Share

Kisah Di Sekolah Dasar 6

Sesampainya dirumah Ira pun diam di dalam kamar. Tak lama setelah itu Tidan datang.

“Ira aku masuk ke kamar ya.” Kata Tidan memanggil dan masuk ke kamar Ira

Ira hanya duduk di atas kasur.

“Tidan, apa memang hubunganku dan Navi tidak bisa dilanjutkan ya? Banyak orang yang menyukainya karena memang dia anak yang pintar tak pantas jika bersamaku.” Kata Ira yang tiba-tiba berkata seperti itu

“Sebenarnya memang seperti itu sih dari dulu kan aku sudah bilang hubungan kalian tidak akan awet karena masih terlalu kecil untuk pacaran.” Jawab Tidan tanpa berfikir

“Tidan kau memang benar-benar tidak ada hati.” Jawab Ira menagis

“Sudah-sudah baiklah tidak ceramah lagi, soal kamu dan Navi pikirkan saja sendiri tapi lebih baik kamu focus ke ujian kelulusan saja agar tetap bisa bersama dengan Navi.” Kata Tidan mencoba menenangkan Ira

“Belajar ataupun tidak aku tidak akan pernah bisa berjalan beriringan dengannya.” Kata Ira lirih

Mendengar Ira berbicara sepeti itu Tidak pun merasa kasihan.

“Sudahlah kamu istirahat dulu saja, aku tidak ganggu kamu lagi aku pulang dulu.” Kata Tidan dan meninggalkan Ira sendirian

Ira pun masih termenung dan melihat keluar jendela dengan tatapan kosong. Air mata mengalir dipipinya, ia tersadar akan cinta monyetnya yang dia pun tidak akan mampu bersanding dengannya dan berjalan beriringan dengannya.

Keesokan harinya Ira dan teman-teman dekatnya duduk bergerombol Ira tetap masih murung, tetapi Ira memutuskan untuk bertahan sedikit lagi.

Navi pun berjalan menuju ke arah Ira.

“Ira.” Navi memanggil dengan suara lembut

Ira dan teman-temannya un menoleh.

“Masih marah ya sama aku?” Tanya Navi

“Tidak.” Jawab Ira

“Maafkan aku ya Ira, dengerin penjelasanku dulu.” Kata Navi

“Iraaaaaaa selamat pagi, aku punya permen buat kamu, kamu mau tidak?” Sahut Irsab yang melihat Ira masih tidak ingin bicara dengan Navi.

Navi yang melihat Ira tersenyum dengan Irsab pun pergi kembali ke tempat duduknya.

“Buat kita juga kan?” Tanya Alala

“Tetu saja.” Jawab Irsab

“Terimakasih Irsab kamu memang yang terbaik.” Jawab Ira tersenyum

“Datang tepat waktu.” Lanjut Ira melihat kearah Navi yang juga murung.

“Ira aku sudah bilang kan aku akan selalu ada untuk kamu walaupun kita sekarang tidak sedekat dulu di sekolahan lama tetapi aku masih mengerti dan memahami kamu.” Jawab Irsab menepuk punggung Ira

Ira melihat Irsab dan menyadari bahwa Irsab memang lebih cocok menjadi sahabat yang peduli dengannya.

“Jangan menyukaiku Irsab, kau harus bahagia dan menemukan wanita yang lebih baik dari pada aku.” Kata Ira didalam hati sambil menatap Irsab

Guru pun datang mereka semua kembali ke tempat duduk masing-masing.

Navi terus melihat kearah Iradan menirukan semua tingkah laku Ira hingga membuat Ira tersenyum lucu melihat Navi menirukannya, Ira pun lalu menggodanya dengan tingkah laku Ira memegang hidung mulut mata hingga menjulurkan jari kelingking Ira, Navi pun melakukan hal yang dilakukan Ira. Hingga bel pun berbunyi Navi pun menghampiri Ira.

“Ira, tidak marah lagi kan?” Tanya Navi

“Bukankah dari tadi aku udah bilang tidak marah?” Jawab Ira tersenyum

“Wahhh udah baikan nihhh, kalian jangan bertengkar lagi ya.” Sahut Icus

“Jangan buat Ira kami murung Navi.” Sambung Alala

“Baik aku tidak membuatnya marah lagi, Ira nanti pulang aku antar ya?” Jawab Navi

Ira pun mengangguk. Ina yang dari tadi melihat kearah Navi pun merasa buruk karena ia menyukai Navi pada pandangan pertama. Setelah Ina tahu jika Navi suka dengan Ira, hari-hari Ira disekolahan tidak terlalu baik karena ia di kucilkan dengan teman perempuan di kelasnya, hanya karena banyak yang memihak Ina untuk bersama dengan Navi. Keadaan disekolah membuat Ira tidak tahan.

“Ma aku ingin pindah sekolah.” Kata Ira pada mamanya

“Kenapa?” Tanya mama

“Ingin pindah saja, disekolahan tidak ada yang suka dengan Ira.” Jawab Ira

“Alala, Icus dan Atin juga tidak suka sama kamu kah? Kamu berbuat salah?” Tanya mama

“Tidak,,mereka selalu ada disisi Ira tetapi teman yang lain. Kalau buat salah ya memang bersalah udah menyukai Navi.” Jawab Ira

“Astaga hanya karena kamu menyukai Navi kamu jadi di kucilkan begitu?” Tanya mama lagi

Ira pun mengangguk.

