LOGINLin Tian Yan memandang sekeliling—tidak ada bayangan, tidak ada cahaya, tidak ada tanda-tanda keberadaan klon.
"Apakah skill-nya gagal? Tidak mungkin. Aku sudah membaca konfirmasinya di sistem." Dia menutup matanya kembali, mencoba merasakan aliran energi. Dan saat dia tenggelam dalam meditasi, sesuatu yang luar biasa terjadi. Dunia di sekitarnya berubah. --- Ketika Lin Tian Yan membuka mata, dia tidak lagi berada di kamarnya. Dia berdiri di pinggir tebing yang curam, angin kencang menerpa wajahnya. Di bawah, jurang dalam membentang hingga tak terlihat dasarnya. Pepohonan raksasa tumbuh di sisi tebing, daunnya bercahaya biru lembut, seolah memancarkan energi sihir alami yang sangat kuat. Di langit, pulau-pulau mengambang tinggi. Burung-burung besar dengan sayap bercahaya beterbangan bebas di langit. "Di mana ini...?" bisik Lin Tian Yan, terpesona. Lalu, dari sudut matanya, dia melihatnya. Seorang anak laki-laki berdiri di dekat pohon besar. Tingginya sama. Wajahnya—persis seperti dirinya. Pakaian yang sama. Ekspresi yang sama. Bahkan tatapan yang sedang menatapnya pun terasa seperti cermin. "Kamu... aku?" tanya Lin Tian Yan. Anak itu tersenyum tipis. "Ya, aku klon sejati nomor 1." "Ini sangat menarik," bisik Lin Tian Yan dengan penasaran. "Di mana kita sekarang?" tanya Lin Tian Yan bingung. "Aku tidak tahu, saat aku muncul, aku sudah berada di sini!" Klon sejati 1 menjawab dengan ekspresi datar saat mendengar pertanyaan yang dilontarkan Lin Tian Yan. Saat dia dipanggil oleh Lin Tian Yan, dia tiba-tiba muncul di sini tanpa mengetahui apa pun. "Begitukah!" Lin Tian Yan sangat bingung saat ini. Dia melihat sekeliling dan merasakan kepadatan energi sihir yang berlimpah di udara. "Aku tidak tahu kita berada di mana saat ini, tetapi ini bukan hal yang utama!" "Aku harus mencoba apa aku bisa kembali terlebih dahulu!" Lin Tian Yan memfokuskan kembali pikirannya dan berusaha kembali ke dunianya. Dia saat ini tidak peduli betapa menakjubkannya tempat yang didatanginya saat ini. Seberapa menakjubkannya pun tempat ini, jika dia tidak dapat kembali dan terbunuh, itu sama saja dengan mati sia-sia, dan dia tidak ingin itu terjadi. Sesaat kemudian. "Itu berhasil!" Lin Tian Yan terkejut menyadari dia sudah kembali ke dalam kamarnya, dan menghela napas pelan. "Bagaimana dengan klon sejatiku?" Lin Tian Yan kembali memanggil klon sejati. Dan saat ini benar-benar muncul di hadapannya. "Kali ini tidak ada masalah sama sekali," desah Lin Tian Yan kembali dengan lega. Dengan pikirannya, Lin Tian Yan membatalkan skill klon sejatinyanya. "Aku penasaran di mana aku berada sebelumnya." Lin Tian Yan membuka gelang canggihnya yang terhubung langsung ke jaringan pusat yang dikelola oleh Goddess of Justice. Mulai mencari dengan serius. Setelah menghabiskan cukup banyak waktu, Lin Tian Yan tidak dapat menemukan informasi apa pun. "Setelah berjam-jam, tidak juga menemukan petunjuk!" keluh Lin Tian Yan dengan tidak puas. Tiba-tiba Lin Tian Yan mendapat ide cemerlang. "Bagaimana jika aku membiarkan klon sejati menjelajah?" Dia segera mengumpulkan perlengkapan menjelajah dan membiarkan klonnya menyimpan semua perlengkapan di ruang penyimpanannya. Dan kembali mengirimkannya ke tempat sebelumnya. "Aku hanya perlu menunggu dengan sabar," Lin Tian Yan mengangguk dengan senang. "Sekarang aku harus berlatih dan segera meningkatkan kekuatanku." Lin Tian Yan mulai bermeditasi menyerap energi sihir di sekitarnya. Dengan napas yang dalam, Lin