Apa maksud Mama?
Gio dan Key kini menatap heran. Bukankah wanita itu milik Alex? mereka segera mempercepat langkahnya agar segera sampai di dekat Lidia dan Sarah.
“Maksudnya apa Tante?” tanya Sean dengan bingung.
“Tante tadi bilang Kok Alex yang harus mengenalkan Kamu kepadanya? Dia itu calon menantu Tante. Seharusnya Tante dong yang mengenalkan Kamu kepadanya,” lanjut Sarah lagi.
Key dan Gio terpaku mendengar perkataan Sarah bukan hanya mereka tetapi semua orang yang berdiri di dekatnya.
Calon menantu mama, koq Kak Gio dapat yang kwalitas super gini. Lha Aku koq dapat yang super hancur, kalau begini kan Aku pasti mau.
Key langsung iri melihat kea rah Gio dan dia merasa tidak adil karena perlakuan tidak adil Sarah.
Calon menantu? Untuk siapa? Untukku? Kalau untukku Aku tidak akan me
🌼🌸💐🌼🌸💐🌼🌸💐🌼🌸💐🌼🌸💐 Thor ucapkan Terima Kasih kepada Readers yang telah mendukung dan meluangkan waktunya untuk membaca cerita ini, jangan lupa subcribe dengan memasukkan cerita ini ke dalam pustaka dan beri tanda bintang, love serta tinggalkan komen ya. I luv you Guys 💖💖💖💖💖💖💖💖
Rapat keluarga Taner sudah berakhir dan diakhiri dengan keputusan membiarkan Key menjalin hubungan dengan Evelyn dan sekarang keadaan berbalik, bukan hanya Key yang memutuskan tetapi Evelyn juga berhak memutuskannya. Sekarang mereka semua sudah berada di ruangan perjamuan, Alex yang melihat Evelyn sudah berada kembali di ruang perjamuan kini berjalan mendekatinya. “Eve, sudah pertemuannya?” “Sudah, Pak,” Evelyn segera berbalik melihat Alex yang berjalan ke arahnya. “Koq Bapak Eve? Kan Saya sudah bilang semalam panggil Saya kalau tidak Mas ya Kakak,” Senyum Alex menggoda Evelyn mengingatkan kembali. Key dan Gio yang turun barengan segera mendekati Evelyn. “Memang Kamu pantes kan dipanggil Bapak? Sudah tua juga. Mana pantes Kamu dipanggil Mas.” &nb
Evelyn turun dari tangga menuju ruang acara bersama dengan Gio Taner. Ketika mereka turun banyak orang yang memperhatikan mereka dan terdengar bisik – bisik yang akhirnya sampai ketelinga Key. “Mereka pasangan yang serasi ya, lihat wanitanya sangat cantik. Yang pria juga tampan, sepertinya mereka adalah jodoh yang dibicarakan Sarah Taner.” Ibu yang disamping Key berbisik kepada teman disampingnya. Membuat Key benar – benar jengkel kabar perjodohan anak keluarga Taner sudah terdengar oleh seisi ruangan, tetapi siapa yang jadi Calonnya itu yang salah. Key benar -benar marah, sementara Minerva yang berada disampingnya tidak diabaikannya. Key segera mendekati ibunya dan menuntut agar ibunya segera mengumumkan perjodohan mereka ke publik, dia tidak ingin mereka salah menduga bahwa Gio lah yang dijodohkan dengan Evelyn dan membuat Evelyn jadi milik Gio. Key tidak bisa menerima hal itu.
