Share

Salahkah jika ku sebut neraka?

Sudah dua minggu semenjak kembali nya Selia ke kota. Kini, hari-hari Shintya hanya meratapi nasib saja. Tapi berbeda saat di sekolah, dia akan terlihat orang yang ceria tanpa beban. 

"Hai, gaeess.. " sapa Shintya, pagi itu. 

"Hei, tumben banget ceria. Ada sesuatu nih kayaknya." goda Felisia, temannya. 

"Ellaahh, biasa aja."

"Shin, tau gak..." belum selesai bicara, Shintya sudah memotongnya. 

"Gak." ujarnya, 

"Kan, lom selesai juga ngomong." ucap Felisia dengan nada kesal. 

"Truz apa?"

"Aku tuh, emmm... Udaahhh... Jadiaaaaannnn." ujar Shintya pelan lalu di akhiri dengan berteriak. 

"Serius??" tanya Shintya heboh. Felisia mengangguk dengan tersenyum. "Sama siapa?" 

"Sama pangeran dong." sahut Felisia dengan bangganya. 

"Sama Timo, eh, namanya siapa dulu?"

"Tommy Shin, Tommy. Bukan timo." Felisia memutar mata nya malas. Shintya hanya nyengir kuda. 

<
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status