Share

kenyataan

Author: Amey maharani
last update Huling Na-update: 2023-02-01 20:10:02

Reno yang tengah menggandeng mesra wanita yang baru saja memberinya kabar gembira ini, seketika menghentikan langkahnya saat menyadari ada seseorang yang tengah memperhatikanya dari luar pagar.

"Aurel?" gumamnya saat menyadari siapa orang yang sedari tadi memperhatikanya.

untuk sesaat tatapan mata mereka bertemu, hingga Aurel memilih menyalakan mesin motornya dan segera meninggalkan tempat yang begitu menyesakkan baginya.

"Kenapa Sayang?" tanya Ayunda karena Reno menghentikan langkahnya.

"Tidak, tidak ada. Lebih baik kita segera masuk ke dalam! aku tak ingin kau kelelahan," ucap Reno membawa Ayunda masuk ke dalam rumah mereka.

Hati Reno merasa sangat gelisah saat melihat Aurel berada di depan rumahnya. Ia yakin Aurel tengah merasa dibohohongi dan ingin meminta penjelasan padanya.

"Mungkin sudah saatnya Aurel tahu yang sebenarnya. Aku berharap dia mau menerima Ayunda sebagai adik madunya." Gumam Reno dalam hati.

Sementara itu Aurel lebih memilih untuk berhenti di sebuah taman, yang cukup sepi pengunjung.

Dia teringat bagaimana suaminya menggandeng mesra wanita lain. Hatinya begitu sangat cemburu, melihat bagaimana Reno begitu terlihat menyayangi wanita itu.

"Siapa dia Mas? kenapa kau terlihat begitu menyayanginya? Bahkan aku tak pernah melihat binar bahagia di matamu saat kau bersamaku," gumamnya sendu.

Aurel mengingat saat pertama kali bertemu dengan Reno. Lelaki itu terlihat sangat frustasi sehingga membuatnya tak fokus berjalan kaki, hingga lelaki itu hampir tertabrak mobil jika saja dia tidak menarik Reno ke pinggir jalan.

Sejak saat itu mereka menjadi dekat dan memutuskan untuk berpacaran. Selama dua tahun berpacaran Reno terlihat sangat mencintainya hingga akhirnya memutuskan untuk melamar Aurel dan memintanya untuk menikah.

Tentu saja Aurel menerima ajakan menikah dengan Reno, karena dia juga sangat mencintai Reno dan menunggu momen dimana Reno mengajaknya menikah.

Aurel kira sudah cukup mengenal Reno, karena terhitung cukup lama mereka berpacaran. Namun, pernikahan yang baru seumur jagung, Reno sudah menggandeng wanita lain, bahkan lelaki itu nampak bahagia sekali bersama dengan wanita yang tak di kenalnya.

Aurel duduk termenung memikirkan nasib pernikahannya ke depan, apalagi saat ini dirinya tengah hamil.

Dia bingung, apakah dirinya akan memberitahu Reno kalau dirinya tengah hamil atau tidak. Jika dia memberitahu, apakah Reno akan menerima bayinya dan meninggalkan wanita itu?

"Maafkan Mama sayang, jika nanti kamu harus kehilangan kasih sayang papamu sebelum kamu lahir. Apapun yang terjadi, Mama akan tetap mempertahankan mu sayang," gumam Aurel sembari mengelus lembut perutnya.

Seharian ini Aurel berada di taman untuk menenangkan dirinya, hingga waktu menunjukkan pukul delapan malam, akhirnya Aurel memutuskan untuk pulang.

Sebenarnya dia enggan untuk pulang, tetapi dirinya harus menemui suaminya agar semuanya jelas, berharap suaminya mau jujur tentang hubunganya dengan wanita yang dia peluk mesra tadi pagi, itupun jika suaminya pulang malam ini.

"Dari mana saja, kenapa jam segini baru pulang?" terdengar suara bariton yang sangat ia kenali.

Lelaki itu tengah berdiri di ruang tengah sembari melipat kedua tanganya di depan dadanya. Tatapannya sangat tajam, menandakan dirinya tengah menahan amarah.

"kau masih peduli denganku Mas?" tanya Aurel dengan nada tenang.

walaupun hatinya sangat ingin memaki lelaki yang berstatus suami baginya ini, namun sekuat tenaga ia menahannya.

