Siapa yang Menghamili MuridkuBab 57 : Trauma“Terima kasih, ya, Tante Melani. Diyya janji akan selalu mengingat pesan ini, terima kasih juga atas—“ Aku tak bisa melanjutkan kata-kata ini, hanya air mata yang kembali menjawab semua ini.“Iya, sama-sama, saya mengerti, semoga kalian selalu bahagia.” Melani melepaskan pelukannya.Bu Endang menghampiri Melani dan memeluknya, mereka sedikit menjauh dan terlihat berbicara. Om Egi dan aku mendekat kepada Ibuk lalu salim kepadanya.“Jaga putri Ibuk yang masih kekanak-kanakan ini ya, Egi, cinta dan sayangi dia. Tuntun dan bimbinglah dia menjadi istri yang sholeha dan berbakti kepada suami. Ibuk sangat senang kalian bisa berjodoh,” ujar Ibuk dengan sambil menepuk pundak Om Egi.“Insyallah, Buk,” jawab Om Egi.Aku langsung memeluk Ibuk dan menangis di pundaknya, dan Ibuk mulai mengeluarkan nasihat-nasihatnya untuk kami.“Bu Melani, terima kasih, telah menikahkan putri saya dengan pria yang ia sayangi tapi tak berani ia ungkapan karena masa lalu
Siapa yang Menghamili Muridku?Bab 58 : LegaSaat membuka mata di pagi hari, aku merasa semua drama yang terjadi semalam adalah mimpi. Akan tetapi, pria yang masih terlelap di sampingku ini membuatku yakin kalau hal semalam adalah nyata adanya.Aku segera bangkit dari tempat tidur dan menarik napas lega, hati ini terasa berbunga-bunga saat ini. Nggak nyangka saja, kalau kini aku telah resmi menjadi istri Om Egi. Melani, dia wanita tegar, yang rela mundur dari pernikahannya. Aku berhutang budi kepadanya, kalau bukan karena dia, aku tak yakin bisa menikah Papa dari putraku itu.“Selamat pagi, Sayang.” Sebuah pelukan serta ciuman mendarat di dahiku.Aku menoleh dan menahan senyum, sedikit malu juga sebab pagi status kami tak lagi seperti kemarin lagi.“Saya mau mandi dulu,” ujarnya sambil melepaskan pelukannya dariku lalu turun dari tempat tidur.Aku mengangguk lalu melipat selimut juga merapikan bantal. Jadi kangen dengan anak-anak, sedang apa mereka dan di mana? Kuraih ponsel dan melak
Siapa yang Menghamili MuridkuBab 59 : Tamat“Selama, Sandiyya, kamu berhak atas nilai ‘A’ dalam skripsimu ini.” Dosen pembimbing menyalamiku.Ya Allah, air mata kebahagiaanku jatuh tak tertahan, aku tak menyangka kalau akan mendapatkan nilai terbaik. Aku langsung melakukan sujud syukur.“Selamat, ya, Sandiyya. Semoga gelar Sarjana Pendidikan ini bisa kamu manfaatkan sebagai mana mestinya!” Kepala Jurusa Prodi Matematika memasangkan tanda lulus yang bertuliskan “Sandiyya, S,Pd” di bahuku, seperti putri Indonesia tampilanku saat ini, senang tak terkira hatiku.Air mata masih tak dapat kutahan, aku tersenyum senang dan menyalami dua dosen penguji, dosen pembimbing juga Kepala jurusan.“Sayang, selamat, ya.” Om Egi menyalamiku saat ruangan mulai sepi, para dosen sudah keluar dari ruangan sidang.“Makasih, ya, Mas, semua ini tak lepas dari dukungan kamu, Bu Endang, Ibuk juga anak-anak. Aku persembahkan keberhasilan ini kepada kalian,” jawabku sambil menerima uluran tangannya.“Kita pulan
Siapa yang Menghamili Muridku?Bab 1 : Dikeluarkan dari Sekolah"Diyya positif hamil," ucap Bu Ayu sang guru BK sambil menyodorkan bukti pemeriksaan dari Bidan.Astaga, hatiku seperti dihujam pisau tajam. Ini bagai mimpi. Sandiyya, muridku yang pendiam di kelas, juga cerdas itu."Apa ini gak salah?" Aku mencoba mengontrol debaran jantung sambil memegang kertas itu dengan tangan gemetar."Ini benar, Bu Endang. Sandiyya murid kelas VIII B itu positif hamil enam bulan. Ternyata sakit mag yang diakunya selama ini, itu hanya kebohongan," ujar Bu Ayu.Aku jadi teringat Sandiyya yang selalu izin ke UKS dengan mengaku sakit. Pagi-pagi ia selalu mengaku pusing dan mual karena gejala penyakit mag katanya. Aku tak pernah menaruh curiga waktu itu.Kupegangi kepala yang mendadak terasa berdenyut sebelah. Aku masih tak percaya akan kenyataan ini, sungguh tak masuk diakalku. Murid sepintar dia bisa melakuka hal ini."Terus Diyya mana?" tanyaku sambil menarik napas panjang."Sudah kami antar pulang d
