Berisiknya suara pintu ruangannya yang terbuka memantik api kekesalan di jiwa Glenn. Dia yang sedang fokus pada pekerjaannya telah menunjukkan wajah marah begitu mengerikan–siap menghardik si pelaku keributan.Kilatan mata yang memerah marah tiba-tiba meredup saat melihat si pelaku keributan datang menghampiri dia. Glenn terkesiap, sebab si pelaku keributan lebih berkuasa atas dia. Pun merupakan seseorang yang setengah mati Glenn hindari beberapa waktu belakangan itu.“Seperti ini attitude wakil presiden direktur menyambut kedatangan komisaris utama?” sindir Emilia Romanov–neneknya Glenn yang menusukkan tatapan tajam kepada Glenn.Glenn menelan saliva di dalam keheningan mulutnya. Dia memahami tujuan kedatangan Emilia yang sangat bersinggungan atas perbuatannya. Sudah pasti hal itu tidak memiliki keterkaitan dengan pekerjaan. Dugaannya sudah kencang menjurus pada keputusannya yang selalu menghindari Emilia sejak sebulan lebih lamanya.“Ada urusan apa Granny datang ke ruanganku?” tanya
“Siapa dia?” bisik Emilia yang penasaran pada Glenn ketika Rebecca diminta untuk menunggu di ruangan tunggu.Glenn menarik pandangannya dari menatap kepergian Rebecca bersama Eric. Batinnya berdecak kesal mendapati Emilia tersenyum manis menantikan jawabannya.“Hanya tamu biasa,” jelasnya singkat.“Benarkah?” seru singkat Emilia tak mempercayai. “Tadi aku sempat bertanya padanya, dia mengatakan kedatangannya ke sini bukan untuk pekerjaan–”“Dia menabrak mobilku yang dibawa oleh Eric beberapa hari lalu.” Terpaksa Glenn menceritakan sedikit fakta tujuan kedatangan Rebecca.Tetapi pernyataan itu membuat Emilia tertawa dan bersemangat untuk menggoda Glenn. “Kenapa bukan Eric saja yang mengurusnya? Kenapa harus kau yang menghubunginya dan memintanya untuk datang ke sini? Kenapa juga kau menahannya untuk menemuimu? Apa karena aku yang masih ada di ruanganmu dan kau tidak ingin aku bertemu dengan wanitamu?”“Dia bukan wanitaku!” Glenn menggeram kesal mendengar ucapan konyol sang nenek.Dan s
Sore itu Rowena begitu malas untuk pulang ke rumah. Dia muak pada kesunyian yang menyambutnya setiap kali kembali ke rumah Elvis–yang menjadi tempat tinggal baru setelah menikah.Tetapi Rowena tidak bisa menemukan tujuan untuk menenangkan pikirannya setelah seharian bekerja. Dia tidak memiliki sosok sahabat yang bisa menghibur diri. Dia juga malas pulang ke rumah orangtuanya karena akan mendapatkan kebosanan yang menjenuhkan diri.Alhasil Rowena tetap mengendarai mobilnya menuju ke tempat tinggal barunya. Dan setibanya di sana jiwa Rowena dihampiri oleh keterkejutan. Untuk pertama kalinya sejak dia berstatuskan istri Elvis Dalton, Rowena melihat mobil suaminya terparkir rapi di halaman depan rumah mewah itu.Rowena terburu-buru memarkirkan mobilnya, pun bergegas masuk ke dalam rumah untuk memeriksa fakta keberadaan dari pemilik mobil itu.“Kau sudah pulang?”Rowena mematung kaku, sementara matanya sudah berkaca-kaca melihat sosok pria yang menyambutnya dari meja makan–tak jauh dari po
“Dokter Elvis Dalton menunda kedatangannya?” Glenn memastikan lagi ucapan Eric yang baru saja mengisi telinganya. Bahkan tablet PC di genggaman tangan telah Glenn letakkan ke atas meja kerja dikarenakan berita sedikit tidak menyenangkan itu.“Beliau akan tiba besok pagi karena kondisi istrinya yang sedang hamil. Kabar ini saya terima langsung dari presiden direktur,” jelas Eric yang mendatangkan dengkusan kesal dari Glenn.“Lalu karena istrinya sedang hamil jadi dia bisa seenaknya mengundur-undur kedatangannya?” Glenn meninggikan suaranya akibat kesal. Dia paling tidak suka pada setiap orang yang tidak bertanggung jawab pada pekerjaan. “Sangat mengherankan! Kenapa dokter tidak profesional seperti itu malah yang dipilih?!” lanjutnya mencibir kesal.Ingin sekali Glenn menentang keputusan Abraham perihal kerjasama yang sudah dia batalkan. Menurut Glenn alasan Abraham terlalu klise karena di luar sana masih banyak dokter bedah yang lebih unggul dan bisa bertanggung jawab pada pekerjaan.S