"Tentu saja aku peduli! ingat, kau itu istriku. Seorang istri tidak boleh keluar rumah tanpa seijin suaminya."

"Cih, jika aku tak keluar maka aku tidak akan pernah melihat pemandangan yang begitu menyenangkan." Sindir Aurel.

Setelah mengatakan hal itu, Aurel lebih memilih masuk ke dalam kamar untuk membersihkan tubuhnya yang terasa sangat lengket, ia ingin beristirahat, karena jujur tubuh dan pikiranya sangat lelah.

Biarlah, dia akan menunggu Reno membahas masalah siapa wanita yang di gandengnya tadi pagi.

Sementara Reno hanya diam menatap punggung Aurel yang menghilang dari balik pintu kamar mereka.

Seharusnya dirinya bisa menahan emosinya. Ia lupa kalau Aurel telah melihatnya bersama Ayunda tadi pagi.

Reno menghela nafasnya secara kasar, ia lebih memilih untuk mengikuti istrinya masuk ke dalam kamar dan memberitahu yang sebenarnya tentang hubunganya dengan Ayunda.

Dia berharap, Aurel bisa menerima Ayunda dan jika itu terjadi, maka Reno berjanji akan bersikap adil untuk kedua istrinya.

Setelah menghabiskan waktu selama beberapa menit, akhirnya Aurel selesai dengan acara mandinya.

Ia keluar dari kamar mandi dan mendapati sang suami yang tengah duduk di pinggiran ranjang menunggunya.

"Kau sudah selesai? kemari lah kita perlu bicara!" titah Reno sambil menepuk pinggiran ranjang sebelahnya.

Aurel hanya diam dan berjalan di kursi meja rias duduk tepat di depan sang suami. Entah, dirinya enggan untuk duduk di samping sang suami.

"Cepat katakan, apa yang ingin kau bicarakan." Tanya Aurel dengan nada datar.

Tanganya sibuk mengambil krim malam dan mengolesnya di wajahnya. Reno menatap sendu ke arah sang istri, ini pertama kalinya Aurel bersikap dingin terhadapnya.

"Dek, aku ingin memberitahu sesuatu hal yang penting!"

"Katakanlah Mas, jangan berbelit!"

Reno mengambil nafas dalam lalu membuangnya secara perlahan. Reno menatap lekat kepada istrinya yang tengah sibuk dengan skincarenya.

Ia tahu, Aurel melakukan hal itu hanya ingin mengalihkan rasa gugup dan penasaran nya. Bahkan, Reno juga tahu, kalau istrinya ini sedang menahan amarah karena telah melihatnya bersama dengan wanita lain yang terlihat sangat mesra.

"Sebenarnya aku sudah menikah dengan Ayunda Dek."

Tak

Skincare yang di pegang oleh Aurel terjatuh, Aurel menatap tak percaya pada lelaki yang sudah ia nikahi selama 3 bulan ini.

Tubuhnya bergetar, telinganya berdengung seolah apa yang ia dengar itu salah. Kepalanya terasa berputar, tanganya mencengkram erat meja rias.

"S-sejak kapan Mas?" tanya Aurel dengan bibir yang bergetar menahan tangis, matanya menatap tajam ke arah sang suami melalui kaca.

Di sana dia bisa melihat suaminya juga tengah menatapnya dengan tatapan sendu. Aurel bisa melihat ada semburat rasa bersalah dari wajah tampan sang suami.

"Sudah satu bulan ini Dek," jawab Reno.

Reno berdiri dan mendekati Aurel, dia memegang pundak istrinya yang terasa bergetar menahan amarah dan tangis sekaligus.

Reno berjongkok di depan Aurel, tanganya menggenggam tangan istrinya yang terasa sangat dingin.

"Dek, maafkan aku karena sudah mengkhianati pernikahan kita...."

"Ceraikan aku Mas, aku tak ingin di duakan! aku tak bisa berbagi suami dengan wanita lain, jadi lebih baik kita bercerai saja." Potong Aurel yang sekuat tenaga menahan air matanya.

Meskipun hatinya begitu hancur, mendapati kenyataan jika suaminya sudah menikah lagi. Namun ia tak ingin terlihat lemah di depan suaminya ini.

