Share

Seratus Pengampunan
Seratus Pengampunan
Author: Era

Bab 1

Author: Era
Di kantor, berita kepulangan Livy Pradana sedang disiarkan di televisi.

Mata Josh Yuanda tertuju pada berita itu.

Sekalipun sedang menerima dan menandatangani surat pengalihan properti yang kuberikan.

Vila nomor 1 di pinggiran Barat adalah properti yang belum tentu dapat dimiliki oleh orang kaya di Kota Bara.

Namun, bagi Josh, vila itu tidak penting.

Sama sepertiku, aku bukanlah sosok yang penting di hidupnya.

Setelah berita itu berakhir, suasana hati Josh sontak membaik. Dia menandatangani surat pengalihan properti, lalu memutar-mutar pena di tangannya sambil menyerahkan surat itu padaku.

Dia berkata dengan nada bercanda, "Aku sudah mengalihkan lebih dari 60 rumah padamu, 'kan? Sekarang, kamu sudah menjadi wanita kaya."

Nada bicaranya diselimuti dengan kegembiraan, tetapi dia bukan berbahagia atas pencapaianku, melainkan karena cinta pertamanya sudah kembali.

Aku berdiri di hadapannya sambil mengangguk. "Vila di pinggiran Barat itu berada di dekat laut, aku sangat suka."

Aku tidak memberitahunya bahwa sebenarnya ini adalah rumah ke-100 yang dia berikan padaku.

Ketika Josh mengejarku, aku menolaknya sebanyak 99 kali.

Dia mencintaiku dengan begitu gigih. Jadi, setelah dia menyatakan cinta sebanyak 100 kali padaku, kami menikah.

Cintanya padaku tidak bertahan lama, hanya bertahan sampai hari di mana Livy pulang ke dalam negeri.

Hari itu juga adalah hari peringatan satu tahun pernikahanku dengan Josh.

Aku menikmati makan malam romantis yang disiapkan Josh dan menantikannya pulang dengan bahagia.

Namun, aku hanya menerima selembar surat pengalihan properti dan permintaan maaf.

"Maaf, Lusi. Aku melewatkan hari peringatan pernikahan kita. Maafkan aku, oke?"

Aku mengabaikan bau parfum yang menyengat di tubuhnya dan memaafkannya untuk pertama kali.

Agar adil, aku memutuskan untuk memaafkannya sebanyak 99 kali setelah menikah.

Namun, datanglah permintaan maaf yang kedua, ketiga, keempat ....

Selama lima tahun menikah, dia berkali-kali meninggalkanku demi menemani cinta pertamanya.

Sejak saat itu, sebelum dia pergi menemui cinta pertamanya, dia akan memberikan sebuah rumah padaku.

Dari rumah pertama hingga rumah ke-99.

Aku selalu memaafkannya.

Ini adalah yang ke-100 kali.

Josh, mulai sekarang, aku tidak perlu memaafkanmu lagi.

Ketika memikirkan hal ini, aku tersenyum lega dan menatapnya dengan tenang.

Josh tertegun sejenak, lalu menundukkan kepala dan mengalihkan pandangannya.

Aku melihat rasa bersalah di balik matanya.

Kemudian, dia berkata dengan ragu-ragu, "Tunggu aku pulang, aku akan membawamu pergi melihat kembang api."

Dulu, setiap Josh bersikap lembut, aku akan menjadikannya alasan untuk mempertahankan hubungan ini.

Aku akan memohon dan menangis, lalu berakhir kecewa.

Karena Josh selalu melepaskan jari-jariku dan berkata dengan nada dingin, "Dasar gila."

Untungnya, aku sudah gila sebanyak 99 kali.

Kini sudah 100 kali.

Aku tidak perlu terus membohongi diri sendiri lagi.

Karena aku diam-diam menyelipkan surat cerai di dalam tumpukan dokumen yang kuberikan padanya.

Josh.

