Share

Bab 22

Malam sudah semakin larut. Suara kendaraan yang lalu lalang di jalan raya, masih terdengar tanpa henti.

Dinar pun perlu adaptasi lagi dengan kondisi di rumah ini. Ia telah terbiasa dalam kondisi sunyi selama tiga Minggu kemarin, sedangkan di sini, aktivitas di jalanan seakan tanpa henti.

Beberapa kali ia terjaga, sebab suara-suara yang mengganggu telinga. Aku sendiri tetap terjaga, bergantian dengan Mas Yudha berusaha menenangkan dan membuat ia tetap nyaman.

Lewat jam dua belas ia baru benar-benar terlelap.

"Tidurlah, Dek. Nanti Mas bangunkan kalau dia butuh ASI, kalau cuma nangis, Mas masih bisa tenangkan, kok," pinta Mas Yudha.

Aku patuh, lantas berbaring di samping bayiku yang kini pulas tertidur. Semoga saja nggak terjaga lagi hingga pagi ya, Nak.

Suara hujan yang jatuh di atap rumah, sukses membuatku terjaga.

Ada beberapa titik di rumah ini yang rawan banjir jika hujan turun dengan derasnya. Setidaknya itu yang kuk
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status