Share

Seruni Senja
Seruni Senja
Author: Aery18

Prolog dan Kisah Di SD 1

Setiap orang pasti memiliki masa lalu, entah itu masa lalu yang indah ataupun masalalu yang kelam. Seorang yang memiliki masa lalu yang kelam berbeda dengan seseorang yang memiliki masa lalu yang indah. Masa lalu yang Indah akan terus dikenang dan diingat sedangkan masa lalu yang kelam akan selalu menghancurkan masa yang akan datang, karena masa lalu itu seperti warna jinga senja. Selalu indah untuk di kenang tapi gelap setelahnya karena kecewa..

Seperti seseorang yang selalu melamun dan tidak memiliki semangat untuk melanjutkan hidupnya. Adnid Inayra namanya, sering dipanggi Ira, seorang istri dan seorang ibu dimasa kini, menikah diumur 20 tahun yang terbilang muda, dengan seorang pria yang satu tahun lebih tua darinya, menikah karena hamil diluar nikah, dan harus bertanggung jawab menjadi seorang istri dan ibu di usianya, ya dialah orangnya wanita yang memiliki masa lalu yang begitu membuatnya terpuruk dan hancur, hingga ia selalu dihantui dengan rasa penyesalan juga rasa bersalah kepada suaminya.

Setelah menikah mereka tinggal di kota yang jauh dari rumah Ira, mereka sudah lama tidak berkunjung ke desa, Ira tidak pernah ingin pulang karena suatu masalah, setiap kali mereka berkunjung ke desa tempat ira tinggal membuatnya menjadi sedih karena mengingatkan hal yang membuat hati sesak yaitu tentang masa lalu yang berada di dalam satu desa dengan Ira.

Suatu ketika ada acara yang mengharuskan mereka pulang, hingga akhirnya mau tidak mau mereka pun pulang, ketika perjalanan pulang Ira terlihat sangat gelisah.

“Yah, jangan lewat jalan utara ya, kita lewat jalan selatan saja,” kata Ira kepada suaminya.

“Memangnya kenapa? Aku lebih suka jalan utara,” jawabnya.

“Tidak papa hanya saja jalan utara berkelok-kelok aku tidak suka,” Ira mencari alasan.

Mereka pun melewati jalan utara atau jalan yang tepat melewati depan rumah masa lalu Ira, yang membuatnya teringat akan awal hingga akhir dari percintaannya dengan masa lalu yang telah membuatnya sesak. Ira pun kemudian melamun.  

Bermula dari rasa benci yang amat dalam kepada seorang pria yang di kenal sejak sekolah dasar, saat itu Ira sangat tidak suka dekat ataupun berteman dengan pria itu hanya karena dimata Ira pria itu terlihat begitu jelek hingga tidak ingin berteman. Tetapi lama kelamaan rasa benci itu memudar saat sudah di kelas lima sekolah dasar, hubungan mereka mulai membaik saat guru memberikan tugas yang harus di kerjaan secara berkelompok, kelompok pun sudah ditentukan oleh guru di kelasnya.

“Baiklah anak-anakku semuanya kelompok sudah ibu bagikan dengan adil mohon kalian bekerja sama untuk mengerjakan tugas, karena kebersamaan itu sangat penting untuk hasil akhir,” kata Guru sambil menata buku karena pelajaran sudah usai.

“Bu saya mau bertanya, apakah saya boleh pindah kelompok? Saya ingin satu kelompok dengan Ira?” Tanya Irsab

Irsab adalah teman laki-laki Ira yang dekat dengannya, tak hanya Irsab, Ira juga masih memiliki teman laki- laki, diantaranya Dasra, Tidan Nasah, dan Guntur mereka adalah teman laki-laki Ira yang dekat dengannya.

“Tidak bisa Irsab kelompok sudah pas tidak bisa di ganti lagi,” jawab Guru di kelasnya.

“Tapi jika saya bertukar dengan Navi boleh kan bu?” Tanya Irsab lagi

Navi adalah pria yang Ira benci dari semenjak ia pindah ke sekolah dasar dimana Ira bersekolah. Navi pria yang sebenarnya tidak terlalu jelek tetapi ia pintar dan kaya selalu mendapat peringkat pertama dikelas.

“Jika Navi mau silahkan saja, kalian lanjutkan sendiri Ibu akan menutup pelajaran hari ini,” jawab Guru sambil meninggalkan kelas.

“Navi kau tukar kelompok denganku, kau tau kau juga tidak ingin satu kelompok dengan Ira kan?” Tanya Irsab pada Navi

“Siapa yang mau bertukar denganmu aku tidak pernah bilang tidak ingin satu kelompok dengan Ira,” jawab Navi melirik Ira

“Tapi bukankah kalian selalu berantem kalau bersama,” lanjut Irsab

“Iya, dulu tapi sekarang udah enggak,” jawab Navi

“Sudah-sudah Irsab, jangan berebut kelompok, sudah ikuti kelompok yang guru bagi saja, jangan ribut lagi,” lerai Ira sebelum mereka berantem.

“Tapi Ra hanya aku dan Dasra yang tidak satu kelompok dengamu, tak adil kita selalu sama-sama dari taman kanak-kanak dan kali ini dipisahkan,” lanjut Irsab

“Sudahlah Irsab terima saja,” ujar Icus

Icus adalah sahabat Ira, Ira memiliki dua sahabat wanita yaitu Icus dan Alala mereka selalu bersama melewati suka duka bersama sejak Taman kanak-kanak.

Israb pun mengalah dan tidak mempermasalahkannya lagi.

“Teman nanti pulang sekolah kita langsung mengerjakan tugasnya dirumahku ya!” Ajak Navi

“Baik,” jawab satu kelompok.