Ya, Aurel lebih baik memilih mundur dari pada harus menjalani poligami. Ia benar-benar tak sanggup.

"Tidak, aku tidak akan menceraikan mu!" tegas Reno.

Patuloy na basahin ang aklat na ito nang libre
I-scan ang code upang i-download ang App
Mga Comments (1)
goodnovel comment avatar
Li Hua Nineten
reno laki² yg maunya menang sendiri
Tignan lahat ng Komento

Pinakabagong kabanata

  • Setelah Pernikahan    Ending

    Aurel meringis saat merasakan benda tajam menusuk lehernya, tidak dalam memang, namun, membuat lehernya mengeluarkan darah.Reno benar-benar sudah gila, mereka benar-benar tak menyangka jika lelaki itu tega melukai Aurel, wanita yang dicintainya."Jangan," pekik Zain kawatir saat melihat leher Aurel mengeluarkan darah."Kamu boleh minta apapun, asalkan lepaskan Aurel dan jangan lukai dia!" Zain mulai memberi pilihan."Suruh mereka melepaskan senjata mereka dan biarkan kami pergi!" "Baiklah!" Zain memberi kode agar para polisi melepas senjata mereka dan membiarkan Reno membawa pergi Aurel.Untuk sementara Zain harus menuruti apa yang diinginkan oleh lelaki itu. Ia tak ingin, pria gila itu menyakiti Aurel.Setelah yakin, semua polisi melepas senjatanya, Reno mulai melangkahkan kakinya dan memaksa Aurel untuk mengikutinya.Zain dan kedua anggota polisi yang bersamanya, memberi jalan pada Reno dan waspada. Mereka tak boleh gegabah dan berujung menyakiti Aurel.Tiba saat Reno akan melewat

  • Setelah Pernikahan    #112

    Waktu sudah menunjukkan tengah malam, terlihat beberapa penjaga mulai bergantian untuk menjaga rumah itu.Daniel, Zain dan Abi, bersiap untuk menyelinap masuk. Mereka dibantu oleh beberapa polisi. Mereka harus berhati-hati, karena bisa saja Reno melakukan hal yang nekat.Daniel juga menyuruh seseorang untuk menjadi salah satu pelayan di dalam rumah itu. Dari dia lah, mereka tahu keadaan Aurel sekarang."Kopinya datang," ucap pelayan itu mengantarkan kopi untuk penjaga yang berada di luar."Wah, untung kau datang membawa kopi, jadi hilang ngantuk ku!" ucap salah satu dari mereka."Tentu, aku tahu apa yang kalian butuhkan! selamat menikmati." Ucapnya lalu segera meninggalkan mereka dan membiarkan mereka menikmati kopi buatan nya.Rani, orang salah satu teman Daniel yang menyamar untuk menjadi pelayan di rumah Aurel.Ia melihat sekeliling, semua penjaga dan pelayan sudah ia beri obat tidur. Sudah dipastikan, sekarang mereka tengah terlelap efek dari obat yang dia berikan.Sekarang, tingg

  • Setelah Pernikahan    #111

    Aurel memandangi beberapa menu yang terhidang di atas meja. Hampir seluruh menu, adalah kesukaan nya.Tetapi, tak membuatnya bernafsu untuk memakan nya. Bagaiman bisa ia bernafsu, sementara ia terkurung di dalam rumah yang dulu pernah ia tempati.Tadi, sempat ia ingin kabur, tetapi Reno menyiapkan penjagaan yang begitu ketat sehingga membuatnya tak bisa berkutik."Ayo makanlah, bukankah ini menu kesukaan mu?" Reno memecah keheningan."Mas, hentikan kegilaan ini! bukankah, dulu yang menginginkan kita berpisah itu kamu Mas? dan aku sudah menuruti mu, jadi hentikan semua ini dan biarkan aku hidup tenang dengan keluarga baruku!" pinta Aurel dengan nada memohon.Berharap lelaki yang ada di hadapan nya ini terketuk hatinya dan menghentikan semua kegilaan yang sudah ia ciptakan."Makanlah, ingat! kau sedang hamil dan membutuhkan asupan gizi yang cukup!" Reno lebih memilih mengabaikan ucapan Aurel dan mengambilkan makanan untuk Aurel. Ia begitu kesal, karena Aurel masih bersikukuh dengan pen

