LOGINDi kamar Lin Tian Yan, Neo-Avalon.
Lin Tian Yan duduk bersila di atas tempat tidurnya, matanya tertutup dalam konsentrasi meditasi. Aliran energi sihir dari dunia sekitarnya mengalir lembut ke dalam tubuhnya, memperkuat inti magisnya. Dia bisa merasakan setiap partikel energi yang masuk, seperti aliran sungai yang tenang yang mengisi danau dalam jiwanya. Tiba-tiba, sebuah pesan—bukan kata-kata, tetapi lebih seperti rangkaian gambaran, emosi, dan data mentah—mengalir ke dalam pikirannya. Itu adalah pesan yang dikirim oleh Klon Sejati, sebuah laporan langsung dari dunia misterius. Matanya terbuka lebar, pupilnya menyempit karena kaget. "Heheh..." Sebuah tawa pendek, penuh keheranan dan rasa tidak percaya, terlepas dari bibirnya. "Aku tidak menyangka klon sejati akan menemukan sebuah tambang. Dari 'kelihatannya' yang dia dapatkan, itu adalah tambang kristal mana berkualitas tinggi." Pikirannya langsung berputar cepat, menghitung implikasi dari penemuan ini. Dalam dunia ini, peredaran batu kristal mana berkualitas tinggi sangatlah jarang dan diawasi ketat. Harganya sangatlah mahal, dan hanya para cultivator tingkat tinggi atau organisasi besar yang bisa mengaksesnya secara teratur. "Satu batu mana berkualitas tinggi," dia bergumam, mengingat apa yang diketahuinya, "setara dengan 1000 batu mana berkualitas menengah dan setara dengan 1.000.000 batu berkualitas rendah." Itu adalah kekayaan yang bahkan bisa membuat seorang Prajurit Profesional Kelas S seperti kakaknya terkesan. Dia bisa membayangkan ekspresi kakaknya yang biasanya percaya diri akan berubah menjadi takjub jika mengetahui penemuan ini. Tetapi tentu saja, dia harus menjaga rahasia ini untuk dirinya sendiri—setidaknya untuk saat ini. Dia tidak bisa menunggu. Dia harus melihatnya sendiri. Dengan konsentrasi penuh, dia memfokuskan pikirannya pada ikatan dengan klonnya, memanggilnya kembali. Di sudut kamarnya, udara bergetar halus, dan sekejap kemudian, Klon Sejati muncul, berdiri dengan tenang. Di tangannya, dia memegang kristal yang baru saja ditambang, memancarkan cahaya biru keemasan yang menerangi sudut kamar yang gelap. Lin Tian Yan segera melompat dari tempat tidurnya dan mengambil kristal itu dari klonnya. Saat jarinya menyentuh permukaannya yang halus, sebuah gelombang energi murni langsung menyengat kulitnya, jauh lebih kuat daripada energi sihir yang biasa dia serap. Getarannya terasa seperti aliran listrik yang menyenangkan, mengalir melalui lengannya dan ke seluruh tubuhnya. "Ini benar-benar batu kristal mana tingkat tinggi!" ujarnya, suaranya bergetar sedikit karena takjub. Meskipun dia sudah menerima 'laporannya' dari klon, menyentuhnya, merasakan kekuatan mentah yang terkandung di dalamnya, adalah pengalaman yang sama sekali berbeda. Kristal mana berkualitas menengah yang diberikan Lin Long Bai terasa seperti lilin. Tanpa membuang waktu, dia duduk kembali, memegang kristal itu dengan erat di kedua telapak tangannya, dan mulai mencoba menyerap energinya. Dia mengalirkan sedikit energi sihirnya untuk memancingnya, membuka saluran energinya dengan hati-hati. Saat itu juga, sebuah aliran energi yang sangat kuat, murni, dan hampir tak tertahankan mengalir deras ke dalam tubuhnya. Itu seperti menyelam ke dalam lautan energi, dengan gelombang kekuatan yang mengguncang setiap fiber