Share

Chapter 18

Aku melepas sepatu dengan kasar dan segera mengganti pakaianku dengan dress mini yang ada, kemudian membanting diri ke tempat tidur. Luka bekas tusukan dan cambukan masih terasa nyeri hingga aku harus mengernyitkan kening, tapi aku bersyukur istana memiliki obat yang mujarab untuk menyembuhkan luka. Meskipun masih terasa pedih tapi tidak seburuk kemarin.

Kini pikiranku melayang seakan tak mau menghadapi hari esok. Rasa kalut mulai meronta dan berteriak semoga hari ini tidak cepat berlalu.

“Adu pedang sampai mati,” gumamku.

Aku tidak masalah dengan adu pedangnya, tapi pernikahannya! Aku tidak tahu apakah aku harus memenangkan pertandingan itu atau tidak. Jika saja tidak ada peraturan adu pedang sampai mati, mungkin aku akan memilih mengalah saja.

“Sial! Kenapa aku harus terlibat dengan urusan mereka?” makiku dalam hati.

Aku mengubah posisiku menjadi tengkurap sambil menyangga dagu dengan bantal. Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan besok, pilihanku saat ini hanyalah mengalah atau d
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status