Share

Bab 3. Sentuhan Rahasia

Author: Livyloly
last update Last Updated: 2025-05-09 16:43:56

Pagi harinya, Rigel merasa sedikit lebih baik, meskipun semalam dia belum cukup puas menyentuh Althea. Tapi tidak masalah, setidaknya bisa sedikit mengurangi efek periodenya. namun, perasaan canggung terus mengikutinya. Ketika Althea mengeluh tentang rasa sakit di tubuhnya, Rigel merasa semakin gelisah. Ada perasaan bersalah yang muncul, tetapi dia berusaha berpura-pura seperti biasa, tidak ingin Althea tahu apa yang sebenarnya terjadi malam tadi. Jika tidak bagaimana dia akan menghadapi wanita itu kedepannya.

Dia yang pertama mendirikan tembok pembatas setinggi gunung dalam hubungan ini. Tapi dia juga yang pertama melewati batas, bahkan bersikap tercela dengan menyentuh istrinya diam-diam seperti penjahat cabul.

Althea sendiri tampak tidak peduli dengan sikapnya, seakan jarak yang semakin lebar di antara mereka bukanlah masalah bagi wanita itu. Althea tidak pernah menuntut apapun, wanita itu benar-benar berada pada batasannya.

Mereka berbicara seperti biasanya, namun Rigel tidak bisa menyembunyikan kegelisahan dan perasaannya pada Althea . Dia memutuskan untuk mencoba mengubah kebiasaan mereka. Dia ingin lebih dekat dengan Althea, meskipun dia tahu ini hanya ketertarikan fisik saja dan mungkin itu akan menyakiti Althea jika tahu, alasannya mendekati wanita itu hanya untuk bercinta saja

"Ayo, malam ini kita pergi bersama," kata Rigel, mencoba membuat situasi menjadi lebih ringan. Terkesan mendadak dan itu memang bukan seperti dirinya.

Althea menatapnya dengan tatapan bingung, namun Rigel bisa melihat sedikit keraguan di matanya. "Apa maksudmu? Biasanya kita selalu terpisah, kan?" ujarnya dengan suara datar. Ini cukup aneh bagi Althea. Sejak kapan mereka pergi bersama setahun ini mereka selalu masing-masing.

Rigel mengangguk. "Ya, tapi kita suami istri, bukan? Kenapa harus terpisah terus? Mari kita coba bersama-sama." Alasan masuk akal, tapi saat terucap dari mulut lelaki dingin itu menjadi sedikit mencurigakan.

Althea terdiam sejenak, seakan mempertimbangkan kata-katanya, lalu akhirnya mengangguk, meskipun dengan wajah yang masih bingung. Althea bisa merasakan ada yang berubah dari sikap Rigel. Mencurigakan tapi dia tidak mau terlalu memusingkan hal itu. Faktanya pernikahan ini bukan dalam kendali Althea, dia hanya pihak kedua yang mengikuti aturan saja.

Tanpa Mereka sadari saat ini Mereka berdua sedang berada di persimpangan, mencoba mencari tahu arah hubungan mereka, apakah pernikahan dingin ini akan terus berlanjut ataukah berubah menjadi percikan kecil yang mungkin menghangatkan hati mereka.

Semua belum pasti, belum jelas. Perubahan Rigel memang mengejutkan tapi bukan berarti itu adalah harapan bagi pernikahan ini. Tidak ada yang tahu hati lelaki itu, penuh misteri.

Althea tidak berani berspekulasi. Menerka atau mempertanyakan. Dia hanya bisa mengikuti arus yang lelaki itu buat.

__

Seharian di kantor, Rigel berusaha tetap fokus, namun pikiran tentang Althea terus mengganggunya. Ada sesuatu yang belum selesai, Hasrat yang masih minta dituntaskan, tapi tidak bisa ia lakukan. Dalam suasana hati dan pikiran yang kacau Rigel memilih untuk mencari pelarian yang mungkin bisa sedikit mengurangi perasaan tidak nyaman pada dirinya.

