Share

Chapter 7

Semua ini terjadi lima bulan yang lalu, saat Samara Gwenn lagi-lagi dipercayai untuk bergabung dengan tim kreatif di salah satu ‘Perusahaan Game Online’ Zhou.co. Dari kasus ini pula aku bertemu dengan Orang Gila yang baru saja aku setujui untuk menjalin nikah kontrak.

Pekerjaan pertamaku dengan perusahan ini terjadi sudah lama sekali. Sekitar setahun lalu sebelumnya. Awalnya aku dihubungi salah satu perwakilannya melalui email untuk menggambar tujuh karakter dan beberapa ekspresi wajah mereka, dengan format mentah .psd dan .rtf yang dipisah per layer. Mereka menawarkan harga sebesar 14.000 RMB dengan masa pengerjaannya selama 30 hari. Kala itu aku berhasil menyelesaikan proyek komersil tersebut selama 29 hari.

Sebagai illustrator yang memiliki integritas dan etos kerja yang baik. Serta nama yang besar dengan pengikut di  Ourchat sebesar lima juta. Aku dikenal banyak perusahaan sebagai komikus yang memiliki persentase selesai sebelum tenggat waktu sebesar 80 persen tanpa banyak drama. Adapun sisanya itu karena permintaan revisi klien sehingga waktu selesainya tertunda cukup lama. Jadi wajar sekali bayaranku mahal.

Zhou.co tidak memberikan revisi apapun setelah pekerjaan pertama itu selesai. Tandanya pekerjaanku sempurna. Kala itu aku langsung menyukai perusahaan ini. Pasalnya ada beberapa perusahaan yang meminta revisi sana-sini. Mulai sejak itu aku bertekad untuk menerima tawaran kerja lainnya dari Zhou.co.

Aku menyetujui tawaran dari Zhou.co pertama kalinya karena bayaran yang tinggi. Sungguh, aku sangat berharap setidaknya mereka juga memintaku menganimasikannya. Sudah pasti untuk menaikan harga jasaku. Namun mereka hanya meminta gambaran mentah per layer dan akan diteruskan oleh tim programmer untuk digerakan. Aku tak banyak menawarkan hal lainnya lagi, ketika perwakilan itu begitu tegas dengan pilihannya.

Bagi kebanyakan pemula, tidak mungkin mereka bisa mendapatkan tawaran dengan harga puluhan kali kerja dalam satu kali. Sebab namaku yang sudah cukup terkenal dan berbagai aspek lainnya. Oleh sebab itu bayaranku cukup tinggi. Aku juga memiliki banyak proyek jangka panjang lainnya.

Ada banyak perusahaan di industri kreatif, hiburan, dan lainnya yang ingin mengajakku bekerja sama dengan mereka secara permanen. Itu artinya aku terikat dengan mereka. Namun aku menolak semuanya. Walaupun mereka menegosiasi kemampuan dan etos kerjaku dengan harga yang mahal sekali.  Aku tetap menolak dengan tegas. Aku suka uang. Tapi aku ingin bekerja dengan ritmeku sendiri. Itu pendirian yang sudah aku pegang teguh selama 20 tahun menekuni pekerjaan ini.

Alasan lainnyya aku ingin bekerja sendiri tanpa terikat ialah Samara Gwenn tidak nyata.

Aku menegaskan pada perwakilan Zhou.co untuk bisa menghubungiku lagi bila ada masalah dengan datanya. Namun selama berbulan-bulan berlalu mereka tak menghubungiku lagi.

Saat aku sudah lupa dengan perusahaan ini. Mereka kembali menghubungiku sekitar enam bulan berikutnya. Aku yang awalnya bertekad untuk menerima pekerjaannya langsung menjadi ragu.

Pasalnya bayaran kali ini adalah 75.000RMB, lima kali lipat dari sebelumnya. Kalian pasti mengira aku gila tak menerima tawaran kerja ini. Sebab memang tidak masuk akal sama sekali. Mereka memintaku menggambar dua karakter saja dengan harga segitu.

Salah satu dari banyaknya kebiasaan buruk ku adalah aku mengerjakan semua tugas yang diberikan klien tanpa bertanya lebih detail akan digunakan untuk apa produk itu nantinya.

Aku hanya membaca proposal inti tentang apa yang perlu digambar, nuansa karakteristik lukisan, hal-hal detail apa yang diperlukan, tone warna yang dipakai, dan hal-hal lainnya yang benar-benar hanya berkaitan dengan gambaran saja. Sebab itulah memang keahlianku. Sebab inilah, aku mampu mengerjakan proyek itu sebelum tenggat waktu yang diberikan. Pasalnya otakku hanya berfokus satu hal dan tak peduli dengan faktor lainnya.