Acara perkenalan selesai, lantunan musik kembali dimainkan. Tamu dipersilahkan menikmati hidangan yang tersedia. Evelyn yang masih merasa letih karena tidak terbiasa memilih duduk di kursi yang ada dipojok ruangan, memang kursi itu agak tersembunyi, Evelyn dapat memperhatikan ruangan tanpa perlu diperhatikan orang lain. Evelyn segera melangkahkan kakinya, sepatu ini benar – benar telah menyiksanya. Sepasang mata yang menunjukkan rasa permusuhan memperhatikan kemana Evelyn pergi. Kemudian dia mengikuti Evelyn dan kini duduk disamping Evelyn. Evelyn menatap gadis yang duduk disampingnya dengan bingung. Untuk apa Minerva mendekatinya? bukankah Dia selalu lengket dengan Key? Evelyn mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan, dia tidak menemukan Key sama sekali. “Hei perempuan udik, Kamu boleh saja masuk kedalam keluarga Taner tetapi Kamu tidak dapat menut
Evelyn yang menerima tangan Gio berjalan beriringan membuat Key kesal dan Alex yang menatapnya dengan kebingungan. Minerva kini terdiam dan mengejar Key yang meninggalkannya. Minerva meraih tangan Key berencana untuk menggenggamnya tetapi Key segera menepiskannya. “Awas kamu Eve, gara – gara Kamu Key jadi menolakku,” bisiknya marah. Key terus saja berjalan meninggalkan ruang acara tanpa menunggu Minerva yang terus saja mengikutinya dari belakang. Dengan marah Key membuka pintu mobilnya dan menghantam kemudinya dengan keras. “Arrggghhhh, sialan!” pekiknya marah. Minerva membuka pintu mobil langsung duduk disamping Key. “Sudahlah Key untuk apa Kamu pikirkan lagi perempuan udik itu. Kamu tokh tidak sepadanan dengannya,” cecar Minerva yang bertujuan ingin memanasi perasaan Key yang memang sudah tersulut marah. “Tampaknya Gio menyukainya
Keesokan harinya Sarah ke rumah Tati dan melihat yang empunya rumah sedang duduk santai di teras depan, sambil menyeruput secangkir teh. “Sore Tati.” ‘Sore Sarah, kok datang ngak bilang – bilang sich.” Mereka segera cipika dan cipiki ala emak emak. Ribut banget sampai Evelyn segera melogokkan kepalanya ke teras depan karena merasa heran siapa tamu yang datang hingga membuat ibunya menjadi heboh begitu. “Eve sini Sayang, Mama juga kangen sama Eve.” Sarah mendekati Eve dan mencium pipinya. Evepun membalas ciuman Sarah. “Sore Ma, sama siapa kemari?” tanya Evelyn. “Sama supir sayang. Mama ingin berbicara dengan Mama Tati. Ada yang perlu Mama diskusikan.” “Baiklah Ma, Eve kedalam dulu ya. Mau ambil minuman dulu untuk Mama.” Evelyn segera berlalu dan Sarah kini men
Walaupun tangis Evelyn sudah reda dia tidak melepaskan pelukannya dari Gio, dia masih ketakutan dan ngeri melihat Bimo. Evelyn merasakan nyaman dipeluk Gio. Salah satu asisten Gio yang tertinggal sewaktu Gio mengadakan inspeksi di pusat perbelanjaan itu membuat Bastian terkejut melihat atasannya sedang memeluk seorang wanita di Gerai yang menjual kopi. Karena pusat perbelanjaan ini adalah salah satu milik keluarga Taner. “Kumpulkan semua petugas keamanan, dan pemuda yang dibawa Satpam tadi segera serahkan kekantor Polisi jangan dibiarkan bebas, buktinya ada direkaman CCTV Kamu urus segera.” Bastian menganggukkan kepalanya mematuhi instruksi atasannya. Gio geram dengan kejadian tadi pikirannya benar – benar ingin membalaskan perlakuan pemuda tadi kepada Evelyn, kecemburuan merasuk didadanya. Dia akan membuat perhitungan dengan pemuda itu. Kamu tidak akan lepas, seenaknya saja kamu meme
Sarah segera mengantarkan Evelyn, selama perjalanan Evelyn hanya diam membisu. Sarah melihat kearah Evelyn kini menyentuh tangannya. “Eve Sayang, Kamu benar ngak apa – apa? maafkan Mama ya. Mama sudah meningglkan Eve sendirian disana tadi sehingga terjadi kejadian tadi.” “Untuk apa Mama minta maaf? Mama ngak salah koq. Eve saja yang sial bertemu dengannya.” “Syukurlah Mama sudah takut Eve takut kembali keluar rumah dengan berpenampilan seperti ini.” Sarah menunjuk kearah tubuh Evelyn. Evelyn tersenyum dia menyadari maksud dari perkataan Sarah. “Sekarang Eve tidak akan pernah mau mengalah lagi Ma, seharusnya dia yang malu bukan Eve, dia pelakunya dan mengapa semua korban yang harus menanggu malu? Justru pelakunya berkeliaran bebas. Eve akan keluar dari masalah ini dengan tegak. Eve sekarang tidak sendiri lagi, ada Mama, Papa Hasan, bah
Seorang pria yang berdiri didepan pintu rumah Evelyn kini memandang bingung ke arah mereka, mereka berpelukan ala Teletubbies. “Mama, ada apa? ngapai Kalian berpelukan. Apa yang sedang terjadi?” Key memang mengunjungi rumah Evelyn karena dia tidak suka rencana Sarah membuat kompetisi terbuka untuk memperebutkan Evelyn Sanusi. Kompetisi? Memperebutkan? Yang benar saja. Saya tidak suka barang milik Saya walaupun itu bekas di ambil orang lain dan itu termasuk Gio didalamnya. Key tidak suka dengan pikirannya sendiri, dia belum merasakan perasaan apapun terhadap Evelyn, tetapi dia bisa merasakan persaingan yang ketat untuk mendapatkan Evelyn, apalagi dengan penampilan sekarang. Dasar Culun, untuk apa coba merubah penampilannya. Culun terus saja lebih baik, gerutu Key dalam hati. “Ma ada apa sich? koq pada