Siapa yang Menghamili MuridkuBab 2 : MirisBayangan akan penderitaan Diyya masih saja berkelebat di kepalaku. Entah kenapa, aku terus memikirkannya. Padahal ini bukan kali pertama ada siswa dikeluarkan dari sekolah karena ketahuan hamil.Kasus Diyya berbeda, dia hamil tanpa diketahui siapa ayahnya. Setahun yang lalu juga ada siswa kelas IX yang ketahuan hamil, tapi langsung dinikahkan sebab dia melakukan perbuatan haram itu bersama pacarnya yang beda sekolah. Lalu ada kasus juga beberapa tahun silam, dia hamil sama suami orang dan dinikahi tapi jadi istri kedua.Lamunanku buyar kala melihat Mas Bilal memasuki kamar. Buru-buru kuhapus air mata yang ternyata sudah menggenang tanpa sadar."Ada apa, Dek?" tanya Mas Bilal sambil membuka kemejanya."Gak ada apa-apa. Mas udah makan belum? Biar Adek siapkan makanan," jawabku sambil beranjak dari tempat tidur."Gak usah, Mas udah makan di luar.""Oh, ya sudah." Aku kembali duduk di tempat tidur.Setelah berganti pakaian, Mas Bilal berbaring d
Siapa yang Menghamili Muridku?Bab 3 : MenyesalSetelah membuatkan sarapan untuk Mas Bilal, kutemani ia duduk di depan meja makan. Lalu menyiapkan bekal untuknya. Tempat kerja yang lumayan jauh, mengharuskan ia berangkat pagi-pagi sekali sebelum jalanan macet. Dia mengelola perusahaan tambang minyak warisan keluarga."Mas berangkat dulu, Dek. Hati-hati di rumah! Ingat, jangan terlalu ikut campur dengan urusan anak muridmu itu. Sebaiknya antar dia pulang pagi ini juga!" ucapnya ketika memasuki mobil.Aku hanya mengangguk, tak kuasa membantah omongan pria brewokan itu walau sebenarnya keinginanku jauh berbeda dengan perintahnya."Mas hati-hati di jalan!" Aku melambaikan tangan padanya lalu masuk ke rumah setelah mobilnya sudah tak kelihatan lagi.Kubawa sepiring nasi goreng dan segelas susu hangat menuju kamar tamu yang ditempati Diyya. Kuketuk pintunya, lalu masuk. Gadis kecil itu buru-buru bangun dari tempat tidur dan tersenyum ke arahku."Selamat pagi, Cantik. Sarapan dulu, yuk!" sap
Siapa yang Menghamili Muridku?Bab 4 : Mendatangi KepsekSebelum menuju sekolah, kubelokan sepeda motor ke arah rumah Sandiyya. Tak mengapa datang agak siang, lagipula jam mengajarku hari ini cuma ada di jam terakhir saja. Aku harus bisa memberikan pengertian pada wanita khalaf itu, jiwanya tidak beres. Seenaknya saja mau membunuh darah daging sendiri. Dikira binatang apa, masih banyak wanita lain yang tak dikaruniai anak.Kuparkirkan sepeda motor di depan rumah sederhana itu, lalu mengucap salam. Tak ada sahutan dari dalam, pintu rumah juga tertutup rapat."Cari siapa, Mbak?" Dua orang wanita paruh baya menghampiriku."Yang punya rumah ada gak ya, Bu?" tanyaku sedikit bingung menjawab pertanyaannya sebab aku tak tahu nama dari Ibuk Sandiyya."Oh, Suryati jam segini masih kerja, Mbak. Sore atau malam baru ada di rumah," jawab wanita yang berjilbab panjang tapi berdaster cuma di bawah lutut."Iya, dia buruh cuci keliling dari rumah ke rumah gitu," timpal wanita yang tidak berjilbab, de
Siapa yang Menghamili MuridkuBab 5 : Cacian SuryatiAku tersenyum mendengar penuturan dari Pak Yoga, kenapa tidak kepikiran begitu olehku. Ah, ini benar-benar angin segar buat Sandiyya. Aku harus terus mensupport anak itu untuk terus melanjutkan pendidikannya. Akan kubuktikan kepada semua orang, anak-anak yang terperosok karena miskinnya moral tetap bisa berjaya asalkan ada kemauan dan usaha. Kekhilafannya harus dibayar dengan kegigihan untuk mau memperbaiki kesalahan."Terima kasih, Pak, saya permisi," ucapku dengan rasa bahagia tak terhingga, kusalami Pak Yoga dan keluar dari ruangannya.Ada sedikit rasa lega di hati ini, aku sudah mendapatkan pencerahan untuk jalan pendidikan Sandiyya. Tak apa hanya pendidikan Paket, yang penting ia bisa dapat ijazah dan melanjutkan ke SMA nanti.Siangnya, setelah keluar dari kelas, aku masih duduk di ruang guru. Kubuka aplikasi Kojek untuk dilevery makanan di restoran padang. Setelah itu kutelepon Sandiyya untuk membukakan pintu jika si abang koj