Share

Bab 2

Author: Era
Tersisa 25 hari.

Selama lima hari ini, status Instagram Josh yang semula sepi menjadi sangat ramai.

Siang hari, mereka melepaskan merpati di lapangan terbuka. Malam hari, mereka menonton parade kendaraan hias dari teras hotel di taman hiburan.

Aku tidak melewatkan satu pun momen kebersamaan mereka.

Mengenai janji Josh padaku, aku sudah lama melupakannya.

Ketika aku berdiri untuk mengemas koperku dan membereskan barang-barang yang berserakan di lantai, aku menerima telepon dari asisten Josh. "Nyonya, jangan lupa datang ke pertunjukan kembang api di Jembatan Anta pada pukul 8."

"Kalau ada kesalahan, Pak Josh nggak akan memaafkanku."

Selama delapan tahun menikah, hanya asistennya yang memanggilku nyonya.

Dialah satu-satunya orang yang mengetahui hubungan pernikahanku dengan Josh.

Karena aku tidak ingin mempersulit asistennya, aku pun menyetujui permintaannya.

Ketika aku hendak pergi ke Jembatan Anta, aku teringat akan sesuatu.

Lima tahun yang lalu, ketika aku baru menikah dengan Josh, dia menyiapkan pertunjukan kembang api untukku. Saat itu, asistennya juga yang memberitahuku.

Lima tahun berlalu, aku akan pergi ke tempat yang sama.

Namun, suasana hatiku berbeda jauh.

Sesampai di dekat Jembatan Anta, tempat itu dipenuhi dengan banyak turis dan wartawan.

Aku kebingungan dan berpikir bahwa aku mungkin salah tempat. Jadi, aku menelepon Josh.

Terdengar nada dering sibuk dari sambungan telepon.

Aku menelepon ulang.

Aku seolah-olah sedang mengharapkan sesuatu.

Namun, Josh tetap tidak dapat dihubungi dan aku pun tidak menemukan sosoknya.

Setelah melihat jam, pukul 8 segera tiba.

Seseorang yang berada di tengah kerumunan berteriak, "Pertunjukan kembang api sudah mau dimulai."

"Ini pertunjukan kembang api yang disiapkan Pak Josh untuk istrinya, kita beruntung sekali."

Aku tercengang.

Selama ini, Josh dikenal sebagai pria lajang.

Istri yang mereka bicarakan pasti bukan aku, melainkan orang lain.

Aku tahu bagian Utara Jembatan Anta adalah tempat terbaik untuk menyaksikan kembang api.

Karena aku sudah datang, aku memutuskan untuk menonton kembang api.

Bagaimanapun, kembang api tidak bersalah.

Hanya saja, tempat ini terlalu ramai.

Aku menerobos kerumunan dan tiba di barisan paling depan.

Akhirnya, aku melihat Josh.

Dia berdiri di posisi terbaik sambil memeluk Livy dengan mesra.

Kembang api sudah bermekaran dengan indah di langit malam.

Aku mendengar setiap ledakan kembang api yang menggelegar.

Di tengah hiruk pikuk kerumunan yang dibaluti dengan suara kembang api, aku mendengar Josh menyatakan cinta pada Livy.

Seorang wartawan mengarahkan mikrofon ke Livy sambil bertanya, "Nyonya, apa jawaban Anda?"

Josh merangkul bahu Livy dengan lembut sambil menatapnya dengan penuh harapan.

Ketika Livy mengambil mikrofon itu dengan malu-malu dan hendak menjawab, aku saling bertatapan dengan Josh.

Josh tertegun sejenak, lalu bergumam, "Lusi ...."

Saat ini, suasana di seluruh Jembatan Anta menjadi sunyi.

Bahkan suara kembang api pun nyaris tidak terdengar.

Perhatian semua orang tertuju pada perkataannya dan sorot matanya.

Livy menatapku, lalu mengangkat alisnya sambil bertanya pada Josh, "Siapa dia?"

Josh menjilat bibirnya dengan canggung sambil memikirkan cara untuk menangani situasi ini.

Aku tersenyum, lalu menatap semua orang sambil menjawab, "Namaku Lusi Hosana, aku ...."

