Home / Romansa / Setelah Sepuluh Tahun / Peringatan Serius

Share

Peringatan Serius

Author: PutriNaysaa
last update Last Updated: 2023-11-02 00:13:37

               “Aku enggak membuntuti kamu,” sanggah Gayatri kuat.

                “B 5632 ZX adalah plat mobil yang kemarin diam lebih dari sepuluh menit di depa rumah aku. Dan mobil volvo itu milik Rachel Ariani Putri yang mana adalah manager dari seorang model bernama Gayatri. Masih mau mengelak?” desak Eliot tanpa memberi ampun.

                Gayatri menghela nafas panjang, menggaruk keningnya yang tidak gatal sebelum ia menjawab tuduhan Eliot. Belum ia memberikan penjelasan, Eliot sudah kembali memberinya peringatan.

                “Jika sekali lagi kamu menguntit saya apalagi Pilar, jangan salahkan aku jika agensi kamu saya tuntut bukan hanya kamu dan Rachel. Dengarkan itu baik-baik.” Eliot memberikan ancaman dengan rahang mengetat sempurna dan langsung membalikkan badan dan meninggalkan Gayatri yang tergagap tidak diberikan kesempatan menjelaskan.

                Sepeninggal Eliot, Gayatri menghela nafas panjang dan meneruskan memasuki taksi. Moodnya semakin jelek karena tuduhan serta ancaman dari Eliot. Padahal ia masih ada sehari lagi pemotretan di sekitar hotel tempatnya mennginap.

                “Aku mau tidur jangan bangunkan aku sampai besok.” Gayatri berpesan pada Rachel setelah sampai hotel.

                “Kenapa? enggak enak badan?” tanya Rachel cemas.

                “Enggak, hanya mengantuk dan aku ingin tidur panjang biar besok segar.”  Gayatri mengeluarkan sebuah botol kecil dari dalam tasnya dan langsung ditahan oleh Rachel.

                “Kenapa minum obat tidur? Kamu sudah lama enggak minum ini.” Rachel mengambil botol obat di tangan Gayatri.

Gayatri kembali mengambil botol obatnya. “Hanya kali ini, aku sudah sangat jauh lebih baik. Dan lagi jadwal aku sekarang enggak segila saat di Kanada, kamu jangan cemas ya.”

                “Gara-gara surat dari Pilar ya?” tebak Rachel.

                “Enggak ... kamu jangan terus menuduh jelek anak aku ya Chel, aku pangkas gaji kamu jadi setengah nanti.” Gayatri melebarkan mata setelah berhasil mengambil dua butir obat tidur.

                Rachel kembali tertawa dan mengangkat kedua tangannya tanda menyerah, memilih meninggalkan kamar dan duduk di sofa melihat hasil pemotretan hari itu. Gayatri sendiri segera merebahkan badan menemaramkan lampu dan mencoba tidur setelah meminum obat.

                Pada kenyataannya bukan langsung tidur meskipun sudah meminum obat, pikiran Gayatri jauh melayang pada ucapan dingin Eliot. Tuduhan kejamnya yang menyakitkan dan ancamannya yang ia yakin akan terwujud. Tanpa sadar sudut matanya basah sebelum ia terlelap, sesakit inikah meraih kembali cinta anaknya.

                Keesokan harinya Gayatri mengesampingkan semua beban pikirannya dan kembali profesional dalam pekerjaannya. Ia akan menyelesaikan semuanya hari ini dan langsung kembali ke Jakarta tanpa ingin ke mana-mana lagi. Sementara di kediaman rumah Eliot, Pilar memandangi kado pemberian dari Rachel sekian lama.

                “Boleh Papa masuk?” tanya Eliot setelah mengetuk pintu kamar Pilar.

                Pilar memberikan izin Eliot masuk, sepulang dari Bandung Eliot masih harus bertemu dengan beberapa klien dan saat ia sampai rumah ternyata Pilar sudah terlelap. Jadilah keesokan harinya baru ia menemui Pilar, namun begitu ia membuka pintu setelah diizinkan, Eliot justru melihat Pilar tengah memandangi beberapa buku serial anak-anak di meja belajarnya.

