Share

Lima

Oliv meringis karena tidak bisa keluar dari situasi ini. Bahkan bos dinginnya kini menuntut jawaban darinya.

Menghela nafas sejenak akhirnya Oliv pasrah mengatakan semuanya pada Devan yang awalnya sempat syok. Namun kembali tenang sembari tetap mendengarkan ucapan Oliv.

"Jadi, hal apa yang membuat pria itu mundur?"

Mila gelagapan, menelan kasar air liurnya sendiri. "I-itu karena...."

"Apa, Liv? Kok kamu dari tadi gugup dan ngomongnya gagap gitu?"

"E-enggak kok, Pak." Oliv menggeleng.

"Itu buktinya, k—" ucapan Devan terhenti begitu mendengar suara Adam Levine yang mengalun merdu.

Lantas dengan cepat Devan merogoh saku celananya, menatap sebuah nama dilayar ponselnya.

"Sebentar ya," ucap Devan meminta waktu sebentar pada Oliv yang mengangguk.

Devan memunggungi Oliv seraya mengangkat panggilan tersebut. Oliv menatap punggung Devan sesaat sambil mencuri dengar pembicaraan Devan dengan lawan bicaranya di seberang telepon.

"Ya, nanti kita bicarakan lagi." ucap Devan sebelum menerima sambungan dan berbalik.

"Oliv—" ucapannya menggantung begitu saja kala netra hitamnya tak melihat gadis itu.

Oliv ternyata sudah melarikan diri darinya semenjak beberapa menit yang lalu. Sedikit menggeram kesal Devan sebab ia belum mendengar jawaban mengenai laki-laki kemarin yang menolak Oliv.

Kira-kira apa alasan pria itu menolak Oliv yang cantik dan mungil?

Sebentar, Devan mengakui Oliv cantik? Devan pun mengulum senyum geli saat kata itu muncul begitu saja.

Kalau mungil, harus Devan akui jika Oliv memang mungil dan juga seksi. Gadis itu mungil namun montok di beberapa bagian tertentu ditubuhnya.

Astaga! Sejak kapan Devan jadi semesum ini hanya karena seorang gadis bernama Oliv?

Rahayu menatap aneh Oliv yang datang dengan raut wajah panik dan nafas ngos-ngosan.

"Habis lari maraton lo?" cibir Rahayu bertanya.

Oliv menggeleng lalu menyerahkan buku pesanan teman Rahayu. "Tau gini, mendingan lo aja tadi yang ambil." ujar Oliv merasa menyesal. Sebab karena buku inilah insiden tadi terjadi menimpa dirinya dan membuat ia berada dalam situasi yang menyesakkan bersama Devan.

Syukurlah Oliv berhasil kabur dari pria itu, dan untungnya Devan tak ikut menyusul kenari. Jika seandainya tadi Oliv tetap berada di sana sampai pria itu selesai bertelepon ria, Oliv yakin pasti Devan akan kembali memaksanya untuk menjawab soal di cafe kemarin.

"Lah, kan, lo sendiri yang menawarkan diri." ucap Rahayu mengingatkan, "lagian lo ambil buku gini aja lama banget dah. Ngapain aja sih?"

"Gak ada," Oliv menggeleng panik.

"Ya ampun, biasa aja dong lo bilang gak adanya." Rahayu berdecak kesal.

"Eh, oh iya. Si bos tadi datang-datang juga nyariin lo tuh."

"Apa?!" Oliv terperanjat kaget mendengarnya. "Nyariin gue mau ngapain?"

"Ya mana gue tau," Rahayu mengendikkan kedua bahunya. "Memang tadi lo gak lihat dia?" Oliv menggeleng.

"Gue ambil buku itu aja juga kesusahan."

"Makanya tinggi." Rahayu menjulurkan lidahnya.

Oliv tak begitu menanggapinya karena ia tau jika Rahayu hanya menggodanya saja dan bukannya bermaksud mengejek dirinya.

***

Netra hitam Devan tak berkedip sama sekali kala matanya melihat sebuah foto profil seorang wanita cantik di salah satu media sosial wanita tersebut.

Ibu jari Devan bergeser ke kanan dan matanya kembali melihat foto lainnya, begitu seterusnya hingga sampai di foto terakhir.

