memakirkan mobil di pelataran khusus CEO yang dekat dengan pintu masuk.
Kevin membuka pintu untuk Eliza. Dan menemaninya berjalan ke butik.
Ternyata di butik sudah ada Aldi yang duduk manis menunggu Eliza.
"Hai kak!" sapa Eliza ke Aldi pada saat melihat Aldi duduk di sofa berwarna abu-abu disudut ruangan.
"Haii Eliza sayang..." balas Aldi sambil melambaikan tangannya.
"Kevin?" Aldi bingung melihat Kevin yang tiba-tiba muncul setelah Eliza masuk ke dalam butik.
"Yooo..." balas Kevin singkat. Kevin tak menyangka akan bertemu Aldi disini.
"Ternyata si Aldi yang ngajak Eliza, hmmm..." gumam Kevin dalam hati, merasa panas.
"Lohh kenal kak?" tanya Eliza sambil menunjuk ke arah kedua laki-laki di ruangan ini.
"Ya iyalah... Ini sahabat aku, Tuan Muda Kevin!" jawab Aldi ringan. Karna julukan Kevin dari dulu adalah Tuan Muda, "Lalu Eliza kenapa bisa bareng Kevin?" lanjut Aldi.
"Hmm iya kak, itu..." bingung Eliza mau jawab apa.
Kevin yang mulai gerah. Segera berpamitan ke mereka berdua.
"Ya sudah aku ke kantor... Yoo Al!" seru Kevin sambil berpamitan ke Aldi. Dan mengusap lembut puncak kepala Eliza.
"Oke Kev!" balas Aldi. Yang memiliki banyak pertanyaan tapi diurungkan.
"Iya kak Kevin, thank you tumpangannya," jawab Eliza dengan senyuman manis.
****
Eliza dan Aldi menuju salah satu Resto yang ada di Mall untuk makan siang.
"Hmm, dari mana kenal Kevin?" selidik Aldi yang sejak tadi tidak tenang melihat keakraban Eliza dan Kevin.
"Oh, Kak Kevin itu kakak sahabat aku kak," jawab Eliza sekenanya.
"Lalu kenapa bisa bareng datangnya?" tanya Aldi lagi.
"Kebetulan ketemu di apartment saudara, terus katanya Kak Kevin mau ke Mall juga," terang Eliza.
"Hm... Okeh!" jawab Aldi yang tidak ingin merusak suasana. Mendapatkan waktu berdua seperti ini dengan Eliza tidak mudah.
Mereka berdua sampai dis alah satu Restaurant BBQ ala Korea. Dan memesan makanan.
Setelah makan siang, Aldi dan Eliza lanjut untuk pergi ke Bioskop untuk nonton film action.
Tanpa sepengetahuan mereka berdua. Ternyata ada yang mengawasi gerak gerik mereka.
Satu jam yang lalu, pada saat Kevin menuju ke kantor.
"Halo, Don! Awasi Aldi dan Eliza" Seru Kevin ke salah satu pengawal pribadinya lewat telpon.
"Baik Tuan!" jawab singkat Don.
Kevin memutuskan sambungan telpon tersebut.
________________________________________
Drzzz Drzzz
Ponsel Kevin berdering dan langsung diangkat.
"Tuan.. Nona Eliza dan Tuan Aldi masuk ke Bioskop."
"Awasi mereka," titah Kevin.
"Baik Tuan!"
Don akhirnya ikut antri untuk membeli tiket. Kemudian masuk ke dalam theater.
Suasana didalam theater sudah gelap, menandakan film sudah mulai diputar. Ia pun mengambil posisi tepat dibelakang Eliza dan Aldi.
Don melihat Aldi sangat antusias bercerita dengan Eliza. Dan tiba-tiba Aldi mau mencium Eliza. Tapi Eliza menolak.
Don dengan segera melaporkan ke Kevin apa yang dia saksikan lewat pesan singkat.
"Eliza sayang, kenapa belum mau terima aku jadi pacar kamu?" tanya Aldi yang merasa sudah cukup dari tadi untuk basa basinya.