                “Kamu beli buku cerita anak-anak?” Pertanyaan pertama Eliot saat melihat apa yang sedang Pilar pandangi.

                “Hadiah Pa, Papa sampai semalam ya?” Pilar bangun dari duduk dan memeluk papanya erat dan mendapatkan kecupan dalam di kepalanya.

                “Iya kamu sudah mengorok,” ledek Eliot.

Pilar mencubit perut Eliot sebal. “Aku enggak mengorok.”

                Eliot tertawa kecil sebelum merangkum wajah Pilar dan ia daratkan kembali kecupan di keningnya. Duduk di ranjang besar putrinya, Pilar sendiri kembali duduk di kursi meja belajarnya.

                “Hadiah dari siapa? kok kasih buku cerita anak-anak?” tanya Eliot kembali.

                “Aku belum cerita tentang Tante Rachel ya sama, Papa?” Pilar antusias menggeser kursi ke arah Eliot serta melipat kakinya.

                “Tante Rachel?” Eliot langsung mengerutkan dahi dalam.

                “Iya jadi aku punya kenalan baru Pa, sebenarnya pas awal nyamperin aku, aku agak takut. Eh ternyata anaknya ikut Olimpiade Matematika bareng aku yang tahun kemarin. Dan sekarang sedang sakit jalani perawatan.” Pilar mulai bercerita awal mula pertemuannya dengan Rachel dan Eliot mendengarkan tanpa menginterupsi.

                Melihat bagaimana pancaran bahagia di mata Pilar ketika menceritakan sosok tante Rachel, membuat Eliot sangat ingin tahu apakah Rachel yang menemui putrinya adalah Rachel yang sama dengan yang ada di kepalanya.

                “Kamu buat surat untuk anaknya tante Rachel?” Eliot semakin serius mendengarkan cerita panjang Pilar.

                “Iya, aku enggak punya kado apa pun untuk membalas pemberian tante Rachel. Jadi aku buatkan surat buat kasih semangat ke Gaya,” jawab Pilar.

                “Siapa namanya?” seru Eliot langsung kaget.

Pilar meringis kecil. “Namanya Gaya, Papa enggak salah dengar.”

                “Jangan temui dia lagi ya, kalau datang lagi ke sekolah kamu, tolak. Jika dia memberikan apa pun tolak juga, jangan berhubungan dengan tante Rachel itu.” Eliot langsung mengambil langkah tegas karena ia yakin sekali Rachel yang di maksud Pilar adalah manager Gayatri.

                “Kenapa?” Pilar bertanya dengan raut wajah berubah langsung sedih.

                “Papa belum bisa menjelaskan sekarang, Papa akan memastikan dahulu benar atau tidak. Tapi Papa minta jika dia menemui kamu lagi, jangan mau. Sepertinya Papa tahu siapa Rachel.” Eliot melunakkan wajahnya karena raut berbinar-binar yang beberapa menit lalu ia lihat di wajah putrinya lenyap seketika.

                “Tante Rachel jahat? Musuh bisnis Papa?” tuntut Pilar ingin mendapatkan jawaban.

                “Bukan ... hari ini Papa akan pastikan ya. Nanti Papa akan ceritakan sama kamu semuanya.” Eliot membelai paras cantik Pilar.

                “Kenapa enggak cerita sekarang saja? kalaupun Papa mau memastikan lagi, aku sudah enggak penasaran. Kenapa Pa?” Pilar memaksa Eliot bercerita.

                Eliot menghela nafas panjang, ia sesungguhnya sedih melihat raut kecewa di wajah Pilar saat ia mengatakan jangan lagi menemui Rachel. Namun jika memang benar ia adalah Rachel yang sama, maka Eliot tidak ingin Pilar dibohongi terlalu lama dan akan jauh lebih menyakitkan jika mengetahuinya kelak.

