Share

Bab 20

Penulis: Millanova
last update Terakhir Diperbarui: 2025-10-30 21:27:13

Nia terlihat seperti rusa yang terkena sorot lampu mobil. Nia tergagap, wajahnya memerah padam, tapi tidak menarik tangannya.

"Pak Arka, saya... saya tidak..."

Tapi Arka sudah tidak ingin mendengar penolakan lagi. Arka sudah kehilangan segalanya harga diri, perhatian istrinya, dan mungkin sekarang pernikahannya. Arka tidak akan kehilangan kesempatan ini.

"Jangan panggil aku 'Pak' lagi," potongnya lembut tapi tegas. "Malam ini... hanya Arka dan Nia. Bisa?"

Arka menunggu, jantung berdebar kencang menunggu jawaban yang akan menentukan segalanya. Apakah Nia akan lari? Atau...

Nia menatapnya, napasnya memburu. Di matanya, Arka melihat pergulatan antara rasa takut, kewajiban, dan sebuah keinginan yang selama ini mereka berdua pendam.

Arka menatap Nia yang masih tampak gemetar dan bingung. Gadis itu seperti anak rusa yang tersesat, tidak tahu harus berlari ke mana. Dalam kondisi itulah, sebuah ide terbentuk di benak Arka. Sebuah cara untuk mengalihkan perhatian, sekaligus mengukuhkan ikatan
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • Sentuhan Pembantu Seksi Sang Tuan   Bab 33

    "Nia, aku tahu… kita... punya sesuatu."Nia menghela napas, kali ini lebih seperti erangan putus asa. "Apa yang kita punya, Pak? Semua adalah ilusi. Ilusi karena Bapak kesepian dan saya... saya terbawa situasi. Kata-kata Nia menyakitkan karena terdengar sangat masuk akal. Tapi justru itulah yang membuat Arka marah. Marah pada Nia karena menolaknya, marah pada Clara karena baru peduli sekarang, dan marah pada dirinya sendiri karena menginginkan sesuatu yang salah."Jadi itu saja? 'Terbawa situasi'?" gerutnya, suaranya rendah penuh amarah. "Apa semua itu ciuman, desahan, pandangan hanya 'situasi' bagimu?"Nia membeku, bibirnya bergetar namun tak ada kata yang keluar. Matanya yang berkaca-kaca berbicara lebih banyak daripada yang bisa diungkapkannya. Dalam ketegangan yang hampir tak tertahankan itu..."Kalian berdua sedang membicarakan apa yang serius sekali?"Suara Clara yang tiba-tiba membuat mereka berdua terpental seperti anak sekolah yang ketahuan basah. Clara berdiri di ambang pin

  • Sentuhan Pembantu Seksi Sang Tuan   Bab 32

    Keesokan harinya, Arka terbangun dengan perasaan yang belum pernah dialaminya dalam beberapa bulan terakhir. Ada semacam harapan baru yang menggelitik di dadanya. Saat turun untuk sarapan, suasana sudah terasa berbeda. Clara, yang biasanya sudah bersiap berangkat kerja pada pukul tujuh pagi, justru duduk di meja makan dengan setelan kasual. Clara tersenyum ketika melihat Arka masuk ke ruangan."Pagi, Sayang," sapaan Clara hari ini terdengar begitu hangat. "Aku sudah menyuruh Nia membuatkan sarapan spesial. Ada omelet dengan truffle yang baru saja kubeli."Arka tertegun. "Kamu tidak berangkat kerja pagi ini?""Sudah kubatalkan meeting pagiku," jawab Clara sambil menyeruput kopi. "Kupikir kita bisa sarapan bersama. Sudah lama tidak melakukan ini."Clara menyentuh tangan Arka dengan lembut ketika Arka duduk di sebelahnya. Sentuhan itu terasa asing, namun akrab. Seperti mengingatkan pada masa-masa awal pernikahan mereka.Nia muncul dari dapur membawa dua piring omelet yang wangi. Mata Ni

  • Sentuhan Pembantu Seksi Sang Tuan   Bab 31

    Pagi itu, udara terasa berbeda. Sinar matahari seolah menusuk-nusuk matanya yang berat. Arka terbangun dengan kepala berdenyut dan mulut terasa pahit. Kenangan penolakan Nia semalam masih segar, seperti luka terbuka yang diumbar garam.“Dasar…,” gerutu Arka pelan, bangkit dari tempat tidur dengan gerakan kaku.Arka mandi dengan air dingin, berharap bisa membasuh semua kegelisahan yang menggerogoti pikirannya. Saat turun ke lantai bawah, aroma kopi sudah menyambut. Tapi yang membuat Arka tersentak adalah pemandangan di dapur.Nia berdiri dengan punggung menghadapnya, sedang menuangkan air panas ke dalam French press. Gerakannya lincah dan terampil, tapi kali ini ada kekakuan yang berbeda. Gadis itu mengenakan seragam yang sama kemeja putih dan rok hitam tapi seolah ada tembok tak terlihat yang mengelilinginya.“Selamat pagi, Pak,” sapa Nia tanpa menoleh, seolah memiliki sensor gerak yang mendeteksi kehadiran Arka.Suara Nia datar, profesional, tanpa jejak kehangatan yang biasanya ada.