keberadaannya. Setiap sel dalam tubuhnya bersorak, menyerap nutrisi yang mereka idam-idamkan. Dia merasakan levelnya—yang masih berada di Level 1—bergetar, dan kemudian melonjak dengan kekuatan yang luar biasa. [Level Anda telah meningkat +3] Dia dengan cepat menghentikan prosesnya, jantungnya berdebar kencang. Menyerap terlalu cepat bisa membebani dan bahkan merusak saluran energinya. Napasnya terengah-engah, dan keringat dingin membasahi pelipisnya. "Luar biasa," gumamnya, matanya masih tertuju pada kristal yang berdenyut lembut di tangannya. "Dengan sedikit mana yang aku serap sudah membuat levelku naik 3 level begitu saja." Dia membayangkan apa yang bisa dicapainya jika bisa menyerap energi seperti ini secara teratur. Perkembangannya akan melampaui semua orang di generasinya, bahkan mungkin melampaui para cultivator yang telah berlatih selama puluhan tahun. Tentu saja dengan bantuan klon yang dimilikinya, semua ini mungkin saja terjadi. "Dunia itu... benar-benar penuh dengan sumber daya seperti ini. Jika aku bisa sering mengirim klon ke sana, mengamankan pasokan ini, perkembanganku akan berlangsung dengan kecepatan yang tidak terbayangkan." Pikiran strategisnya langsung bekerja. "Sedangkan untuk menambang... Klon sejati tidak bisa menghabiskan waktunya hanya untuk menambang. Itu tidak efisien." Dia membutuhkan solusi yang lebih praktis, sesuatu yang bisa bekerja secara otonom sementara klonnya fokus pada hal-hal yang lebih penting. Lalu, sebuah ide muncul di kepalanya. "Benar... ada robot sihir yang menggunakan kristal mana sebagai sistem tenaga. Aku bisa membelinya!" Robot-robot otonom itu dirancang untuk tugas-tugas seperti pertambangan, konstruksi, dan pertanian. Mereka dapat diprogram dan ditinggalkan untuk bekerja secara mandiri, menambang kristal tanpa perlu pengawasan konstan. Itu adalah solusi sempurna—klon sejati hanya perlu mengawasi prosesnya sesekali, memastikan tidak ada masalah, dan yang terpenting, bisa berlatih di dalam tambang dengan tenang, dikelilingi oleh energi yang padat itu. Rencana mulai terbentuk di pikirannya. Langkah pertama adalah mengumpulkan dana untuk membeli setidaknya satu atau dua robot pertambangan dasar. Itu tidak akan murah—harga satu robot pertambangan dasar bisa setara dengan harga sebuah mobil mewah—tetapi nilai dari satu kristal kualitas tinggi ini saja sudah bisa menutupi biayanya, bahkan lebih. Dia mungkin perlu menjualnya secara diam-diam, melalui saluran yang tidak mencolok untuk menghindari pertanyaan yang tidak diinginkan tentang asalnya. Mungkin dia bisa menggunakan koneksi kakaknya atau mencari pasar gelap yang tidak diawasi terlalu ketat. "Aku akan memikirkannya besok," katanya pada dirinya sendiri, merasa lelah secara mental namun bersemangat oleh penemuan dan rencananya. Malam makin larut di luar jendelanya, langit Neo-Avalon memamerkan kegelapan yang dipenuhi bintang-bintang. Lin Tian Yan memutuskan untuk beristirahat. Dia mengirim klon sejatinya kembali ke tambang kristal mana, dengan instruksi untuk mulai memetakan area dan mencari titik-titik penambangan yang paling menjanjikan. Sementara klonnya kembali ke dunia misterius, Lin Tian Yan berbaring di tempat tidurnya, berusaha untuk beristirahat. ..... Di dunia yang penuh misteri. "Skill Klon diaktifkan!" Seketika muncul 10 klon di dalam