Tian Yan menutup matanya, membenamkan dirinya dalam meditasi. Energi sihir di sekitarnya mulai berdenyut dan berputar, perlahan-lahan menyatu ke dalam tubuhnya. Namun, di sudut pikirannya, dia masih memikirkan tempat misterius yang baru saja dia kunjungi—dunia dengan energi sihir yang begitu murni dan padat, seolah-olah dia telah melangkah ke alam yang sama sekali berbeda. Sementara itu, di dunia yang asing, klon sejati pertamanya berdiri di tepi tebing yang sama. Angin berhembus kencang, membelai rambutnya yang pendek. Dia menghela napas lega karena perlengkapan eksplorasi telah berhasil dibawa. Walau terbatas dan terburu-buru, setidaknya itu memungkinkan. Dengan tekad yang bulat, klon mulai menjelajahi sekelilingnya. "Tempat ini begitu indah," klon sejati berkata pelan. Dia berjalan menyusuri tepi tebing, mencoba menemukan jalan setapak atau tanda-tanda kehidupan. Pepohonan raksasa dengan daun bercahaya tampak begitu misterius dan indah. Di kejauhan, pulau-pulau mengambang di langit yang luas, bergerak perlahan. Air terjun jatuh dengan bebas, terlihat begitu indah dan mengagumkan, terdapat pelangi yang dapat terlihat jelas di sekitarnya. Setelah berjalan beberapa jam, "akhirnya aku menemukan sesuatu!" klon itu menemukan sebuah gua tersembunyi di balik rerimbunan daun dan bunga yang berkilauan. Di dalam gua, dia merasakan konsentrasi energi sihir yang bahkan lebih tinggi. Dia memutuskan untuk memasuki gua itu, berhati-hati dengan setiap langkahnya. Suhu di dalam gua terasa lebih sejuk, dan udara terasa padat oleh energi murni yang membuat setiap tarikan napas terasa seperti meminum elixir kehidupan. Dinding gua tidak seperti batu biasa; mereka dipenuhi dengan kristal-kristal energi yang memancarkan cahaya lembut berwarna biru dan ungu, berdenyut pelan seiring dengan aliran energi sihir yang tak terlihat. Cahaya mereka menerangi lorong gua dengan cahaya yang menenangkan, menciptakan pola-pola cahaya yang menari-nari di permukaan batu yang tidak rata. Suara tetesan air yang jatuh dari stalaktit di atasnya menciptakan irama yang menenangkan. "Aku tidak menyangka bisa menemukan tambang kristal mana berkualitas tinggi di sini," Klon Sejati Lin Tian Yan berbisik pada dirinya sendiri, suaranya bergema lembut di dalam ruang yang sunyi. Matanya membelalak, menatap keindahan yang begitu luar biasa di kedalaman gua. Kristal-kristal itu memancarkan energi yang terasa begitu luar biasa. Beberapa kristal kecil berjatuhan dari langit-langit gua, memancarkan gemerisik halus. Di dunia ini, tambang kristal mana (kristal sihir) dikelola dengan ketat oleh keluarga-keluarga besar, korporasi mega, atau diawasi langsung oleh sistem Goddess of Justice. Setiap tambang yang ditemukan harus segera dilaporkan, dan penambangan tanpa izin bisa berakibat pada hukuman yang sangat berat. Penemuan seperti ini, di dunia yang tidak terpetakan, adalah harta karun yang tak ternilai—sebuah keajaiban yang bisa mengubah takdir seseorang dalam semalam. "Dengan ini," gumam klon sejati, rasa takjub berubah menjadi kegembiraan yang membara, "aku tidak perlu lagi khawatir tentang sumber daya kristal mana. Tubuh utamaku bisa berkembang dengan kecepatan yang belum pernah ada!" Dia meraih sebuah kristal yang menjorok dari dinding. Kristal itu terasa hangat di sentuhan, berdenyut dengan energi hidup. Saat jarinya menyentuhnya, aliran energi kecil menyengat ujung jarinnya, membuat bulu kuduknya berdiri. Kristal itu berkilauan dengan cahaya internal, memancarkan