Hanya saja tawaran kedua dari pihak Zhou.co ini membuatku sangat ragu. Sehingga aku mencari tentang mereka untuk pertama kalinya di internet.

Perusaan ini besar di bidang farmasi, dan baru-baru ini masuk ke ranah teknologi. Namun produk teknologi apa yang dihasilkan tidak bisa ditemukan sama sekali. Ini benar-benar membingungkan. Namun menurut pengakuan dari perwakilan Zhou.co yang menghubungiku. Mereka akan menggunakan gambaranku untuk game online yang sedang dikembangkan.

Ada banyak artikel yang menjelaskan tentang beberapa pabrik obat yang mereka miliki. Bahkan beberapa obat paten mereka yang terkenal ampuh untuk mengatasi ambien dan diabetes ini mendapatkan peringkat pertama di dunia. Benar-benar bagus sekali nama perusahaan mereka. Berdasarkan latar belakang perusahaan ini, aku menduga bahwa produk teknologinya masih berkaitan dengan dunia kesehatan.

Aku terus menelusuri berbagai artikel tentang Zhou.co. Aku tak paham manajemen bisnis. Aku hanya merasa jika perusahaan ini memang besar, mungkin tak masalah bagi mereka untuk membuang-buang uang ke seorang ilustrator lepas sepertiku.

Namun ada satu unggahan pesan dari sebuah aplikasi sosial media, OurChat, tentang pergantian pemimpin Zhou.co. Kata narasumber tersebut, yang merupakan mantan pekerja di induk Zhou.co, ada kecurangan yang terjadi di dalam sana. Seharusnya anak presdir yang meneruskan. Namun ini pamannya. Seperti cerita novel saja pikirku saat membacanya. Aku membaca unggahan itu dengan teliti. Aku memutuskan untuk mengikuti akun ini. Namun saat aku tekan tombolnya terjadi error, “Pengguna akun tidak ditemukan.”

“Wah, masa iya tiba-tiba hapus akun?” gumamku dan mencoba mencari nama akun ini di laman pencarian. Namun kalimat yang selalu menyambutku hanyalah, Pengguna akun tidak ditemukan.

Setelah aku pikir-pikir, unggahan yang diberikan orang ini memang sangat berbahaya. Itu masalah internal perusahaan, dan sepertinya ia baru saja mengunggahnya beberapa puluh menit yang lalu. Aku yakin sekali jumlah yang menyukai, meneruskan, dan yang menyimpan unggahan tersebut sudah menyentuh ratusan ribu orang.

Sepertinya unggahan ini benar dan beritanya sampai pada salah satu pekerja di Zhou.co. Sehingga akun narasumber ini diblokir atau bagaimana, yang jelas mereka sepertinya khawatir cerita tersebut akan menggiring opini publik ke arah yang buruk. Akhirnya sebelum aku memutuskan akan menerima pekerjaan ini atau tidak dengan menunggu berita klarifikasi yang akan dikeluarkan perusahaan itu saja.

Di saat aku menunggu berita terbaru dari Zhou.co. Ponselku bergetar dan aku melihat notifikasi yang muncul. Itu adalah email dari perwakilan perusahaan yang sedang aku selidiki baru saja. Tapi aku mengabaikannya. “Aku yakin akan ada berita klarifikasi yang dikeluarkan dari perusahaan ini,” ucapku.  Aku memilh untuk menunggu berita klarifikasi mereka sebelum menyetujui pekerjaan ini.

Namun sebelum aku mencari berita terbaru dari mereka. Aku memutuskan untuk pergi ke dapur dan memasak makan malam. Aku membuat omelete dan sup krim sosis-jagung. Entah kenapa, aku tak berniat memakan nasi sebab perasaan tidak nyaman dari email yang baru saja menawariku pekerjaan.

Selama 20 menit berlangsung, hanya terdengar suara beberapa peralatan masak yang berbunyi. Aku tak banyak berbicara, sebab pikiranku masih bimbang haruskah menerima tawaran gambar dari Zhou.co. Aku tidak punya maneger yang bisa aku ajak diskusi. Jangankan manager. Teman saja tak punya. Aku terlalu nyaman sendirian.