Josh sangat gugup dan hendak menghentikanku, tetapi aku berkata, "Sepupunya Pak Josh."

Begitu melontarkan kalimat ini, jari-jariku yang terkepal erat di telapak tanganku pun mengendur.

"Bibi menyuruhku memastikan apakah Kak Livy cantik. Kalian kaget, 'kan?"

Josh tampak sangat lega, dia mengangguk puas padaku.

Dia selalu melarangku untuk mengungkapkan identitasku di depan umum, begitu pula dengan ibu mertuaku.

Jadi, setiap kali aku bepergian dengan ibu mertuaku, ibu mertuaku menyuruhku memanggilnya bibi.
Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Seratus Pengampunan   Bab 10

    Dia pergi ke luar negeri.Lalu, kamu datang mencariku.Aku terkekeh. "Josh, kamu mencariku karena dia nggak akan kembali lagi?"Josh segera menggelengkan kepalanya. "Tentu saja bukan, karena aku menyukaimu!""Aku mengatakan semua itu padanya karena aku menyukaimu, aku nggak ingin menyakitimu lagi ....""Lusi ... aku menyukaimu ... aku mencintaimu ...."Ungkapan cinta memang terdengar manis.Kalau dia mengungkapkan hal seperti ini beberapa waktu yang lalu, bahkan ketika dia sudah menyakitiku sebanyak 99 kali, aku mungkin akan memaafkannya.Namun sekarang, aku sudah memaafkannya sebanyak 100 kali dan dia tidak memiliki kesempatan lagi.Memangnya kenapa kalau ucapannya tulus?Aku sudah memberinya 100 kesempatan."Tapi, aku nggak butuh cintamu lagi, Josh.""Hanya karena kamu mencintaiku, aku harus membalas cintaimu?"Josh meneteskan air mata.Hari ini, aku melihat banyak sisi baru Josh.Pertama kali melihatnya terpuruk, pertama kali melihatnya menangis.Namun, semua tindakannya membuatku m

  • Seratus Pengampunan   Bab 9

    "Tapi, aku merasa dia melakukan semua ini karena kamu suka, makanya aku tetap membawamu datang."Ariel menjelaskan panjang lebar.Aku mengetahui bahwa dia peduli padaku.Mungkin cinta pada pandangan pertama atau percakapan singkat pada malam itu membuatnya tertarik padaku.Namun, ketika mengucapkan kalimat terakhir, dia menjadi agak gugup dan tidak berani menatapku.Aku merasa aku tidak perlu menyalahkannya.Dia tidak melakukan kesalahan apa pun.Dia hanya cemburu.Setelah dilema untuk cukup lama, Ariel mengangkat kepalanya dan matanya berkaca-kaca.Dipadukan dengan wajahnya yang lembut, air matanya tampak sangat menyedihkan."Pasti dia yang memakai kostum kelinci itu. Kalau kamu mencarinya sekarang, masih sempat."Tatapanku membuat sekujur tubuhnya gemetaran.Dia menyuruhku pergi dengan tegas.Namun, dari lubuk hati terdalamnya, dia tidak berharap aku pergi.Aku pernah menceritakan kisahku dengan Josh, dia tahu aku adalah seseorang yang baru bercerai dan sedang mencari kebebasan.Namu

  • Seratus Pengampunan   Bab 8

    Bartender itu mengangkat bahu, lalu mengambil minum alkohol bernama Hidup itu dan menukarnya dengan segelas jus asam plum.Penyanyi sudah selesai menyanyikan lagu Tak Elok dan sedang menyanyikan lagu bahasa asing yang tidak pernah kudengar sebelumnya.Suaranya sangat merdu, aku mendengarnya bernyanyi untuk sangat lama.Ketika aku sedang menatap penyanyi itu, aku tidak menyadari bahwa bartender itu diam-diam memperhatikanku.Keesokan harinya, bartender itu tiba di penginapanku tepat waktu.Aku menanyakan bagaimana bisa dia mengetahui lokasi penginapanku, dia menjawab, "Orang-orang yang datang ke sini hanya akan menginap di sini."Terlihat jelas, mobil yang dia kendarai bukanlah mobil sewaan, melainkan mobil pribadinya.Aku memberikan upah yang cukup besar untuk menjadi pemandu wisataku dan memintanya untuk mengajakku bersenang-senang.Bartender itu agak kesal. "Bisakah kamu berhenti memanggilku bartender? Nama lengkapku Ariel Vinly."Aku refleks berkata, "Kedengarannya seperti nama pere

