Share

Si Gendut Penakluk Bos
Si Gendut Penakluk Bos
Auteur: XianLie

Fakta Menyakitkan

Auteur: XianLie
last update Dernière mise à jour: 2022-12-26 12:45:00

"Loh, Mas Bram sudah pulang? Tumben … jam segini?"

Falisha bermonolog sendiri sambil memerhatikan mobil putih yang terparkir manis di tepi tembok, di samping pagar rumahnya.

Wanita bernama lengkap Falisha Tahira Tirta itu terang saja bertanya-tanya. Hari ini masih terhitung hari kerja sang Suami, tetapi tak biasanya pria itu pulang sebelum lewat petang. Pagar besi yang tidak tertutup juga turut membuat wanita bertubuh tambun itu langsung mengerutkan keningnya.

Falisha yakin sekali jika gerbang itu dalam keadaan tertutup sebelum ia tinggalkan untuk menjemput putrinya dari sekolah.

“Tadi perasaan sudah kututup kok!”

Tanpa mematikan mesin motor, netra kecokelatan wanita itu sudah lebih dulu beredar mencari tahu. Falisha tentu tidak akan salah mengenali, sebab nomor kendaraan mobil yang merupakan tanggal kelahiran putri mereka tertera nyata di sana.

Di belakang Falisha, ada seorang gadis kecil berpotongan rambut bob. Sang bocah ikut memanjangkan lehernya mencari tahu dalam diam dan keheranan … mengapa perjalanan mereka terhenti?

Falisha berusaha mengabaikan keanehan yang menggelayuti hatinya, dan memutuskan untuk meneruskan laju kendaraan hingga motornya berhasil terparkir di bagian halaman rumah.

Samar, telinga Falisha menangkap suara asing yang berpadu dengan suara suaminya yang berasal dari dalam rumah. Kecurigaan dengan opini-opini negatif serta merta merebak di pikiran Falisha. Dengan hati-hati, wanita gemuk ini menurunkan anaknya lebih dulu dari motor, sebelum menyelidiki sendiri dari mana sumber suara meresahkan itu.

“Ameera … masuk kamar … bersih-bersih … istirahat … nanti Mama panggil buat makan siang …,” ucap Falisha dengan lambat dan pelan, disertai pula dengan tangan yang bergerak-gerak menjabarkan bahasa isyarat yang sudah dihafalkan olehnya.

Ameera, bocah penyandang tuna rungu itu pun langsung menganggukkan kepala sebagai responnya.

Falisha tersenyum kecil untuk Ameera. Dia lantas membuka pintu yang ternyata sudah dalam kondisi tak terkunci. Jantung Falisha mencelos. Debarannya pun semakin kencang saat pintu itu terbuka lebar.

‘Astaga! Suara itu ….’

Suara desahan seorang wanita yang begitu intim semakin jelas terdengar, membuatnya bergidik dan malu sendiri. Namun, Falisha tidak menghilangkan senyum di wajahnya sampai Ameera sudah aman berada di kamarnya. Setelahnya, dia melangkah menuju sumber suara.

Bukan Falisha ingin mensyukuri dengan kondisi Ameera yang tidak mampu mendengar ini, tapi untuk sekarang, ia menghaturkan banyak terima kasih atas keistimewaan yang diberikan Tuhan pada putrinya.

***

Di dalam kamar yang sekarang telah menjadi tujuan langkah Falisha, tengah bergumul dengan panasnya dua orang anak manusia tanpa peduli keadaan sekitar.

"Arg … Lebih cepat lagi, Mas!" pinta seorang wanita dengan manja dan napas yang kian memburu. Tak pelak, perintah kecil berbalut hasrat tebal itu membuat pria yang tengah mengukungnya langsung menurut.

"Kamu suka ini … hmm?" tanya pria itu seraya bergerak semakin intens. Anggukan kepala diberikan oleh si wanita dengan disertai desahan yang begitu sensualnya.

Bramantyo Satya, pria yang tengah asik menggali kenikmatan itu sama sekali lupa diri. Lupa statusnya sebagai seorang suami, juga statusnya sebagai seorang ayah karena hasrat yang sedang membara.

“Hera …!" erang Bramantyo. Pergerakan pria itu begitu konstan, ia tak membiarkan wanitanya beristirahat barang sejenak.

