Share

10. Privilege

last update Last Updated: 2025-12-17 21:00:42

“Waaah, sama kayak tante dan mommy kamu dulu dong”

Sebelum Diandra menjawab lagi, suara sendok dan garpu yang dibanting di atas piring mengalihkan pandangan mereka.

Kara—si pelaku—berdiri dengan mendorong keras kursinya ke belakang.

“Kara, kamu kenapa sih?” tanya Miranda bingung.

“Aku udah kenyang. Mau ke kamar duluan,” jawabnya.

Wajahnya datar seperti sedang menyimpan… amarah? Kesal? Atau kecewa?

Tapi kenapa?

Diandra dan Miranda saling menatap, lalu menggeleng satu sama lain saat tidak mengetahui alasan apa yang membuat Kara tiba-tiba bersikap seperti itu.

“Maaf ya, Di,” ucap Diandra yang merasa tidak enak dengan Diandra.

It’s ok, tante.”

Diandra merasa tak masalah dengan sikap Kara barusan. Baginya, itu adalah Kara yang asli. Yang datar, menyebalkan dan tidak bisa ditebak.

“Oh, ya… tante sa

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Si Tampan yang Posesif   13. Bibit-Bibit Perasaan

    Lelaki itu menyingkirkan tangan Gavin, dan dengan cekatan menggendong Diandra dan membawanya ke klinik kampus. Meninggalkan tatapan terkejut dari keempat orang lainnya, Laviena, Claudia, Seno, dan Gavin.“Itu tadi… apa?” tanya Claudia terbata.“Yang barusan itu… Kara, kan?” lanjut Lavie.“Dia dateng dari mana?” Gavin ikut menimpali.“Jadi… kita mau bengong aja di sini sampe sore, atau mau nyusulin mereka nih?” tanya Seno memecah keheningan.“Ikut… gue mau tau keadaan Diandra,” jawab Lavie.“Gue juga,” lanjut Gavin berbarengan dengan Claudia.***“Gimana keadaannya, dok?” tanya Kara, begitu dokter fakultas selesai memeriksa keadaan Diandra.“Apa dia punya alergi makanan?”“Ada… kacang,” jawab Kara cepat.Dokter itu mengangguk sebelum menjelaskan.“Dia pin

  • Si Tampan yang Posesif   12. Si Pencari Perhatian

    “Hm,” Kara bergumam pelan.“Lo nyari cewek yang kayak gimana sih sebenernya? Sampe spek Diandra aja nggak lo lirik sama sekali?” tanya Seno lagi.Sejujurnya ia tak habis pikir, bagaimana bisa sahabatnya itu menolak sosok nyaris sempurna seperti Diandra. Diandra yang disukai banyak orang, diidolakan dan selalu dijadikan trendsetter itu.“Bukan urusan lo,” jawab Kara acuh.“Kok bisa,” lanjut Seno lagi, menatap Diandra yang kini berdiri di depan sana bersama Lavie.“Lo ngeliatin siapa?” tanya Kara saat melihat Seno tengah fokus menatap seseorang.“Diandra lah, dia cantik gitu.”“Brengsek!” Kara mendesis pelan.Meski pun tahu Seno sedang menggodanya, tapi tetap saja dia merasa kesal.“Tuh. Ngapain kesel kalo nggak suka?”“Dia sahabatnya Lavie.”“Ya emangnya kenapa?”Kara tidak

  • Si Tampan yang Posesif   11. Ulah Sangkara

    “Akhirnya lo bisa mikir ke sana juga,” Diandra bersumpah dia melihat lelaki itu tersenyum penuh kepuasan.“Jangan bilang ini semua ulah lo?” Diandra melotot tak suka.Kara mengedikkan bahu dan berniat meninggalkan gadis itu begitu saja.Setelah mendapatkan kembali kesadarannya, Diandra dengan tegas menarik tangan Kara untuk kembali berdiri di hadapannya.“Jawab!”“Kenapa marah-marah sih?”“Karena lo udah seenaknya ikut campur di hidup gue.”“Lo nggak suka?”“Enggak! Tujuan awal gue pindah ke luar negeri adalah biar bisa move on dari lo. Bukannya lo sendiri yang nyuruh gue buat menjauh? Tapi apa yang lo lakuin sekarang? Hah?” mata Diandra berapi-api penuh amarah.Diandra menarik napas frsutasi. Ia tidak tahu sehebat apa laki-laki di hadapannya ini sampai bisa melakukan hal-hal rumit seperti mengganti kembali universitasnya ke pili