  • Seratus Pengampunan   Bab 7

    Akhirnya, setelah aku memindai pas naik dan melewati gerbang pemeriksaan keamanan, dia memanggilku."Lusi.""Kita nggak mungkin bersama lagi?"Aku tidak menghentikan langkahku.Ini adalah jawaban yang jelas untuknya.Perjalanan dari Kota Bara menuju Kota Tusam hanya memerlukan waktu tiga jam.Aku tidak pernah datang ke Kota Tusam.Cuacanya lebih dingin dari dugaanku.Bagaimanapun, sekarang masih bulan Agustus.Kota yang terletak di Utara cukup hangat.Aku bergegas menuju penginapan yang sudah kupesan sebelumya.Aku tidak memesan hotel mewah agar suasanya lebih ramai.Kota Tusam tidak mengecewakanku, pemilik penginapan bertanya padaku dengan ramah, "Kenapa jauh lebih lama dari waktu yang sudah kita sepakati? Apa kamu mengalami masalah?"Aku menggelengkan kepala sambil menjawab, "Sudah teratasi.""Baguslah kalau begitu. Kamu datang sendirian, kalau ada masalah, beri tahu Bibi!"Aku mengangguk dan berterima kasih atas keramahannya.Dia juga menanyakan apakah aku sudah makan, lalu merekome

  • Seratus Pengampunan   Bab 6

    "Sebaiknya kamu menemani Livy. Dia sudah menunggumu selama bertahun-tahun, sekarang kamu sudah seutuhnya menjadi miliknya.""Seharusnya kamu senang."Namun, Josh malah tertegun, dia mengabaikan soal Livy.Dia bertanya dengan kebingungan, "Cerai apaan? Kapan kita bercerai?"Aku menyerahkan akta cerai-ku pada Josh sambil menjawab, "Akta cerai-mu sudah kutaruh di vila pinggiran Barat."Dia mengambil akta cerai itu dan segera menggelengkan kepalanya.Wajahnya dipenuhi dengan ketidakpercayaan. "Bagaimana mungkin kita cerai ... aku nggak pernah bilang mau cerai denganmu!"Aku tiba-tiba tertawa.Tidak perlu dipaksakan, juga tidak perlu membuang-buang tenaga.Karena lelucon ini terlalu konyol."Kamu memang nggak katakan, tapi kamu melakukannya.""Pernikahan seperti ini, apa gunanya dipertahankan?"Namun, Josh menggelengkan kepalanya.Josh yang biasanya gagah seolah-olah berubah menjadi anak kecil yang hanya bisa menggelengkan kepala.Dia tiba-tiba meraih bahuku sambil berkata, "Nggak ... aku n

  • Seratus Pengampunan   Bab 5

    Aku mengira aku salah lihat, tetapi setelah aku memastikan, aku yakin bahwa Josh menghentikan mobilnya.Di jalan tol.Dia membuka pintu mobil dan berjalan ke arahku.Dia mengetuk jendela taksi sambil mengatakan sesuatu.Namun, taksi kedap suara, aku tidak dapat mendengarnya.Sopir agak kebingungan. "Nona, bagaimana kalau aku membuka jendelanya agar kalian bisa bicara?""Ini jalan tol, sangat berbahaya."Aku menggelengkan kepala sambil berkata, "Nggak usah, abaikan saja dia."Josh menggedor jendela mobil, tetapi aku sama sekali tidak melihatnya.Kekacauan ini berakhir setelah dia dibawa pergi oleh polisi lalu lintas.Saat ini, di tengah padatnya lalu lintas di jalan tol, aku memberanikan diri untuk melihatnya diseret pergi.Meskipun terhalang hujan, aku dapat melihat ekspresinya dengan jelas.Ternyata dia juga bisa mengkhawatirkanku.Namun, aku sudah memberimu kesempatan, Josh.Kamu yang tidak menghargainya.Kemacetan di jalan tol tidak berlangsung lama, arus lalu lintas kembali lancar.

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status