Share

Bab 24

"Sudahlah, Bu. Jangan mempersulit keadaan, cepat berikan sertifikatnya. Anak kita lebih penting dari apapun, kan?" ucap Pakde Irwan kepada istrinya.

Budhe Risma tampak geram, ia berulang kali menatap adiknya. Mungkin ia berharap jika adiknya itu bisa membantunya. Namun apa daya, Pakde Irwan semakin mendesaknya agar segera menyerahkan sertifikat itu.

"Bu, ingin lihat Bapak marah? Uang bisa dicari, tapi nyawa anak kita tidak akan bisa dicari. Jika Ibu tetap bersikeras ingin mempertahankan aset-aset itu, biarkan Bapak pergi dan semua prosedur rumah sakit Huda juga akan Bapak cabut," kata Pakde Irwan lagi menggertak istrinya.

Kakak ayahku itu pun terlihat terkejut dengan perkataan suaminya. Aku tahu jika sejak awal ia hanya berbohong saja dan ingin mengelabui kami. Namun untung saja Zaki sangat cerdik sehingga kami tak mudah tertipu seperti ini.

"Baik, akan Ibu ambilkan."

Senyum merekah di bibir kami semua, terkecuali Tante Gina. Ia melirikku tajam, sepertinya sebuah dendam memuncak di ha
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status