Malam itu, Rigel dan Marco pergi ke klub, setelah beberapa waktu, Rigel menyadari bahwa dia telah berjanji pada Althea untuk datang bersama ke rumah orang tuanya. Dia sudah melewatkan waktu setengah jam dari yang seharusnya. Mereka terlambat, namun Rigel tahu dia harus segera pergi karena pertemuan ini bukan hal yang bisa dia hindari sesuka hatinya.

Tiba di rumah, Rigel melihat wajah Althea yang datar, namun gelagat wanita itu jelas kesal. Matanya tampak marah, seperti ada hal yang mengganjal. Mungkin itu adalah umpatan yang Althea pendam dalam hatinya. Rigel merasa suasana canggung meningkat, namun dia tidak tahu bagaimana cara menghadapinya.

"Maaf, aku terlambat," kata Rigel, berusaha menjelaskan, namun Althea tetap diam, hanya menatap ke depan dengan tatapan yang kaku. Sikap acuh itu mencekik Rigel.

Tapi dia memang salah, namun setidaknya dia sudah minta maaf.

Oke, dia memang pantas mendapatkan respon itu walau Rigel tetap merasa tidak nyaman.

Mereka akhirnya sampai di kediaman orang tua Rigel, dan suasana semakin tegang. Ibunya tampak kesal dengan keterlambatan mereka. Wanita tua itu memberi tatapan tajam, seakan marah, dan menunggu penjelasan.

"Apa kabar, Ibu?" ucap Althea dengan ramah, mencoba meredakan ketegangan. Namun ibunya tidak bisa menyembunyikan kekesalannya. Lebih ke tidak suka melihat kehadiran Althea. Dia tidak suka wanita itu. Menantu yang bukan pilihannya.

"Ter-lam-bat!" kata ibunya dengan nada tinggi. "Aku dan Will sudah lama menunggu kalian!"

Wajah Althea langsung berubah, sekuat apapun wanita itu menyembunyikan perasaannya Rigel bisa tahu jika sikap ibunya membuat Althea merasa buruk

Rigel langsung  mencoba memberi penjelasan, namun tidak bisa meredakan amarah wanita tua itu. Althea terlihat semakin tegang, seakan kata-kata ibunya semakin membuatnya merasa tertekan. Rigel tahu ini lebih dari sekedar terlambat.

Ibunya tidak pernah menyukai Althea, selalu mencari kesempatan menyudutkan wanita itu dan mencari-cari kesalahan. Althea adalah calon istri pilihan mendiang kakek Rigel, bukan istri yang ibunya pilihkan. Sikap itu membuat Rigel semakin merasa bersalah pada Althea yang saat ini. hanya diam, pasrah menerima segala cercaan akibat ulah Rigel.

"Sudah, mereka sudah menjelaskan, jangan rusak suasana hanya karena masalah sepele," ujar Will yang merasa istrinya sudah kelewatan batas. Dia juga melihat Althea yang murung tidak nyaman.

"Kau selalu begitu," ucap Vivian dengan wajah kesal. Lagi-lagi tatapan tajam ke arah Althea. Dan wanita itu hanya menunduk tak mengangkat wajahnya.

Suasana berubah seiring berjalannya waktu. Mereka duduk untuk makan malam, dan meskipun Althea berusaha untuk tetap tersenyum, Rigel bisa merasakan ada yang mengganjal. Tapi sebelum malam berakhir, Rigel dan Althea harus menghadapinya. Mereka harus bersandiwara sebaik mungkin untuk menyempurnakan pernikahan mereka yang dingin. Rigel mencari cara untuk mengakhiri kecanggungan ini secepat mungkin, agar mereka bisa terlepas dari perasaan tercekik ini.

