Share

Pesan

Kali ini aku, Kak Adam dan dua orang lainnya pulang latihan sedikit lebih lama karna kami harus memebrereskan peralatan-peralatan drama. Semua peserta drama memang dibagi beberapa kelompok, secara bergiliran membereskan ruangan setelah latihan. Aku tentu saja melakukannya kali ini bersama detak jantung yang tidak seirama didalam tubuh ini. Dalam otakku kompilasi antara khotbah Shaniar kemarin dan kemungkinan si Lesung Pipi akan meminta nomor handphoneku nanti bergulat dengan sengit. Hingga hatiku pun menyimpulkan tanpa ragu bahwa di Lesung Pipi pasti memiliki rasa yang sama. Tanpa Ragu. Lalu sedetik kemudian logika menyerang semua dan memisahkan pergulatan itu.

"Kalau pun dia meminta nomormu. Apa memang sudah pasti dia menghubungimu untuk mengintenskan pembicaraan kalian?" Tembaknya sangat keras. Sang logika menghunuskan pedangnya tepat dijantungku.

"Bisa saja dia melakukannya hanya untuk hal-hal sepele atau ya, kau taulah, dia kan populer. Dia pasti melakukan itu juga

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status