Tiga puluh hari lagi, hubungan kita resmi berakhir.
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Seratus Pengampunan   Bab 10

    Dia pergi ke luar negeri.Lalu, kamu datang mencariku.Aku terkekeh. "Josh, kamu mencariku karena dia nggak akan kembali lagi?"Josh segera menggelengkan kepalanya. "Tentu saja bukan, karena aku menyukaimu!""Aku mengatakan semua itu padanya karena aku menyukaimu, aku nggak ingin menyakitimu lagi ....""Lusi ... aku menyukaimu ... aku mencintaimu ...."Ungkapan cinta memang terdengar manis.Kalau dia mengungkapkan hal seperti ini beberapa waktu yang lalu, bahkan ketika dia sudah menyakitiku sebanyak 99 kali, aku mungkin akan memaafkannya.Namun sekarang, aku sudah memaafkannya sebanyak 100 kali dan dia tidak memiliki kesempatan lagi.Memangnya kenapa kalau ucapannya tulus?Aku sudah memberinya 100 kesempatan."Tapi, aku nggak butuh cintamu lagi, Josh.""Hanya karena kamu mencintaiku, aku harus membalas cintaimu?"Josh meneteskan air mata.Hari ini, aku melihat banyak sisi baru Josh.Pertama kali melihatnya terpuruk, pertama kali melihatnya menangis.Namun, semua tindakannya membuatku m

  • Seratus Pengampunan   Bab 9

    "Tapi, aku merasa dia melakukan semua ini karena kamu suka, makanya aku tetap membawamu datang."Ariel menjelaskan panjang lebar.Aku mengetahui bahwa dia peduli padaku.Mungkin cinta pada pandangan pertama atau percakapan singkat pada malam itu membuatnya tertarik padaku.Namun, ketika mengucapkan kalimat terakhir, dia menjadi agak gugup dan tidak berani menatapku.Aku merasa aku tidak perlu menyalahkannya.Dia tidak melakukan kesalahan apa pun.Dia hanya cemburu.Setelah dilema untuk cukup lama, Ariel mengangkat kepalanya dan matanya berkaca-kaca.Dipadukan dengan wajahnya yang lembut, air matanya tampak sangat menyedihkan."Pasti dia yang memakai kostum kelinci itu. Kalau kamu mencarinya sekarang, masih sempat."Tatapanku membuat sekujur tubuhnya gemetaran.Dia menyuruhku pergi dengan tegas.Namun, dari lubuk hati terdalamnya, dia tidak berharap aku pergi.Aku pernah menceritakan kisahku dengan Josh, dia tahu aku adalah seseorang yang baru bercerai dan sedang mencari kebebasan.Namu

  • Seratus Pengampunan   Bab 8

    Bartender itu mengangkat bahu, lalu mengambil minum alkohol bernama Hidup itu dan menukarnya dengan segelas jus asam plum.Penyanyi sudah selesai menyanyikan lagu Tak Elok dan sedang menyanyikan lagu bahasa asing yang tidak pernah kudengar sebelumnya.Suaranya sangat merdu, aku mendengarnya bernyanyi untuk sangat lama.Ketika aku sedang menatap penyanyi itu, aku tidak menyadari bahwa bartender itu diam-diam memperhatikanku.Keesokan harinya, bartender itu tiba di penginapanku tepat waktu.Aku menanyakan bagaimana bisa dia mengetahui lokasi penginapanku, dia menjawab, "Orang-orang yang datang ke sini hanya akan menginap di sini."Terlihat jelas, mobil yang dia kendarai bukanlah mobil sewaan, melainkan mobil pribadinya.Aku memberikan upah yang cukup besar untuk menjadi pemandu wisataku dan memintanya untuk mengajakku bersenang-senang.Bartender itu agak kesal. "Bisakah kamu berhenti memanggilku bartender? Nama lengkapku Ariel Vinly."Aku refleks berkata, "Kedengarannya seperti nama pere

