Home / Romansa / Setelah Cerai, Dia Terus Mencariku / Bab 12 Segera Beri Status Padanya

Share

Bab 12 Segera Beri Status Padanya

Author: Cestbon
Hanna menatapnya dengan ekspresi terluka. "Jimmy, kamu nggak pernah memperlakukanku seperti ini sebelumnya ...."

"Itu dulu!" Jimmy menatapnya sambil mengerutkan keningnya dan berkata, "Kamu nggak boleh masuk ke dalam kamar ini tanpa izinku!"

Air mata Hanna sudah menggenang di rongga matanya.

Ternyata benar ....

Dia sudah memiliki perasaan terhadap Agnes.

Kalau tidak, kenapa dia terus menunda perceraian mereka?

Hanya saja, Hanna tidak berani berbicara terlalu banyak, dia hanya akan membuat Jimmy semakin membencinya jika mengatakan hal yang tidak seharusnya diucapkan.

"Kalau begitu aku akan kembali terlebih dahulu," ucap Hanna sambil menundukkan kepalanya, tidak ingin Jimmy melihat matanya yang memerah.

Ponsel Jimmy langsung berdering begitu Hanna baru saja pergi.

Ekspresi wajahnya mendingin saat melihat siapa yang meneleponnya.

Untuk apa wanita ini meneleponnya lagi?

Dia menjawab panggilan, tapi suaranya masih terdengar dingin, "Ada apa?"

"Datanglah ke Biro Urusan Sipil sekarang, aku nggak mau menunda perceraian kita lagi," kata Agnes dengan lugas.

Foto yang dikirimkan Hanna telah meyakinkan dirinya atas keputusannya.

Lagi pula, dia tidak menoleransi adanya kesalahan.

Dia juga tidak memaksa karena dia tidak dapat menyingkirkan semua wanita yang mendekatinya.

Mereka bisa hidup dengan baik-baik di masa depan.

Jimmy mengerutkan bibirnya erat-erat dan tidak menjawab untuk waktu yang lama.

"Aku akan melakukan jumpa pers dan memberi tahu semua masalah nggak menyenangkan di antara kita pada semua orang kalau satu jam lagi kamu nggak datang."

Setelah itu, dia langsung memutuskan panggilan tanpa menunggu jawabannya.

Masalah ini pada dasarnya memang harus diselesaikan dengan cepat.

Malah akan terasa tidak nyaman jika terus ditunda.

Kebetulan hari ini adalah hari jadi tiga tahun mereka.

Tidak disangka, mereka tidak merayakan hari jadi mereka dan malah akan bercerai.

Hati Agnes terasa sedikit tidak nyaman.

Dia membawa semua dokumen yang diperlukan untuk bercerai, lalu pergi ke Biro Urusan Sipil.

Dia menunggu di depan Biro Urusan Sipil kira-kira selama 10 menit, sebuah mobil perlahan-lahan berhenti di depannya.

Tentu saja dia mengenal mobil ini.

Ini adalah mobil Jimmy.

Jimmy segera turun dari mobil dengan ekspresi masam, dia menarik lengannya dan berkata sambil menggertakkan giginya, "Agnes, jangan menantang batas kesabaranku!"

"Kamu saja sudah dengan nggak sabar membawa Hanna ke rumah, bukankah aku seharusnya memberi tempat pada kalian? Jimmy, bukankah kamu seharusnya memujiku sebagai orang yang bijak pada saat ini?" tanya Agnes sambil tersenyum.

Jimmy mengerutkan keningnya dan terdapat beberapa tebakan di dalam hatinya. "Dari mana kamu mengetahui bahwa Hanna pergi ke rumah?"

"Dia sudah nggak sabar memamerkannya padaku. Selain itu, ada juga kalung yang baru saja kamu berikan padanya di lehernya. Arti dari kalung itu adalah cinta yang tulus sepanjang kehidupan .... Dia sangat cocok mengenakan kalung itu." Agnes terus mengejeknya, "Segera beri dia sebuah status setelah kita bercerai, ya?"

Seolah-olah terdapat amarah yang berkobar di dalam dada Jimmy.

Ini adalah pertama kalinya dia kehilangan kendali dan berkata dengan rendah, "Kalung itu bukan ...."

Dia hampir saja menjelaskan hal ini pada Agnes.

Dia menelan kembali apa yang ingin dia ucapkan saat teringat kembali apa yang dilakukan Agnes hari ini.

Untuk apa dia menjelaskannya pada Agnes?

Lalu, kenapa jika Agnes salah paham?

