Share

Penyesalan

Author: Si Nicegirl
last update Last Updated: 2025-04-01 22:03:07

"Nona Halwa mengalami trauma berkepanjangan, yang biasa juga disebut dengan Post-Traumatic Stress Disorder atau PTSD," ujar psikiater itu.

"PTSD? Apa maksudnya?" tanya Edzhar.

"PTSD itu gangguan secara emosi berupa mimpi buruk, sulit tidur, kehilangan nafsu makan, ketakutan, serta depresi akibat peristiwa traumatis yang dialami, yang biasanya telah terjadi selama lebih dari tiga puluh hari. Dalam hal ini, sepertinya Nona Halwa trauma terhadap berbagai peristiwa yang menakutkan di dalam hidupnya, yang terjadi dalam beberapa bulan belakangan ini," jawab psikiater itu.

"Lalu apa yang akan kau lakukan untuk menghilangkan traumanya itu?"

"Saya akan melakukan terapi psikologis untuknya berupa manajemen ansietas, terapi kognitif, dan juga terapi exposure. Tapi yang jauh lebih penting dari itu adalah dukungan dari keluarganya, untuk mendampinginya melewati masa trauma ini, terutama dari anda sebagai suaminya."

"Kapan prosesnya bisa di mulai?

"Sesegera mungkin Nona Halwa harus melakukan psiko
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Salca

    "Günaydın!" sapa Edzhar ketika Halwa baru saja membuka matanya, dan mendapati Edzhar yang berdiri di sampingnya.Seketika itu juga Halwa langsung duduk, "Maaf, aku kesiangan!" ucapnya. Ia takut Edzhar akan marah karenanya.Alih-alih marah, Edzhar malah tersenyum lembut. Pria itu benar-benar tersenyum padanya, 'Apakah aku sedang bermimpi?'"Kau tidak perlu terburu-buru bangun seperti tadi, bagaimana kalau perutmu kram lagi?" nada lembut di dalam suara Edzhar itu membuat Halwa mengerutkan keningnya."A ... Aku sudah tidak merasakan kram itu lagi."Sambil terus tersenyum, Edzhar duduk dipinggir tempat tidur, refleks Halwa beringsut mundur saat tangan Edzhar terarah ke wajahnya, dengan kedua bola matanya yang melebar ketakutan, membuat tangan pria itu terhenti di udara.'Wanita ini masih takut padaku, aku harus bersabar. Bagaimanapun juga aku yang menyebabkan dia trauma.'"Mandilah, Anne sudah menunggu kita di bawah!" seru Edzhar sebelum berdiri dan duduk di sofa santainya, ia mengulurk

    Last Updated : 2025-04-01
  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Morning Sick

    "Bagaimana terapinya?" tanya Edzhar ketika Halwa sudah keluar dari ruang konseling."Berjalan dengan lancar, Tuan." jawab Halwa pelan. Terapinya tidak jauh berbeda dengan yang pernah ia jalani saat di Spanyol bersama dengan Victor, entah terapi ini akan berhasil atau tidak? Secara ia sekarang tinggal dengan sumber dari segala ketakutannya itu, Edzhar.Tapi pria itu kini sudah sedikit berubah, dia tidak terlihat bengis lagi seperti biasanya, kini Edzhar terlihat seperti saat pertama kali Halwa melihatnya, tampan dengan aura yang terlihat berbeda dari yang lainnya."Berhenti memanggilku Tuan lagi! Mulai sekarang kau bisa memanggil namaku saja," ujar Edzhar sambil mengulurkan lengannya ke Halwa.Halwa tahu, itu merupakan kode darinya agar Halwa merangkul lengannya itu. Takut pria itu marah kalau Halwa menolaknya, ia langsung melingkarkan lengannya di lengan Edzhar."Apa kau menginginkan makanan tertentu?" tanya Edzhar."Maksudmu ngidam? Tidak, aku tidak merasakannya," jawab Halwa, ia me

    Last Updated : 2025-04-01
  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Edzhar's Birthday