Tetttttt…teetttt…. Bel pulang pun berbunya Ira dan kawan-kawan bergegas pulang, saat pulang ia dihadang oleh Navi.

“Ira sampai bertemu nanti, aku tunggu kamu datang kerumahku,” kata Navi yang tiba-tiba berada di dedap Ira lalu berlari pulang.

Ira pun hanya dia terheran akan tingkah laku Navi.

Setelah sampai di rumah Ira berberes dan menunggu teman-temannya menjemputnya untuk berangkat kerumah Navi.

“Ira….” Teriak Alala

Ira pun keluar dari rumah

“Kalian sudah datang, ayo langsung aja kita jemput Tidan,” jawab Ira sambil menutup pintu.

“Bagaimana dengan Nasah dan Guntur?” Tanya Tidan

“Rumah mereka tak jauh dari rumah Navi mungkin mereka sudah ada disana,” jawab Icus

Merekapun berangkat menggunakan sepeda.

Sesampai dirumah Navi tenyata benar Nasah dan Guntur sudah menunggu di depan rumah Navi.

“Ira kalian sudah datang ayo masuk saja,” Navi mempersilahkan mereka masuk

“Kita langsung mulai saja ya agar kita nanti bisa bermain setelah selesai tugas,” lanjut Navi

Tak lama Pembantu rumah tangga Navi keluar membawakan jus untuk semua orang.

“Silahkan diminum,” kata Bibi separuh baya.

“Terimakasih Bi,” jawab mereka bersamaan.

Tugaspun telah selesai dikerjakan selama dua jam, hari belum terlalu sore mereka memutuskan untuk bermain sebentar dirumah Navi.

“Ashhhhh…..Guntur kau….,” teriak Ira

Mereka yang asyik bermain melihat kearah Ira yang berteriak.

“Maaf Ira aku benar-benar tidak sengaja,” ujar Guntur

“Navi aku ingin kekamar mandi,” kata Ira

“Baik ayo aku antarkan,” jawab Navi

“Wah kau ceroboh Guntur jika Irsab disini habis lah kau,” kata Nasah yang mengoda Guntur

“Benar Irsab pasti marah karena teman dekatnya diguyur jus hahaha….,” lanjut Alala

“Aku kan tidak sengaja,” jelas Guntur.

Navi pun mencarikan handuk dan baju ganti untuk Ira karena bajunya basah.

“Ira buka pintunya ini ada handuk dan baju kamu pakai saja tidak papa,” kata Navi sambil mengetuk pintu.

“Terimakasih Navi tapi aku pulang saja, tidak mau merepotkan kamu,” jawab Ira

“Kamu yakin, ini baju baru belum aku buka sama sekali tapi mungkin sedikit besar,” kata Navi meyakinkan Ira

“Yakin Navi, ya sudah aku pulang dulu saja ya sampai jumpa besok,” pamit Ira kepada Navi

Setelah sampai ruang tamu.

“Ira kau mau kemana?” Tanya Guntur

“Pulang,” jawab Ira sedikit kesal

“Ya sudah aku ikut kamu pulang,” jawab Alala  

Icus dan Alala menemani Ira pulang dirumah Navi hanya tersisa semua lakilaki dan melanjutkan bermain game PS2.

Pagi harinya Ira pun duduk didalam kelas.

“Iraaa..Kau masih marah denganku?” Sapa Guntur

“Gun kau jauh-jauh dari Ira, apa yang kamu lakukan? Makanya dari tadi Ira diam saja,” sambung Irsab yang dari tadi memperhatikan Ira yang duduk diam

“Dia kemarin tidak sengaja numpahin jus ke baju Ira sampai basah,” adu Nasah ke Irsab

“Aku tidak sengaja lohh aku hanya mau minum tapi gelasnya kesenggol,” jelas Gunturr

“Sudah tidak papa aku tidak marah Cuma masalah kecil,” jawab Ira

Tettt…teet…… bel masuk berbunyi.

Guru pun masuk dan memberikan tugas menggambar karena Guru akan rapat.

“Baiklah semuanya hari ini guru-guru disekolah akan rapat sampai jam istirahat jadi di jam pertama dan kedua ini kalian harus mengumpulkan tugas menggambar pemandangan, dikumpulkan setelah bel istirahat berbunyi,”  kata Guru Kelas

“Baik bu,” jawab Murid serentak

Sudah satu jam berlalu Ira belum juga mulai menggambar karena ia memang tidak ada bakat menggambar.

“Wah Irsab kau selalu embuatku kagum, gambaran kamu bagus sekali aku suka,” kata Ira sambil melihat gambar Irsab.

“Kau suka? Kalau gitu buat kamu saja,” kata Irsab

“Tidak itu kan gamabaran kamu, seharusnya buat kamu sendiri, aku tidak mau,” jawab Ira

“Lalu kamu akan mengumpulkan apa? Memang kamu biasa gambar? Toh ini juga sengaja aku gambar buat kamu jadi aku buat seadanya,” kata Irsab

“Ya aku nanti gambar sendirilah gunung dua dan sawah selesai deh,” jawab Ira dengan Polosnya

“Udah ambil ini,” kata Irsab dan memberika gambarannya kepada Ira

“Lalu kamu bagaimana?” Tanya Ira

“Aku gambar lagi nanti,” jawab Irsab dan mulai menggambar lagi.

“Irsab…Terimakasihhhhhh,” kata Ira sambil menepuk pundak Irsab.

Navi yang sedang berjalan ingin memberikan gambarannya itu kebada Ira melihat Irsab yang sudah duluan menjadi dewa penolong Ira, Navi pun berputar badan dan duduk kembali di tempatnya.

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status