Inicio / Mafia / Sentuhan Panas Tuan Mafia / 28. Siapa yang Bermain di Balik Semua Ini?

Compartir

28. Siapa yang Bermain di Balik Semua Ini?

last update Última actualización: 2025-09-30 15:11:28

“Tuan, ahhh!” Anne terkejut saat Leon tiba-tiba membungkamnya dengan bibir tebal milik pria itu.

Leon memberikan ciuman hangat dan tak menuntut. Ciuman itu terasa sangat tulus, apalagi karena sesekali bibir mereka dibasahi oleh air mata Anne yang menitik jatuh.

“Mmhhh, ssshhh, cupp!”

“Ahhh!”

Bibir Anne dan Leon terus beradu. Lidah mereka saling bertaut dan membelit. Kedua lengan Anne refleks melingkar di leher Leon. Ia memiringkan kepalanya, membuat Leon semakin dalam mengeksplore rongga mulut Anne yang hangat.

Anne masih terpaku. Ciuman itu datang tiba-tiba, singkat tapi meninggalkan jejak yang sulit ia abaikan. Rasanya itu bukan seperti Leon yang sebelumnya. Leon yang penuh nafsu, kekejaman dan paksaan. Kali ini semua terasa hangat dan seakan tulus, meski anehnya datang dari pria yang selama ini menyiksa dirinya.

Cukup lama mereka berciuman, Leon mulai melepaskan pagutan bibir mereka. Ia meraih kedua pipi Anne dan menatap mata gadis itu lekat-lekat.

“Terkadang seseorang yang kita be
Continúa leyendo este libro gratis
Escanea el código para descargar la App
Capítulo bloqueado

Último capítulo

  • Sentuhan Panas Tuan Mafia   112. Dia Kembali!

    Hujan malam itu rasanya seperti tidak mau berhenti, seolah langit pun ikut meratapi nasib Anne.Mobil Megan melaju cepat menerobos derasnya hujan. Valerie duduk di samping Anne, menggenggam tangan putrinya meski tubuhnya masih lemah. Anne terus menunduk, wajahnya sudah basah. Entah karena hujan, atau karena air mata yang tak kunjung berhenti.“Anne, sayang, kau harus kuat, Nak,” bisik Valerie lirih. Suaranya terdengar serak karena sejak tadi ia terus saja menangis.Anne masih menangis tersedu-sedu. Perlahan wajahnya terangkat. Mata indahnya menatap pada mamanya dengan berkaca-kaca.“Mama, Leon benar-benar tidak percaya padaku. Kejam sekali dia, Ma. Aku … aku bahkan tidak tahu apa pun tentang surat itu. Aku juga tidak kenal siapa itu Damara. Huhuhu,” tangis Anne semakin tergugu, bahunya sampai berguncang.Valerie memeluk putrinya erat. Ia tahu, luka itu bukan luka biasa. Luka itu sangat menyakitkan, karena diberikan oleh orang yang paling Anne cintai. Itulah yang saat ini paling mengha

  • Sentuhan Panas Tuan Mafia   111. Pergi dari Hidupku, Selamanya!

    Satu detik kemudian, Leon kehilangan kendali. Sisi gelapnya kembali mengambil alih. Tamparan itu mendarat dengan keras dan kasar.Begitu kuatnya tamparan Leon hingga membuat Anne terjerembab. Air matanya seketika jatuh. Ia memegang pipinya yang memerah, dengan rasa terkejut dan tak percaya atas apa yang sudah dilakukan oleh suaminya barusan.“Leon,” lirih Anne dengan suaranya yang pecah.Namun, Leon tak memberi kesempatan sedikit pun pada Anne untuk berkata lebih banyak. Ia mengambil sebuah dress dari lemari, dress tipis yang bahkan Anne tak pernah mengenakannya. Leon melemparkan dress itu ke Anne dengan kasar, membuangnya tepat hingga menampar wajah Anne.“Pakai ini!” Suaranya datar, dingin, mematikan.“Dan setelah itu, keluar kau dari rumahku!” “Leon, tolong dengarkan aku dulu. Aku juga tidak tahu apa yang terjadi. Aku bahkan ….”“Pakai! Sebelum aku melenyapkanmu dengan tanganku sendiri!”“Bukankah aku sudah bilang, kalau aku sangat membenci penghianatan!” sentak Leon lagi, suarany

  • Sentuhan Panas Tuan Mafia   110. Kejutan Menyakitkan

    “Ini … ini tidak mungkin.”Isi dalam kotak itu membuat tubuh Leon rasanya membeku. Di dalamnya terdapat begitu banyak foto-foto, bahkan sangat banyak.“Foto Anne?” ucapnya lirih, suaranya bahkan terdengar bergetar.Ia raih foto-foto itu dan dilihatnya satu per satu.Ya, semua foto-foto Anne itu diambil saat bulan madu mereka di Paris. Tetapi anehnya, hanya ada foto Anne saja di dalamnya. Anne sedang berjalan sendirian di depan villa, Anne sedang memandang ke arah laut, dan masih banyak lagi foto-foto yang lain. Hanya Anne seorang diri, tanpa adanya Leon sama sekali.Dan semua foto itu seolah diambil dari sudut yang mencurigakan. Angle nya bahkan sangat tak tertebak, seperti ada seseorang yang menguntitnya dari jarak jauh.Namun bukan itu yang membuat darah Leon mendidih. Tepat di dekat foto-foto itu, ada sebuah surat yang ditulis dengan tulisan tangan. Leon mengambil kertas itu dengan cepat. Kerta tipis itu beraroma parfum yang asing, dan bukan dari siapa pun yang Leon kenal.Dengan c