"Hm... Belum kepikiran kak untuk pacaran, mau fokus kuliah," jawab Eliza singkat dan tersenyum, berusaha menolak Aldi sehalus mungkin.
Aldi yang melihat samar muka manis Eliza menjadi tidak tahan ingin mencium bibir Eliza.
Eliza dengan cepat menarik mundur badannya dan mengalihkan perhatiannya.
"Shit!!" gumam Aldi dalam hati.
"Sorry," ucapan Aldi.
Eliza mengangguk pelan, "Ok kak, tolong jangan diulangi lagi," tegas Eliza.
"Oh iya Eliza sayang, kamis ini datang ke Ultahku yaa... Bawa sahabatmu juga," ujar Aldi mencairkan suasana.
"Hmm boleh kak," jawab Eliza yang sudah tidak fokus menonton.
"Ok nanti aku chat kamu untuk lokasi dan waktunya," ujar Aldi senang. Karena Aldi telah merencanakan sesuatu.
Don segera melaporkan semua yang dia lihat dan yang dia dengar ke Kevin.
Setelah selesai nonton, Eliza memutuskan untuk balik ke Butik.
Aldi pulang dengan rasa bahagia namun kecewa tidak bisa mendapatkan ciuman dari Eliza sesuai rencananya. Namun, pria itu kembali tersenyum menyeringai memikirkan rencananya hari kamis nanti.
Dia bertekad untuk bisa mendapatkan Eliza yang sudah berani menolaknya.
Eliza yang melihat Angel ada didepan pintu sambil menatapnya langsung melepas genggaman tangan Kevin."Kenapa??" tanya Kevin karena kaget tangannya dilepas dengan kasar. Eliza hanya diam dan menatap lurus ke depan.Kevin menoleh dan melihat Angel melotot dengan wajah tertekuk seratus sambil bertolak pinggang.Kevin pun paham. "Hai Dek.. Papa dan Mama dimana?" sapa Kevin sambil mencium pipi adik kesayangannya itu."Di dalam.." ketus Angel singkat."Pagi.. Angel.." sapa Eliza, yang hanya di balas Hmmm oleh Angel lalu berbalik masuk ke rumah.Kevin menyapu punggung Eliza dan berkata, "It’s ok.. kasih Angel waktu.. hmm?"Eliza hanya mengangguk pelan.Kevin dan Eliza berjalan masuk menyusul Angel."Pagii Pa... pagi Ma..." sapa Kevin ke kedua orang tuanya yang sedang asik nonton netf
Angel begitu gelisah setelah menerima telpon dari Kevin. Dia tidak berhenti mondar-mandir di dalam kamar. Badannya yang kemarin masih sakit akibat demam. Tiba-tiba sembuh otomatis. "Apa kabarnya Eliza ya? Mana Kak Kev belum ngabarin.. Ishhh!!!" Kesel Angel. "Semoga Eliza baik-baik saja!!" gumamnya lagi. Ringgg ringgg Ponsel Angel berbunyi. Dengan cepat dia meraih ponselnya ketika melihat nama Eliza yang menelpon. "Eliiiii....!!" teriak Angel setelah menekan tombol hijau. "Iyah?" balas Eliza. "Kamu kenapa? Kak Kevin semalam nelpon... Katanya kamu mau di celakai. Siapa Ell? Sekarang kondisi kamu gimana?? Mau ke rumah sakit??" bertubi-tubi pertanyaan keluar dari mulut Angel. "Njelll... tenangg..." Eliza menenangkan sahabatnya ini. "Gimana bisa tenanggg!!" sahut Angel tak mau kalah. "Iy
