Share

Lahiran

Siapa yang Menghamili Muridku

Bab 19 : Lahiran

Sandiyya sudah berbaring di kamar rawat. Kini perutnya tak lagi buncit, wajah pucat dengan mata terpejam.

"Diyya .... " panggilku sambil menggenggam tangannya. "Maafkan Bu Endang tak bisa datang tadi malam," sambungku.

Diyya membalas genggaman tanganku lalu membuka sedikit mata dan berkata, "Gak apa-apa, Bu."

"Cepat pulih ya, Nak! Bayi kamu laki-laki. Bu Endang mau lihat dia dulu, ya!" ujarku dengan menyeka air mata yang tak mau berhenti untuk terus berjatuhan saat melihat Sandiyya.

Sandiyya hanya mengangguk lalu memejamkan mata kembali, kondisinya begitu lemah. Setelah pamit dengan Suryati, aku langsung bergegas menuju ruang bayi.

Sosok mungil itu terbaring dalam inkubator. Segera kutanyai perawat, apa yang terjadi hingga ia harus berada di situ?

"Bayi Nyonya Sandiyya beratnya tidak normal, maka dengan itu ia harus masuk inkubator dulu."

"Memang beratnya berapa, Sus?"

"Hanya 2 kilo, Bu."

Ya tuhan, kecil sekali bayinya. Kasihan, air matak
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status