Namun, tampaknya semesta tidak terlalu bersahabat. Saat gairahnya sedang di puncak, telinga pria itu sudah lebih dulu menangkap suara-suara lain yang menyusup di sela-sela desahan yang sedang dinikmatinya.

"Sial!" maki Bramantyo spontan.

Seketika dirinya dilema … apakah akan menyudahi pergulatan ini ataukah meneruskan hingga hasratnya benar-benar tuntas.

Namun, wanita yang disebut dengan nama Hera itu justru mengartikan makian Bramantyo dengan makna yang berbeda. Bukannya berhenti, Hera malah semakin bergerak liar sehingga mampu mengalihkan kembali perhatian Bramantyo kepadanya lagi sepenuhnya.

Falisha sudah berdiri tepat di depan sebuah kamar, dekat dengan ruang tamu di rumah berdesain minimalis itu. Wanita ini tidak langsung masuk, meski sudah menyadari ruangan itulah yang menjadi sumber suara desahan memalukan itu.

Tangan Falisha gemetar, jantungnya berdebar cepat, keringat sebiji jagung sudah mengucur dari pori-porinya. Setelah menarik napas dalam-dalam, detik berikutnya, Falisha memutar handle pintu yang ternyata tidak terkunci itu dengan kasar.

“Bangs*t!!” pekik Falisha dengan suara keras, bergemuruh hatinya karena pemandangan di depan mata, “Sedang apa kalian!!” sambungnya lantang penuh dengan amarah yang menguasai.

Bramantyo sendiri tidak banyak bereaksi layaknya orang normal yang kepergok melakukan kesalahan. Bukannya gelagapan karena perbuatan tidak senonoh yang baru ia lakukan, Bramantyo justru memilih mengabaikan Falisha yang masih bergeming di ambang pintu. Pria itu bahkan menyempatkan diri memberikan kecupan terlebih dahulu pada Hera yang masih berada di bawahnya, sebelum kemudian memutar kepala menghadap sang istri sekilas.

Tidak cukup sampai di sana, Bramantyo seolah ingin menunjukkan keberpihakannya dengan tetap berada di dekat Hera. Dipeluknya tubuh polos berpeluh itu terang-terangan. Begitu pula dengan pasangan selingkuhnya selama lebih setahun ini yang tidak memperlihatkan rasa malu sedikitpun. Wanita itu malah lebih merapat guna membalas pelukan prianya.

Falisha ingin sekali mengamuk. Pakaian berserakkan di lantai, suami dan selingkuhannya masih tenang di singgasana peraduan, tapi anehnya … tubuhnya tidak bisa digerakkan. Sumpah serapah yang semula ingin ia lontarkan menggantung di ujung lidah, saat Bramantyo mengangkat sebelah tangan mengkode istrinya itu agar membiarkannya untuk lebih dulu bicara.

“Ini Hera … kamu pasti tahu dia, ‘kan?”

Kecupan kembali dilabuhkan Bramantyo untuk Hera di hadapan Falisha dengan santai. Tangan Falisha yang masih berada di pegangan pintu tanpa sadar mencengkram benda itu dengan sangat kuat. Tentu saja ia mengenal wanita bernama lengkap Hera Iswari ini. Pertanyaan yang dilontarkan Bramantyo menurut Falisha terkesan sangat bodoh.

Hera, yang baru berumur dua puluh tahun itu tidak lain dan tidak bukan adalah sepupu jauh dari Falisha. Setahun belakangan, wanita itu magang sebagai asisten Bramantyo di kantor.

“Apa maksud kalian?” tanya Falisha usai lepas dari rasa keterkejutannya,

Sumpah demi apapun, Falisha tidak pernah menyangka pria yang berprofesi sebagai manager operasional sebuah perusahaan itu akan tega melakukan semua ini. Padahal selama ini, pernikahan mereka lancar-lancar saja tanpa ada masalah yang berarti. Saat orang lain meributkan soal anak, mereka bahkan sudah dikaruniai seorang putri cantik. Namun kini, kenyataan menampar Falisha dengan begitu kerasnya.

Tanpa merasa berdosa, tanpa merasa bersalah telah mengkhianati istrinya selama ini, Bramantyo pun melanjutkan bicara.

“Kamu pilih … mau dipoligami atau kita cerai?”

Falisha termangu, ia menatap lekat Bramantyo usai pria itu mengucapkan kalimat sakral.