    Edzhar bersandar santai di sofa kulitnya di ruang kerjanya, sambil terus melihat sweater rajut yang sedang ia pegang di tangan kanannya, dan kartu ucapan ulang tahun di tangan kirinya.'Happy Birthday, Ed. Aku tidak pandai merangkai kata-kata, jadi aku hanya berharap semua doa yang terbaik untukmu. Maaf, aku hanya bisa memberikan sweater ini untukmu, memang tidak seberapa harganya, tapi aku merajutnya sendiri untukmu, jadi kamu tidak perlu takut ada yang memakai sweater yang sama denganmu saat di jalan, hehehe, Halwa.'Untuk kesekian kalinya Edzhar membaca tulisan tangan Halwa yang terlihat tegas dan berkarakter itu. Dulu, saat pertama kalinya membaca surat ini, Edzhar tidak berhenti tersenyum. Dan sejak saat itu, ia selalu ingin bertemu dengan wanita itu. Entah karena kado pemberiannya yang beda dengan yang lainnya ini, atau karena kata-kata Tita saat itu, tentang Halwa yang tergila-gila padanya.Edzhar kembali mengalihkan perhatiannya ke sweate

    Last Updated : 2025-04-02
  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Melankolis

    Seperti seekor singa yang berada di dalam kandang, Edzhar bergerak mondar-mandir, sesekali ia menghela napas berat sambil melirik ke arah pintu yang masih tertutup, tempat dokter dan perawat sedang melakukan pemeriksaan pada Halwa."Kenapa mereka lama sekali?!" gerutu Edzhar untuk kesekian kalinya, dan Yas kembali menjawab,"Sabar, Tuan. Biarkan mereka melakukan penanganan yang tepat untuk Nona Halwa.""Ya, tapi ini sudah hampir satu jam! Kenapa bisa selama itu?"Yas baru akan menjawab Edzhar ketika pintu terbuka, lalu dokter Emira berdiri di ambang pintu, dan Edzhar bergegas menghampirinya."Bagaimana keadaan istri saya, Dok?" tanyanya."Syukurlah tidak ada yang serius dengan kehamilannya," jawab dokter Emira."Lalu kenapa dia bisa pingsan?" "Kemungkinan pengaruh dari hormon Kehamilannya yang mengalami perubahan dengan sangat cepat, mengingat Nona Halwa bukan hanya mengandung satu janin, tapi dua! Perubahan ho

    Last Updated : 2025-04-02
  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Cinta Dapat Membuat Waktu Terlewati

    Edzhar menggandeng Halwa saat memasuki rumah, yang dengan enggan dibiarkan Halwa, karena ia terlalu takut untuk menepis tangan pria itu.Pandangan matanya menatap tangga spiral putar yang menjadi titik utama dekorasi rumah minimalis modern ini, yang seharusnya mereka naiki saat akan menuju ke kamar mereka, tapi ternyata Edzhar melewatinya.Ia bahkan melewati ruang keluarga yang sangat luas itu untuk menuju dapur yang berada di bagian belakang rumah, dengan pencahayaan yang natural, dan menghadap langsung ke area kolam renang.Sekali lagi, Halwa terlalu takut untuk bertanya kenapa Edzhar membawanya ke area dapur, alih-alih membiarkan Halwa beristirahat di kamar mereka, sesuai dengan anjuran dokter Emira itu.Dan saat Halwa melihat sosok yang tengah berdiri di depan kitchen set, sosok yang tengah sibuk berkutat dengan bahan-bahan makanan untuk diolah menjadi makan malam mereka, punggung Halwa seolah-olah menegang.Tatapan tidak percaya Halwa beralih dari sosok wanita itu ke Edzhar, samb

    Last Updated : 2025-04-02
  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Time After Time

    Pelan-pelan Halwa membuka pintu kamarnya, dan dengan sama pelannya juga ia melangkah masuk ke dalamnya, seolah-olah takut kalau ia membuat keributan sedikit saja, Edzhar akan kembali murka. Edzhar sedang asik membaca buku di sudut ruangan, di samping dinding kaca termal yang besar, yang menyuguhkan pemandangan area belakang rumah, yang juga menjadi tempat favorit Halwa di kamar ini.Sambil menyatukan kedua tangannya di depan badannya, Halwa menundukkan kepalanya saat berdiri di depan pria itu, jantungnya berpacu dengan cepat saat ia menguatkan dirinya untuk menyampaikan keinginannya pada pria itu."Bi ... Bisa minta waktunya sebentar?" tanya Halwa ragu-ragu.Edzhar langsung menutup bukunya, dan meletakkannya kembali di atas meja."Apa ada yang ingin kamu bicarakan?" tanyanya."Hmmm, apa benar kamu mengizinkan Mamaku untuk tinggal di rumah ini selama dua hari?" "Ya.""Apa boleh selama dua malam ini aku tidur bersama dengan Mama?" tanyanya lagi.Tanpa sadar Halwa menggigit bibir bawah