Namun itu bukan hal yang mudah. Tidak ada solusi cepat. Mereka harus melalui dengan baik agar kedua orang tua itu tidak curiga. Baik Althea atau Rigel sebenarnya muak dengan hal-hal seperti ini. Tapi mau bagaimana lagi mereka terikat satu sama lain dalam hubungan yang rumit dan menyesakan ini.

Pernikahan ini tidak berdasarkan cinta, hanya sebuah janji yang Rigel dan Althea coba untuk penuhi. Dengan mengesampingkan perasaan mereka.

Pernikahan ini seperti rantai yang mengikat satu sama lain, baik Althea atau Rigel. Hubungan rumit, sulit, dingin dan tidak ada perasaan hangat. Tapi sekarang, Rigel mulai menemukan sebuah ketertarikan walau sebatas fisik atau mungkin ilusi yang di pengaruhi oleh kondisi tubuhnya. Entahlah, tapi setidaknya pernikahan ini tidak jadi begitu membosankan.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (2)
goodnovel comment avatar
Amar123
...... dia yang grape dia yang merasa bersalah
goodnovel comment avatar
jenjen
sok gak mau juga lakiknya ini. cba jujur aja klo mau nganu
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Setahun Diabaikan Kini Jadi Kecanduan   Bab 8. Malam panas

    Althea tidak bisa tidur malam itu. Tubuhnya terasa panas, seolah ia terperangkap dalam ruang sempit yang pengap. Jantungnya berdebar, pikirannya penuh dengan rasa khawatir dan ketakutan yang tidak jelas bentuknya. Ia merasa tubuhnya terjaga, terlalu siaga, dan napasnya pendek-pendek.Di belakangnya, Rigel juga tampak gelisah. Ia bisa merasakan gerakan samar dari lelaki itu. Tentu saja, mereka tidak bisa tidur seperti biasa. Hubungan mereka telah berubah, dan perubahan itu menjauhkan mereka dari garis awal yang dulu sempat mereka sepakati.Namun yang membuat Althea benar-benar tidak habis pikir adalah cara pikir Rigel yang begitu paradoks. Lelaki itu bisa bicara dengan nada penuh ketegasan, membangun batas seolah semua terkendali, tetapi kemudian meluluhkan batas itu sendiri dalam tindakan yang membuat Althea limbung. Apa maksud dari kata-katanya semalam? Bahwa ia bisa menjadi apa pun yang Althea butuhkan—sebagai suami, teman, atau sesuatu yang lebih dalam?Wajah Althea memanas saat me

  • Setahun Diabaikan Kini Jadi Kecanduan   Bab 7. Anggap semua tidak terjadi.

    Pagi datang perlahan, membawa cahaya lembut yang menyusup lewat celah tirai. Udara kamar masih terasa hangat, sisa dari malam yang begitu intens—malam yang mengguncang batas dan memecah dinding yang selama ini berdiri kokoh di antara mereka.Rigel terbangun lebih dulu. Ia membuka matanya perlahan, menatap langit-langit kamar tanpa benar-benar melihat apa pun. Masih ada detak di dadanya, bukan karena kelelahan, tapi karena kebingungan yang menghantui sejak malam itu berakhir. Ia menoleh ke samping.Althea masih tertidur. Wajahnya tenang, nafasnya teratur. Namun ketenangan itu justru membuat Rigel semakin tak pasti. Ia menatapnya lama, mencoba menebak apa yang akan terjadi setelah ini. Tapi pikirannya seperti labirin—penuh jalan buntu.Tak lama, Althea mulai bergerak. Tubuhnya menggeliat pelan sebelum akhirnya matanya membuka, perlahan seperti enggan. Tatapan mereka bertemu.Diam.Sejenak, waktu seperti berhenti.“Pagi,” ucap Althea akhirnya. Suaranya pelan, serak, namun datar. Tidak pe