sinar biru keemasan yang memantul di dinding gua. Rasanya seperti memegang sepotong bintang yang jatuh dari langit. "Tetapi..." bisiknya, kegembiraannya memudar seketika. "Menambangnya sendiri cukup merepotkan dan akan menghabiskan banyak waktu. Dengan hanya aku sendiri di sini, itu tidak mungkin." Dia memandang sekeliling gua yang luas, memperhatikan bagaimana kristal-kristal itu tertanam kuat dalam matriks batu yang keras. Meski kaya, mengekstraksi kristal-kristal ini membutuhkan peralatan khusus, waktu, dan tenaga—sumber daya yang tidak dimilikinya saat ini. Bahkan dengan kekuatan sihir, proses penambangan manual akan memakan waktu berbulan-bulan untuk mendapatkan hasil yang signifikan. "Sepertinya," dia bergumam, memutuskan untuk berkomunikasi dengan kesadaran intinya, "aku harus meminta tubuh utama mencari solusi jangka panjang untuk ini." Dengan hati-hati, klon itu menggunakan sejumlah kecil energi sihirnya untuk melepaskan sebuah kristal mana berukuran sedang dari matriksnya di dinding gua. Tangannya bersinar lembut saat energi terkonsentrasi pada ujung jarinya, memotong melalui dasar kristal dengan presisi yang sempurna. Kristal itu berkilauan, memancarkan cahaya yang lebih terang begitu terlepas. Dia menyimpannya dengan aman ke dalam ruang penyimpanan.Tiga bulan.Di dalam Origin Realm, waktu mengalir dengan caranya sendiri, terpisah dari ritme Bintang Biru. Selama sembilan puluh hari itu, dua belas kesadaran—satu tubuh utama dan sebelas klon sejati—telah menyelam begitu dalam ke dalam lautan eksperimen dan kultivasi sehingga batas antara individu nyaris sirna.Masing-masing klon memiliki fokusnya, menjadi spesialis dalam satu aspek tertentu dari warisan Lin Tian Yan yang kompleks.Lin Ye dan Lin Xun terus memantau dunia luar, mengawasi pemulihan Neo-Avalon dan jejak samar Organisasi Bulan Merah. Lin Wei, Lin Yu, dan Lin Feng telah menyempurnakan kombinasi Shadow Monarch dan Darah Naga Ungu, menciptakan senjata dan armor hybrid yang memadukan sifat-sifat keduanya dengan sempurna. Lin Ming dan Lin Luo berkutat pada ranah spiritual, memetakan interaksi antara jiwa Shadow Monarch dan esensi Warisan Asmodeus, menemukan cara untuk memperkuat pertahanan jiwa hingga tingkat yang belum pernah dicapai. Lin Rui, Lin Chen, dan Lin Jie—tiga klo
Kesunyian di rumah keluarga Lin terasa lebih berat dari baja. Setelah beberapa hari membersihkan dan menata ulang, rumah itu secara fisik telah kembali layak huni, tetapi jiwa dari tempat itu—tawa, obrolan, kehangatan—tetap absen. Setiap sudut yang sunyi mengingatkan mereka pada kehilangan.Di ruang tamu, dengan secangkir teh yang sudah dingin di tangannya, Lin Long Bai memecah kesunyian yang telah berlangsung selama berjam-jam."Aku akan pergi, Tian Yan."Lin Tian Yan mengangkat pandangannya dari peta energi multidimensi yang sedang dia pelajari. Dia tidak terkejut. Dia bisa merasakan kegelisahan yang sama dalam diri kakaknya."Ke mana?""Belum tahu dengan pasti," jawab Lin Long Bai, matanya menatap jendela, seolah bisa menembus batas kota. "Tapi aku tidak bisa hanya duduk di sini. Level 145... itu cukup untuk menjadi yang terkuat di Neo-Avalon, tapi itu tidak cukup. Kita berhadapan dengan ancaman yang melampaui kota ini, melampaui bahkan Bintang Biru. Aku merasakan panggilan dari da