    Last Updated : 2025-04-02
  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Relung Hati Yang Terdalam

    Malam harinya, Edzhar terbangun karena gerakan gelisah Halwa, wanita itu menggumamkan sesuatu yang tidak jelas, hingga Edzhar mendekatkan telinganya ke arah Halwa, tapi tetap saja entah apa yang sedang diracaukan istrinya itu, Edzhar tidak dapat menangkapnya dengan jelas.Edzhar kembali menarik selimut Halwa yang turun karena gerakan kakinya itu, lalu memeluk wanita yang tengah memunggunginya itu, sambil menggumamkan kata-kata lembut untuk menenangkannya."Tidurlah, Aşkım. Aku akan terus memelukmu seperti ini sampai kamu merasa tenang," bisik Edzhar lembut sambil mengecup puncak kepala Halwa.Edzhar menyurukkan kepalanya ke rambut lebat Halwa, ia menikmati halus dan wanginya rambut istrinya itu. "Aku rela terbangun setiap malam, demi bisa mengusir semua mimpi burukmu itu, Aşkım. Aku yang telah menyebabkanmu menderita seperti ini, maka biarkan aku juga mengobati hatimu yang terluka. Karena aku mencintaimu, aku begitu mencintaimu hingga aku merasa

    Last Updated : 2025-04-03
  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   A Light and Water Show

    'Maafkan aku, Aşkım. Aku akan membayar semua kesalahanku padamu seumur hidupku. Aku tidak akan pernah melepaskanmu, karena aku begitu mencintaimu.'Kata-kata Edzhar semalam terus-menerus terngiang di telinga Halwa. Ia melirik pria yang kini sedang duduk santai di seberangnya, sambil menikmati sarapan pagi buatan mama. Mereka hanya makan berdua saja di meja itu, sama-sama menempati ujung meja.Hari ini sepertinya Edzhar tidak berangkat ke kantornya, karena pria itu hanya mengenakan kaos polo. Terlihat sederhana, tapi justru membuatnya terlihat lebih maskulin lagi, kerena menampakkan lengannya yang terlihat kuat itu.Tapi ... Apapun yang Edzhar kenakan, pria itu akan selalu terlihat memukau. Karena keelokannya terlekat pada diri pria itu sendiri, bukan dari caranya berpakaian. Bahkan jika bahunya yang kokoh itu hanya dibalut dengan karung goni sekalipun, pria itu akan tetap terlihat layaknya pria necis lainnya. Dan fakta itu semakin membuat perut H

    Last Updated : 2025-04-03

Latest chapter

  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Aku Masih Membujuknya

    "Anes gak mau Anne ... Anes mau Baba!" isaknya lagi sambil memukul-mukul punggung Edzhar dengan kepalan tangannya yang mungil. "Iya, Sayang. Iya ... " Edzhar mengeratkan pelukannya. Selama ini ia pikir Halwalah yang sangat dibutuhkan Vanessa, hingga ia rela menyerahkan hak asuh oenuh putrinya itu pada Halwa. Tapi ternyata ia keliru ... Vanessa tidak mau berpisah dengannya, dan rela meninggalkan annenya demi bisa bersama dengan Edzhar. Meski putrinya ini masih kecil, Edzhar tahu, di dalam hati kecilnya itu ia pasti menginginkan annenya juga. "Maafkan Baba, Princess ... Maafkan Baba ... " desah Edzhar lirih sambil menciumi pipi putrinya itu, sebelum kembali memeluknya lagi. Semua karena kesalahannya dulu. Karena kebodohannya yang tidak pernah mempercayai Halwa, hingga penyesalan yang datang terlambat ini begitu menyiksanya. Dan bukan hanya dirinya, tapi juga anak-anaknya yang harus hidup terpisah

  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Memilih Salah Satu

    Halwa terjaga dari tidurnya saat sayup-sayup terdengar suara tangisan anak kecil, membuatnya seketika itu juga terjaga sepenuhnya.Ia merasa lega saat melihat Edson masih ada, dan dadanya berdegup kencang saat tahu Vanessa tidak ada di sisi satunya lagi.Dengan cepat Halwa melompat turun, lalu menghidupkan lampu kamarnya. Perutnya terasa mencelos saat ia melihat Vanessa yang tengah duduk di samping pintu kamar sambil memeluk kedua lututnya tempat wajahnya menempel, membuat rambut panjangnya menutupi sebagian kakinya."Vanes ... " panggil Halwa dengan lembut sambil mendekati putrinya itu.Tapi Vanessa menghindar saat Halwa menyentuhnya,"Anne bohong ... Baba bohong ... " isaknya tanpa mengangkat kepalanya dari lututnya.Halwa merasakan hujaman menyakitkan di hatinya saat putrinya bukan hanya tidak mau ia sentuh, tapi juga tengah marah padanya.Ia tahu, saat ini Vanessa pasti sedang kecewa, karena Babanya tidak kunjung dat

