Share

Drama Sisingamangaraja

"Ee...siapa saja yang belum berpartisipasi? Tunjuk tangan dulu" logat batak ibu Silaban alias ibu Gempal (nama panggilan untuknya di kalangan siswa) benar-benar sekental kopi pahit Sidikalang.

Tau kopi Sidikalang kan? Kopi khas yang berasal dari salah satu daerah tertinggal di Indonesia. Kecamatan Sidikalang, Kabupaten Dairi, Sumatera Utara. Ok, enough there. Kembali ke ceritaku.

Siang itu ibu Gempal datang ke kelasku, kelas 11-A untuk mendata siapa saja yang berminat dalam kegiatan drama yang akan dipertunjukkan pada saat sesi hiburan di Pensi perayaan HUT RI di SMA kami, SMA Darma Bangsa, segemilang namanya di seantero kota Sidikalang ini.

Aku dan beberapa teman-teman sekelasku yang lain mengacungkan jari telunjuk kami ke udara dengan tenaga dan posisi yang amburadul. Suasana siang yang terik di jam terakhir pelajaran membuat kami tidak bersemangat.

"Ai na boha do halakon!” ( Ada apa dengan kalian ini?) Masih muda pun udah lemas, mana semangatnya...mana!" bentak ibu gempal sambil menghentakkan kakinya (itu adalah ciri khasnya bila sedang emosi atau bersemangat) yang sukses membuat seluruh murid tertawa terpingkal-pingkal.

"Malah ketawa lagi kalian ini. Sudah-sudah, siapa di sini yang mau ikut kegiatan drama?"

"Dramanya tentang apa bu?" celetuk “si Botak” Sahat.

"Ya tentang perjuangan pahlawanlah, anakku botak. Acara ini untuk memperingati hari kemerdekaan, masa kita mau buat drama tentang Cinderella disini?” kelas pun kembali riuh dengan suara tertawa yang membuat pipi Sahat memerah.

"Sudah...Sudah” ibu Gempal mencoba menenangkan keriuhan “Drama yang akan ditampilkan nanti, akan menceritakan tentang perjuangan Sisingamangaraja dalam mempertahankan tanah Batak. Kebetulan pemain-pemain yang lain sudah lengkap, tinggal pemeran putrinya Sisingamangaraja dan tentara Belanda 3 orang lagi. Nah sekarang siapa yang mau memerankan putrinya Sisingamangaraja? Ayo tunjuk tangan”

Entah karena dorongan apa, tiba-tiba saja jari telunjukku telah teracung keatas menunjuk langit-langit kelas.

"Iya, kamu yang tunjuk tangan, namanya siapa?"

Aku yang masih setengah sadar dan setengah tak percaya, hanya bisa bingung sesaat sampai akhirnya Shaniar teman semejaku menyikutku.

“Oh eh...ia nama saya Mefa Andrewi bu"

“Yakin kamu bisa memerankan?” sorot wajah ibu Gempal membuatku ragu sendiri.

"Mmm..." aku menoleh pada Shaniar yang memberikan semangat lewat wajah lebarnya "Yakin bu" sahutku pada akhirnya mantap.

"Ok baiklah. Selanjutnya pemeran tentara. Siapa yang berminat?”

Tidak ada tanda-tanda bahwa tangan-tangan akan teracung. Ibu Gempal mengulangi lagi pertanyaannya dan hasilnya tetap nihil. Maka, setelah ibu Gempal meninggalkan kelas, aku menyadari bahwa aku adalah satu-satunya siswa dari kelasku yang akan ikut dalam kegiatan drama.

Well, at least aku ikut berpartisipasi daripada menjadi anggota paduan suara seperti yang ditawarkan ketua kelas kemarin, aku lebih baik menghafal naskah drama dari pada mengeluarkan suara sumbangku ini.

May H

Well, at least aku ikut berpartisipasi daripada menjadi anggota paduan suara seperti yang ditawarkan ketua kelas kemarin, aku lebih baik menghafal naskah drama dari pada mengeluarkan suara sumbangku ini.

| Like

Kaugnay na kabanata

Pinakabagong kabanata

DMCA.com Protection Status