Share

bab 24

Author: Livyloly
last update Huling Na-update: 2025-07-18 08:36:12

Beberapa hari berlalu sejak kejadian di restoran. Luka di hati Althea masih membekas, namun sikap Rigel yang semakin lembut dan penuh perhatian mulai mengobatinya sedikit demi sedikit. Lelaki itu benar-benar berubah. Ia menjadi seseorang yang tidak hanya menjaga Althea secara fisik, tetapi juga emosinya. Ia mendengarkan lebih banyak, menyentuh dengan lebih hati-hati, dan mencintai dalam diam yang perlahan tumbuh menjadi nyata.

Sore itu, cahaya matahari menyusup masuk melalui jendela kamar mereka, mewarnai dinding dengan semburat jingga yang hangat. Althea duduk di depan cermin, menyisir rambutnya pelan. Wajahnya masih terlihat tenang, namun gurat kelelahan tak sepenuhnya hilang dari matanya. Rigel, yang sedari tadi memperhatikannya dari tepi ranjang, akhirnya membuka suara.

“Althea,” panggilnya pelan.

“Hm?” Althea menoleh dengan senyum lembut.

“Ayo kita pergi.”

Althea mengerutkan dahi, bingung. “Pergi ke mana?”

“Liburan,” jawab Rigel sambil berdiri dan menghampirinya. Ia berlutut di s
Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Locked Chapter

Pinakabagong kabanata

  • Setahun Diabaikan Kini Jadi Kecanduan   Bab 25

    Keesokan paginya, sinar matahari yang hangat membanjiri kamar luas vila itu. Althea terbangun lebih dulu. Ia membalik tubuhnya perlahan, menghadap Rigel yang masih terlelap. Wajah pria itu terlihat jauh lebih tenang, jauh dari sosok Rigel Lester yang selama ini dikenal dunia sebagai dingin dan tak tersentuh. Dalam tidur pun, ia tetap menggenggam tangan Althea, seakan takut melepaskannya.Althea mengelus pipi Rigel pelan. "Apa kau sadar... betapa kau telah berubah?"Seolah mendengar suara pelan itu, Rigel mengerang kecil dan membuka matanya. Ia tersenyum samar melihat wajah Althea begitu dekat."Selamat pagi, istri cantikku," gumamnya dengan suara serak khas orang baru bangun tidur.Althea tersenyum lebar. "Kau sadar? Kau tidak mendengkur semalam."Rigel menyipitkan mata. "Aku tidak pernah mendengkur.""Kau dengkur pelan kalau terlalu capek. Tapi semalam... mungkin terlalu bahagia, ya?" godanya.Rigel hanya terkekeh, lalu menarik Althea masuk dalam pelukannya lagi. "Kalau bisa, aku mau

  • Setahun Diabaikan Kini Jadi Kecanduan   bab 24

    Beberapa hari berlalu sejak kejadian di restoran. Luka di hati Althea masih membekas, namun sikap Rigel yang semakin lembut dan penuh perhatian mulai mengobatinya sedikit demi sedikit. Lelaki itu benar-benar berubah. Ia menjadi seseorang yang tidak hanya menjaga Althea secara fisik, tetapi juga emosinya. Ia mendengarkan lebih banyak, menyentuh dengan lebih hati-hati, dan mencintai dalam diam yang perlahan tumbuh menjadi nyata.Sore itu, cahaya matahari menyusup masuk melalui jendela kamar mereka, mewarnai dinding dengan semburat jingga yang hangat. Althea duduk di depan cermin, menyisir rambutnya pelan. Wajahnya masih terlihat tenang, namun gurat kelelahan tak sepenuhnya hilang dari matanya. Rigel, yang sedari tadi memperhatikannya dari tepi ranjang, akhirnya membuka suara.“Althea,” panggilnya pelan.“Hm?” Althea menoleh dengan senyum lembut.“Ayo kita pergi.”Althea mengerutkan dahi, bingung. “Pergi ke mana?”“Liburan,” jawab Rigel sambil berdiri dan menghampirinya. Ia berlutut di s