  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Aku Mau Baba

    "Amma ... Poppa!!" teriak Edson, anak itu langsung lari keluar villa saat melihat Halwa dan Victor yang baru saja turun dari mobil.Victor bergegas menghampiri Edson ketika langkah anak itu terhenti saat melihat Halwa yang kembali berpaling ke dalam mobil untuk menuntun Vanessa turun."Edson, Dedek Vanessa sudah datang, ayo sambut dia!" seru Victor.Untuk sesaat, baik Edson maupun Vanessa saling bertukar pandang, sebelum akhirnya Edson yang terlebih dahulu menghampirinya,"Dede Vanes udah sembuh?" tanya Edson.Vanessa mengangguk, lalu melepaskan tangannya dari Halwa, "Kak Eson?" tanyanya.Lalu tiba-tiba Edson memeluk adikknya itu dengan erat, "Iya ... " jawabnya.Halwa memandang penuh haru ke arah Vanessa dan Edson yang telah terpisah selama tiga tahun itu. Delapan bulan mereka selalu bersama di dalam kandungan Halwa, yang terpisah beberapa saat setelah dilahirkan karena tangan-tangan jahat yang memisahkan mer

  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Setelah Kamu Pergi

    "Kamu bicarakan dulu berdua sama Edzhar, yaa ... " bujuk Victor setelah menceritakan niat Edzhar tadi."Tapi, Vic ... ""Ay ... Bagaimanapun juga kalian harus tetap membahas masalah pengasuhan Edson dan Vanessa. Daripada terus menundanya lebih baik kalian selesaikan sekarang, biar kalian sama-sama enak."Halwa mendesah pelan, ia melirik Edzhar yang tengah berbincang serius dengan anne Neya, sementara Vanessa sedang disuapi suster Mia."Aku takut Edzhar akan membujukku lagi seperti semalam, Vic.""Ya, Edzhar sudah mengatakannya padaku. Dan kamu tenang saja, niatnya sudah bulat untuk tidak mengusik hubungan kita, dan bersedia menyerahkan hak asuh penuh anak-anak padamu.""Benarkah?" tanya Halwa, dan Victor menganggukkan kepalanya tanpa keraguan sedikitpun."Baiklah aku percaya padamu.," ujarnya.Setelah matanya bertemu mata dengan Edzhar, lewat isyarat matanya, Halwa meminta pria itu untuk ikut ke balkon bersamany

  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Dua Wanita Kesayangan

    "Apa yang ingin kau bicarakan, Ed?" tanya Victor sesampainya mereka di Balkon.Sahabatnya itu terlihat sangat kacau, tidak Edzhar yang selama ini ia kenal, yang selalu terlihat rapi dan penuh percaya diri. Malam ini, pria itu jauh lebih kacau dari saat di Villa tadi.Kedua tangan Edzhar berpegangan pada pagar balkon, sementara matanya menatap nanar ke arah Menara Eiffel, yang menampakkan cahaya warna-warni. Efek jingga keemasan yang sangat indah terlihat dari tigaratus tigapuluh enam lampu sorot natrium yang dipasang di struktur menara itu.Ya, itulah Paris ... Terlihat jauh lebih indah dan romantis saat malam hari. Romantis bagi mereka yang sedang dimabuk cinta, tapi terasa hampa bagi Edzhar, pria yang akan menyerahkan dua orang wanita yang paling ia cintai itu pada sahabatnya, Victor."Ed ... " panggil Victor lagi.Dengan enggan Edzhar mengalihkan perhatiannya dari icon Paris itu ke sahabatnya, ia menguatkan dirinya saat mengatakan deng

