š¼šøšš¼šøšš¼šøšš¼šøšš¼šøš Thor ucapkan Terima Kasih kepada Readers yang telah mendukung dan meluangkan waktunya untuk membaca cerita ini, jangan lupa subcribe dengan memasukkan cerita ini ke dalam pustaka dan beri tanda bintang, love serta tinggalkan komen ya. I luv you Guys šššššššš
Lidia kini menatap Evelyn kemudian dengan nada mengancam dia mengucapkan kata ā kata yang membuat Gio Taner semakin heran mengapa Lidia seolah ā olah mengancam Evelyn. āKamu harus segera melaksanakan yang Oma katakan, kalau tidak kamu tahu sendiri apa yang akan Oma lakukan. Key harus mendapat hak istimewa!ā katanya sambil berlalu dari sana. Kemudian Lidia berhenti kembali dan menatap ke arah Gio. āDan kamu, jangan sampai aibmu Oma buka!ā desisnya berlahan ke arah Gio. Evelyn yang tidak mendengarkan perkataan Lidia mengerutkan keningnya kembali. āTernyata bukan aku saja yang Oma ancam. Kak Gio juga, apa yang Oma bicarakan?ā pikir Evelyn. kepergian Lidia menyisakan sedikit kecemasan di hati Gio Taner. Dia tidak kuasa menahan rasa kecewa dan sedihnya karena Lidia sangat membencinya. āOma, apa yang membuat Oma membenci aku. Sejak dari kecil Oma selalu membela Key, dan tidak pernah mau mendengarkan penjelasanku. Kalau Key benar Oma pasti belain, tetapi kalau Key juga salah maka Oma j
Lidia menatap cucu sulungnya dengan mata membelalak seakan tidak mempercayai apa yang telah dilakukan Gio. Namun pemandangan di depan telah cukup baginya untuk menarik kesimpulan bahwa Gio telah melakukan perbuatan nista. āCucu kurang ajar! Apa yang kamu lakukan? Apa kamu pikir rumah ini tempat kamu untuk berbuat mesum?ā tanya dengan marah. Key yang melihat ini akan menjadi masalah besar maka dia mencoba menenangkan Lidia. āOma, kakakā¦ā¦,ā Sebelum Key meneruskan ucapannya Lidia bahkan memotongnya dan tidak memberikan Key untuk melanjutkan pembicaraannya. āCukup Key! Jangan kamu bela lagi dia, dia tidak pantas dibela sama sekali. Apa kamu mau Oma marahi juga?ā tanya Lidia dengan marah. Melihat reaksi Lidia akhirnya Key terdiam dan tidak berani menjelaskannya kembali. Lidia terus saja memanggil Gio dengan suara keras. Sehingga menarik perhatian Sarah yang sedang berada di kamarnya. Hari ini Sarah tidak ke butik seperti biasanya. Karena Sarah sedang tidak enak badan. āOma ada apa?ā
Semua sekarang sudah bergerak ke ruang kerja Hasan Taner, Sarah melihat Gio belum mengikuti mereka. Sarah kemudian berbalik kembali ke kamar Gio, kemudian dia melihat Gio masih saja terpaku di dalam kamarnya. Wajah dinginnya benar ā benar membuat Sarah yakin Gio sama sekali tidak bersalah. Sarah menepuk bahu anak sulungnya dengan penuh kasih sayang. āMama, apa Mama percaya Gio melakukan perbuatan terkutuk itu?ā tanya dengan sedih. āSemua boleh menuduh Gio yang tidak ā tidak tetapi asal Mama percaya kepadaku maka aku akan bisa menghadapi ini semuanya,ā katanya dengan sedih. āGio! Lihat Mama. Seorang ibu akan tahu kalau anaknya bersalah atau tidak! Karena Mama tahu persis Gio itu siapa, Gio itu duplikat Papa. Papa adalah seorang pria yang akan selalu memilih satu wanita di dalam hidupnya. Tidak mungkin dia akan berbuat hal -hal seperti ini. Jadi sudah tentu Mama percaya denganmu. Jadi kamu ikut Mama ke ruang kerja Papa ya,ā kata Sarah sambil memeluk putranya. Sarah sebenarnya sangat
Gio Taner melihat Dila seperti harimau terluka, dia tidak menyukai penghianatan yang dilakukan orang lain. Kemudian dia menarik napasnya dengan kasar dan mengusap wajahnya kembali. Kini wajah itu bukan hanya memerah tetapi menggelap menahan amarah yang sangat luar biasa. āKalau Oma percaya dengan orang asing itu hak Oma. Tetapi Gio tekankan di sini Gio sama sekali tidak mengundangnya ke kamar Gio apalagi menyentuhnya. Dari tadi Gio hanya diam bukan karena Gio salah tetapi karena aku ingin melihat sampai dimana kebohongannya berlanjut dan sampai dimana wanita itu mempertahankan kebodohannya,ā katanya lagi. Wajah Dila langsung memucat tidak dia sangka di dalam situasi ini Gio masih saja dapat membela dirinya, harapannya tinggal Lidia Taner. āApakah wanita itu masih akan membelanya?ā tanya dengan penuh harap. Lidia yang menatap Gio dengan tajam menyadari ada kemiripan Gio dengan Hasan putranya bahkan Gio jauh lebih mirip Hasan daripada Key. Lidia bahkan menyangsikan pemikirannya send
