Siapa yang Menghamili Muridku?Bab 20 : Ponsel yang TertukarHal yang pertama kulakukan adalah membuka aplikasi WhatsApp, kemudian menelusuri chat-annya. Tak ada yang aneh, hanya ada pesan dariku dan Juragan Yahya saja. Hem, Diyya juga tak memiliki grup. Kemudian lanjut ke galery foto, barangkali ada foto Si Om. Kubuka satu persatu, ada banyak foto Sandiyya bersama teman-temannya dengan berbagai fose. Penampilannya di situ tak tampak seperti anak SMP lagi, gaya berpakaiannya sungguh mentereng dan dewasa. Aku tak menyangka kelakuan muridku ini di luar sekolah sungguh berbeda dan liar.Kutarik napas sejenak, lalu melanjutkan membuka foto-foto tersebut. Ada satu foto yang menarik perhatianku, yaitu foto Sandiyya bersama tiga orang temannya juga seorang pria yang wajahnya dikasih stiker. Tubuhnya tinggi tegap dengan kemeja warna biru garis-garis serta jam tangan warna hitam dengan merk terkenal. Apa mungkin dia ayah si baby mungil? Tapi mereka tak berpose mesra, malah berfoto ramai-ramai.
Siapa yang Menghamili Muridku?Bab 21 : Telepon MisteriusSemoga Sandiyya tidak tahu kalau ponselnya sudah kugeledah. Oh iya, iseng-iseng, kutekan nomor ponsel Mas Bilal. Bukannya su'udzon, Mas, aku hanya ingin memastikan ketakutan Sandiyya padamu tak beralasan.Kuhembuskan napas lega dan langsung mengakhiri panggilan kala tak ada nama suamiku di layar ponselnya. Kembali kuamati foto yang tadi, fostur prianya mirip dengan Mas Bilal, sama-sama tinggi berisi dan berkulit gelap. Oh, Ya Tuhan, ini gak mungkin suamiku! Gak mungkin dia bergaul sama cabe-cabean begini. Kubuang jauh-jauh pikiran itu, buktinya tak ada nomor Mas Brewok di ponsel Diyya. Fix, Mas Bilal tak tahu apa-apa. Mulai sekarang berhenti berprasangka buruk padanya.***Pukul 06.15, aku sudah memacu motor matic kesayanganku menuju rumah sakit untuk menukar ponsel dengan Sandiyya. Sesampainya di sana, terlihat Juragan Yahya sedang duduk di samping tempat tidur Diyya. Hhmm ... Apa bandot tua itu tidur di sini tadi malam? Sok p
Siapa yang Menghamili MuridkuBab 22 : Pilihan SulitTanpa menunggu lagi, aku langsung bergegas menuju Hotel Cendana. Rasa penasaran ini begitu menggebu, membuatku tak sabar ingin melihat otak di balik hamilnya murid kebangganku itu. Murid yang kuharapkan bisa menyonsong masa depan yang cerah.Beberapa saat kemudian, aku sudah berada di tempat tujuan. Berdiri di depan kamar 103 dengan jantung berdebar kencang.Pintu terbuka begitu saja, aku celingukan dan tanpa sadar telah menginjakan kaki di dalam ruangan yang dicat serba putih itu.Pintu kamar tertutup dengan keras, membuat jantungku hampir copot. Aku berlari menuju pintu dan menarik gagangnya."Mau ke mana Bu Endang?" tanya seorang pria berkemaja biru garis-garis dengan memakai topeng stiker, persis dengan yang di foto.Aku ketakutan, dan mencari sosok Sandiyya yang katanya ada di sini. Namun, kemudian muncul empat pria lagi yang tampilannya sama dengan pria yang pertama. Kini ada lima pria dengan postur, pakaian dan topeng yang sa
Siapa yang Menghamili MuridkuBab 23 : Perang"Mas .... " panggilku dengan menahan tangis."Apa, Dek?" jawabnya sambil membuka kemeja."Ini, bukan kamu, kan?" Aku menunjukkan foto itu di depan wajahnya."Foto apa ini, Dek?" Dia meraih foto itu sambil duduk di pinggir ranjang."Laki-laki yang wajahnya dikasih stiker itu kamu atau bukan, Mas?" tanyaku dengan suara bergetar."Ya, bukanlah .... " jawabnya cuek sambil mengembalikan foto itu kepadaku."Tapi, jam tangan ini sama dengan yang ada di dalam foto!" ucapku sambil menunjukan jam tangan dan foto itu bersamaan."Apaan sih, Dek? Jangan asal nuduh hanya karena barang buatan pabrik yang jumlahnya ribuan gitu! Bukan jam tangan Mas yang ada di dalam foto itu!" jawabnya malas dengan wajah super kesal."Tapi, Mas .... ""Endang, kamu kenapa sih?""Mas .... ""Endang, bukan aku yang ada di dalam foto itu! Gak mungkin aku bergaul sama anak ABG begitu, kurang kerjaan sekali aku!" Mas Bilal menatapku tajam sambil berlalu mengambil bajunya di le