  • Setelah Pernikahan    #110

    Zain dan Aurel keluar dari ruangan periksa, ada raut bahagia tercetak di wajah mereka. Zain merengkuh pundak Aurel dan membawa duduk di sebuah kursi."Aku tak menyangka, ada dua anak kita!" celetuk Zain sembari menatap hasil USG yang dipegang Aurel.Aurel mengangguk, membenarkan ucapan sang suami. Ya, dokter bilang anak mereka kembar. Hal itu, membuat Aurel semakin bahagia.Karena menurutnya, ini adalah anugrah yang paling indah dalam hidupnya. Ia tak menyangka, jika akan kembali memiliki anak kembar.Kali ini, dia akan lebih berusaha dengan keras untuk menjaga dan merawat calon anaknya sampai mereka lahir dengan selamat.Ia tak ingin kejadian di masa lalu terulang lagi. Jadi, kali ini dia akan lebih ekstra menjaga kedua anaknya."Kau bahagia Mas?" tanya Aurel menatap lekat sang suami. Ia takut, Zain tidak bahagia! pikiran buruk mulai merasuki otak kecilnya."Tentu saja aku bahagia Sayang, jangan samakan aku dengan lelaki itu! lupakan masa lalu dan kita akan mulai lembaran baru dengan

  • Setelah Pernikahan    #109

    Zain hanya sebentar menatap pada lelaki yang menyandang sebagai mantan suami istrinya itu, lalu mengalihkan tatapan nya pada Aurel.Ia ingin melihat bagaimana reaksi Aurel saat bertatapan langsung dengan mantan suaminya ini. Karena jika Aurel ingin sembuh, Aurel harus bisa melawan rasa takut itu sendiri dengan cara berhadapan langsung dengan Reno.Zain bisa melihat tubuh Aurel bergetar karena ketakutan dan wajahnya berubah menjadi pucat pasi. Zain meraih tangan Aurel dan menggenggam tangan nya dengan sangat erat. Aurel menatap pada genggaman tangan suaminya dan menatap wajah teduh Zain.Lalaki itu seolah memberinya kekuatan dan mengatakan semuanya akan baik-baik saja. Aurel membalas senyuman Zain tak kalah manis.Ia memejamkan matanya dan mencoba melawan rasa takutnya. Ia mengambil nafas dalam dan mengeluarkan secara perlahan.Dirasa cukup tenang, Aurel membuka matanya dan menatap wajah Reno yang menyunggingkan senyum kepadanya."Aurel, akhirnya aku bisa bertemu denganmu lagi!" Reno

  • Setelah Pernikahan    #108

    Zain perlahan meletakkan tubuh mungil Aurel di atas ranjang mereka. Suami Aurel itu memutuskan untuk membawa nya pulang ke apartemen nya.Selema perjalanan, Aurel hanya diam saja sembari menatap kosong keluar jendela. Zain tak tahu apa yang sedang dipikirkan oleh istrinya ini.Bahkan, sekarang istrinya itu masih menatap lurus kedepan dengan tatapan kosongnya. Dibelainya lembut rambut Aurel dan diciumnya kening sang istri.Sungguh, melihat Aurel seperti ini membuat hatinya sakit. Ia yakin, luka itu terlalu dalam sehingga membuat istrinya menjadi seperti ini."Sayang, bicaralah sesuatu! jangan membuatku kawatir! atau mau aku panggilkan dokter?" Zain berusaha mengajak bicara dengan Aurel.Namun, Aurel masih diam membisu tak merespon pertanyaan nya. Membuat Zain semakin kawatir.Zain melepas genggaman tangan nya dan ingin beranjak menelpon dokter, karena dia takut terjadi sesuatu pada sang istri."Tolong jangan pergi, temani aku!" Aurel mengeratkan genggaman nya membuat Zain urung melangk

Higit pang Kabanata
Galugarin at basahin ang magagandang nobela
Libreng basahin ang magagandang nobela sa GoodNovel app. I-download ang mga librong gusto mo at basahin kahit saan at anumang oras.
Libreng basahin ang mga aklat sa app
I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status