Kembalinya Lin Tian Yan dan Malakor dari Abyssal Dimension terasa seperti sebuah perpindahan zaman. Udara di Lantai 99 Tower of Heaven, yang sebelumnya penuh dengan sisa-sisa energi gelap dan keputusasaan, kini terasa lebih jernih, seolah-olah ditiup oleh angin pemurni dari dimensi yang tak terbayangkan. Ketiadaan The Architect sebagai ancaman langsung terasa seperti beban seberat gunung yang diangkat dari pundak semua orang.Lin Long Bai dan Feng Xiao, yang dengan cemas menunggu di sisi portal, segera mendekat. Ekspresi lega yang mendalam terpancar jelas di wajah mereka."Kalian selamat," ucap Lin Long Bai, suaranya serak. Tangannya tanpa sadar meraih bahu Lin Tian Yan, seolah memastikan adiknya benar-benar ada di sana dalam keadaan utuh."Dan kalian berhasil," tambah Feng Xiao, matanya yang tajam langsung tertuju pada tablet batu berukir aneh yang dipegang erat oleh Malakor. Artefak itu memancarkan getaran energi yang samar dan purba.Sebelum percakapan dapat berlanjut, sebuah cahay
Abyssal Dimension bergolak. Makhluk-makhluk yang terwujud dari chaos murni—entitas tanpa bentuk tetap, berubah-ubah antara wujud mengerikan dan keindahan yang memusingkan—berkumpul, tertarik oleh kemarahan The Architect dan cahaya keteraturan yang dipancarkan Lin Tian Yan dan Malakor."Bersiaplah!" teriak Malakor, aura emasnya bersinar lebih terang, membentuk kubah pelindung di sekitar mereka. Sebuah tangan raksasa yang terbuat dari batu cair dan suara teriakan menghantam kubah tersebut, membuatnya bergetar hebat.Lin Tian Yan tidak tinggal diam. Dia mengerahkan kekuatan barunya. Dia tidak menyerang dengan elemen atau bayangan, tetapi dengan konsep keteraturan. Tangannya terulur, dan area di sekitar mereka menjadi stabil untuk sesaat. Warna-warna chaos yang berputar-putar melambat, bentuk-bentuk yang mustahil menjadi kaku dan dapat diprediksi. Makhluk-makhluk chaos itu menjerit, tidak nyaman dengan kehadiran "hukum" di alam mereka yang tanpa hukum."Luar biasa," gumam Malakor, terkesa
Peta energi multidimensi yang terpampang di telapak Lin Tian Yan berputar perlahan, memancarkan cahaya ungu-keperakan yang memantul di dinding ruangan yang hancur. Itu bukan peta geografis biasa, melainkan jaringan kompleks dari aliran energi, lapisan dimensi, dan titik-titik tekanan realitas."Pengetahuan Leluhur dari Asmodeus memberiku akses ke peta dasar jaringan dimensi di sekitar Bintang Biru," ujar Lin Tian Yan, matanya menyapu pola-pola energi yang berkelap-kelip. "Tapi untuk melacak The Architect, kita butuh lebih dari ini."Lin Long Bai mengamati dengan takjup. "Apa yang kita cari?""Jejak energinya," jawab Feng Xiao, mendekat. Wajahnya masih pucat, tetapi sorot matanya tajam. "Setiap makhluk, terutama yang sekuat The Architect, meninggalkan residu energi yang unik di jaringan dimensi."Malakor mengangguk, m
Saat mereka bersiap untuk meninggalkan kesadaran Lin Tian Yan, Feng Xiao tiba-tiba berkata, suaranya berisi nada perenungan yang dalam, "Ada satu hal yang masih menggangguku.""Apa itu?" tanya Lin Long Bai, memalingkan perhatian dari pemandangan taman kesadaran yang mulai memudar."Ketika kita menyatukan kesadaran tadi," Feng Xiao menjelaskan, matanya menyipit seolah mencoba mengingat detail yang sulit dipahami, "aku merasakan sesuatu yang lain. Seperti... ada kesadaran ketiga yang membantu kita. Sebuah kehadiran yang samar."Malakor mengerutkan kening, ekspresinya serius. "Maksudmu Asmodeus? Jejak kesadarannya mungkin masih tertinggal."Feng Xiao menggeleng dengan yakin. "Bukan. Ini berbeda. Lebih... purba. Rasanya seperti sesuatu yang jauh lebih tua dari Asmodeus atau bahkan Shadow Monarch. Sebuah intelijensi yang