gua. "Mulailah mempelajari skill!" perintah Klon Sejati Lin Tian Yan pada 10 klon biasa lainnya. "Aku akan mencoba berlatih teknik pernapasan Divine Art dari dunia Peri di kehidupan yang ke-2." Semua mulai berlatih sesuai dengan tugasnya masing-masing. ..... Di pagi yang cerah, sinar matahari menyapu kota Neo-Avalon dengan kehangatan, menari-nari di antara gedung-gedung tinggi dan taman-taman terapung. "Tian Yan, sudah waktunya kamu pergi ke Menara Surga!" suara Lin Long Bai menggema penuh semangat dari balik pintu kamar, diikuti ketukan-ketukan penuh energi yang seolah ingin merobohkan daun pintu. Di dalam kamar, Lin Tian Yan sedang asyik memeriksa antarmuka holografik dari Jaringan Goddess of Justice. Matanya menyapu cepat berbagai menu dan informasi yang tersedia bagi para Prajurit Profesional yang baru terdaftar. Senyum kelegaan akhirnya muncul di bibirnya. "Sepertinya aku tidak perlu merasa khawatir untuk menjual batu kristal mana ini," gumamnya pelan.Tiga bulan.Di dalam Origin Realm, waktu mengalir dengan caranya sendiri, terpisah dari ritme Bintang Biru. Selama sembilan puluh hari itu, dua belas kesadaran—satu tubuh utama dan sebelas klon sejati—telah menyelam begitu dalam ke dalam lautan eksperimen dan kultivasi sehingga batas antara individu nyaris sirna.Masing-masing klon memiliki fokusnya, menjadi spesialis dalam satu aspek tertentu dari warisan Lin Tian Yan yang kompleks.Lin Ye dan Lin Xun terus memantau dunia luar, mengawasi pemulihan Neo-Avalon dan jejak samar Organisasi Bulan Merah. Lin Wei, Lin Yu, dan Lin Feng telah menyempurnakan kombinasi Shadow Monarch dan Darah Naga Ungu, menciptakan senjata dan armor hybrid yang memadukan sifat-sifat keduanya dengan sempurna. Lin Ming dan Lin Luo berkutat pada ranah spiritual, memetakan interaksi antara jiwa Shadow Monarch dan esensi Warisan Asmodeus, menemukan cara untuk memperkuat pertahanan jiwa hingga tingkat yang belum pernah dicapai. Lin Rui, Lin Chen, dan Lin Jie—tiga klo
Kesunyian di rumah keluarga Lin terasa lebih berat dari baja. Setelah beberapa hari membersihkan dan menata ulang, rumah itu secara fisik telah kembali layak huni, tetapi jiwa dari tempat itu—tawa, obrolan, kehangatan—tetap absen. Setiap sudut yang sunyi mengingatkan mereka pada kehilangan.Di ruang tamu, dengan secangkir teh yang sudah dingin di tangannya, Lin Long Bai memecah kesunyian yang telah berlangsung selama berjam-jam."Aku akan pergi, Tian Yan."Lin Tian Yan mengangkat pandangannya dari peta energi multidimensi yang sedang dia pelajari. Dia tidak terkejut. Dia bisa merasakan kegelisahan yang sama dalam diri kakaknya."Ke mana?""Belum tahu dengan pasti," jawab Lin Long Bai, matanya menatap jendela, seolah bisa menembus batas kota. "Tapi aku tidak bisa hanya duduk di sini. Level 145... itu cukup untuk menjadi yang terkuat di Neo-Avalon, tapi itu tidak cukup. Kita berhadapan dengan ancaman yang melampaui kota ini, melampaui bahkan Bintang Biru. Aku merasakan panggilan dari da