Dia sama sekali tidak peduli apa yang Agnes pikirkan di dalam hatinya!

Benar, dia sama sekali tidak peduli apa yang Agnes pikirkan di dalam hatinya!

Sama sekali tidak peduli!

Agnes menaikkan alisnya dan terdapat harapan yang melintas di dalam hatinya.

Mungkin dia bisa memberinya penjelasan yang masuk akal.

Mungkin dia juga sedikit ingin membawanya kembali ke sisinya.

Hanya saja, dia tidak memberinya apa yang dia inginkan pada akhirnya.

"Aku sudah melihat nggak ada banyak orang di dalam, cepat kita masuk ke dalam, agar nggak memakan banyak ...." Ucapan Agnes terpotong oleh suara dering ponsel.

Jimmy menatapnya dengan sinis sebelum menjawab panggilan itu.

Panggilan ini berasal dari rumah tua.

"Tuan Muda! Gawat! Nyonya Besar terjatuh dari tangga! Kondisinya sangat parah ...."

Ucapan kepala pelayan seperti sebuah benda berat yang terus mengetuk hati Jimmy.

Dia segera bertanya dengan cemas, "Bagaimana kondisi spesifiknya? Kenapa bisa terjatuh!"

"Tuan Besar sudah menemani Nyonya Besar ke rumah sakit! Kondisi spesifiknya masih belum bisa dikatakan dengan jelas ...."

"Di rumah sakit mana!" Jimmy hampir bertanya sambil berteriak, matanya bahkan sampai memerah.

Kakek dan Nenek adalah orang yang sangat penting di dalam kehidupannya.

Segala sesuatu yang berkaitan dengan mereka dapat dengan mudah menggerakkan hatinya.

"Rumah Sakit Adaly!"

Jimmy segera memutuskan panggilan, saat dia hendak berbalik untuk memasuki mobil.

Agnes menahan lengannya.

"Aku nggak punya waktu untuk mengurus perceraian sekarang!" teriak Jimmy dengan marah.

Dia yang selalu terlihat tenang, dengan sangat jarang memperlihatkan kecemasannya.

Agnes baru saja berdiri di sampingnya dan dapat mendengar percakapan mereka dengan jelas.

Dia berkata, "Aku ikut denganmu."

Kakek dan Nenek memperlakukannya dengan baik, tentu saja dia juga mengkhawatirkan keselamatan Nenek di dalam hatinya.

Jimmy tidak menolak dan masuk ke dalam mobil terlebih dahulu.

Agnes juga menaiki mobilnya.

Mereka berdua yang duduk di barisan belakang mobil sama sekali tidak berbicara.

Agnes memperhatikan bahwa tangan yang dia letakkan di atas lututnya terus terkepal, bahkan alisnya juga terus berkerut.

Agnes awalnya ingin menghiburnya, tapi tidak jadi pada akhirnya.

Bagaimana mungkin dia membutuhkan penghiburannya?

Dia pasti akan merasa dia sangat berisik begitu dia berbicara.

Kepala pelayan sudah menunggu di pintu masuk rumah sakit, dia segera berjalan mendekat saat melihat kedatangan mereka. "Tuan Muda! Nyonya Muda!"

"Bagaimana kondisi Nenek?" tanya Jimmy dengan tidak sabar.

"Operasinya seharusnya akan segera berakhir, Tuan Muda, aku akan membawamu ke atas," kata kepala pelayan sambil menunjukkan jalan.

Jimmy mempercepat langkahnya dan wajahnya penuh dengan ekspresi khawatir.

Agnes juga terus mengikuti dari samping dalam diam, hatinya diam-diam berdoa untuk Nenek, semoga dia baik-baik saja.

Mereka menaiki lift ke lantai 5 tempat ruang operasi berada.

Kakek Andre berdiri sambil ditopang dengan tongkat.

Dia dengan perlahan mengangkat matanya saat mendengar suara langkah kaki.

Jimmy memperhatikan bahwa kakeknya tampak linglung.

Hatinya menegang dan dia langsung menghampiri kakeknya dengan cepat. "Kakek!"

"Kakek!" Agnes juga duduk di samping Kakek Andre dan menghiburnya, "Nenek pasti akan baik-baik saja, jangan khawatir."

"Ini semua salahku ...." Kakek menyalahkan dirinya sendiri dan berkata, "Aku nggak seharusnya menyuruhnya mengambilkan barang untukku di lantai atas, seharusnya aku sendiri yang mengambilnya ... dengan ini dia juga nggak akan tiba-tiba terpeleset dan jatuh dari tangga."

