Share

Bab 23

"Aduh, gimana, sih, masa udah siang begini masih tidur? Apa nggak masak, apa nyuci gitu?" tanya si tetangga lagi.

Nah, kan ... . Pasti begini tanggapan tetangga kanan kiri. Percaya saja dengan ucapan ibu, tanpa tau kebenarannya, langsung saja mereka berkomentar tanpa permisi.

Selalu begini, selalu seperti ini. Ibu pintar sekali memutarbalikkan fakta, hingga aku terlihat sebagai istri dan menantu yang tak baik di mata tetangga.

"Udah biasa. Nanti siang paling bangunnya. Coba nggak ada saya, gimana anak ini," sahut ibu lagi.

Aku hanya bisa menggelengkan kepala mendengar penuturan beliau. Ingin rasanya kuambil sekarang juga anakku yang berada dalam gendongannya, tapi aku takut khilaf.

Kulirik ke kamar, di mana Mas Yudha masih terlelap. Kuharap ia segera bangun, lalu memenuhi janji membawaku jalan-jalan hari ini. Semakin ditahankan, semakin tak nyaman saja di sini.

Kuambil segelas air, lantas menyeruput hingga tandas. Kudatangi Mas
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status