  • Seratus Pengampunan   Bab 7

    Akhirnya, setelah aku memindai pas naik dan melewati gerbang pemeriksaan keamanan, dia memanggilku."Lusi.""Kita nggak mungkin bersama lagi?"Aku tidak menghentikan langkahku.Ini adalah jawaban yang jelas untuknya.Perjalanan dari Kota Bara menuju Kota Tusam hanya memerlukan waktu tiga jam.Aku tidak pernah datang ke Kota Tusam.Cuacanya lebih dingin dari dugaanku.Bagaimanapun, sekarang masih bulan Agustus.Kota yang terletak di Utara cukup hangat.Aku bergegas menuju penginapan yang sudah kupesan sebelumya.Aku tidak memesan hotel mewah agar suasanya lebih ramai.Kota Tusam tidak mengecewakanku, pemilik penginapan bertanya padaku dengan ramah, "Kenapa jauh lebih lama dari waktu yang sudah kita sepakati? Apa kamu mengalami masalah?"Aku menggelengkan kepala sambil menjawab, "Sudah teratasi.""Baguslah kalau begitu. Kamu datang sendirian, kalau ada masalah, beri tahu Bibi!"Aku mengangguk dan berterima kasih atas keramahannya.Dia juga menanyakan apakah aku sudah makan, lalu merekome

  • Seratus Pengampunan   Bab 6

    "Sebaiknya kamu menemani Livy. Dia sudah menunggumu selama bertahun-tahun, sekarang kamu sudah seutuhnya menjadi miliknya.""Seharusnya kamu senang."Namun, Josh malah tertegun, dia mengabaikan soal Livy.Dia bertanya dengan kebingungan, "Cerai apaan? Kapan kita bercerai?"Aku menyerahkan akta cerai-ku pada Josh sambil menjawab, "Akta cerai-mu sudah kutaruh di vila pinggiran Barat."Dia mengambil akta cerai itu dan segera menggelengkan kepalanya.Wajahnya dipenuhi dengan ketidakpercayaan. "Bagaimana mungkin kita cerai ... aku nggak pernah bilang mau cerai denganmu!"Aku tiba-tiba tertawa.Tidak perlu dipaksakan, juga tidak perlu membuang-buang tenaga.Karena lelucon ini terlalu konyol."Kamu memang nggak katakan, tapi kamu melakukannya.""Pernikahan seperti ini, apa gunanya dipertahankan?"Namun, Josh menggelengkan kepalanya.Josh yang biasanya gagah seolah-olah berubah menjadi anak kecil yang hanya bisa menggelengkan kepala.Dia tiba-tiba meraih bahuku sambil berkata, "Nggak ... aku n

  • Seratus Pengampunan   Bab 5

    Aku mengira aku salah lihat, tetapi setelah aku memastikan, aku yakin bahwa Josh menghentikan mobilnya.Di jalan tol.Dia membuka pintu mobil dan berjalan ke arahku.Dia mengetuk jendela taksi sambil mengatakan sesuatu.Namun, taksi kedap suara, aku tidak dapat mendengarnya.Sopir agak kebingungan. "Nona, bagaimana kalau aku membuka jendelanya agar kalian bisa bicara?""Ini jalan tol, sangat berbahaya."Aku menggelengkan kepala sambil berkata, "Nggak usah, abaikan saja dia."Josh menggedor jendela mobil, tetapi aku sama sekali tidak melihatnya.Kekacauan ini berakhir setelah dia dibawa pergi oleh polisi lalu lintas.Saat ini, di tengah padatnya lalu lintas di jalan tol, aku memberanikan diri untuk melihatnya diseret pergi.Meskipun terhalang hujan, aku dapat melihat ekspresinya dengan jelas.Ternyata dia juga bisa mengkhawatirkanku.Namun, aku sudah memberimu kesempatan, Josh.Kamu yang tidak menghargainya.Kemacetan di jalan tol tidak berlangsung lama, arus lalu lintas kembali lancar.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status