                “Baiklah Sayang, akan Papa beritahukan, tapi bisa tolong gambarkan paras tante Rachel yang menemui kamu?” Eliot kembali bertanya.

Pilar tampak berpikir sejenak. “Wajahnya ada bulenya sedikit, tapi rambutnya hitam dan ikal panjang sepunggung. Tinggi sekali soalnya aku hanya sedadanya. Oh ada bekas luka kecil di pelipis kanan. Dan punya gigi gingsul satu di ... kanan.”

                Eliot bangun dan menuju meja belajar Pilar sebelum menghidupkan laptop dan berkutat beberapa saat di sana sebelum menyingkir agar Pilar melihat apa yang ingin ia tunjukan.

                “Ini?” tanya Eliot.

                “Iya benar,” seru Pilar.

Eliot mendesah panjang. “Berarti memang benar orangnya sama. Jangan temui dia lagi ya, Nak. Karena dia adalah Manager mama kamu di agensi. Kamu bisa rangkai sendiri kemungkinan mengapa ia tahu-tahu mendekati kamu dengan cerita anaknya yang sakit.”

 

Continue to read this book for free
Scan code to download App

Latest chapter

  • Setelah Sepuluh Tahun   Happy Family ( Tamat )

    “Kangen sekali, aku enggak bisa meninggalkan mereka lagi ah Sayang. Bawa semuanya setiap perayaan aniversary kita.” Gayatri meletakan tasnya di bangku belakang sebelum mengenakan seatbeltnya. Mereka berdua meninggalkan hotel setelah satu malam menginap, Gayatri dibuat lepas kendali berkali-kali oleh Eliot dengan caranya memuja sang istri. Jika bukan karena kerinduan mendalamnya pada kedua anak merek, Gayatri tidak keberatan memperpanjang acara di hotel dengan banyak kejutan dari suaminya. Eliot memberinya hadiah jam tangan setelah memutuskan jam Gayatri tidak sengaja di tengah bangunan butik milik sang istri. “Baiklah Sayang, baiklah,” kekeh Eliot. “Aku kok payah sekali sampai meninggalkan kado buat kamu, Sayang. Mana aku juga yang menuduh kamu enggak ingat hari pernikahan kita. Kenapa kepikiran belikan aku jam ini? ini jam keluaran lawas dan sudah sangat susah dapatkannya. Aku sangat suka.” Gayatri mengamati pergelangan

  • Setelah Sepuluh Tahun   Membara

    Gayatri menggeliat pelan dan langsung membuka mata saat mendengar kata aduh dari samping tempatnya berbaring. “Maaf,” kekeh Gayatri setelah melihat siapa yang tidak sengaja ia gaplok. “Untung sayang,” gumam Eliot. “Sayang saja?” Gayatri meringsek ke dada polos suaminya. “Habis menggaplok wajah aku minta dibilang cinta?” Eliot rapikan rambut di kening Gayatri yang tenggelam dalam ceruk lehernya. “Gaploknya pakai cinta,” kekeh Gayatri. “Aduh aku digombali bangun tidur. Are you ok? aku sepertinya lepas kendali ya?” Eliot merangkum wajah mengantuk istrinya yang tersenyum memandang dirinya, didaratkan kecupan lembut pada kening, mata, hidung dan bibirnya. “Iya kamu menggila, but i’m ok. Hanya capek saja, sama lapar, sama ingin berendam sama ingin pijat.” Gayatri melepas tawa saat jawaban panjangnya membuat suami menghujani wajahnya dengan ciuman bertubi-tubi.

