Share

Bab 44

Sekitar setengah jam kemudian, suara motor Mas Angga terdengar memasuki halaman, lalu berhenti sempurna di samping Honda beat yang tadi kuajak keliling perumahan ini.

Ia terlihat gagah dengan seragam yang menempel di tubuhnya. Lusi dan Dani menyambut kedatangan sang ayah dengan senyuman lebar.

"Ayah … ayah … ada Dek Dinar, Yah!" ujar mereka berebut memberi kabar.

"Sama Tante Karin, Yah!"

Seruan kedua anak itu membuatku tersenyum. Mungkin jika besar nanti, akan seperti itu juga sambutan anakku saat menyambut ayahnya pulang kerja.

Sekarang Dinar kecilku masih di fase mengacak-acak mainan, sambil sesekali mengeluarkan satu dua kata yang belum jelas bunyinya. Ah, aku bahkan lupa, ayahnya sekarang kan, tak perlu ke mana-mana untuk bekerja. Paling ambil paket ke rumah ibu. Itu pun sama-sama ke sananya.

Saat ini pun ia sedang mengubah ruang tamu Mbak Andin menjadi lautan mainan. Meski aku mencegah, tapi Mbak Andin justru mendukung Dinar dengan menawarkan semu
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status