“Nak Kairo!” panggil Mama Desi ketika melihat Kairo sudah berbalik menuju rumahnya.
Seketika Kairo menghentikan langkah dan memutar kembali tubuhnya, saat mendengar seruan itu.
“Iya, Ma.” Kairo melihat Mama Desi berlarian ke arahnya dengan tergesa
Eh, kok pintu rumah terbuka. Jangan-jangan tukang angkut barang lupa nggak ngunci pintu. Atau rumahnya baru saja disambangi maling!Wah! Nyari mati tuh maling!Kairo pun buru-buru masuk, hendak melihat apa saja yang sudah digasak maling tersebut. Namun, langkahnya sontak menyurut drastis. Saat mendapati dua pasang mata yang langsung menatapnya ketika baru saja muncul di ambang pintu. Satu tatapan bengis dan yang lain tatapan menilai. Kairo meneguk saliva kelat tanpa sadar.“Bunda, Daddy. Ada apa ke sini?”
“Abang! Bang! Buruan mandinya! Masa’ anak cowok mandi sampai satu jam? Emangnya Abang pakai luluran dan maskeran segala?” teriak Bunda Karina yang menggedor pintu. Kairo pun langsung berlonjak kaget di tempatnya. Ada apa? Di mana ini? “Abang! Bang!” seru Karina semakin keras. Kairo memang terbangun dengan kebingungan, ketika menyadari tidak sedang tidur di tempat biasanya. Namun, gedoran di pintu membuat otaknya bekerja dengan lebih cepat, dan akhirnya jadi ingat sekarang sedang ada di rumah barunya. “Iya, Bun. Abang bentar lagi keluar,” balas Kairo yang buru-buru bangun untuk membuka pintu.
“Aika, tunggu!” Kairo mencekal lengan Aika. Setelah berhasil mengejar langkah istrinya, yang baru saja hendak menaiki tangga untuk kembali ke kamarnya.“Lepasin!” Aika menghentak tangan Kairo dengan kasar, hingga terlepas.Namun tidak lama setelahnya, Kairo pun kembali mencekal tangan istrinya dengan lebih kuat.“Lepasin, Kak!” Aika berontak.“Tapi kita harus bicara Aika.”“Gak mau! Aika
“Kenapa harus saya?”“Karena kehadiran Kamu tepat di saat saya hampir menyerah.”“Jadi Aika udah gak bisa nolak lagi, Mah?”“Udah terima aja Aika, mumpung ada yang mau sama Kamu.”“Cie yang udah gak jo
*Happy Reading*“Tujuan Kak Kairo sering ke rumah, karena memang kita suami istri, ya? Bukan karena berniat jadiin Aika istri kedua. Benar begitu, Kak?”DEG!“Aika, Kamu ....” Kairo tak bisa berkata-kata. Karena terlalu shock dengan penuturan Aika barusan.Gadis itu apa mungkin sudah ingat kembali?“Kenapa diam, Kak? Jawab dong, yang Aika bilang ini benar atau tidak?” desak Aika kemudian.Kairo menelan salivanya kelat. Sebelum menipiskan bibirnya sejenak. Ia ingin menjawab ‘iya’ dan menceritakan semuanya, tapi hatinya masih ragu. Bagaimana kalau Aika kembali seperti semalam?Kairo dilanda denial seketika.“Mas Bos?”“Iya?” Jawab Kairo refleks. Namun, langsung kembali tertegun saat menyadari panggilan Aika untuknya itu. Rasa h
*Happy Reading* Aika menarik selimutnya lebih tinggi, demi menutupi tubuhnya yang polos. Merapatnya diri pada Kairo, seraya mendesah penuh rasa bersalah. "Maaf," cicitnya kemudian, menyembunyikan wajah pada dada bidang Kairo. Kairo yang mendengar lirihan Aika pun diam-diam menghela napas panjang, sebelum kemudian mengeratkan pelukannya pada Aika. "Tidak apa-apa, Ka. Kamu gak salah apa-apa, kok," hibur Kairo. Akan tetapi, itu memang benar. Di sini, bukan Aika yang salah. Melainkan dirinya sendiri, yang terlalu memaksa Aika. Kairo lupa, meski Aika sudah mengingat dirinya, namun Aika yang sekarang juga sudah ingat pada masalalunya, pun kejadian nahas itu. Alhasil, trauma gadis itu pun kembali muncul disela cumbuan panas mereka. Ya. Untuk kalian yang sudah berharap lebih pada part ini. Maaf saja, kalian harus kecewa. Karena kenyataanya
*Happy Reading* "Asalamualaikum. Aika pulang ...." seru Aika dengan riang, seraya memasuki Rumahnya. "Waalaikumsalam." Terdengar sahutan dari beberapa orang dengan kompak, sebelum kemudian orang-orang itu menoleh ke arah datangnya Aika. Orang-orang itu adalah Mama Desi, Papa Heru, dan Bang Aaron tentu saja. "Alhamdulilah ya Allah ...." seru Mama Desi lantang. "Aika, kamu kemana aja, Nak? Kok, baru pulang jam segini? Katanya tadi cuma beli sate? Tapi kok lama banget! Kamu beli satenya di mana, sih? Di Madagaskar, ya? Gak pulang-pulang gitu! Baru Mama mau umumin di masjid, siapa tahu kamu nyasar, yee kan?" cecar Mama Desi kemudian, seraya menghampiri dan memindai penampakan Aika dengan seksama. Bukan apa-apa, Ini tuh sudah masuk waktu maghrib, takutnya yang berdiri saat ini bukan Aika, melainkan jelmaan setan cantik yang ngefans sama anaknya. Makanya Mama Desi harus mematikan semuanya dengan seksama. Mama Desi bahkan sengaja
*Happy Reading* "Cek rahim? Pengobatan selanjutnya? Maksud Abang apa?" Akibat kecerobohan Aaron yang tidak bisa menjaga mulutnya. Tidak heran, jika setelahnya Aika langsung meminta penjelasan dengan tegas pada Abangnya itu. Aaron yang sadar sudah melakukab kesalahan pun terlihat kikuk di tempatnya, bingung harus menjawab apa pada tanya tanya Aika yang syarat akan tuntutan itu. Aika saat ini mungkin sudah ingat kembali tentang apa yang sempat dia lupakan. Tapi kenyataan soal rahimnya paska insident itu tentu saja tidak masuk dalam ingatannya. Karena ya ... Aika memang tidak tahu apa-apa soal itu. Saat Dokter menjelaskan kondisi Rahimnya, Aika dalam keadaan koma, lalu akhirnya depresi setelah sadar dan mengalami trauma akibat kejadian nahas itu. Jadi, wajar saja jika dia begitu penasaran akan ucapan abangnya itu. "Bang?!" desak Aika, saat masih belum mendapatkan jawaban dari Aaron. "Uhm ... itu, em ... maksud Abang.