Tanpa pikir panjang Devan menyimpan semua foto-foto Oliv walau tak begitu banyak. Tapi cukup membuat dirinya senang.

Tadinya Devan hanya iseng-iseng aja mencoba mencari akun Oliv. Namun siapa sangka dari keisengannya itu ia benar-benar menemukan akun media sosial asli milik pribadi Oliv.

Dari situ Devan tau kalau Oliv ternyata tak begitu suka bermain media sosial. Terlihat dari postingan terakhir gadis itu sekitar tiga bulan yang lalu. Dan postingan-postingan dibawah juga yang lama-lama sekali.

Jadi bisa Devan simpulkan bahwa Oliv bukanlah seseorang yang dikit-dikit selalu bikin status. Namun yang menarik disini adalah postingan-postingan Oliv yang lebih banyak kata-kata ketimbang foto ataupun video. Devan mencoba mencerna setiap postingan demi postingan Oliv, gadis itu dibalik sifat cerianya ternyata juga bisa bersedih.

Devan menyudahi acara menyelidiki akun media sosial Oliv. Perutnya terasa keroncongan hebat minta diisi, dan Devan putuskan untuk beranjak ke dapur untuk melihat apakah ada makanan yang disediakan sang adik tercinta atau tidak.

Nyatanya tidak ada. Itu artinya sang adik tidak datang ke apartemennya. Devan berdecak kesal, tidak ada makanan sama sekali dan itu artinya ia harus memasak jika ingin makan malam untuk membuat perutnya kenyang.

Devan membuka lemari pendingin dan mengambil beberapa telur yang memang sengaja stoknya ia banyakan ketimbang bahan-bahan makanan yang lainnya.

Omelette adalah pilihan makan malam Devan. Selain mudah membuatnya, rasanya juga sangat enak.

Sekitar sepuluh menit kemudian omelette buatan Devan telah selesai dan siap ia santap dengan sepiring nasi putih hangat. Hmm, yummy!

Ah, sayang sekali tidak ada kecap. Padahal kalau ada maka akan lebih nikmat rasanya. Tapi, tidak apa-apa. Seperti ini saja sudah mantap.

Selesai makan dan mencuci peralatan makan yang kotor, Devan beranjak menuju kamarnya dan mengambil ponselnya yang tadi ia letakkan di ranjang.

Olivvv97 : what true love is there?

Devan terbelalak kaget membaca postingan yang baru saja Oliv bagikan. Jari jemarinya gatal sekali ingin berkomentar, dan tanpa pikir panjang Devan pun akhirnya menuliskan komentar di postingan Oliv tersebut.

DevanSatyasa1: tentu saja ada.

Komentar sudah terkirim dan Devan sangat tidak sabar menunggu balasan komentar dari Oliv. Tapi sayangnya gadis itu ternyata sudah off sejak beberapa menit yang lalu sebelum Devan memberikan komentar.

Menggeram frustasi karena tindakannya sedikit telat, Devan akhirnya memutuskan untuk tidur. Tubuhnya sudah menjerit minta beristirahat.

Keesokan paginya, Oliv yang baru bangun tidur langsung mengecek ponselnya. Matanya terbelalak kaget saat mendapatkan banyaknya notifikasi komentar pada postingannya tadi malam.

"Devan Satyasa, siapa ya?" gumam Oliv bertanya-tanya. Pasalnya akun media sosial itu tidak pakai foto profil dan lagian juga akunnya bersifat pribadi.

Dan tak hanya satu komentar saja yang Oliv baca, dibawahnya komentar dari akun yang tidak ia kenal itu ternyata banyak. Salah satunya komentar dari teman sejawatnya, Rahayu.

Rahayucantieq08 : gak ada, kalau untuk lo Liv. Hahaha 🤪

Oliv ikut tertawa membaca komentar konyol Rahayu yang memang sangat suka menggodanya. Gak secara langsung maupun lewat komentar seperti ini.

Tapi Oliv tak menampik bahwa Rahayu adalah teman yang sangat baik dan juga asyik. Ya walau mulutnya memang suka mencibir orang lain.

Pertemanan keduanya sudah terjalin semenjak mereka berdua kerja di toko buku milik Devan. Eh, sebentar. Mengingat nama bos dinginnya tiba-tiba saja Oliv menduga sesuatu hal.

"Jangan-jangan...."

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status