  • Setahun Diabaikan Kini Jadi Kecanduan   Bab 23

    Langkah Althea membawanya ke jalan kecil di sisi taman, tak jauh dari restoran. Pepohonan rindang menaungi trotoar sempit yang sepi di siang hari. Angin berembus pelan, menggoyang dedaunan dan membawa aroma bunga-bunga liar yang bermekaran. Tapi tidak ada yang bisa menenangkan hatinya.Ia duduk di bangku kayu tua, kepalanya tertunduk, bahunya gemetar pelan.Tangis itu tidak meledak. Ia menangis dalam diam, seperti selalu.Air matanya mengalir melewati pipi yang masih terasa perih. Bukan hanya dari tamparan Vivian, tapi dari luka yang jauh lebih dalam. Luka karena merasa tak pernah cukup. Tak pernah dihargai.“Apa salahku?” bisiknya lirih, nyaris tak terdengar oleh angin.Ia menutup wajah dengan kedua telapak tangan. “Aku tidak pernah minta menjadi bagian dari mereka... Aku tidak pernah ingin apa-apa dari Rigel. Aku hanya ingin... dihargai. Dilihat.”Sesal menyesaki dadanya. Marah. Lelah. Perasaan-perasaan yang tak bisa ia ucapkan

  • Setahun Diabaikan Kini Jadi Kecanduan   bab 22

    Rigel membawa Althea masuk ke kamar dengan langkah pasti. Ia menutup pintu perlahan, lalu menatap wajah Althea yang masih terlihat letih, namun senyumnya hadir bagai bisikan yang memanggil hasrat terdalamnya. Perlahan, ia menunduk dan mencium kening Althea, lalu turun ke pipi, hingga akhirnya bibir mereka bersentuhan."Kau lelah, tapi tetap saja... menggoda seperti ini," gumam Rigel, suaranya serak.Althea tersenyum lemah. "Kau terlalu banyak bicara."Rigel tertawa pelan dan membalasnya dengan mencium lembut bibirnya, lebih lama kali ini. Tangannya melingkari pinggang Althea, mendekapnya erat, seolah tak ingin membiarkan dunia menyentuhnya lagi. Ciumannya berubah semakin dalam, dan tubuh Althea melunak dalam pelukannya."Kau tahu? Saat kau menatapku dengan mata yang lelah itu, jantungku berdetak lebih keras," bisik Rigel, matanya menelusuri setiap garis wajah Althea."Kau suka wanita lelah, ya?" goda Althea, membiarkan jemarinya menyusuri

  • Setahun Diabaikan Kini Jadi Kecanduan   Bab 21

    Langit mendung menggantung di atas gedung Lester Corporation saat Noah memasuki kantor Rigel tanpa pemberitahuan. Wajahnya dihiasi senyum genit, tubuhnya dibalut kemeja putih ketat dan celana hitam yang dipilih dengan sangat sadar untuk menonjolkan pesona yang masih ia banggakan.“Rigel...” sapanya dengan suara lembut, mendayu. “Kau masih tampan seperti terakhir kali kulihat. Atau mungkin... malah lebih menggoda sekarang?”Rigel yang tengah memeriksa dokumen menoleh singkat, tatapannya langsung berubah kaku. “Noah. Untuk apa kau ke sini?”“Tidak bisakah aku sekadar rindu?” Noah melangkah pelan, menyusuri ruang kerja itu seolah sedang menghidupkan kembali kenangan masa lalu. “Tempat ini belum banyak berubah. Tapi kau... pasti banyak yang berubah sejak kau menikah, ya?”Tanpa malu, Noah berdiri di sisi Rigel, bahkan menyentuh bahu pria itu dengan ujung jarinya. “Apa kau masih suka disentuh di sini?” bisiknya, seolah sedang bermain-main.Rigel menepis tangannya tajam. “Jangan lakukan itu

  • Setahun Diabaikan Kini Jadi Kecanduan   bab 20

    Mobil melaju tenang di jalanan sore yang mulai teduh. Ezra menyetir dengan satu tangan, sementara tangan lainnya sibuk menunjuk ke arah bangunan atau tempat-tempat yang membuatnya tertawa sendiri.“Dulu aku pernah kerja di tempat itu,” katanya menunjuk sebuah kedai kopi mungil di sudut jalan. “Barista pertamaku bilang latte buatanku rasanya seperti air sabun.”Althea menoleh, heran. “Serius?”Ezra tertawa. “Serius. Tapi lima bulan kemudian aku dapat promosi jadi kepala barista. Lucu, kan?”Sepanjang perjalanan, Ezra terus berbagi cerita—tentang masa kuliahnya yang ceroboh, tentang pertemanan-pertemanan aneh yang ia jalani, hingga mimpinya suatu hari bisa membuka kafe sendiri dengan taman kecil di sampingnya. Cara bicaranya santai, terbuka, dan penuh warna.Althea mendengarkan dengan senyum yang tak sadar mulai menetap di wajahnya. Udara dalam mobil tak lagi canggung, sebaliknya—penuh kenyamanan yang hangat.Ezra memang berbeda, p

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status