  • Setelah Sepuluh Tahun   Bulan Madu

    Gayatri melepas tawa lebar hanya beberapa detik saja, kemudian menjerit histeris saat Eliot bangun dari duduk dengan seringai menyeramkan. Eliot siap memakan dirinya hidup-hidup, Gayatri langsung mundur menjauh tanpa alas kakinya. “Eliot berhenti.” Gayatri sontak berlari penuh tawa, menjauh dari Eliot yang terus menyeringai lebar. “Kamu yang mulai Sayang, lihat? celana aku jadi sangat sempit.” Eliot menunjuk celana bahannya dan tawa Gayatri semakin menggema. “Kamu duluan yang mulai, kok malah menyalahkan aku. Lagian baru dibelai dikit sudah siap perang saja,” kelakar Gayatri. Eliot berjalan santai mendekati Gayatri yang heboh memintanya berhenti serta terus tertawa. Bahkan Gayatri menaiki ranjang dan melompatinya saat ia hampir tertangkap oleh tangan-tangan panjang suaminya. “Sayang kamu seram sumpah, berhenti,” kekeh Gayatri saat terjebak antara nakas dan ranjang dalam sekali lompat Eliot

  • Setelah Sepuluh Tahun   Berduaan

    “Kamu yakin, Sayang? tante Rachel kadang keluar kumatnya,” bisik Gayatri pada Pilar. “Tante Gayatri mendengar di sini, Mama Gaya,” sindir Rachel.Gayatri tertawa kecil. “Telepon Mama jika terjadi sesuatu ya, harusnya enggak perlu seperti ini juga.” “Enggak apa-apa Mama, aku juga lama enggak main ke tempat Tante Rachel. Apalagi Mahatma pertama kali. Ada sus juga ikut. Mama tenang saja, kalau adek menangis dijahili tante Chel nanti aku yang jewer,” kelakar Pilar. Rachel selesai menaikkan Mahatma ke carseat dan meminta Pilar segera naik juga. “Kamu takut anak-anak aku siksa ya, sudah senang-senang saja kalian. Eliot sedang jalan pulang katanya. Akan aku kembalikan anak-anak besok sore,” kelakar Rachel. “Kalau Pilar enggak apa-apa menginap lama juga tempat kamu. Yang bayi janganlah, enak saja,” kekeh Gayatri. “Buka kado dari aku, aku taruh di nakas kamu tadi sory menyelinap.” Ra

  • Setelah Sepuluh Tahun   Aku Cinta Kamu

    “Tambah Zean, kamu juga Chel. Dari pagi dia belum makan, Zean. Menangis mulu,” ledek Gayatri. “Jangan bocor deh,” gerutu Rachel. Gayatri dan Pilar yang menolak makan karena sedang bermain dengan adiknya tertawa mendengar gerutuan Rachel. “Baru mau tanya apa boleh tambah,” kekeh Zean. “Makanan banyak di luar, buat malu saja minta makan rumah orang.” Rachel menepuk paha Zean namun tetap mengisi kembali piring makan suaminya yang sudah kosong. “Rachel memang mulutnya kadang asal ceplos, Zean. Tapi kamu lihat kan tetap diambilkan makan lagi, mulut, hati sama kepala enggak sinkron dia,” kekeh Gayatri. “Iya memang, ngeselin tapi sayang. Aduh-aduh jangan dicubit, benar sayang kok.” Zean mengelus pahanya yang mendapat cubitan dari Rachel yang wajahnya merah karena ia bilang sayang. Gayatri dan suaminya kembali melepas tawa melihat bagaimana seorang Rachel yang ketus,

  • Setelah Sepuluh Tahun   Lara Rachel

    “Aku yang bawa mobilnya.” Gayatri mengambil kunci di tangan Rachel. Rachel mengangguk, duduk di samping kemudi setelah mengantarkan Alea pulang. Sepanjang perjalanan ia kembali menekuri gambar-gambar dari Alea, tersenyum mengagumi keterampilan tangan teman lama sahabatnya. “Chel ... mau aku antar pulang apa mau gendong Mahatma?” tanya Gayatri. “Gendong Mahatma tentu saja, aku malas pulang. Biarkan saja Zean makan indomie,” jawab Rachel.Gayatri melepas tawa mengangguk. “Mahatma sudah merangkak tahu Chel, sudah enggak bisa diam sekali. Suka diikat sama bapaknya, benar-benar Eliot.” “Iya tadi pagi saja teriakannya lima oktaf pas aku goda. Pesanan aku belum sampai rumah kamu ya, Gaya?” Rachel meletakan ponsel di pangkuan dan duduk memutar menghadap Gayatri. “Pesanan apa? please deh Chel berhenti beli hadiah buat Mahatma dan Pilar.” Gayatri langsung paham saat Rachel terkekeh melipat tangan dan

