Share

Sentuhan Panas Dokter Dingin
Sentuhan Panas Dokter Dingin
Penulis: Asri Faris

Bab 1

Raja terjaga setelah mendengar deringan alarm ponselnya memekik. Pria itu merasakan kepalanya sedikit pening. Tidak biasanya ia terbangun dengan keadaan begini. Walau ia merasakan stamina tubuhnya begitu berbeda.

Pria itu merasa asing menatap sekitar. Jelas sekali ini bukan kamarnya. Lalu di mana? Ia menoleh memastikan keadaan. Netranya hampir melompat dari tempatnya kala mendapati bahu seputih susu terpampang di depannya.

"Astaghfirullahalazim ...," ucap pria tampan itu shock seketika. Ia langsung memandang dirinya sendiri dengan perasaan tak terduga.

Hatinya bergemuruh kala mendapati pakaiannya, dan juga pakaian gadis yang kini masih lelap di bawah selimutnya itu berserakan di lantai kamar.

Raja bergegas turun dari ranjang. Memungut pakaiannya dengan kasar, lalu beranjak ke kamar mandi. Sungguh ini tidak benar. Apa yang telah terjadi. Mengapa dia bisa satu kamar dengan seorang gadis.

Bukan hanya itu, dia telah melanggar norma agama yang seharusnya tidak boleh dilakukan tanpa adanya sebuah ikatan yang sah.

Sepanjang membersihkan tubuhnya. Raja mulai menggali kejadian semalam di mana dirinya berada. Kenapa dia bisa berakhir di kamar yang begitu asing. Apakah seseorang telah menjebaknya.

Raja harus mencari tahu setelah ini. Lantas siapakah wanita yang telah menghabiskan satu malam bersamanya. Apakah gadis itu telah menjebaknya dan sengaja menjeratnya. Atau justru sama-sama korban dari skandal yang terencana. Naasnya, Raja kali ini yang menjadi korbannya.

Pria itu keluar kamar mandi dengan perasaan yang masih sama. Marah dengan keadaan yang telah membuat dirinya berstatus perjaka ternoda.

"Astaghfirullahalazim ... siapakah perempuan ini, aku sungguh tidak mengenalnya. Kenapa dia dan aku bisa berada di ranjang yang sama," gumam Raja mencoba menemukan jawaban atas ketidak pastian ini.

Pria itu duduk termenung begitu lama. Sembari menanti gadis yang masih lelap itu terjaga. Sebenarnya Raja sudah risih ingin segera meninggalkan tempat itu. Namun, bukankah ia harus bersikap gentleman sebagai seorang pria. Berani berbuat, harus berani bertanggungjawab. Walaupun kali ini kasusnya jelas berbeda. Raja tidak berniat merusak tahta seorang wanita.

Jangankan melakukannya, memikirkannya pun tidak pernah terbesit dari otaknya. Dia tahu betul batasan yang harus dikerjakan dan mana yang tidak boleh dia langgar. Namun, hari ini, dia seperti tertampar pada sebuah kenyataan. Terlempar dalam dosa besar yang dari awalnya saja dia tidak paham cara memulainya. Hingga bisa terdampar di tempat yang sama dengan seorang perempuan tanpa sebuah ikatan sah.

Hati pria itu bergemuruh sesak. Apa yang harus ia katakan pada kedua orang tuanya. Bagaimana dengan rencana pernikahannya yang digadang-gadang tidak lama lagi. Sungguh, dia dalam masalah serius kali ini.

Pria itu tengah berdiri di pinggir jendela menatap luar ketika seorang wanita dibalik punggungnya terjaga dari tidur panjangnya.

Ruma sayu-sayu membuka matanya. Netra lentik itu berkedip lembut memulihkan kesadarannya.

"Siapa yang mengutusmu ke sini?" tanya Raja mengalihkan pandangan. Tahu betul dia menjaga itu, walaupun dia telah melewati satu malam panas dengannya. Bukan berarti setelahnya melupakan batasan di antara apa-apa yang tidak boleh dan boleh untuk dirinya.

Mendengar suara seorang pria, Ruma masih nampak santai. Dia mengira itu suaminya yang masuk ke kamarnya pagi-pagi karena ingin meminta disiapkan ganti.

Bukankah seperti itu kesehariannya. Ruma harus menjadi istri yang siap mengabdi tanpa diberikan kompensasi hatinya. Sudah menikah selama satu tahun ini. Dan semalam adalah tepat satu tahun pernikahan mereka. Aniversary yang tak akan terlupa, di mana dia akhirnya menjadi istri sepenuhnya dari seorang pria yang telah mempersuntingnya melalui jalur perjodohan.