  • Setahun Diabaikan Kini Jadi Kecanduan   Bab 6. Ternyata bukan Mimpi

    Rigel merasa gelisah. Beberapa hari ini, ada perubahan yang terasa sangat jelas pada Althea. Istrinya itu, yang selama ini selalu tampak tenang dan perhatian, kini tampak jauh dan terhindar. Ada sebuah jarak yang tak bisa dijelaskan, sebuah ketegangan yang belum pernah ada sebelumnya. Rigel mulai berpikir, apakah sikapnya yang menyebabkan ini? Apa yang telah ia lakukan untuk membuat Althea begitu menjauh? Apakah Althea tahu? Apakah dia mulai curiga terhadapnya? Rigel merasakan hati yang semakin berat dengan setiap detik yang berlalu, semakin terperangkap dalam pikirannya. Dia merasa seperti seorang lelaki yang tak tahu harus berbuat apa, dengan perasaan malu yang menyesakkan dadanya. Betapa buruknya jika Althea sampai mengetahui hal yang telah terjadi. Namun, meski rasa bersalah itu datang, ada sesuatu yang tak bisa dia pungkiri. Hanya dekat dengan Althea, hanya dengan menyentuhnya, hatinya bisa merasa sedikit lebih tenang. Althea adalah satu-satunya yang bisa membuatnya merasa hidu

  • Setahun Diabaikan Kini Jadi Kecanduan   Bab 5. Jadilah Dirimu Sendiri

    Malam itu, untuk pertama kalinya Rigel menyadari bahwa istrinya bukanlah sosok yang tenang dan patuh seperti yang selama ini ia bayangkan. Althea, perempuan yang telah menjadi istrinya selama satu tahun, ternyata memiliki lidah tajam dan keberanian yang mengejutkan. Nada bicaranya membara, penuh semangat—berbeda jauh dari ekspresi datar dan senyuman kaku yang biasa ia tampilkan.Selama satu tahun, Althea menyembunyikan dirinya dengan sangat baik. Rigel sempat mengira ia adalah tipe wanita penurut, yang akan menjalani hidup pernikahan tanpa banyak suara, mengikuti alur seperti air. Tapi malam ini segalanya berubah. Dan yang paling mencengangkan adalah, Rigel tidak merasa kesal. Justru sebaliknya, ia menikmati momen itu. Mendengar Althea berbicara panjang lebar memicu gairahnya, seolah-olah sisi lain dari wanita itu adalah teka-teki yang ingin ia pecahkan.“Apakah ini hanya karena masa birahiku?” pikir Rigel. Sentuhan yang sempat ia lakukan pada tubuh Althea beberapa malam lalu terus be

  • Setahun Diabaikan Kini Jadi Kecanduan   Bab 4. Sikap Althea

    Althea merasa sesak. Setiap kali ia berada di rumah ini, dadanya seperti terhimpit sesuatu yang tak terlihat, mencekik perlahan namun pasti. Tatapan mata Ibu Rigel tak pernah memancarkan kehangatan. Tak ada satu pun isyarat penerimaan dalam setiap lirikan matanya. Althea tahu, sejak awal wanita itu tidak pernah menginginkannya menjadi bagian dari keluarga ini.Ia menyadari, dirinya dan keluarga ini berasal dari dua dunia yang berbeda. Gaya hidup mereka, cara berpikir mereka—semuanya tak sejalan. Seperti air dan minyak yang dipaksa bersatu namun tak pernah benar-benar bisa menyatu.“Bagaimana kabarmu, Althea?” tanya Will, ayah mertuanya, dengan senyum yang tulus.Althea mengangguk pelan dan menjawab, “Aku baik.”Di antara seluruh anggota keluarga, hanya Will yang mampu bersikap ramah dan tulus padanya. Lelaki itu memperlakukannya seperti anak sendiri, penuh perhatian dan tanpa menghakimi.“Jagalah Althea dengan baik, Rigel. Ajak dia jalan-jalan. Jangan kau terus-terusan larut dalam pek