Tidak ada satu pun kecemasan yang menghantui jiwa Rebecca terjadi ketika tiba di hotel bersama Glenn. Lewat sikap yang berhati-hati Glenn mampu menorehkan kepercayaan pada diri Rebecca.Mereka masuk lewat pintu khusus yang steril dari orang-orang tidak berkepentingan. Hanya manager hotel beserta Eric yang mendampingi sampai ke depan president suite room–hotel mewah tersebut. Apalagi sebelum masuk ke dalam Rebecca sempat mendengar ultimatum tegas Glenn kepada Eric untuk berjaga-jaga di depan kamar.Pria itu sangat menjaga nama baik dan kehidupan pribadinya.“Kau selalu melakukan penjagaan ketat setiap kali membawa wanita ke hotel.” Rebecca mencibir sembarangan, sementara matanya sedang mengamati interior mewah president suite room tersebut.“Aku tidak suka orang-orang menilai buruk tentang apapun yang tidak aku lakukan. Lebih baik menjaga sebelum hal yang tidak disukai terjadi,” ucap Glenn sembari melepaskan jas lalu kemudian berjalan menuju meja makan. “Kita makan lebih dahulu sebelum
Rebecca kehilangan akal menafsirkan ucapan Glenn. Batinnya berharap situasi itu adalah kekonyolan yang dihadapi pasca sadar dari pingsannya. Walau luka yang menganga di hati sudah mengering, Rebecca sudah mampu menata kembali kehidupannya yang hancur satu bulan lalu. Dia setengah mati mengobati luka, melenyapkan trauma sakit dan memeluk tubuh yang kesepian.Lalu ... omong kosong apa itu? Rebecca hamil? Rasanya dia ingin tertawa mendengar konyolan ini.“Jangan bicara omong kosong padaku, Glenn!” geram Rebecca tak main-main dalam memberikan peringatan.Glenna menatap dingin Rebecca. “Apa menurutmu aku adalah pria yang suka berbicara omong kosong?” Alih-alih menjawab, malah Glenn membalikkan ucapan Rebecca.Tubuh Rebecca membeku diam seribu bahasa. Lidahnya kelu seakan tidak mampu mengukir kata. Berkali-kali, Rebecca meyakinkan bahwa dirinya berada di dunia mimpi, tapi kenyataannya dia berada di dunia nyata-yang membawanya pada sebuah hal yang harus dirinya hadapi.Sudah pasti itu adalah
Beruntung Jolie mengetahui password kode pintu–rumah Rebecca. Sehingga di saat terdesak dia tidak harus lebih dahulu meminta izin kepada si pemilik rumah lewat bel untuk masuk ke dalam.Tujuan Jolie saat memasuki rumah itu adalah kamar Rebecca. Namun langkahnya yang terburu-buru langsung terhenti mendapati Rebecca duduk di mini bar dapur.Rumah Rebecca tidak terlalu besar juga tidak terlalu kecil. Ukurannya yang minimalis sangat tepat untuk ditinggali oleh dirinya sendiri, jadi bagi siapapun yang berdiri di ruangan tamu bisa melihat ruangan dapur–bergaya modern itu.Di sana Rebecca sedang membasahi bibirnya dengan teh bersuhu suam-suam kuku yang kemudian secara lembut meletakkan kembali cangkirnya ke atas meja bar. Senyuman manis tanpa beban wanita cantik itu turut menyapa kehadiran Jolie.Meski terlihat baik-baik saja, wajah yang memucat beserta mata yang membengkak–seperti habis menangis sangat menegaskan kondisi yang sebenarnya.“Becca–”“Kau mau minum teh?” ketenangan Rebecca meng
Sungguh keputusan bodoh Glenn datang ke rumah Jolie guna meminta bantuan menemukan alamat tempat tinggal Rebecca. Wanita itu tidak menunjukkan tanda-tanda kepulangannya, pun dia tidak merespon satu dari belasan panggilan telepon dari Glenn.Di pikiran Glenn sudah terbangun opini yang tidak akan salah. Bahwa Jolie yang tadi membawa handphone milik Rebecca pasti sedang bersama Rebecca. Wanita itu sudah pasti mengetahui keadaan dan cerita intim di balik kehamilan Rebecca.Alhasil, Glenn yang menunggu satu jam lebih di dalam mobilnya telah memberi perintah kepada Eric untuk membawanya pulang.Sepanjang perjalanan pikiran Glenn terganggu oleh Rebecca. Dia menidurkan kepala yang pusing di sandaran kursi, sementara mata sedang tak berekpresi menatap jalanan yang dilewati.Selama ini Glenn sudah berusaha keras untuk tidak melakukan kesalahan. Dia hidup sebagai pecandu kerja dan berhati dingin dengan maksud orang lain tidak mencampuri kehidupannya.Tetapi kehidupannya menjadi kacau sejak berte