  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Dilema

    "Bisa kita bicara di kamarmu, Neya?" tanya mommy Rycca.Anne Neya melirik sekilas Edzhar yang masih termenung di balkon sambil melihat icon Paris itu, sebelum akhirnya mengangguk."Apa yang ingin kamu bicarakan?" tanyanya setelah menutup pintu kamarnya."Aku yang telah membocorkan pertunangan Halwa denganputraku pada Edzhar," aku mommy Rycca sambil duduk salah satu sofa santai yang berada di dalam kamar itu.Sambil mengerutkan keningnya, anne Neya bergegas menghampiri dan duduk di sofa sebelahnya,"Jadi kamu yang mengirim pesan itu? Kenapa?" tanyanya lagi.Mommy Rycca mengurut keningnya sambil menyandarkan punggungnya di sofa, ia pun masih tidak habis pikir dengan tindakan impulsifnya itu,"Entahlah ... " hanya itu jawaban yang keluar dari mulutnya."Jangan bilang kamu sebenarnya tidak merestui hubungan putramu dengan Halwa?" tebak anne Neya sambil menyipitkan kedua matanya.Melihat sahabatnya yang tida

  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Apa Aku Egois?

    Kontak skin to skin, dan dekapan lembut Halwa itu memiliki efek psikologis menenangkan, dan memberikan rasa nyaman pada Vanessa, hingga putrinya itu pun tidur dengan sangat nyenyaknya.Ibu dan anak itu sama-sama tertidur lelap hingga Halwa terbangun karena sentuhan tangan lembut seseorang di pipinya,"Anne ... " sapa Vanessa saat Halwa membuka kedua matanya.Selama ini Vanessa hanya bisa melihat foto-foto Halwa yang terpajang di rumahnya saja. Dan saat bisa melihat Annenya itu secara langsung, membuat anak itu terlihat ragu-ragu, antara Halwa nyata ada atau hanya ia bermimpi seperti biasanya saja.Kedua bola matanya seketika berkaca-kaca saat melihat senyum hangat Halwa,"Hai, cantik ... " sapa Halwa dengan suara parau, dan seketika itu juga tangis Vanessa pecah,"Anne ... Anne ... " isaknya sambil memeluk erat Halwa, seolah-olah takut kalau ia melepasnya Halwa akan kembali menghilang."Iya, Sayang. Ini Anne ... " ujar

  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Tolong Beri Satu Kesempatan Lagi

    Edzhar menahan pintu kamar tempat Vanessa tertidur, dengan plester kompres demam yang menempel pada keningnya. Dengan langkah pelan dan kedua mata yang sudah dibanjiri air matanya itu, Halwa mendekati putrinya yang entah kenapa terlihat rapuh itu,"Vanessa ... " gumamnya lirih.Halwa nangis sesengukan sambil berlutut di samping tempat tidur Vanessa, tangannya yang gemetar meraih tangan mungil putrinya itu, yang terlihat jauh lebih kecil dari tangan putranya, Edson."Vanessa, putriku ... " desahnya sambil menciumi punggung tangan putrinya itu yang masih terasa hangat.Ia menempelkannya di pipinya, merasakan hawa panas yang mengalir dari telapak tangan Vanessa ke pipinya. Sementara tangan lainnya membelai lembut rambut putrinya itu.Tadi di sepanjang jalan Halwa sudah menyiapkan dirinya untuk tidak nangis, untuk terus terlihat kuat saat bertemu dengan putrinya nanti. Karena seorang anak bisa merasakan juga kesedihan ibunya, terutama anak ba

  • Jerat Ambisi Penguasa Kejam   Pertemuan Halwa dan Vanessa

    "Membicarakan apa? Menjelaskan apa?" tanya Halwa bingung."Vanessamu dan Edzhar masih hidup, Ay ... "Halwa mengerutkan keningny, ia merasa sangat bingung, luar biasa bingung. Ia menatap penuh mata tunangannya itu,"Vic, jangan becanda ini tidak lucu!" keluhnya.Meski bibirnya mengeluarkan keluhan itu, jantungnya mulai berdebar dengan sangat cepat selama ia menunggu balasan dari tunangannya itu."Apa aku terlihat tengah becanda, Ay? Apa aku pernah becanda jika menyangkut orang yang aku kasihi? Yang kamu sayangi?" tanya Victor dengan nada lembut, tidak sedikitpun ia marah dengan kecurigaan Halwa padanya.Halwa menggelengkan kepalanya, ia munduru beberapa langkah ke belakangnya,"Itu tidak mungkin ... Aku melihat dengan mata kepalaku sendiri vanessaku itu sudah tidak bernapas, Vic!" sangkalnya, ia menangkup mulutnya dengan kedua mata yang membola,"Itu tidak mungkin ... " lanjutnya, air mata mulai membasahi kedua

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status