  • Setahun Diabaikan Kini Jadi Kecanduan   Bab 3. Sentuhan Rahasia

    Pagi harinya, Rigel merasa sedikit lebih baik, meskipun semalam dia belum cukup puas menyentuh Althea. Tapi tidak masalah, setidaknya bisa sedikit mengurangi efek periodenya. namun, perasaan canggung terus mengikutinya. Ketika Althea mengeluh tentang rasa sakit di tubuhnya, Rigel merasa semakin gelisah. Ada perasaan bersalah yang muncul, tetapi dia berusaha berpura-pura seperti biasa, tidak ingin Althea tahu apa yang sebenarnya terjadi malam tadi. Jika tidak bagaimana dia akan menghadapi wanita itu kedepannya.Dia yang pertama mendirikan tembok pembatas setinggi gunung dalam hubungan ini. Tapi dia juga yang pertama melewati batas, bahkan bersikap tercela dengan menyentuh istrinya diam-diam seperti penjahat cabul.Althea sendiri tampak tidak peduli dengan sikapnya, seakan jarak yang semakin lebar di antara mereka bukanlah masalah bagi wanita itu. Althea tidak pernah menuntut apapun, wanita itu benar-benar berada pada batasannya.Mereka berbicara seperti biasanya, namun Rigel tidak bisa

  • Setahun Diabaikan Kini Jadi Kecanduan   Bab 2. Rahasia Rigel

    Rigel menyandarkan tubuhnya di kursi kerja, menekan pelipisnya yang berdenyut hebat. Pekerjaan yang menumpuk di hadapannya terasa kabur dan membingungkan. Pandangannya mulai mengabur, tubuhnya terasa panas, dan napasnya berat. Dia tahu betul apa yang sedang terjadi. Periode itu datang lagi-fase yang selalu datang satu bulan sekali, membuat tubuh dan pikirannya dikuasai oleh hasrat liar yang sulit dijelaskan.Dia bukan anak kecil lagi. Lelaki berusia dua puluh sembilan tahun itu sadar betul bahwa tubuhnya berbeda dari pria biasa. Ada sesuatu yang tidak bisa ia kendalikan, dan selama ini, dia hanya bisa meredakannya dengan cara-cara yang tidak pantas disebutkan dalam lingkaran terhormat. Dulu, sebelum menikah, dia bisa dengan bebas melampiaskan semuanya. Pesta-pesta topeng, wanita-wanita asing tanpa nama-semuanya bebas dia cicipi, tanpa ikatan, tanpa beban.Namun sekarang dia adalah suami. Suami dari Althea."Marco, siapkan mobil. Aku pulang sekarang," ujarnya pelan namun tegas.Marco,

  • Setahun Diabaikan Kini Jadi Kecanduan   Bab 1 pernikahan tanpa cinta

    Althea merapikan dirinya, lalu beranjak menuju ruang pakaian untuk menyiapkan pakaian kerja sang suami.Suami yang dinikahinya satu tahun lalu-Rigel Lester.Lelaki tampan dan tak bercela. Kekayaan serta kekuasaan yang dimilikinya menjadikannya sosok yang ditakuti di industri ini.Ya, dia adalah suaminya-pria sempurna untuk wanita seperti Althea, yang bahkan tak bisa dibandingkan dengan lelaki itu. Bahkan setelah setahun menikah, Althea tak pernah merasa benar-benar dianggap sebagai istri. Tatapan dan kata-kata Rigel selalu disertai jarak. Dingin. Formal.Rigel Lester.Nama itu bahkan tak pernah Althea ucapkan, begitu pula namanya yang tak pernah keluar dari mulut lelaki itu.Mereka berada dalam kamar yang sama, namun tak ubahnya dua orang asing yang hidup bersama."Aku sudah siapkan pakaianmu. Lihat, dan jika ada yang tidak kau su-""Tidak ada. Pergilah," potong Rigel.Althea tak terkejut. Ucapan itu sudah seperti naskah hafalan mereka. Percakapan yang terjadi setiap hari seolah hanya

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status