Share

Bab 8. Ruangan Keramat

Author: Asri Faris
last update Last Updated: 2025-06-20 06:45:47

"Abang sendirian?" tanya Aksa tidak menemukan siapa pun yang digandeng.

"Banyak temennya, tuh lagi pada ambil makanan," tunjuk pria itu pada cowok-cowok di stand jamuan. Mereka sepertinya tengah antri mengambil hidangan.

"Wah ... ramai berarti, aku kira sendirian."

"Oya, Nad, kenalin, ini Bang Saga, saudara jauh aku," ujar pria itu malah memperkenalkan Nada pada Saga. Jelas-jelas mereka sudah saling tahu, walaupun tidak mengenal dengan baik. Bahkan keduanya pernah berbagi ranjang yang sama.

Nada agak terkejut, dia bahkan seperkian detik hanya diam tidak tahu harus merespon apa. Hingga mulut lelaki itu bersuara di luar ekspektasinya.

"Kayaknya kita sudah kenal, dia adik tingkat aku dan kebetulan ikut kepanitiaan di bawah bimbingan kelompok yang aku pegang."

"Wah ... bisa kebetulan banget, iya ya, pasti Bang Saga ini terkenal, tidak mungkin Nada tidak tahu Abang."

"Saya tidak kenal, hanya beberapa kali bertemu karena beliau mengisi materi di workshop kepanitiaan," ucap
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter
Comments (11)
goodnovel comment avatar
Fatiya Hasna
Hmm... sepertinya Saga dengan sangat sadar telah bermalam dan satu ranj*ng dgn Nada, kok dia bisa ingat kamar yang mlm itu ditempati.. benar² misterius...
goodnovel comment avatar
Aiffatul Maghfiroh
inpoo update kakk
goodnovel comment avatar
Aiffatul Maghfiroh
ayoo kakk upp lagii udah mampir nih
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Sentuhan Panas Senior Galak   Bab 103. SPSG

    "Kenapa jam segini Nada belum pulang?" tanya Pak Arya khawatir. "Nggak tahu Pa, mungkin sebentar lagi." "Ini hampir petang, memangnya dia tidak mengabari kalau tadi pergi ke mana." Pak Arya khawatir, karena beberapa hari ini hubungan dengan putrinya tidak terlalu baik. Beliau cenderung menasihati bernada marah-marah yang mungkin saja membuat putrinya tidak nyaman. Bukan maksud hati demikian, hanya saja beliau tidak suka masalahnya berlarut. Sebagai orang tua, Pak Arya terus kepikiran akan nasib Nada nantinya. Cita-cita dia sudah berantakan sejak terjadi insiden itu. Dia merasa nama putrinya diselamatkan walaupun Saga jelas pelakunya. Bukan memaklumi, tetapi akhirnya berdamai mengingat Saga juga tidak ada niatan. Keduanya dalam masalah sebab kelalaian menjaga diri dan atas campur tangan orang lain. "Tadi Nada hanya pamit ke kampus, mungkin ada tugas kelompok. Biar mama telfon dulu." Bu Hira tidak sepanik dulu, membuat Pak Arya sedikit menaruh curiga. Biasanya beliau ya

  • Sentuhan Panas Senior Galak   Bab 102. SPSG

    Bujukan dari kedua orang tuanya tak mampu meluluhkan hatinya yang membatu. Beliau sebenarnya tidak ingin menyaksikan perceraian putrinya. Berusaha mendamaikan sebisa mungkin, asalkan Saga sungguh-sungguh ingin memperbaiki, mereka juga merestui untuk bersama lagi. Dalam sebuah hubungan, pasti ada kesalahan dan masa lalu. Mereka yang mau berjuang, patut diberikan kesempatan. Tidak ada satu rumah tangga pun yang luput dari ujian. Semua pasti akan mengalaminya dengan porsi masing-masing. "Apa yang membuatmu tidak ingin memberikan kesempatan kedua. Selama ini papa perhatikan Saga begitu sabar membujukmu. Malah terkesan kamu yang tidak jelas begini. Pria itu kalau sudah minta maaf, membujuk sampai segitunya, dia rela menurunkan harga dirinya. Tapi kalau kamu bersikap dingin seperti ini terus ya lama-lama bisa capek juga.""Nanti kalau Saga sudah menyerah, tidak mau berjuang lagi, terserah, baru kamu yang akan menyesal." Saking gemas dengan putrinya, Pak Arya sampai mengatakan demikian.

