Tempat yang paling tak disukai Shushu terpaksa harus ia tempati selama empat hari lamanya. Sebab, kondisi suaminya yang baru ia nikahi belum seminggu itu terlihat sangat mengkhawatirkan. Suhu demamnya mencapai 40 derajat celcius.
Selama dirinya di rumah sakit, bohong, jika Shushu juga tidak merasa sakit. Wajahnya pucat, makannya pun tidak karuan.
Siapapun yang mengunjungi mengira Shushu sangat khawatir dengan suaminya yang terbaring tak sadarkan diri. Bahkan makan pun harus dipenuhi dengan cairan nutrisi melalui selang infus.
Ada kalanya setiap Juanxi sadarkan diri untuk beberapa menit, Shushu akan membantu menyuapi air hangat atau sup hangat perlahan dengan sendok kecil. Sebab pria itu sendiri tak memiliki tenaga untuk mengangkat kepalanya.
“Nak, kamu pulang saja dulu, tidak apa-apa,” tutur Sun Lili yang datang pagi sekali untuk membantu Shushu. Juanxi masih tak sadarkan diri. Namun suhu
Setelah pemeriksaan singkat, Shushu menyadarinya dirinya mengalami gejala anemia dan tekanan darah rendah. Dokter meminta ners yang mendampinginya untuk memasukan Shushu sebagai daftar pasien agar bisa diberi beberapa obat untuk dikonsumsi.Pada akhirnya, ada dua pasien di dalam satu bangsal ini. Satu yang terlihat seperti akan mati kapan saja. Satu lagi yang berusaha meyakinkan semua orang dirinya tak sakit.Sebenarnya Shushu melakukan itu sebab dirinya takut disuntik dan diinfus. Dia terlihat ingin pergi dari tempat itu kapan saja. Namun Juanxi mengenggam erat pergelangan tangannya.Para perawat telah memasukan satu ranjang lagi ke ruangan rawat inap itu. Posisinya bersampingan dengan ranjang milik Juanxi.“Tidurlah dengan benar,” tegas Juanxi yang sudah mulai berbicara lancar.“Sa-sa-saya tak sakit kok,” jawab Shushu dengan formal dan tergagap. Dia terl
“Aku tampan, kaya, dan berada di sisiku adalah tempat yang terbaik. Sebelum komplotan orang judi online mulai menyerang sekitarmu, menikah denganku bukanlah hal yang buruk,” tawarnya dengan angkuh dan tersenyum singkat. Matanya melirik ke arah berkas di atas meja, dan aku pun melirik ke arah yang sama. Kertas terkutuk. “Tanteku kan sudah bilang, posisimu yang terlibat dengan pengembangan judi online membuat rekan kerjanya merasa aneh kalau kamu harus berada di Rumah Aman. Bahkan polisi sekalipun tak bisa menjamin keselamatanmu,” rayunya lagi. Aku kembali menatap kesal wajah pria dengan garis rahang yang kuat, bibir yang cukup tebal, tulang hidung yang tinggi dengan sorot mata yang tajam menatapku. Aku heran kenapa aku sempat beberapa kali salah tingkah ketika bertemu dengannya saat kami masih belum saling mengenal. Namun setelah keempat kalinya kami bertemu hari ini. Kini aku sadar dia ini orang mesum. Tak bisakah dia mengerti bahwa dua malam yang lalu, atau ketiga kalinya kami bert
Sudah dua hari berlalu sejak aku bermalam dengan pria itu, tiba-tiba saja ia mengirimiku pesan untuk ke kantor untuk membahas perkara kasusku. Namun dia bohong. Aku meremas tali tasku mengingat berkas di atas meja tadi. Aku merasa dipermainkan. Ini membuatku merasa sesak berada di dalam lift terlalu lama dan terus memikirkan banyak hal tak penting. Lagipula kenapa juga dia punya ruangan di Lantai 18.Saat pintu lift terbuka di lantai lima, aku berjalan keluar lorong itu dengan familiar. Ada beberapa pekerja di sana melirik ke arah pekerja dengan jaket hijau membawa banyak kotak dan menyusunnya di lorong.“Hei, ruangan Pengacara Jung, kenapa?” Tanyaku pada seseorang yang terus mengangkat beberapa kotak itu sedari tadi. Dia mengangkut semua barang itu dari ruangannya pengacaraku sebelumnya.“Halo. Apa Nona butuh bantuan untuk kasus hukum atau mau berkonsultasi?” Tanya seseorang yang menyapaku. Dia mengenakan pakaian formal dengan blazer merah muda. Dia laki-laki.“Ah, saya mau tanya, in
“Paman Zinbei, Ibu Yanyan, kalian baik-baik saja?” Tanyaku dengan suara gemetar. Orang-orang sekitar masih sibuk dengan kejadian ini. Ada banyak dari mereka yang antusias ingin memberi keterangan pada polisi, atau ingin membantu pemadam kebakaran. Lingkungan sekitar yang ribut ini membuat hatiku yang kacau semakin porak poranda, berhamburan. Aku takut.“Ya ampun, nak! Ibu baik-baik saja. Paman juga,” ucap Bu Yanyan dengan sangat lembut. Ia menyentuh pundaku dan mengusapnya perlahan. “Bangun Shushu. Jangan di bawah tanah seperti itu. Sini, duduk di samping Ibu,” lanjutnya.Namun aku mengabaikannya. Air mataku menetes tanpa aku sadari. Entah kenapa aku merasa sangat bersalah dan kebakaran ini mungkin memang benar karena diriku juga.“Kau membuatnya nangis Yanyan?” Bisik Pak Ming Zinbei, suaminya Ibu Yanyan, marga istrinya ini dulu Yong. Namun semenjak menikah ia juga ikut dipanggil Ibu Ming. Namun aku lebih nyaman memanggil nama depannya. Sontak Ibu Yanyan ini pun langsung menepuk paha
