Share

Bab 9. Perjaka Ternoda

Penulis: Asri Faris
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-22 18:37:57
"Ya ampun ... ngapain sih lihatin sini terus, bener-bener nih orang," batin Nada mendumel kesal. Langsung beranjak meninggalkan tempat itu. Selalu merasa sial setiap kali bertemu dengannya.

"Woe! Kenal?" tanya seorang pria di dekat Saga. Mereka satu sircle tongkrongan tetapi sepertinya bukan teman kampus yang sama.

"Nggak," jawab Saga datar. Berlalu begitu saja tanpa mempedulikan temanya yang jelas-jelas kepo akibat ke geb menatapnya.

Memang tidak kenal-kenal amat, tapi pernah berbagi keringat. Jadi makin yakin ada motif dibalik keberaniannya datang ke ranjangnya. Diam-diam Saga tengah menjadi mata-mata. Gadis seperti apa sebenarnya yang menghabiskan satu malam dengannya.

"Mending lo samperin deh kalau naksir, belum jauh, kayaknya dia sendirian," saran temannya cukup menyesatkan.

"Datang sama cowoknya, gue nggak suka," jawab Saga menghampiri mobilnya.

"Pacar orang lebih menantang Bro!" ledek pria itu sedikit tidak berakhlak.

"Gue tidak doyan barang bekas," ujarnya
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci
Komen (14)
goodnovel comment avatar
Masfaah Emah
Aksa anak dari kakak nya Zee apa dri anaknya pak BIAN ya ,,?
goodnovel comment avatar
Masfaah Emah
anak siapa ya Aksa,,,?
goodnovel comment avatar
tyaswahyoe
semangat update ya kak...ditunggu part selanjutnyaaaa
LIHAT SEMUA KOMENTAR

Bab terbaru

  • Sentuhan Panas Senior Galak   Bab 12. SPSG

    "Nad, kamu kenapa?" Nimas menghentikan kunyahannya. Dia nampak khawatir melihat Nada tiba-tiba mual. Nada menggeleng sebagai jawaban, langsung berdiri meninggalkan ruangan sebelum sempat menyelesaikan sarapan. Dia merasa sangat tidak nyaman. Isi lambungnya seperti diaduk-aduk memaksa dikeluarkan. Nimas yang melihat itu langsung ikut berdiri, sampai menyusul Nada dengan tatapan khawatir. Jelas gadis itu terlihat tidak sehat. Sementara Saga masih terpaku di tempat. Tidak juga melanjutkan sarapannya yang masih beberapa suapan lagi. "Nada kenapa?" tanya Zian ikut menyusul ke dalam. "Nggak tahu, kayaknya masuk angin. Soalnya semalam ngeluh dingin terus," jawab Nimas setahunya. "Oalah ... di sini emang udaranya adem. Aku ada tolak angin kalau mau," tawar Zian ikut prihatin. "Terima kasih Kak, nanti aku tawarin ke Nada dulu." Nimas masih menunggu di sana, tidak minat lagi menyelesaikan sarapannya. Lebih ingin tahu keadaan Nada yang belum keluar juga dari kamar mandi. "

  • Sentuhan Panas Senior Galak   Bab 11. SPSG

    "Eh, nggak ya, aku nggak tahu Kak Saga di sini," ralat Nada cepat. Jangan sampai Kak Sindu salah paham akibat melihatnya berdua di sini. Padahal jelas-jelas tidak disengaja. Saga langsung memungut mug kopi miliknya, membawa menjauh dari tempat itu tanpa menjelaskan satu patah kata pun. "Eh, mau ke mana Bro, ini Nada ditinggalin!" seru Kak Sindu masih terdengar resek. Pria itu berlalu cuek. "Aku emang nggak bareng dia kok," seru Nada menepisnya. Niat dia juga tadi bersantai di depan teras Villa sendirian, mana tahu Kak Saga di sana. Nada langsung masuk ke Villa dengan wajah kesal. Mendudukan tubuhnya di bibir ranjang. Nimas dan Syfa juga menyusul masuk ke kamar. Padahal waktu masih menunjukkan pukul sebelas lebih lima belas menit, rupanya mereka juga sudah mengantuk. Padahal di luar sana masih ramai dan terdengar sayu-sayu petikan gitar sembari bernyanyi. "Nad, nggak ikut bakar-bakar? Seru loh, di luar masih banyak yang tampil." "Nggak Fa, dingin," jawab Nada sembari mengg