  • Sentuhan Panas Senior Galak   Bab 101. SPSG

    "Ayo keluar, udah dijemput tuh, cie ... yang katanya mau pisah malah bucin." Nimas menyikut Raisa sambil mengerling. Niat sekali menggoda sahabatnya. Habisnya hubungan mereka terlihat tidak seperti orang berantem. "Ish, ngapain sih tuh orang pakai nungguin di sana segala," sahut Nada mencebik kesal. Setelah melongok keluar ternyata Saga benar-benar menunggunya. Sudah dibilangin tidak usah dijemput, ternyata nekat juga. Nada yakin sekali seandainya dia tidak hamil, Saga tidak mungkin berubah seratus delapan puluh derajat begini. Bukannya keluar, Nada malah berdiam di kelas menunggu sampai semua anak keluar. Jujur, dia tidak ingin menjadi pusat perhatian. Kenapa juga Saga harus mode smooth dan aneh di saat Nada sudah benar-benar muak. "Siang Kak, jemput Nada ya?" sapa Nimas dan Raisa terdengar ramah di telinga Nada. Dia tidak cemburu, lebih ke bodo amat sekarang. Hanya kesal saja kenapa pria ini malah nekat menghampiri. "Iya, Nada masih di dalam kan?" balas Saga belum mendap

  • Sentuhan Panas Senior Galak   Bab 100. SPSG

    "Kamu aja yang duluan, langsung ke mobil ya," ujar Saga mempersilahkan melangkah dulu. Harus banget seperti ini dulu, padahal orang-orang tahunya sekarang mereka pasangan. Tapi kenapa harus jaga jarak begini, Saga mau protes pun tak kuasa daripada Nada tantrum lagi. Setelah istrinya mendahului beberapa langkah, Saga langsung keluar. Tidak berselang lama dan itu pun masih terlihat seperti jalan bersama. Bedanya Nada dua jengkal lebih cepat di depannya. Beberapa anak yang kebetulan melintas menyapa mereka bersamaan. Yang tentu saja dijawab ramah oleh mereka berdua. Nada tidak langsung ke parkiran, dia lebih dulu berbelok ke maskam untuk melakukan sholat zhuhur. Ibadah dulu sebelum lanjut makan siang. "Mau sholat dulu?" tanya pria itu mengikutinya. Nada mengangguk, tidak banyak kata langsung menuju tempat wudhu wanita. Sementara Saga pun demikian, mengambil wudhu lalu menunaikan sholat bersama. Kebetulan di dalam masjid juga ada beberapa anak yang baru saja menunaikan sholat juga.

  • Sentuhan Panas Senior Galak   Bab 99. SPSG

    "Iya, kami dijodohkan," jawab Nada terpaksa berdusta. Tidak mungkin sekali dia mengatakan kalau pernikahan mereka berawal dari insiden yang memilukan. Biarpun masalah itu telah terlewat, sebuah aib yang telah tertutup rapat sebaiknya tidak terulang. "Pantesan tidak mau publish. Harusnya nih ya, kamu merasa bangga punya suami seperti Kak Saga. Terus kalian pisah gara-gara apa? Nggak bisa dipertahanin? Kamu kan lagi hamil, Nad." "Tidak cocok, aku bukan kriterianya mungkin. Udah lah, nggak usah dibahas lagi." Nada sudah tidak mood bahas mantan suaminya lagi. "Ikh ... bukan kriterianya kok bisa dihamili. Kalau nggak suka kenapa ditidurin." Nimas berpikir jauh menerawang. Mendadak agak kesel juga dengan Saga kalau alasannya benar. "Sebenarnya aku pakai pil kontrasepsi, nggak tahunya kecolongan juga." "Kamu diperkaos suami kamu?" Cowok memang bisa melakukannya tanpa cinta. Berbeda dengan perempuan yang cenderung menggunakan perasaan. Kecuali karena terpaksa karena adanya ikatan yan

  • Sentuhan Panas Senior Galak   Bab 98. SPSG

    "Sekarang bisa ngomong gitu, kemarin ke mana?" jawab Nada mengeluarkan uneg-uneg hatinya. Biarin aja, mau tidak terima ya terserah, memang semenyebalkan itu sikap Saga kemarin. Dipikir Nada tidak punya perasaan seenak hati memperlakukan dirinya. Giliran sudah sangat siap, eh malah memberikan statment seperti ini. Berapa kali saja Saga bilang ingin memperbaiki, terus terang Nada tidak percaya begitu saja. Pria itu raja gimmick, pandai bersandiwara di depan orang lain. "Iya, aku tahu aku salah, jangan marah-marah lagi ya, kasihan dedek bayinya kalau ibunya kesel terus." "Ish, nggak usah pegang-pegang," tepis Nada saat Saga hendak mengelus perutnya. Seketika pria itu menghela napas panjang, tersinggung? Tentu saja, tetapi menahan diri untuk tidak kebawa perasaan. Sepanjang perjalanan, mereka hanya diam. Menikmati alunan musik lembut dari radio mengisi kabin mobil. Nada sebenarnya tidak nyaman, tetapi berusaha berdamai dengan keadaan. "Kak, turun di depan saja," ujar perempua

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status