Aku terbangun karena ponselku yang berdering. Setelahnya aku hanya mematung menatap langit-langit di ruang tengah ini. Aku memimpikan masa lalu yang membuatku tidak nyaman. Namun gara-gara ini. Aku jadi teringat bahwa Desa Juanxie sudah lama tidak ada lagi di map.Wabah Pneumonia itu menjangkit lima belas desa sekitar kabupaten yang terletak di Provinsi C. Butuh waktu tiga hari perjalanan darat untuk mengunjungi tempat itu lagi. Aku tak ada niatan ke sana sama sekali. Namun setelah memimpikan hal tersebut ada yang membuatku tak nyaman sekali, yaitu, nama desa itu mirip dengan nama orang gila yang menghantuiku.Aku bangkit dari posisi tidurku yang aneh di atas sofa ini. Lalu mengambil ponsel yang tergeletak di lantai. Orang itu lagi.______Orang Gila!Apa kau baik-baik saja? (14.23)Aku baru dengar kabarnya, ada kebakaran di dekat wilayahmu. (14.23)Apa aku perlu ke sana? (14.25)Kata tanteku yang terbakar kios pemilik kontrakanmu. Apa Paman dan Bibi baik-baik saja? (14.54)Ah, sepert
Dia datang ke rumah dengan penampilan super rapi. Dia benar-benar mendorongku ke ujung jurang. Aku menatapnya dengan penuh praduga dan menerka alasan atas setiap dugaan yang muncul di kepalaku. Apa untungnya membuatku berada di sisinya? Jika aku menguntungkan, tidak perlu sampai membuat kontrak nikah. Kenapa dia begitu keras kepala? Apa yang ia dapatkan dari menjeratku dengan pernikahan dan menyelamatkanku? Aku perlu diselamatkan? Ya. Namun itu hanya sebatas membersihkan namaku dari tuduhan palsu.Aku menatapnya terheran-heran meliriknya dari atas ke bawah. Ia masih membawa kertas terkutuk itu di tangan kirinya. Hal inilah yang menyebabkan aku terpaksa menerimanya untuk menjajakan kaki ke rumah teramanku sekarang. “Ayo masuk dulu,” ucapku sembari berdiri di samping pintu agar dia segera masuk ke dalam kontrakan ini.Namun entah setan apa yang merasuk Tante Meidong, mulutnya yang lemas itu gampangnya berkata, “Wah, sudah aku bilang kan, anak muda cantik sepertinya tinggal di rumahmu se
Ada empat poin dalam perjanjian pranikah itu. Hal yang pertama, aku dan Juanxi harus tidur bersama selama dua jam setiap hari. Tak masalah itu tidur siang, atau tidur malam. Intinya aku harus mengenggam tangannya. Sebab fokusnya ingin mengenggam tanganku. Aku menawarkan tidak harus di tempat tidur. Namun ia menolaknya dengan tegas. Aku tak tahu orang gila ini punya masalah apa dengan otak dan mentalnya. Aku tak ingin berdebat tak penting dan memilih diam saja. Poin kedua, aku harus sepakat untuk mengikuti perjamuan sosial Juanxi. Bila dalam undangan itu tertera pergi bersama pasangan. Aku rasa ini juga tak perlu. Sebab masa waktu pernikahan ini hanya dua tahun atau selama tuduhan tindak pidana atas perkaraku selesai. Sekali lagi, orang gila ini keras kepala dan tak bisa dilawan. Alasannya melakukan ini agar dirinya bisa tenang tidak dikejar-kejar keluarganya. Jadi, ketika masa kontrak berakhir, dia dan aku harus berada dalam fase bak berduka kehilangan orang yang meninggal. Kemud
Semua ini terjadi lima bulan yang lalu, saat Samara Gwenn lagi-lagi dipercayai untuk bergabung dengan tim kreatif di salah satu ‘Perusahaan Game Online’ Zhou.co. Dari kasus ini pula aku bertemu dengan Orang Gila yang baru saja aku setujui untuk menjalin nikah kontrak. Pekerjaan pertamaku dengan perusahan ini terjadi sudah lama sekali. Sekitar setahun lalu sebelumnya. Awalnya aku dihubungi salah satu perwakilannya melalui email untuk menggambar tujuh karakter dan beberapa ekspresi wajah mereka, dengan format mentah .psd dan .rtf yang dipisah per layer. Mereka menawarkan harga sebesar 14.000 RMB dengan masa pengerjaannya selama 30 hari. Kala itu aku berhasil menyelesaikan proyek komersil tersebut selama 29 hari. Sebagai illustrator yang memiliki integritas dan etos kerja yang baik. Serta nama yang besar dengan pengikut di Ourchat sebesar lima juta. Aku dikenal banyak perusahaan sebagai komikus yang memiliki persentase selesai sebelum tenggat waktu sebesar 80 persen tanpa banyak drama