Cerai, kata itu tidak pernah sekalipun terlontarkan selama hampir delapan tahun pernikahan mereka. Tak ada raut kesediha, yang ada justru Bramantyo tersenyum tipis seakan tidak melakukan kesalahan apapun pada Falisha.

Wajah Falisha yang tadinya tegang berselimut amarah, dalam hitungan detik berubah jadi datar. Tatapannya tetap tertuju pada pasangan selingkuh di depan sana. Topeng berwajah datar itu terus ia pertahankan, meski cengkeramannya di handle pintu mengatakan yang sebaliknya.

“Kamu … kenapa tega melakukan semua ini, Mas?”

####

Continuez à lire ce livre gratuitement
Scanner le code pour télécharger l'application
Commentaires (1)
goodnovel comment avatar
Illa Darrel
sepupu apaan tuh yg nikam sodara dr blkng . .
VOIR TOUS LES COMMENTAIRES

Latest chapter

  • Si Gendut Penakluk Bos    Akad Nikah

    “Bagaimana para saksi? Sah?”Pertanyaan sederhana tapi sarat makna ini terdengar sedikit keras dari seorang pria berkacamata di ruangan yang terisikan kurang lebih sekitar dua puluhan orang tersebut.Gema kata sah yang mengiyakan balik pertanyaan itu pun segera menggaung memenuhi ruangan berdekorasi putih, semua orang yang ada di sana sepakat seiya sekata dengan si Pria berkacamata yang berprofesi sebagai seorang penghulu ini dan puji-pujian terhadap Tuhan yang Maha Esa pun terlantun kemudian.Benar, apa yang tengah berlangsung adalah pernikahan antara Falisha dan Matteo. Disaksikan langsung oleh keluarga inti masing-masing dan kerabat dekat saja, akad nikah keduanya berlangsung lancar tanpa kendala apapun.Oleh Falisha, ada selaput bening yang menyelimuti netranya. Yang mana, setengah mati Falisha tahan agar tidak jatuh bersama gelombang gejolak rasa. Falisha sama sekali tidak pernah menyangka jika ia akan menikah sampai dua kali bahkan suaminya seorang Matteo Saguna Taslim, teman ma

  • Si Gendut Penakluk Bos    Matteo dan Teddy (2)

    Sungguh, sekian tahun malang melintang di dunia bisnis, Matteo hampir tidak pernah kehilangan ketenangannya seperti sekarang ini.Bukannya sombong, akan tetapi di bawah tempaan langsung sang Kakek yang merupakan raja bisnis, Matteo memang sepiawai itu. Matteo sedari kecil selalu bisa mengendalikan diri, terutama emosi dan raut wajah hingga tidak bisa terbaca lawan bicaranya.Namun, sekarang semua jerih payahnya menmbentangkan pengendalian terasa sia-sia sebab segalanya dengan mudah digoyahkan oleh Teddy.Memang, keterkejutan yang dialami Matteo hanya sepersekian detik sebelum kemudian pria itu mampu mengontrol kembali emosinya tapi tetap saja dia merasa kecolongan.Kembali, Matteo menelan lagi salivanya demi mengusir gersang yang melanda tenggorokannya walau tak seberapa berguna dan dengan satu tarikan napas panjang tidak kentara diiringi dengan turunnya tangan Teddy yang menunjuknya ia pun berkata.“Apapun yang Saya rencanakan dengan Sasha, kesepakatan apapun yang terjadi antara kami

  • Si Gendut Penakluk Bos    Matteo dan Teddy

    “Jadi … apa yang ingin Kamu bicarakan? Sampai-sampai mengganggu waktu istirahat Saya seperti ini!”Kalimat langsung yang begitu to the point dan tanpa basa-basi sedikitpun dari Teddy itu membuat Matteo merasa punggungnya kian berkeringat meski berada di ruangan berpendingin ini. Setelah kedatangannya diterima keduanya bertemu dan duduk bersama berhadapan, tapi di lima menit pertama mereka hanya duduk diam saling memandang satu dengan yang lainnya.Keterdiaman yang ada nyata sangat bisa menyebabkan suasana menjadi tegang hingga Matteo tidak berani buka suara terlebih dahulu untuk memulai percakapan.Tersentak Matteo tidak kentara ditegur demikian oleh Teddy, dia sangat jelas jika ayah dari Falisha itu pasti memiliki penilaian tertentu mengenai kehadirannya.“Begini Om …,” ujar Matteo menjawab pelan setelah sebelumnya terlebih dahulu menelan Saliva guna menentramkan ketegangan diri. Sungguh, Matteo rasanya membutuhkan sedikit ruang untuk meredam rasa dan terbersit setitik penyesalan men

