Share

Kisah Di Sekolah Dasar 5

Setelah sampai di rumah Ira pun bebersih diri, setelah bebersih Ira pun teringat akan kejadian tadi yang penuh dengan rintangan dan bagaima usaha mereka untuk tetap bertahan.

 Kejadian hari itu membuat Ira dan teman-teman yang lainnya merasa tidak akan pernah lupa dan akan selalu mengingatnya sampai tua, momen dimana mereka semua saling membatu dan mengetahui betapa pentingnya seorang sahabat disamping kita.

Hari masuk kesekolah baru pun tiba. Bukan hanya sekolahan saja yang baru tetapi teman juga baru dan bertambah banyak. Dimasa kelas enam ini Ira mengalami banyak masalah, banyak teman yang tidak menyukainya di kelasnya tetapi Ira tetap selalu bersyukur karena masih memiliki teman setia di hidupnya.

Saat setelah semuanya berkenalan dan memiliki teman baru Ira tidak lagi duduk sendirian ia duduk dengan teman barunya.

“Wah Ira kau sekarang tidak duduk sendirian?” Tanya Irsab

“Bagaimana lagi tempat duduknya kan sudah terpakai semua masak iya aku menyuruhnya untuk duduk sendirian dilantai?” Jawab Ira

“Kalau kamu tidak suka aku akan bertukar temat tidak papa kok Ra.” Sambung Nise

Irsabpun tersenyum dan pergi karena ia juga mendapatkan banyak teman baru.

“Jangan hiraukan perkataan Ira dia hanya ingin menyelesaikan berbincangannya dengan Irsab, jangan khawatir.” Jawab Alala meyakinkan Nise agar tidak canggung

“Selamat bergabung dengan ku Nise. Senang bisa berteman dan duduk satu meja denganmu.” Sapa Ira kepada Nise

“Aku juga senang bisa dapat teman baru, semoga kita bisa berteman sampai tua.” Jawab Nise

“Nis kamu tau nggak ini pertama kalinya Ira duduk dengan seseorang, aku bahkan iri denganmu.” Ujar Icus

“Benarkah? Lalu Ira selalu sendirian?” Tanya Nise

“Iya, sendiri bahkan ada yang menginginkan untuk duduk satu meja saja dia usir.” Jawab Alala

“Iya memang kalau duduk sendiri tu bisa bebas mau ngapain aja tanpa rasa tidak enak dengan satu meja, aku harap kamu jangan mudah tersinggung denganku ya Nis?” Jawab Ira

“Siap, kalau begitu ijinkan aku bergabung dengan kalian.” Lanjut Ira

“Baiklah jadi kau si bunga ya?” Kata Ira yang tidak menjelaskan apa-apa

“Maksud kamu si bunga apa ya?” Tanya Nise yang bingung

“Jadi begini Nise, kami semua yang berteman dengan Ira memiliki bentuk yang disukai? Kamu suka bentuk bunga kan?” Tanya Alala

“Tentu saja bunga kan bagus aku jelas menyukainya.” Jawab Nise

“Kalau begitu kamu si bentuk bunga itu ya? Karena bentuk yang lainnya tidak ada yang menarik dihati Ira.” Jawab Icus

“Jadi kalau kalian semua bentuk apa? Ini semacam lambangkah?” Tanya Nise yang masih sedikit bingung

“Benar jadi kita tidak perlu menulis nama jika kita berpisah kelak, kamu bisa menggunakan lambang bunga untuk keterangan nama jika ingin mengirimi kabar lewat SMS ataupu surat, ini lebih memudahkan untuk kita saling mengingat.” Jelas Icus

Ira dan Alala pun mengangguk dan tersenyum melihat Nise.

“Kalau kalian lambang apa?” Tanya Nise

“Aku bintang, Icus bulan, dan Ira Love si ratu cinta.” Jawab Alala,

Mereka pun tertawa dan melanjutkan berbincang-bincang.

Istirahatpun tiba. Mereka berada di kantin saat istirahat

“Hai boleh aku bergabung dengan kalian.” Sapa Atin

“Aku juga ingin gabung dengan kalian.” Sahut Nunga.

“Boleh-boleh sini, tapi kenapa tak ikut gerombolan mereka.” Tanya Nise sambil merlihat ke gerombolan wanita-wanita bergengsi di jamannya.