"Kakek, siapa yang bisa memprediksi hal nggak terduga seperti ini?" kata Jimmy sambil melihat pintu ruang operasi yang tertutup, kerutan di alisnya semakin mendalam.

"Nenek pasti merasa kasihan padamu karena kondisi kakimu." Agnes juga merasa sedih setelah mendengar cerita Kakek Andre dan berkata, "Nenek pasti juga nggak mau kamu mengkhawatirkannya."

Hubungan antara Kakek Andre dan Nenek Elis sangat baik sampai membuat orang lain merasa iri.

Mereka benar-benar membuat orang lain mengerti apa artinya saling menemani adalah pengakuan cinta yang paling romantis.

Pintu ruang operasi terbuka begitu Agnes selesai bicara.

Jimmy segera mendekat saat melihat dokter keluar. "Dokter, bagaimana kondisi nenekku?"

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Noni Noni
byk betul masalah...yg si isteri terlalu paloi..
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Setelah Cerai, Dia Terus Mencariku   Bab 346 Hadiah terakhir

    "Kejahatanmu karena kekejaman Jordan. Jadi, aku bisa memaafkanmu. Jordan-lah yang gila. Dia takut kejahatannya terungkap, jadi dia mengurungmu. Demi mendapatkan apa yang diinginkannya, dia juga mengendalikan ayahnya." Clara menggelengkan kepalanya dengan tak berdaya."Aku nggak tahu berapa banyak orang yang akan dia sakiti kalau dia terus seperti ini. Kemampuanku nggak cukup, tapi setidaknya aku akan mencoba yang terbaik untuk menyelamatkan orang-orang yang dia sakiti. Nggak boleh membiarkan orang lain dirugikan demi ambisi dia."Yuri menatap Clara tanpa mengucapkan sepatah kata pun, seolah dia sedang menilai apakah perkataan Clara bisa dipercaya.Setelah beberapa saat, dia berbicara lagi, "Tapi, kalau kamu melakukan ini, apakah kamu nggak takut Jordan membalaskan dendam padamu? Kalau kamu melawannya, dia nggak akan mengampunimu.""Biarpun patuh padanya, aku tetap terjebak di dalam sangkar. Daripada begitu, aku lebih memilih melepaskan diri dari sangkar itu. Sekalipun aku harus membaya

  • Setelah Cerai, Dia Terus Mencariku   Bab 345 Bolehkah Aku Melihat Dia

    Begitu sampai di dekat ruang duka, dia melihat sosok itu.Simon terlihat tidak berdaya dan sangat bingung.Kecelakaan ini pasti membuat Simon terpukul."Simon, ayo makan dulu." Bibi Rina berjalan ke ruang duka dan berkata dengan lembut.Baru saat itulah Simon menyadari kehadiran Bibi Rina. Dia perlahan menoleh untuk melihatnya, lalu menggelengkan kepalanya, "Aku nggak punya nafsu makan sekarang, nanti saja.""Kamu belum makan apa pun sejak tadi malam. Kalau terus begini, mana tahan? Bukankah kamu mau menemani Sily di sini? Kalau terus seperti ini, kamu nggak bakal tahan," bujuk Bibi Rina dengan sedih.Nasib sungguh kejam pada anaknya.Kenapa Simon tidak bisa hidup lebih bahagia?"Aku benar-benar nggak bernafsu makan ... kalau nggak, letakkan di sini dulu." Simon tampak seperti kehabisan energi.Meski Bibi Rina merasa prihatin, dia juga tahu bahwa saat ini Simon mungkin ingin sendiri.Oleh karena itu, Bibi Rina tidak berkata apa-apa lagi. Setelah dia meletakkan makanan, dia pun pergi.D

  • Setelah Cerai, Dia Terus Mencariku   Bab 344 Dia Belum Hidup Bahagia

    Melihat jam tangan dan catatan ini, Simon tidak bisa lagi menahan air matanya.Air mata pria dewasa itu tiba-tiba mengalir deras seperti mutiara pecah.Dia mengatakan bahwa dia seperti gasing, yang terus-menerus berputar di sekeliling Simon.Faktanya, dia benar-benar melakukan itu.Dia selalu berusaha melakukan sesuatu untuk Simon.Dia juga mengatakan bahwa dia tidak punya tujuan lain selain membuat Simon bahagia dan memberi tahu Simon bahwa di dunia ini Simon juga tak tergantikan di hati beberapa orang.Sekarang, gasing itu tidak lagi berputar dan tidak akan ada lagi orang yang berputar di sekeliling Simon dan mengatakan bahwa dia ingin Simon lebih bahagia.Dia juga berpikir untuk melakukan sesuatu untuk Sily.Tapi, sebelum dia melakukan apa pun, takdir sudah merampas kesempatan itu darinya."Karena dia memberikannya padamu, terima saja. Ini bisa dianggap ... benda terakhir yang Sily tinggalkan untukmu," kata Jimmy dengan suara tercekat.Adik sepupunya tidak pernah benar-benar merasak