Hasan segera mengambil ponselnya dan menghubungi seseorang. āYudhi, kamu sudah sampai? Apa kamu membawa laporan yang diminta isteri saya? Oh baiklah,ā kata Hasan lagi. āGio kamu bantu Papa, hubungkan alat ini ke slide proyektor sana!ā perintah Hasan lagi. Gio segera menyalakan alat slide proyektor tersebut dan tampak Hasan sedang mengambil file dari sebuah laptop yang ada di atas meja kerjanya. āSemua silahkan nonton hasil rekaman rumah ini,ā kata Hasan kembali. Kemudian Hasan Taner mengatur waktu rekaman sesuai waktu Gio pulang sekolah. Tampak Gio turun dari mobil kemudian memasuki gerbang depan dan akhirnya ke ruang tengah dan mulai menaiki tangga menuju ke atas. Dimana seluruh kamar mereka ada di lantai dua. Tampak Gio hanya melihat ke arah Key dan teman -temannya. āLihat! Gio sekarang sedang naik ke lantai dua!ā kata Hasan kembali. Gio kemudian masuk ke dalam kamarnya, tetapi apa yang dikerjakannya di kamar sama sekali tidak kelihatan. Selang satu jam kemudian tampak Dila m
Dila menatap Hasan dengan begitu beraninya. Dia berharap Hasan sebagai kepala keluarga Taner akan takluk kepadanya. Dila bahkan berani menatap Lidia dan Sarah secara bergantian. āBagaimana Om dan Tante, Oma juga. Apakah permintaan saya berlebihan. Saya memang melakukannya dengan banyak pria. Saya akui itu tetapi putera anda sudah menikmati tubuh saya juga. Jadi tidak ada salahnya aku menikah dengan putera sulung kalian, atau kalau tidakā¦.,ā ancam Dila. Sifatnya semakin menjadi ā jadi membuat Sarah geram melihatnya. Sarah memandang Dila dengan tajam. āJadi apa maksudmu? Kamu mau mengancam kami? Kamu pikir kamu itu sudah benar? Saya tidak sudi memiliki menantu seperti kamu. Saya tidak mau calon cucu saya tumbuh di rahim yang kotor. Saya menolaknya dan jangan pernah bermimpi!ā kata Sarah lagi. Dila menatap tajam Sarah sedikitpun dia tidak takut karena dia pikir dia akan menang kali ini. Dia pasti akan meraup keuntungan yang sangat besar. Dia membayangkan kehidupannya yang sukses dan
Hasan Taner memandang Dila dengan dingin, karena dia sama sekali tidak menyukai kelicikan Dila. Dila memang berusaha membuat Gio dan seluruh keluarga Taner terpojok, hanya Lidia saja yang tampaknya mendukung rencana Dila. Gio menatap Dila dengan tenang dia dan mengernyitkan dahinya. Gio kecewa melihat Lidia karena dengan mudahnya Lidia menyerahkan Gio agar menikah dengan Dila. Gio tidak menyangka Lidia masih akan tetap menikahkan mereka setelah dia tahu Dila adalah bukan wanita baik ā baik. Gio bahkan tidak suka melihat Key yang membela Dila, Key lebih memilih Dila daripada Key yang notabene adalah kakaknya sendiri. āKak! Sebelum kakak berbicara seharusnya kakak sadar dong. Sebelum melakukan hal yang tidak terpuji sebaiknya kakak memikirkan dulu akibat dari perbuatan kakak tersebut. Kakak seharusnya tahu bahwa Kakak tidak boleh semena ā mena dengan orang lain. Kakak harus jadi contoh yang baik, yaa walaupun Dila bukan gadis lagi tapi kakak juga sudah melakukan kesalahan kepadanya.ā
Gio masih saja termenung memikirkan ancaman Lidia yang akan membongkar aibnya. āOma apa yang Oma lakukan? Mengapa aku harus menerima rasa kebencian Oma yang besar. Aku tahu Oma lebih menyayangi Key, tetapi Oma setidaknya jangan membenci aku. Apa salahku sehingga aku harus menerima kemarahan Oma yang tiada habisnya.ā Pikir Gio dengan nada kesal. āKak!ā panggil Evelyn memutuskan lamunan Gio. Gio masih saja melamun, tidak menyadari panggilan Evelyn terhadapnya. Matanya setengah terpejam membayangkan peristiwa bersama Dila yang sangat menyakitkan. Di sana lah dia menyadari betapa bencinya Lidia terhadap dirinya dan dia menyadari Lidia selalu membela Key tanpa syarat. Gio dulu merasa Lidia mencintai Key mungkin karena Key adalah anak bungsu dan anggapannya biasa kalau Lidia bersikap demikian. Lidia sama sekali tidak pernah menunjukkan sikap bencinya yang sangat kentara seperti kejadian Dila. Gio hanya bisa merasakan untuk pertama kalinya ketika peristiwa Dila tersebut. Evelyn yang masih