  • Sentuhan Pembantu Seksi Sang Tuan   Bab 30

    Suara lantai kayu berderit dari atas membuat mereka berdua membeku. Tapi sebelum Arka bisa bereaksi, sesuatu yang tak terduga terjadi.Dengan tenaga yang mengejutkan, Nia mendorongnya jauh-jauh. Bukan gerakan lembut atau ragu, tapi desakan kuat yang membuat Arka terhuyung mundur beberapa langkah.“Tidak!” kata Nia dengan suara bergetar namun tegas. Matanya membesar, penuh ketakutan dan penyesalan. “Kita tidak bisa!”Arka tertegun. Dia sama sekali tidak menyangka reaksi ini. Setelah semua momen intim yang mereka bagi, setelah semua isyarat dan ketertarikan yang jelas, penolakan ini terasa seperti tamparan.“Tapi ” Arka mencoba mendekat lagi.“Nanti!” bisik Nia panik, matanya melirik ke atas tangga. “Ibu Clara akan turun! Ibu Clara akan melihat kita!”Suara langkah kaki semakin jelas dari lantai atas. Clara sedang menuruni tangga.Nia dengan cepat merapikan bajunya yang kusut, menyeka air mata yang tanpa disadari mengalir di pipinya. Dalam sekejap, ia berubah dari wanita yang hampir men

  • Sentuhan Pembantu Seksi Sang Tuan   Bab 29

    Kata-kata Clara tentang makan malam berdua dengan Pak Dirga langsung menghantui kepala. Arka menatap punggung istrinya, dan dalam sekejap, semua kepingan puzzle itu jatuh ke tempatnya. Kepulangan yang mendadak, sikap dingin yang bermain-main, dan sekarang pengakuan yang sengaja diungkapkan ini. Ini bukanlah kebetulan. Clara sedang mengirimkan sebuah pesan, sebuah peringatan halus bahwa ia juga memiliki kartu untuk dimainkan. Dengan penuh kesadaran, Arka menelan kembali semua pertanyaan dan kecurigaannya. Ia tidak akan memberikan Clara kepuasan melihatnya bereaksi. Perdebatan tidak akan menyelesaikan apa pun malam ini.Arka menghela napas perlahan, seolah-olah hanya lelah, dan meletakkan tangannya kembali di punggung Clara. "Ya, sudah. Aku percaya padamu," ujarnya, suaranya sengaja dibuat datar. Itu adalah kata-kata yang kosong, dan mereka berdua mungkin mengetahuinya, tetapi itu adalah langkah yang diperlukan dalam permainan kata-kata mereka yang berbahaya ini.Clara tersenyum, seb

  • Sentuhan Pembantu Seksi Sang Tuan   Bab 28

    Bisikan Clara itu menggantung di telinga Arka seperti sengatan lebah, tajam dan beracun."Majikan yang perhatian." Kata-kata itu bukan pujian; itu seolah seperti tuduhan halus. Darah Arka mendidih, tetapi ia menarik napas dalam-dalam. Bereaksi secara emosional sekarang hanya akan memperburuk keadaan. Arka harus tetap tenang.Arka memilih untuk tidak menanggapi, hanya mengangguk singkat dan membawa kardus deterjen itu ke dalam rumah seolah-olah tidak terjadi apa-apa. Seluruh tubuhnya waspada, seperti kabel yang dialiri listrik.Clara tampak sudah melupakannya. Ia berjalan ke ruang keluarga dan melemparkan tubuhnya ke sofa dengan helaan napas lelah. "Nia," panggilnya tanpa menoleh.Nia, yang sedang menata belanjaan di dapur, segera muncul dengan wajah masih tegang. "Iya, Bu?""Aku lapar. Tolong siapkan makan malam. Aku ingin yang ringan tapi bergizi, pasta carbonara dengan scallop dan tiram segar. Pastikan tiramnya fresh, ya," perintah Clara, santai namun penuh wibawa. Itu adalah permin

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status