“Tidak, aku lebih suka gabung dengan kalian, aku lihat kalian tidak jahat.” Jawab Atin

“Benar.” Sambung Nunga

“Kalian sahabat ya?” Tanya Ira

“Iya, kok kamu tau? Aku dari kecil sudah bersamanya jadi jangan heran jika aku selalu bersamanya.” Jawab Atin

Tak lama setelah mereka berbincang bel masuk kelas pun berbunyi. Navi datang dan mencegah Ira untuk masuk.

“Tunggu Ira aku ingin bicara denganmu sebentar.” Kata Navi memegang tangan Ira

“Kalian duluan saja ya, nanti aku menyusul.” Kata Ira menyuruh teman-temannya untuk masuk dulu

 “Ada apa Nav?” Tanya Ira

“Ira kau harus percaya padaku jika dihatiku hanya ada kamu dan namamu yang selalu ada dibenakku, jadi jika ada yang bilang aneh-aneh ke kamu jangan kamu dengarkan cukup aku saja yang kamu dengarkan, mengerti?” Kata Navi yang berbicara begitu cepat dan panic

“Apa yang membuatmu bilang seperti itu Nav? Kamu melakukan sesuatu yang aku tidak tahu?” Tanya Ira yang penasaran akan tingkah Navi yang tiba-tiba seperti itu.

“Nanti aku akan cerita sepulang sekolah, ayo kita masuk kelas.” Jawab Navi

Ira pun mengikutinya dari belakang, seseorang melihat Ira dengan begitu sinis ketika Ira masuk ke kelas. Ira pun berpikir mengapa orang itu melihatnya seperti itu.

“Wahhhh peran pertama sekolahan masuk nih,,, kalian tadi lihat tidak kejadian yang membuat kalian ternganga.” Kata Fery saat melihat Navi masuk

“Memangnya ada apa?”. Tanya Irsab yang ingin tahu

“Tadi Navi menabrak Ina loh sampai ada adegan romantisnya dan hamper……” Kata Fery melirik Navi

Navi pun melihat kearah Ira. Ira yang mendengar itu merasa cemburu dan marah tetapi Ira hanya bisa terdiam karena tidak semua orang tahu hubungan mereka. Israb yang melihat Ira sedih ia pun tidak tega.

“Hohoho Fery kamu jangan membuat gosip yang tidak ada kebenarannya, mungkin saja tadi Navi tidak sengaja karena terburu-buru ingin nyamperin sesuatu jadi tidak sengaja menabarak Ina.” Jelas Irsab yang sebenarnya melihat Navi ingin menghampiri Ira tetapi tak disangkat kejadian itu cepat diketahui oleh Ira.

“Ahhhh benar kata Irsab tadi kita melihat sendiri Navi berlari ingin menghampiri…” Sambun Tidan

“Menghampiri siapa?” Tanya Fery

“Menghampiri kita lah kita kan udah ada janji untuk ke kantin bersama.” Jawab Irsab membantu Navi.

Guru kelas pun masuk dan mereka semua bergegas untuk kembali ke tempat duduk masing-masing Navi pun menatap Irsab yang sudah membantunya, Irsab pun juga melihat kearah Navi yang memberi tahu Navi jika wajah Ira sangat sedih dengan kode. Navi pun langsung melihat kearah Ira, dan Navi ikut sedih dan bingung bagaimana Navi mau menjelaskannya.

Setelah pelajaran berlangsung, waktu pulang pun tiba mereka pun bergegas untuk pulang.

“Ira ayo kita pulang.” Ajak Icus

“Kamu duluan deh aku masih mau beresin ini dulu.” Jawab Ira sambil membersihkan buku diatas meja

“Ira sudah jangan dipikirkan lagi itu kan hanya kecelakaan saja.” Lanjut Alala yang mengkhawatirkan Ira

“Ada apa sih ini? Apa hubungannya dengan kejadian Navi?” Tanya Atin yang belum mengetahui hubungan Ira dengan Navi

“Kita tunggu di parkiran ya Ra.” Kata Icus

Icus dan Alala pun menarik Atin dan menjelaskan semuanya saat berjalan kearah parkiran sekolah.

“Ra pulang sama aku ya?” Tanya Navi.

Ira tidak menjawab Navi dan tetap diam.

“Ira dengarkan aku dulu ya?” Kata Navi mencoba untuk menjelaskan

“lain kali saja.” Jawab Ira sambil pergi meninggalkan Navi

“Ira tunggu.” Teriak Navi

Saat itu sudah tidak ada orang didalam kelas jadi tidak ada yang menyaksikan Ira dan Navi.

“Ayo pergi.” Kata Ira kepada teman-temannya

Atin yang baru saja mengetahui itu dia merasa terkejut dan diam melihat Ira sedih dan marah.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status