“Sudahlah yang penting teman dekatmu tidak menjauhimu, kalau pindah sekolah sudah tidak bisa karena kamu sudah akan ujian Nasional kan? Tahanlah sebentar lagi.” Jawab Mama tidak menyetujui permintaan Ira

Ira pun kembali ke kamarnya dan mengirim pesan kepada Navi.

“Navi kita putus saja.” Tulis Ira dan mengirimnya

“Kenapa tiba-tiba kamu begitu?” Tanya Navi

“Banyak yang menyukaimu, aku jadi dibenci teman-teman dikelas, kamu bersama Ira saja yang penting aku tidak dibenci lagi aku mengalah saja, aku tidak apa-apa.” Kata Ira

“Jadi kamu ingin seperti itu?” Tanya Navi

“Ya, mau bagaimana pun kamu juga pasti bahagia dengan Ina, dia cantik dan juga pintar.” Kata Ira dalam pesannya

“Baik kalau ingin kamu seperti itu, kamu memang tidak pernah memikirkan perasaanku, yang kusuka hanya kamu tahu apa kamu tentang kebahagiaan aku? Bisa-bisanya kamu bilang aku akan bahagia dengan yang lain sedangkan aku bahagia bersama mu.” Kata Navi kecewa dengan Ira karena Ira mengambil keputusan dengan sangat egois.

“Kamu jangan marah Navi ini demi kamu.” Balas Ira

Navi pun tidak membalasnya karena marah dengan Ira.

Ira pun berfikir jika Ira sangat egois karena demi dirinya sendiri rela mengorbankan hal yang membuat dirinya kehilangan cintanya.

Di sekolahan Ira pun mendekati Navi dengan duduk di belakang Navi.

“Navi maafkan aku, bukan maksudku seperti itu, aku terlalu gegabah untuk mengatakan itu, kamu mau memaafkan aku?” Tanya Ira

“Kamu sudah sadar?” Jawab Navi

“Maafkan aku ya, kita baikan ya?” Kata Ira

“Jangan bilang ingin putus lagi ya?” Jawab Navi menggenggam tangan Ira

Ira pun mengangguk dan mereka baikan.

Setelah pulang sekolah Navi menunggu Ira di parkiran tetapi Ana datang untuk meminta Navi mengantarkannya pulang.

“Navi aku tidak dijemput dan perutku sakit sekali, apa bisa aku ikut kamu pulang jalan kita searah kamu melewati rumahku.” Kata Ana yang meminta Navi untuk mengantarnya pulang.

Navi yang melihat Ana sedang sakit pun tidak tega.

“Baik ayo aku antar.” Jawab Navi

Navi pun mengendarai sepedanya dengan memboncengkan Ana didepan dengan sangat dekat. Ira sedang berjalan menuju parkiran pun melihat itu hingga Ira merasa sesak dan menjatuhkan air mata, lalu ia berlari pergi pulang, Navi melihat Ira yang menangis sambil berlari.

“Navi, Ira salah paham dengan kita.” Kata Ana kepada Navi.

“Tidak papa, kamu kan sakit harusnya aku membatu kamu dulu, nanti biar aku jelaskan pada Ira.” Jawab Navi sambil memikirkan Ira yang marah padanya

Sesudah kejadian itu Ira selalu melontarkan kata putus tanpa memikirkan perasaan Navi, mereka pun menjadi sering putus nyambung di dalam hubungan mereka.   

Hari ujian Nasional pun tiba mereka mengerjakan ujian dengan tenang hubungan Ira dan Navi pun juga sudah tidak ada masalah apapun lagi.

“Hari ini adalah hari terakhir ujian nasional, rencana kalian mau sekolah dimana?” Tanya Atin

“Kalau aku yang deket dari sini saja.” Jawab Icus

“Yang terpenting aku tidak akan bersekolah didekat sini karena aku tidak mau satu sekolah lagi dengan Ina.” Jawab Ira yakin

“Lalu bagaimana dengan kita? Navi juga?” Tanya Alala

“Mungkin kali ini kita berpisah dan tidak akan satu sekolahan, kalian bersamalah biar aku saja yang berpisah dengan kalian, kalau soal Navi aku sudah memikirkannya, bagaimanapun aku dan dia akan berpisah dia anak pintar aku dan dia tidak akan satu sekolahan itu sudah pasti.” Jawab Ira

“Benar kamu memang sudah mempersiapkan diri odengan nilai yang akan kamu dapatkan, bagaimana pun bisa-bisanya kamu bilang berpisah dengan kita.” Kata Alala

“Tapi mungkin memang lebih baik seperti itu akan membuat hidup Ira semakin tenang, jika Ira sekolah bareng kita lagi otomatis kita akan bertemu dengan Ina dan pasti Ina menjadi profokator pembenci Ira.” Jawab Icus

“Kalau begitu walaupun Ira tidak akan satu sekolahan dengan kita tapi kita akan bertemu kan setiap minggunya?” Lanjut Atin

“Tentu saja.” Jawab Ira

“Jika itu keputusanmu kita hanya akan mendukungmu.” Lanjut Icus.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status