  • Si Tampan yang Posesif   10. Privilege

    “Waaah, sama kayak tante dan mommy kamu dulu dong”Sebelum Diandra menjawab lagi, suara sendok dan garpu yang dibanting di atas piring mengalihkan pandangan mereka.Kara—si pelaku—berdiri dengan mendorong keras kursinya ke belakang.“Kara, kamu kenapa sih?” tanya Miranda bingung.“Aku udah kenyang. Mau ke kamar duluan,” jawabnya.Wajahnya datar seperti sedang menyimpan… amarah? Kesal? Atau kecewa?Tapi kenapa?Diandra dan Miranda saling menatap, lalu menggeleng satu sama lain saat tidak mengetahui alasan apa yang membuat Kara tiba-tiba bersikap seperti itu.“Maaf ya, Di,” ucap Diandra yang merasa tidak enak dengan Diandra.“It’s ok, tante.”Diandra merasa tak masalah dengan sikap Kara barusan. Baginya, itu adalah Kara yang asli. Yang datar, menyebalkan dan tidak bisa ditebak.“Oh, ya… tante sa

  • Si Tampan yang Posesif   9. Ciuman Pertama

    Bibirnya menempel di bibir Diandra, mencium begitu lembut—terlalu lembut hingga terasa menyiksa. Kara sengaja menahan, membuat Diandra terbakar oleh sensasi yang baru pertama kali ia rasakan.Begitu Kara melepaskan ciumannya, Diandra seperti orang kehausan. Mulutnya terbuka tapi tak dapat mengeluarkan suara apa pun.“Lo mau berpaling? Coba aja kalo bisa,” Kara tersenyum nakal, senyum tipis penuh kemenangan.Sangkara jelas menikmati kepanikan Diandra. Tawanya bukan sekedar ejekan—ada sesuatu yang terdengar puas, seolah ia berhasil membuat Diandra kehilangan kendali. Setelahnya, lelaki itu pergi meninggalkannya seorang diri dalam kebingungan.“It was… my first kiss,” Diandra merasakan kedua kakinya lemas seperti jelly.Ia lalu jatuh terduduk di atas lantai yang dingin, memejamkan mata, sambil berusaha menenangkan diri sendiri.‘Kenapa rasanya sama persis sama kayak yang di mimpi…

  • Si Tampan yang Posesif   8. You Just Loved Me

    Alvaro terpental jatuh ke lantai sambil memegangi pipinya yang terasa panas dan memerah.“Brengsek!” Gavin hendak meninjunya lagi sebelum suara seseorang menghentikannya.“Sorry, guys. Kalian boleh ribut, tapi jangan libatin dia.”Diandra tampak syok.Sejak kapan Kara ada di sana? Dan bagaimana bisa lelaki itu tiba-tiba berdiri di dekatnya?Setelah berbicara satu kalimat asal itu, Kara segera menarik pergelangan tangan Diandra dan membawanya keluar, menjauh dari keributan yang sedang berlangsung.Diandra tidak menolak. Hanya mengikuti saja ke mana Sangkara membawanya pergi. Wajahnya masih syok, dan pikirannya sibuk mencerna segala hal yang baru saja terjadi. Hal itu langsung membuat semua orang yang berada di sana menatap keduanya dengan tatapan bertanya-tanya.Pasalnya selama ini mereka hanya tahu kalau Diandra menyukai Kara, sementara lelaki itu tidak pernah menunjukkan hal yang sama. Semua orang tah

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status