Kembalinya Lin Tian Yan dan Malakor dari Abyssal Dimension terasa seperti sebuah perpindahan zaman. Udara di Lantai 99 Tower of Heaven, yang sebelumnya penuh dengan sisa-sisa energi gelap dan keputusasaan, kini terasa lebih jernih, seolah-olah ditiup oleh angin pemurni dari dimensi yang tak terbayangkan. Ketiadaan The Architect sebagai ancaman langsung terasa seperti beban seberat gunung yang diangkat dari pundak semua orang.Lin Long Bai dan Feng Xiao, yang dengan cemas menunggu di sisi portal, segera mendekat. Ekspresi lega yang mendalam terpancar jelas di wajah mereka."Kalian selamat," ucap Lin Long Bai, suaranya serak. Tangannya tanpa sadar meraih bahu Lin Tian Yan, seolah memastikan adiknya benar-benar ada di sana dalam keadaan utuh."Dan kalian berhasil," tambah Feng Xiao, matanya yang tajam langsung tertuju pada tablet batu berukir aneh yang dipegang erat oleh Malakor. Artefak itu memancarkan getaran energi yang samar dan purba.Sebelum percakapan dapat berlanjut, sebuah cahay
Abyssal Dimension bergolak. Makhluk-makhluk yang terwujud dari chaos murni—entitas tanpa bentuk tetap, berubah-ubah antara wujud mengerikan dan keindahan yang memusingkan—berkumpul, tertarik oleh kemarahan The Architect dan cahaya keteraturan yang dipancarkan Lin Tian Yan dan Malakor."Bersiaplah!" teriak Malakor, aura emasnya bersinar lebih terang, membentuk kubah pelindung di sekitar mereka. Sebuah tangan raksasa yang terbuat dari batu cair dan suara teriakan menghantam kubah tersebut, membuatnya bergetar hebat.Lin Tian Yan tidak tinggal diam. Dia mengerahkan kekuatan barunya. Dia tidak menyerang dengan elemen atau bayangan, tetapi dengan konsep keteraturan. Tangannya terulur, dan area di sekitar mereka menjadi stabil untuk sesaat. Warna-warna chaos yang berputar-putar melambat, bentuk-bentuk yang mustahil menjadi kaku dan dapat diprediksi. Makhluk-makhluk chaos itu menjerit, tidak nyaman dengan kehadiran "hukum" di alam mereka yang tanpa hukum."Luar biasa," gumam Malakor, terkesa
Peta energi multidimensi yang terpampang di telapak Lin Tian Yan berputar perlahan, memancarkan cahaya ungu-keperakan yang memantul di dinding ruangan yang hancur. Itu bukan peta geografis biasa, melainkan jaringan kompleks dari aliran energi, lapisan dimensi, dan titik-titik tekanan realitas."Pengetahuan Leluhur dari Asmodeus memberiku akses ke peta dasar jaringan dimensi di sekitar Bintang Biru," ujar Lin Tian Yan, matanya menyapu pola-pola energi yang berkelap-kelip. "Tapi untuk melacak The Architect, kita butuh lebih dari ini."Lin Long Bai mengamati dengan takjup. "Apa yang kita cari?""Jejak energinya," jawab Feng Xiao, mendekat. Wajahnya masih pucat, tetapi sorot matanya tajam. "Setiap makhluk, terutama yang sekuat The Architect, meninggalkan residu energi yang unik di jaringan dimensi."Malakor mengangguk, m
Saat mereka bersiap untuk meninggalkan kesadaran Lin Tian Yan, Feng Xiao tiba-tiba berkata, suaranya berisi nada perenungan yang dalam, "Ada satu hal yang masih menggangguku.""Apa itu?" tanya Lin Long Bai, memalingkan perhatian dari pemandangan taman kesadaran yang mulai memudar."Ketika kita menyatukan kesadaran tadi," Feng Xiao menjelaskan, matanya menyipit seolah mencoba mengingat detail yang sulit dipahami, "aku merasakan sesuatu yang lain. Seperti... ada kesadaran ketiga yang membantu kita. Sebuah kehadiran yang samar."Malakor mengerutkan kening, ekspresinya serius. "Maksudmu Asmodeus? Jejak kesadarannya mungkin masih tertinggal."Feng Xiao menggeleng dengan yakin. "Bukan. Ini berbeda. Lebih... purba. Rasanya seperti sesuatu yang jauh lebih tua dari Asmodeus atau bahkan Shadow Monarch. Sebuah intelijensi yang