Siapa yang Menghamili Muridku?Bab 24 : Ke mana?"Mas, ayo sarapan dulu, Endang udah bikin nasi goreng seafood kesukaan Mas." Aku menghampiri Mas Bilal yang sudah rapi dengan setelan jas berwarna hitamnya.Dia tak menjawab, malah melewatiku lalu meraih tas kerjanya dan kemudian keluar dari kamar. Aku mengekor di belakangnya, tapi pria brewokan itu malah melangkah menuju garasi dan membuka pintunya."Mas, ayo sarapan dulu!" Aku menarik tangannya yang hendak masuk ke dalam mobil.Dia menatapku tajam, lalu melepaskan cengkraman tanganku pada lengannya."Mas!" panggilku saat dia masuk ke dalam mobilnya.Mas Bilal tak menghiraukan panggilanku apalagi ajakanku untuk sarapan. Ini kali pertama dia pergi ke kantor tanpa sarapan begitu, apa dia sangat marah karena ulahku tadi malam? Mata ini jadi memanas, buliran bening mulai berjatuhan.Dengan menghembuskan napas panjang, kusapu dengan cepat air mata ini lalu menutup pintu garasi dan melangkah menuju ruang makan. Aku duduk seorang diri dengan
Siapa yang Menghamili MuridkuBab 25 : Ulah Juragan YahyaDia menghapus air matanya, lalu menggantikanku untuk menggendong sang bayi. Wajah letihnya terlihat menyedihkan, dia masih muda sebenarnya tapi terlihat lebih tua karena segala permasalahan pahit ini, ditambah lagi permasalahan ekonomi."Ya Allah, udah hampir mau maghrib begini, tapi belum Diyya kembali juga," rutuk Suryati dengan tampang makin gusar.Aku iba sekali melihat Sang bayi yang terus menangis dan menolak susu formula yang kami berikan. Aduh, gimana ini? Aku sudah habis akal.Ketika jam sudah menunjukkan pukul 19.45, terdengar suara mobil dari depan rumah dan Suryati langsung berlari ke arah pintu. Sedangkan aku masih menggendong bayinya yang tertidur karena keletihan menangis.Sandiyya muncul dari depan pintu dengan melangkah terseok-seok. Ia berjalan sambil memegangi bagian bawah perutnya. Suryati langsung memapah ibu muda itu ke kamar, sedangkan aku baru saja duduk dengan memangku si bayi yang sedang tertidur di ku
Siapa yang Menghamili MuridkuBab 26 : Hasil Test DNAMata tak bisa terpejam malam ini, dengan pikiran yang berkecamuk dan bimbang, tentu saja aku tak bisa tertidur. Aku terus memikirkan Mas Bilal, takut terjadi hal buruk kepadanya, apalagi nomor ponselnya tak aktif.Mas brewok, maafin kalau aku salah dan tindakanku telah melukai hatimu. Aku hanya istri yang tak sempurna, yang belum bisa memberimu keturunan sehingga pikiran buruk tak dapat kukendalikan dari kepala ini.Air mata terus saja berjatuhan tanpa henti, hingga azan subuh berkumandang. Bergegas aku bangkit lalu mencuci wajah dan berwudhu. Kutumpahkan segala keluh dan kesah kepada Ilahi serta berdoa agar tak terjadi hal buruk apa pun kepada suamiku.Saat pagi tiba, aku bergegas berkemas. Sebelum menyusul Mas Bilal ke Mesnya, aku harus melaporkan kasus Sandiyya ke KPAI. Semoga saja semuanya lancar, juragan gila istri itu bisa mempertanggung jawabkan perbuatannya. Kasihan kalo Diyya terus tersiksa oleh pria busuk yang di otaknya
Siapa yang Menghamili Muridku?Bab 27 : MaafMalam ini, aku menunggu kepulangan Mas Bilal dengan tak sabar. Aku harus kembali meminta maaf kepadanya karena sudah menuduhnya yang macam-macam."Mas, maafkan Endang, ya." Aku langsung menggandeng tangannya masuk saat membukakannya pintu.Dia mengerutkan dahi menatapku."Kenapa kamu, Dek?" Dia mengerutkan dahi saat duduk di sofa ruang tamu dan membuka sepatunya."Maafkan Endang, Mas." Aku menggigit bibir, air mata tak dapat kutahan untuk tak berjatuhan."Kenapa kamu? Lagi kumat?!" Dia menautkan alis tebalnya dengan tatapan yang semakin seram.Aku menahan senyum, hingga akhirnya tersenyum sambil menangis."Kenapa sih kamu, Dek?" Mas Bilal terlihat bingung.Aku langsung menyerahkan hasil test DNA itu ke tangannya dan ia segera membukanya kemudian membacanya."Ohhh .... " Dia hanya tersenyum sinis."Maafkan Endang sudah su'udzon selama ini, Endang sudah berdosa sama Mas." Aku menggenggam tangan kekar itu."Hmmm .... " Dia hanya berdehem lalu