Share

𝘉𝘢𝘣 158

Penulis: Mommy_Ar
last update Terakhir Diperbarui: 2025-11-07 13:42:01

“Udah sih jangan cemberut,” kata Rafi pelan, suaranya hampir kalah oleh musik.

Ia membungkuk sedikit, mendekat ke telinga Marsha yang masih berdiri di depan meja kecil mereka.

Marsha menoleh cepat. “Kamu nyebelin, aku mau ngedeket gak boleh!”

Rafi berusaha menahan tawa, “Bukan gak boleh, kamu lihat itu lautan manusia. Kamu bisa penyet kalau maksa kesana!”

Marsha mendengus kesal. “Kamu pikir aku ayam pake penyet segala. Sumpah nyebelin kamu Raf!”

Rafi tergelak. Tawa kecilnya hampir tak terdengar di tengah suara musik, tapi ekspresi geli di wajahnya jelas terlihat.

Ia menggeleng sambil menyeruput minumannya yang nyaris habis.

“Berapa lama sih dia perform-nya?” tanya Rafi sambil melirik jam tangan.

“90 menit doang!” sahut Marsha cepat, seolah sudah hafal jadwal idolanya itu.

“Ya udah, sebentar lagi selesai. Nanti kita temuin dia di luar kalau udah selesai.”

Marsha langsung menoleh dengan ekspresi tidak percaya. “Mana bisa begitu! Yang ada makin
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (3)
goodnovel comment avatar
enur .
wah seperti ny ada yang ngiri nih ,, Marsya berhasil bertemu dengan Dj Panda ,, gimana Mom ?? mau juga yaaaa ayo ngakuu
goodnovel comment avatar
enur .
udah y Sya , kamu jan merajuk lagi pen ketemu Dj Panda ,keinginan mu udah terlaksana , suami mu emang the best ,,Rafi gtu lohhh hahaha
goodnovel comment avatar
enur .
wooow Rafi diam2 membuat kejutan untuk Marsya dengan mengundang secara khusus Dj Panda ..keren keren
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Sentuhan Panas Sahabat Pacarku   𝘉𝘢𝘣 158

    “Udah sih jangan cemberut,” kata Rafi pelan, suaranya hampir kalah oleh musik. Ia membungkuk sedikit, mendekat ke telinga Marsha yang masih berdiri di depan meja kecil mereka.Marsha menoleh cepat. “Kamu nyebelin, aku mau ngedeket gak boleh!”Rafi berusaha menahan tawa, “Bukan gak boleh, kamu lihat itu lautan manusia. Kamu bisa penyet kalau maksa kesana!”Marsha mendengus kesal. “Kamu pikir aku ayam pake penyet segala. Sumpah nyebelin kamu Raf!”Rafi tergelak. Tawa kecilnya hampir tak terdengar di tengah suara musik, tapi ekspresi geli di wajahnya jelas terlihat. Ia menggeleng sambil menyeruput minumannya yang nyaris habis.“Berapa lama sih dia perform-nya?” tanya Rafi sambil melirik jam tangan.“90 menit doang!” sahut Marsha cepat, seolah sudah hafal jadwal idolanya itu.“Ya udah, sebentar lagi selesai. Nanti kita temuin dia di luar kalau udah selesai.”Marsha langsung menoleh dengan ekspresi tidak percaya. “Mana bisa begitu! Yang ada makin

  • Sentuhan Panas Sahabat Pacarku   𝘉𝘢𝘣 157

    Malam pun tiba.Lampu kota Surabaya berkilauan, memantul di kaca mobil yang melaju menuju klub terkenal tempat DJ Panda akan tampil malam itu. Jalanan padat, tapi Marsha tak henti-hentinya menatap keluar jendela dengan mata berbinar.Rafi yang sedang menyetir hanya melirik sekilas, tersenyum kecil melihat ekspresi istrinya yang begitu antusias. Ia jarang melihat Marsha seceria itu. Tapi di sisi lain, ada rasa getir yang sulit ia sembunyikan. Entah karena lelah atau karena perasaan cemburu yang diam-diam menyelinap tiap kali Marsha menyebut nama DJ Panda.“Raf, nanti kamu harus fotoin aku ya pas DJ Panda naik panggung. Aku mau upload ke story!” seru Marsha semangat.“Siap, Bos,” jawab Rafi sambil terkekeh kecil.Marsha tertawa, lalu merapikan lipstiknya di kaca spion kecil yang ia bawa. Tangannya gemetar sedikit karena terlalu bersemangat.“Duh, semoga dia bawain lagu barunya, yang Lost in Beat. Kamu tau gak, yang drop-nya tuh bikin merinding ba