  • Si Gendut Penakluk Bos    Jalur Keinginan Matteo

    Si Gendut Penakluk Bos - Bab 116 Jalur Keinginan Matteo“Kamu tahu, Mat … sudah Aku putuskan, percepat saja pernikahan kita. Biar semuanya jadi lebih terkendali aja. Aku nggak apa kok, nggak perlu resepsi atau akad atau apapun yang mewah-mewah, tinggal tanda tangan tanpa apapun juga Aku bersedia. Beneran, Aku bersedia dan Papa juga telah merestui ini!”Tidak bisa Matteo tidak tertegun dengan apa yang baru saja ia dengar, terutama kalimat terakhir yang terlontar dari bibir wanita yang ia pilih sebagai istri itu nantinya.Memang, pernikahan yang ingin dilakukan itu hanyalah pernikahan sebatas di atas kertas pun berjangka waktu tertentu meski belum ada pembicaraan mendetail dengan Falisha mengenai hal ini. Akan tetapi, bukan berarti Matteo ingin melangsungkannya dengan cara yang salah sebab dasar untuk menikah itu sendiri saja sudah tidak benar.Matteo ingin melalui jalur yang baik meski melewatkan momen lamaran dan sekelumit cinta yang seharusnya ada. Walau, ada banyak faktor yang harus

  • Si Gendut Penakluk Bos    Percepatan

    Si Gendut Penakluk Bos - Bab 115 Percepatan“Kamu nangis? Matamu bengkak gini! Katakan, siapa yang bikin Kamu nangis?”Sungguh, beberapa tahun terakhir ini Falisha jarang sekali menerima perhatian dari orang yang ada disekelilingnya termasuk dari suaminya sekalipun. Koreksi, mantan suami si Bramantyo Satya. Selalunya, Falisha yang menjadi pemberi bukan penerima. Kasus ini tentu dikecualikan untuk putri semata wayangnya Ameera.Kalau pun mendapatkan perhatian kecil, selalu ada embel-embel entah apapun itu juga penghinaan yang mengikuti di belakang. Contoh kecil, saat itu Falisha dalam keadaan sakit. Falisha dikira sengaja berpura-pura sakit karena malas atau manja serta tidak ingin membereskan pekerjaan rumah, tuduhan ini selalu disematkan kepada setiap kali wanita itu menderita flu atau demam. Ujung-ujungnya Falisha tidak dibawa ke dokter dan cuma diberikan obat murah yang beredar di pasaran.Oleh karena itu, apa yang baru saja dilakukan Matteo pada Falisha tak pelak membuat hati wani

  • Si Gendut Penakluk Bos    Restu Orang Tua (2)

    Si Gendut Penakluk Bos - Bab 114 Restu Orang Tua (2)Teddy membalas pelukan Falisha erat, hatinya jelas menghangat atas perlakuan buah hatinya saat ini. Sungguh, Teddy merindukan saat-saat seperti sekarang, saat Falisha bermanja pada dirinya.“Sudah jadi seorang Ibu dan akan menjadi seorang istri lagi … Sasha harus lebih dewasa dan lebih bertanggung jawab lagi ya.”Kalimat yang baru saja digaungkan Teddy disertai dengan usapan lembut di bagian punggung sukses membuat mata Falisha kian memanas.Falisha tidak mampu menjawab Teddy, sebagai gantinya ia menganggukkan kepala dan bening pun tumpah tanpa bisa dicegah.“Papa nggak tahu ada apa sebenarnya antara Kamu dan Matteo, Nak … tapi, Papa sangat berharap jika pernikahan ini akan menjadi pernikahan terakhir untukmu …,” ujar Teddy lagi tanpa menjeda usapannya dan kembali pria paruh baya itu menghela napas berat.Kalimat yang terlontar dari mulut Teddy

Plus de chapitres
Découvrez et lisez de bons romans gratuitement
Accédez gratuitement à un grand nombre de bons romans sur GoodNovel. Téléchargez les livres que vous aimez et lisez où et quand vous voulez.
Lisez des livres gratuitement sur l'APP
Scanner le code pour lire sur l'application
DMCA.com Protection Status