  • Setelah Cerai, Dia Terus Mencariku   Bab 343 Dia Mengatakannya dengan Santai tapi Sily Menganggapnya Serius

    Mata yang merah karena tidak tidur sepanjang malam itu penuh dengan harapan yang membara.Betapa dia berharap panggilan telepon ini akan membawa kabar baik baginya."Ada berita tentang Sily dari kantor polisi." Jimmy yang menelepon."Benarkah? Apa Sily sudah ditemukan?" Simon bertanya dengan penuh semangat."Ya, sudah ditemukan." Suara Jimmy terdengar agak aneh."Lalu di mana dia sekarang? Apakah dia di kantor polisi? Atau di mana?" tanya Simon lagi."Di rumah sakit. "Ada nada berat yang tak terlihat dalam nada bicara Jimmy."Kenapa dia berada di rumah sakit? Dia ...." Simon hanya ingin bertemu Sily secepatnya, jadi dia hanya berkata, "Rumah sakit yang mana? Aku pergi ke sana sekarang."Kalau dia ada pertanyaan, belum terlambat untuk bertanya langsung pada Sily saat melihat Sily."Rumah Sakit Taren. Kemarilah, kutunggu di lobi.""Oke." Simon berdiri sambil menutup panggilan telepon.Ketegangan wajahnya akhirnya mengendur dan kerutan di dahinya mengendur, "Sily sudah ditemukan. Aku akan

  • Setelah Cerai, Dia Terus Mencariku   Bab 342 Tidak Bisa Membayangkan Hidup Tanpa Dia

    Sily mengangguk dengan tegas, "Tentu saja! Aku melihat sebuah album foto di kantor Simon terakhir kali, album foto itu berisi beberapa foto dia ketika masih kecil."Pada saat ini, dia merendahkan suaranya dan berkata dengan canggung, "Aku juga diam-diam mengambil dua lembar foto, jadi aku nggak akan salah kenal orang."Mata Bibi Rina perlahan memerah, emosi kompleks muncul di hatinya.Dia menunduk dan bergumam pada diri sendiri, "Bagus sekali ... bagus sekali!"Simon seharusnya adalah anaknya!Dia selalu membenci nasibnya.Tapi, kini dia sedikit bersyukur pada takdir yang mengizinkannya bertemu dengan anaknya seperti ini.Meski pertemuan ini agak terlambat, tapi tetap saja terjadi.Syukurlah, putranya masih hidup ....Ini benar-benar kejutan terbaik yang disiapkan oleh takdir!"Bibi Rina, apa yang kamu bicarakan? Kenapa hari ini Bibi aneh?" Sily bertanya dengan bingung.Bibi Rina mengangkat tangannya, mengusap matanya yang basah, menggelengkan kepalanya dan berkata, "Nggak ada apa-apa,

  • Setelah Cerai, Dia Terus Mencariku   Bab 341 Apakah Dia Siap untuk Bersikap Serius Kali Ini

    Arlyn tidak tahu bagaimana menjawab perkataan Jared, jadi dia tanpa sadar mempercepat langkahnya menuju tempat parkir.Setelah mengantar Arlyn pulang, Jared mulai mengurus beberapa hal yang berkaitan dengan Arlyn terlebih dahulu.Pertama-tama adalah beberapa duta merek milik Arlyn.Dia menghubungi Jimmy terlebih dahulu dan mengatakan bahwa dia memiliki sesuatu yang penting untuk dibicarakan dengan Jimmy.Jimmy memintanya untuk pergi kapan saja.Saat Jared tiba, Jimmy sedang membaca dokumen di kantor.Melihat dia datang, Jimmy bertanya, "Hal penting apa yang ingin kamu bicarakan dengan aku?""Tentang duta merek Arlyn ...." kata Jared sebelum Jimmy selesai berbicara.Jimmy berhenti membaca dokumen dan menyela Jared, "Untuk urusan inikah kamu datang ke sini?""Tentu saja! Duta merek milik Arlyn saat ini hampir dibatalkan semuanya! Aku harus membantunya mendapatkan kembali beberapa! Yang paling mudah kudapatkan kembali tentu saja adalah perusahaanmu!""Berdasarkan persahabatan kita, seharu

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status