  • Sentuhan Panas Senior Galak   Bab 10. SPSG

    Nada dengan semangat memimpin kelompok yang dapat hukuman. Sebenarnya dia tidak jago bernyanyi, apalagi di depan banyak orang. Paling banter jadi artis kamar mandi, agak nervous juga ketika harus dadakan begini. Nada memilih membaca puisi dan itu pun meminta ditemani. Tidak menyangka sekali kalau malam ini dapat hukuman dan berkesempatan unjuk gigi di depan banyak kating. Anggap saja itung-itung melatih diri. "Malam semuanya, sebenarnya aku nggak persiapan ya. Kalau nanti suaraku agak-agak mengecewakan ya maaf-maaf saja, salahkan yang menghukumku!" kata Nada menghilangkan nervous yang tiba-tiba melanda. Dia nyengir sembari mencari partner kira-kira siapa yang mau berbaik hati memetikan melodi gitar untuknya. Anggap saja hari ini sedang tidak begitu beruntung. Karena harus tampil dadakan memenuhi panggilan sebagai hukuman. Apalagi menjadi pusat perhatian orang-orang. Parahnya ada Kak Sagara yang selalu terlihat begitu dingin, tapi menusuk. "Ngomong-ngomong ada yang pandai berma

  • Sentuhan Panas Senior Galak   Bab 9. Perjaka Ternoda

    "Ya ampun ... ngapain sih lihatin sini terus, bener-bener nih orang," batin Nada mendumel kesal. Langsung beranjak meninggalkan tempat itu. Selalu merasa sial setiap kali bertemu dengannya. "Woe! Kenal?" tanya seorang pria di dekat Saga. Mereka satu sircle tongkrongan tetapi sepertinya bukan teman kampus yang sama. "Nggak," jawab Saga datar. Berlalu begitu saja tanpa mempedulikan temanya yang jelas-jelas kepo akibat ke geb menatapnya. Memang tidak kenal-kenal amat, tapi pernah berbagi keringat. Jadi makin yakin ada motif dibalik keberaniannya datang ke ranjangnya. Diam-diam Saga tengah menjadi mata-mata. Gadis seperti apa sebenarnya yang menghabiskan satu malam dengannya. "Mending lo samperin deh kalau naksir, belum jauh, kayaknya dia sendirian," saran temannya cukup menyesatkan. "Datang sama cowoknya, gue nggak suka," jawab Saga menghampiri mobilnya. "Pacar orang lebih menantang Bro!" ledek pria itu sedikit tidak berakhlak. "Gue tidak doyan barang bekas," ujarnya

  • Sentuhan Panas Senior Galak   Bab 8. Ruangan Keramat

    "Abang sendirian?" tanya Aksa tidak menemukan siapa pun yang digandeng. "Banyak temennya, tuh lagi pada ambil makanan," tunjuk pria itu pada cowok-cowok di stand jamuan. Mereka sepertinya tengah antri mengambil hidangan. "Wah ... ramai berarti, aku kira sendirian." "Oya, Nad, kenalin, ini Bang Saga, saudara jauh aku," ujar pria itu malah memperkenalkan Nada pada Saga. Jelas-jelas mereka sudah saling tahu, walaupun tidak mengenal dengan baik. Bahkan keduanya pernah berbagi ranjang yang sama. Nada agak terkejut, dia bahkan seperkian detik hanya diam tidak tahu harus merespon apa. Hingga mulut lelaki itu bersuara di luar ekspektasinya. "Kayaknya kita sudah kenal, dia adik tingkat aku dan kebetulan ikut kepanitiaan di bawah bimbingan kelompok yang aku pegang." "Wah ... bisa kebetulan banget, iya ya, pasti Bang Saga ini terkenal, tidak mungkin Nada tidak tahu Abang." "Saya tidak kenal, hanya beberapa kali bertemu karena beliau mengisi materi di workshop kepanitiaan," ucap

  • Sentuhan Panas Senior Galak   Bab 7

    Nada tidak berani mendahului, tetap fokus pada jalanan dengan kecepatan sedang. Jalanan sekitar kampus malam ini lumayan sepi, mungkin karena habis hujan, jadi pada malas keluar. Ditambah hari sudah malam. Gadis itu dibuat salah fokus ketika tiba-tiba motor Saga berhenti begitu saja tepat beberapa meter di depannya. Niatnya Nada mau mengabaikan pria itu dengan tetap melajukan motornya. Tetapi alangkah terkejutnya Nada ketika menyalip mendapati sesuatu yang melintas di depannya. "Astaghfirullah ...," ucap Nada kaget, gesit mengerem motornya. Akibat rem dadakan, motor Nada oleng hingga rubuh. Dia benar-benar merutuki kebodohannya lantaran tidak ikut berhenti tadi. Hingga harus berujung naas begini. "Aww ...," keluh gadis itu ambruk di jalanan. Untungnya motor Nada tidak mengenai tubuhnya. Namun, tangan Nada jelas luka akibat membentur aspal. Melihat itu, Saga yang masih bertengger di atas motor langsung menurunkan standarnya. Berjalan mendekat mengabaikan Nada, tetapi lebih d

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status