  • Sentuhan Panas Tuan Mafia   109. Aku Ingin Punya Anak (21++)

    Beberapa hari berlalu, tak terasa malam ini merayap dengan pelan, membawa hawa dingin yang menempel di jendela kamar Leon dan Anne. Lampu kamar itu temaram, cukup redup untuk memberi rasa nyaman. Namun cukup terang untuk memperlihatkan betapa lelahnya Anne secara batin.Sejak Valerie ditemukan dalam kondisi mengenaskan, tubuh Anne seperti kehilangan tenaga. Tapi malam ini, Leon tampak berbeda. Ada sesuatu dalam sorot matanya. Sesuatu yang menginginkan kedekatan, kehangatan dan mungkin pelarian dari stres yang menumpuk.Ketika Anne sedang berdiri di depan jendela dan menatap ke luar sana, Leon tiba-tiba saja memeluk pinggang istrinya itu dari belakang.“Sayang,” bisiknya rendah, tepat di telinga Anne.Leon meletakkan dagunya di pundak Anne, dan perlahan bibirnya mulai menjamah tengkuk sang istri, membuat tubuh Anne meremang.Anne menoleh perlahan dengan tak bersemangat. Ia sebenarnya tidak sedang ingin disentuh, karena pikirannya masih kacau oleh kondisi mamanya. Tapi ia juga tahu, ia

  • Sentuhan Panas Tuan Mafia   108. Hasrat dan Amarah Leon

    “Ma! Mama!” Anne mengguncang tubuh Valerie dengan panik saat ibunya itu tiba-tiba jatuh pingsan.“Megan, ambilkan selimut! Jonathan, ambil air dingin!” seru Leon tegas.Namun tidak ada satu pun tindakan yang mampu menenangkan Anne yang sudah histeris.“Leon, mama kenapa? Apa yang terjadi pada mama kenapa?” tangisnya sudah pecah begitu saja.Leon segera mengeluarkan ponsel dari saku celana dan menekan nomor dengan cepat. Dengan panik, ia menghubungi seseorang di seberang sana.“Dokter Ethan, datang ke mansion sekarang juga. Ini darurat,” suara Leon tajam dan tergesa, ia tidak memberi ruang untuk pertanyaan sedikit pun.Tak butuh waktu lama. Dalam hitungan menit, dokter pribadi keluarga Dominic itu sudah datang dengan membawa tas medis. Valerie dipindahkan ke kamar utama untuk tamu. Tangannya terpasang infus, dan diletakkan alat monitor kecil di sisi tempat tidur.“Kondisi Nyonya Valerie masih lemah. Dia harus istirahat total,” kata Dokter Ethan setelah semua tugasnya selesai.Anne dudu

  • Sentuhan Panas Tuan Mafia   107. Ada yang Bermain di Belakang

    Leon menatap kotak hitam itu dengan hati-hati. Pita emasnya sudah ia pegang dan separuh sudah terlepas. Anne berdiri di sampingnya dengan napas tertahan, seolah kotak itu bisa saja berisi sesuatu yang Mengejutkan dan mengubah hidup mereka.Namun sebelum Leon sempat membuka kotak itu sepenuhnya, tiba-tiba saja ….Drttt! Drrtt!Ponselnya bergetar cukup kuat. Nada dering itu memecah keheningan di antara Anne dan Leon yang terlihat tegang. Leon mengurungkan niat untuk membuka kotak itu. Ia meraih ponsel dan melirik layarnya.Anne pun ikut melihat ponsel suaminya tersebut.“Dari Adrian,” ujar Leon sambil melirik pada Anne.“Adrian? Ada apa? Tumben sekali dia menelfon?” Anne bertanya-tanya dengan cemas.“Dia tidak mungkin sampai menelfon kalau tidak ada sesuatu yang penting. Dia tidak akan seberani itu untuk mengganggu bulan madu kita.” Leon setengah bergumam.Secara bersamaan, Anne dan Leon merasakan hal yang sama. Mereka punya firasat buruk yang cukup mengusik pikiran. Leon mengangkat tel

Más capítulos
Explora y lee buenas novelas gratis
Acceso gratuito a una gran cantidad de buenas novelas en la app GoodNovel. Descarga los libros que te gusten y léelos donde y cuando quieras.
Lee libros gratis en la app
ESCANEA EL CÓDIGO PARA LEER EN LA APP
DMCA.com Protection Status