Ya, demi baktinya terhadap kedua orang tua angkatnya. Ruma yang sudah dibesarkan, dan bahkan disekolahkan hingga menjadi calon dokter seperti saat ini, dia harus menuruti keinginan kedua orang tuanya dengan menikahi seorang pria enam tahun lebih tua darinya.

Wanita itu menarik selimutnya untuk menutupi tubuh nakednya. Menatap sisi kiri hingga nampak siluet seorang pria yang memunggunginya.

"Mas Rasya," gumam Ruma menatap dengan terkejut. Begitu mendapati pria di ujung sana menampakkan wajahnya.

"K-kamu siapa?" tanya Ruma tergeragap. Shock seketika melihat ada seorang pria di kamar yang sama.

"Seharusnya aku yang bertanya padamu, kamu siapa? Apakah kamu sengaja menarikku ke tempat tidurmu."

Raja berkata sembari menyampingkan tubuhnya. Tidak mau menatap tubuh wanita yang semalam telah memuaskannya.

"Ck, bagaimana mungkin aku melakukan itu. Seharusnya aku yang bertanya padamu. Kenapa kamu melakukan ini padaku?" tanya Ruma terisak.

Dia menjaga itu selama ini hanya untuk suaminya. Walaupun sampai sekarang dia belum pernah melewati satu malam pun dengan kekasih halalnya. Namun, seharusnya Rumaisha tetap menjaga itu semua.

Hari ini, berakhir sudah apa yang dia jaga selama ini. Bagaimana dia harus mengatakan itu pada suaminya jika saatnya tiba nanti.

"Sudahlah, tak usah terlalu risau Ruma, Rasya sendiri bahkan tidak peduli padamu. Bukankah semalam seharusnya kamu bersama dengannya. Menikmati malam panjang berdua yang sudah dinantikan. Kenapa sekarang justru dia meninggalkanmu dengan pria lain. Apakah pria ini utusan suaminya?" batin Ruma menduga-duga.

Ruma turun dari pembaringan yang menjadi saksi petualangan panas mereka. Ia merasakan sesuatu di bawah sana terasa begitu ngilu luar biasa.

Wanita itu berjalan pelan menormalkan langkahnya. Hal yang sempat membuat Raja tertegun seketika. Mendapati Ruma yang sepertinya kesulitan berjalan.

"Apakah ini pertama kali untuknya," batin Raja melihat itu semua. Jelas petualangan malam tadi begitu menakjubkan. Sampai ia terlena dalam pusara kenikmatan terdalam.

Menikmati sesuatu yang seharusnya tidak boleh terjadi. Melanggar apa yang seharusnya terjaga.

Raja semakin merasa bersalah kala mendapati bercak merah di atas sprei yang jelas noda sisa semalam. Dia benar-benar melakukannya. Merampas mahkota seorang wanita.

Pria itu marah, menyesali perbuatannya sendiri dan keadaan yang membuatnya begini. Dia bersungguh-sungguh akan mencari tahu sebab musabab dirinya bisa terjebak dalam lembah nista begini.

Pria itu menunggu gadis yang entah namanya siapa di dalam kamar mandi dengan gelisah. Haruskah dia meminta maaf atas kesalahan semalam yang bahkan tidak pernah ia sengaja.

Derit pintu yang terbuka langsung menampakan wajah sembab Ruma. Gadis itu menatap dengan dingin. Melewatinya begitu saja seraya mencari-cari sling bag miliknya.

"Kita harus bicara," kata Raja yang tidak lagi didengarkan oleh Ruma. Langkahnya tergesa ingin segera meninggalkan kamar durjana ini.

Gadis itu menatap dengan dingin, mengamati wajahnya yang nampak tidak sekaku tadi. Haruskah dia bersikap kompromi. Atau membiarkan saja seolah tidak pernah terjadi apa pun semalam.

"Aku akan bertanggung jawab," ucap Raja pada akhirnya. Menimbang wajahnya yang terlihat begitu sendu.

Ruma tidak menyahut, selebihnya dia berjalan pelan meninggalkan tempat itu begitu saja.

"Tunggu, siapa namamu?" tanya Raja benar-benar tidak tahu. Walaupun sekilas seperti tidak asing baginya, tetapi dia tidak mengenalnya dengan jelas.

Komen (26)
goodnovel comment avatar
Imas Imas
gimana si harus kumpulkn poin dulu baru bisa baca bab selanjutnya
goodnovel comment avatar
Kiki Padmini amungkari
Kak Asri ...... ceritanya
goodnovel comment avatar
ramadhaniyulia
waaahhh...dokter raja idaman emak2 onlen bwt di pek mantu, knp nasibmu apes nak? etapi biar gt masih tetap baiik dan sopan dong yaa, menjaga pandangan qiqiiqi
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status