  • Sentuhan Panas Sahabat Pacarku   Bab 156

    Setelah beberapa jam perjalanan, pesawat mereka akhirnya mendarat di Bandara Juanda, Surabaya. Langit sore tampak mendung, menyisakan rona keabu-abuan yang seolah menandai kelelahan mereka setelah penerbangan panjang. Marsha berjalan lebih dulu, menyeret koper mungilnya dengan wajah sumringah meski di balik senyum itu, jelas ada rasa cemas yang belum juga reda.Sementara Rafi mengikuti di belakang, langkahnya lebih santai, sesekali mengecek ponsel yang belum juga memberi kabar apa pun dari Edwin. Setelah keluar dari bandara, mereka langsung menuju hotel bintang lima di tengah kota. Mobil yang mereka sewa berhenti di depan lobby yang megah dengan lampu kristal berkilauan di atas langit-langit.Setibanya di kamar, Rafi langsung melempar tubuhnya ke sofa empuk di dekat jendela besar yang menghadap kota. Napasnya berat, bahunya terasa tegang. Marsha berdiri di depan cermin, membuka masker dari wajahnya lalu menatap Rafi lewat pantulan kaca.“Gimana,

  • Sentuhan Panas Sahabat Pacarku   Bab 155

    Setibanya di Bandara, suasana begitu ramai. Suara pengumuman keberangkatan bercampur dengan langkah kaki para penumpang yang bergegas. Rafi bahkan belum sempat memarkir mobilnya dengan benar. Ia langsung turun, berlari menembus kerumunan orang, matanya liar mencari satu sosok yang sangat ia kenal.“Marsha! Tunggu dulu! Tunggu!” teriaknya keras. Nafasnya terengah, kemejanya sudah sedikit kusut, rambutnya acak-acakan tertiup angin dari arah terminal keberangkatan.Marsha menoleh cepat, wajahnya dingin. Ia mengenakan kacamata hitam dan tas kecil di pundak. Namun sebelum ia sempat melangkah lebih jauh, Rafi berhasil meraih tangannya dan menahannya kuat.“Apa?” tanyanya ketus tanpa menatap.Rafi menarik napas panjang, berusaha menenangkan dirinya. “Maaf, aku salah. Maafin aku, Sya,” katanya lembut, suaranya bergetar penuh penyesalan.Marsha berusaha menepis genggaman itu, tapi Rafi menahan semakin erat. “Lepasin!” bentaknya, menatap tajam deng

  • Sentuhan Panas Sahabat Pacarku   Bab 154

    Suara bentakan Rafi menggema keras, memotong kata-kata Marsha yang baru saja meluncur.Seketika itu Marsha terdiam, tubuhnya membeku di tempat. Matanya membulat kaget, seolah tak percaya bahwa suaminya yang selama ini selalu lembut dan sabar, akhirnya membentaknya di depan orang lain.Hening.Hanya suara dedaunan yang berdesir pelan di halaman, menemani keheningan tegang yang menggantung di antara mereka bertiga.Wajah Marsha memucat. Tatapan matanya yang tadinya garang, kini berubah sendu dan terluka.Sementara Anna menunduk pura-pura terkejut, tapi sudut bibirnya sedikit terangkat puas karena berhasil membuat pertengkaran itu pecah.Rafi menatap Marsha dengan napas tersengal, menyesal karena harus berteriak, tapi juga bingung harus mulai dari mana untuk menjelaskan segalanya.Di hati Marsha, satu hal yang pasti rasa sakitnya lebih parah daripada bentakan itu sendiri.“Kamu… urus selingkuhan kamu itu!” bentaknya tajam, penuh emosi yang ditahan semala

  • Sentuhan Panas Sahabat Pacarku   Bab 153

    Setelah drama dan tangisan semalam yang melelahkan, suasana rumah pagi itu terasa berbeda. Rafi duduk di tepi ranjang dengan wajah letih, sementara Marsha sudah berdandan rapi memakai blouse putih longgar, celana jeans biru muda, dan kacamata hitam yang menutupi separuh wajahnya.Meski rautnya masih terlihat kesal, tapi di balik itu ada sedikit kegirangan karena keinginannya akhirnya dituruti.Ya, Rafi akhirnya mengalah. Ia membatalkan semua agenda rapat dan pekerjaan yang menumpuk, menonaktifkan ponsel kantornya, lalu bersiap menemaninya ke Surabaya hanya demi menenangkan hati istrinya yang semalam hampir meledak karena DJ Panda.Jam menunjukkan pukul 10 pagi. Koper mereka sudah tersusun di dekat pintu, dan udara luar terasa cerah ketika mereka melangkah keluar. Burung-burung masih bercicit di taman depan rumah.Marsha membawa tas kecil sambil memeriksa ponselnya.“Udah ya, ayo buruan. Aku gak mau ketinggalan pesawat,” ujarnya cepat sambil membuka pintu mo

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status