  • Setelah Sepuluh Tahun   Gagal Eksekusi

    “Ah kamu, aku sedang capek. Dan itu dua bocah ada di kamar kita.” Eliot membisiki Gayatri dengan kembali merapikan pakaiannya yang ia turunkan. “Lagian siapa yang mengajak sih, Sayang. Aku hanya mencoba salah satunya dan pas, hanya lupa ganti saja,” kelakar Gayatri. Eliot berdecap dan menarik pinggang Gayatri lebih menempelinya, sebelum mengangkat dagu sang istri dan mendaratkan ciuman dalam penuh tuntutan di sana. Gayatri melepas tawa dengan menepuk dada suami kesal saat ia dapat terlepas dari bibir candu penuh tuntutan tersebut. “Besok pagi-pagi ya, biarkan aku tidur. Yuk kamu juga harus tidur sebelum Mahatma kembali bangun minta asi dan kamu belum sempat merem. Aku akan tidur di kamar tentu saja, pakai kasur lipat. Biar kalau malam bisa gantian bangun jaga Mahatma.” Eliot bangun dan menarik tangan istrinya sebelum ia benar-benar lepas kendali menghabisi Gayatri di sofa ruang keluarga mereka. “Baiklah Sa

  • Setelah Sepuluh Tahun   Niat Terselubung

    “Oh ya?” Gayatri melepas tawa kecil akan jawaban Eliot. Eliot mengangguk saja, ia juga membuka satu kotak lainnya, kotak berisi kaos bola untuk keluarganya. Matanya melirik Gayatri yang tersenyum begitu melihat isi kotak pesanannya. “Ini pilihan kamu apa kamu minta rekomendasi dari Victoria?” Gayatri menahan senyum setelah memeriksa isi dalam kotak ada lima pasang lingerie keluaran terbaru dengan model twopiece dan berjumlah lima pasang. “Yang dua aku pilih sendiri, yang tiga aku tanya paling baru dari koleksi mereka. Suka enggak? jangan tanya kenapa aku tahu ukurannya ya, aku cium sampai pingsan kamu nanti,” kelakar Eliot. Gayatri menengadahkan kepala tergelak pelan, suaminya memang selalu penuh kejutan. Ia menutup kembali kotak pakaiannya dan menggeser ke tengah meja untuk kemudian ia mendorong kaki kursi suaminya dengan kakinya sebelum bersandar pada tepi meja, berhadapan. “Ingin aku paka

  • Setelah Sepuluh Tahun   Baju Dinas

    “Mama ... adek mana?” tanya Pilar saat baru sampai rumah sepulang sekolah. “Di kamar Mama sama papa lagi berduaan biasa kalau pulang kerja papa kamu, pulang sekolah bukannya Mama dipeluk malah yang dicari adiknya. Mama sedih berasa enggak di sayang lagi.” Gayatri memasang wajah pura-pura terluka. Pilar melepas tawa dan memberikan pelukan erat pada mamanya yang sedang menyiapkan makanan di meja makan dengan dibantu mbak. Gayatri terkekeh kecil saat dipeluk si sulung yang kian tinggi menjulang. “Istirahat dulu Sayang, kamu capek hari ini kan? Mama siapkan makanan ya, turun makan dulu sebelum istirahat. Oh satu lagi ... Mama baru ganti seprei kamu karena ada noda tinta lebar. It’s ok?” Gayatri sudah sangat jarang merapikan kamar Pilar atau mengganti barang-barang di sana tanpa seizin sang anak karena ia sangat menghargai tempat pribadi anaknya walau dia memiliki akses penuh ke sana, kamar Pilar tidak pernah di kunci saat ia

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status