Tanpa aku sadari, aku membuat terlalu banyak sup jagung ini. Kini aku bingung harus bagaimana menghabiskannya. Aku melihat jam dinding yang menunjukan pukul 6.30 pm di sore hari. Aku memutuskan menaruh sisa sup yang banyak ini ke dalam wadah mangkok yang cantik. Kemudian mengganti baju rumahku, sebuah daster selutut dengan lengan yang sepanjang siku, yang sudah aku pakai selama tiga hari tanpa dicuci sebab aku tidak merasa bau.

Kemudian memutuskan untuk mengganti pakaian yang lebih sopan dengan kaos lengan panjang, dan celana panjang berwarna hitam. Aku tak lupa mengikat rambutku yang panjang. Lalu bergegas ke dapur dan membawa mangkok tersebut keluar rumah. Aku tak mengunci pintunya. Sebab tempat yang aku tuju tidaklah jauh. Aku hanya perlu melangkah sedikit ke seberang rumah.

“Ibu Yanyan!” Panggilku dengan keras. Pasalnya pagar pemilik rumah ini tertutup dan aku tak bisa membukanya dengan barang yang ada dalam genggaman kedua tanganku ini. Untungnya Ibu Yanyan segera keluar dari rumah sebelum aku kembali berteriak. Ia muncul bersama suaminya.

“Ya ampun, Nak. Kau memasak kelebihan lagi?” Tanya Pak Ming Zinbei, suaminya Ibu Yanyan.

“Benar, Pak Ming,” jawabku dengan terseyum ramah. Kemudian Ibu Yanyan lebih dahulu membantuku mengambil mangkok tersebut dengan wajah penuh kekhawatiran. Sedangkan Pak Ming membantu membuka pagarnya yang terkunci. “Saya tidak masuk, Pak, Bu. Saya belum sempat mematikan kompor di rumah, sedang memasak air panas,” ucapku bohong.

“Waduh, bahaya sekali, Nak. Padahal lebih seru makan bersama,” ucap Bu Yanyan.

“Bagaimana kalau matikan saja dulu kompornya lalu kemari lagi,” saran Pak Ming.

“Iya, tuh, ide bagus,” jawab Bu Yanyan.

Aku dengan cepat melambaikan tangan kananku, “Tidak, tidak. Saya hanya mau berbagi makanan saja. Saya langsung pamit ya Pak, Bu,” sanggahku dengan cepat. Lagipula mangkok berisi sup ini sudah sampai tujuan. Aku melihat wajah pasangan yang sudah tua ini kecewa. Ini membuatku merasa bersalah, dengan cepat aku berjanji pada mereka akan makan bersama lain kali.

Mereka pun mengiyakan hal tersebut dan melihatku kembali masuk ke dalam rumah di seberang mereka. Aku melambaikan tangan untuk berpisah, dan Pak Ming jugamelambaikan tangannya untuk menjawabku. “Hati-hati jika memasak,” pekik Bu Yanyan. Aku memberi tanda ‘Ok’ dengan tangan kananku untuk menjawab permintaan Bu Yanyan sembari menampilkan gigi-gigi depanku, lalu benar-benar menutup pintunya.

Setelah bertemu pasangan itu perasaanku yang tidak nyaman setelah membaca artikel tentang Zhou.co menjadi lebih tenang. Aku memutuskan untuk makan terlebih dahulu sebelum kembali bekerja. Setelah selesai menyantap makan malamku. Aku mencuci bekas makan dan masak yang aku gunakan. Kemudian menempatkan semuanya ke rak di samping wastafel.

Aku kembali berjalan ke kamar dan mengganti pakaianku dengan daster sebelumnya. Setelah kembali berpakaian yang lebih nyaman aku berlari ke arah ruang tamu, dimana ada pojok khusus yang berisikan komputer canggih, dengan peralatan gambar digital yang sudah terpasang di sana.

Kemudian kembali mengecek ponselku terlebih dahulu. Rupanya ada tiga email masuk dari orang yang sama. Siapa lagi kalau bukan dari perwakilan perusahaan itu. Sepertinya ia takut aku menolak pekerjaan ini sebab berita buruk yang muncul dari tempat itu.

Aku lebih dahulu membaca klarifikasi mereka terkait anak presdir yang meninggal lima bulan lalu, namun kematiannya disembunyikan oleh sang Ayah. Sebab takut para pemegang saham yang pro dengan kinerja anaknya akan menjual saham mereka saat mengetahui putranya meninggal. Kematian sang anak pun dikabarkan karena serangan jantung. Hanya sebatas itu saja. Tidak masuk akal, dan ada banyak kejanggalan. Namun aku sudah putuskan..

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status