"Habis makan siang ini pa. Rencana Kevin mau ke rumah Eliza untuk ngomong, Kevin mau selesaiin semuanya.." jawab Kevin dengan mantap."Hmm.. baguslah! Kalau sudah, tinggal kabarin Papa dan Mama agar datang ke rumah Eliza untuk melamar..." ujar Papa Putra."Ok Pa!""Kalau gitu Kevin ke kamar dulu pa.. ma.. Mau ambil beberapa barang Kevin yang ketinggalan..”"Iyah.. ""Yuk ikut.." Kevin menarik tangan Eliza.Eliza minta izin ke Mama Silvi dan Papa Putra. Dan ke dua orang tua itu mengangguk sambil tersenyum, "Ikut aja sayang.." ucap Mama Silvi."Baik Tante,” jawab Eliza."Stop panggil Tante!! Sekarang panggil Mama dan Papa!! Ok ??!" protes Mama Silvi."Iya tann.. Ehh Ma.." ujar Eliza. Kevin melihat Eliza yang berada disisinya begitu bersyukur.Kevin dan Eliza pun berjalan ke arah kamar."Ikuuuuttttt !!!!" Teriak Angel, belum sempat melangkah tangannya langsung di tarik kembali oleh Mama Silvi."Kamu sini aja! Gak usah gangguin Kakak kamu..!" seru Mama pengertian.Angel mengerucutkan bibi
"Eliza... Will you marry me?" Kevin berkata serius dan menatap tajam manik indah Eliza."Kakk??" Eliza sungguh kaget dengan lamaran tiba-tiba dari Kevin. Bukannya ini terlalu singkat? Mereka baru kenal beberapa hari ini."Ya Eli sayang ?? Aku serius, aku mau langsung melamarmu.... hmm? Jadilah istriku, pendamping hidupku, aku tak akan membiarkan seorang pun menyakitimu..." ucap Kevin yang kini menggenggam kedua tangan Eliza.Eliza hanya mengangguk mengiyakan atas pertanyaan dan pernyataan Kevin..."Benarkah sayang???" sungguh Kevin begitu bahagia."I-iyaa kak..." jawab Eliza memperjelas apa yang ingin Kevin dengar dari bibirnya.Dalam hati Eliza sekarang, jujur dia juga sungguh bingung dengan perasaannya saat ini.Namun yang dia yakini, sejak awal ia juga jatuh hati terhadap pria didepannya ini, tapi ia berusaha menepis segalanya. Bersama
"What...!!! "Angel tersontak sadar dari ngantuknya."Iya, Eliza hampir saja celaka, hmm... nanti kaka ceritakan... Saat ini, tolong hubungi Mama dan papa Eliza. Tolong bantu Kakak, kamu paham kan dek?? Jangan membuat orang tua Eliza khawatir!" ujar Kevin."Baiklah kak... Tolong jaga Eliza kak..." ucap Angel dan langsung menutup telponnya.Dengan cepat dia menelpon Mama Eliza untuk meminta izin, kalau Eliza malam ini tidur di rumahnya.Kembali ke Kevin dan Eliza..Setelah Kevin selesai menelpon. Dia menuju ke kamar mandi luar untuk membersihkan diri dan mendinginkan tubuhnya.Dia tahu ada yang tidak beres pada tubuhnya. Sepertinya dia meminum apa yang diminum Eliza. Tadi ia pikir tubuhnya panas karena amarahnya pada Aldi. Tapi saat ia bersentuhan dengan Eliza, akhirnya ia paham apa yang menyebabkan hal itu terjadi.Bersyukur tadi dia sempat melepas emos
Kevin yang sedari tadi gelisah tidak bisa mengalihkan pandangannya dari ruangan yang ditempati Eliza dan Aldi.Rikki dan Leon yang sedang bercerita tidak dapat dia dengar dengan baik."Betul gak Kev...??"tanya Rikki."Kev..." panggil Rikki.Kevin mengerutkan keningnya, "Elizaa?" gumam Kevin yang melihat Eliza keluar dari ruangan dengan rambut berantakan dan berlari dengan tertatih-tatih."Eliza??" tanya Leon dan Rikki yang mendengar Kevin menyebut nama Eliza.Namun, Kevin tidak menjawab dan langsung berlari ke arah Eliza."Eliza... elizaa..." gumam Kevin, ia berlari dengan perasaan khawatir melihat gadis yang dari tadi memenuhi pikirannya."Oiii Kevvv!!" Teriak Leon yang kaget dengan gerakan tiba-tiba Kevin, ia pun ikut mengejar Kevin.Rikki pun tak ketinggalan ikut mengejar Kevin dan Leon.