Home / Romansa / Siasat Cinta Big Bos / Natasya Diculik

Share

Natasya Diculik

last update Last Updated: 2025-05-26 17:59:14

Natasya bekerja membersihkan ruang lantai tiga kantor ini. Ia membersihkan sampah dan bekas-bekas makanan dan minum para staf dan karyawan yang tercecer di sekitar meja mereka.

"Aku pulang duluan ya," Wika staf terakhir yang pulang. Wika keluar dari ruangannya dan menyapa Natasya. Staf lain yang satu ruangan dengan Wika sudah pada pulang duluan.

"Iya, aku bersihkan ruangan dulu. Soalnya khawatir besok terlambat lagi. Soalnya Nela masih sakit."

"Ya deh. Tadi sudah kusampaikan pada Bu Niar dan Bu Lena kenapa kamu agak terlambat tadi pagi.

"Terimakasih Wika."

"Daa." Wika melambaikan tangannya.

Natasya hilir mudik di ruangan itu, mengumpulkan sampah, melap meja dan lemari, menyapu dan mengepel lantai. Ia melihat waktu di handphonenya. Sambil bekerja ia sempatkan menelpon adiknya Nela.

"Kamu mau dibelikan apa?" Natasya kasihan dengan adiknya. Ia ingin membelikan sesuatu buat Nela. Sebenarnya ia belum punya uang. Tak sampai hati melihat kondisi Nela dan ibunya, Natasya memberanikan meminjam
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Siasat Cinta Big Bos    Pengawasan Rahasia (Bag.2)

    Gunadi menelpon Sapuro pukul sepuluh malam. Saat itu Gunadi masih berada di kantor. Ia berencana akan pulang pukul dua belas malam. “Malam, Pak Sapuro,” “O, malam Pak Gunadi. Ada perlu apa tiba-tiba menelpon pukul sepuluh malam begini?” jawab Sapuro sambil tertawa. “Saya ada perlu dengan Pak Sapuro. Dimana sekarang?” “Saya masih di kantor, Pak Gun. Bisa jadi sampai pagi atau paling tidak sampai pukul satu malam. Menunggu dua orang anggota saya datang.” “Baik, kalau begitu saya ke kantor Pak Sapuro saja sekarang,” kata Gunadi. “Boleh, Pak Gun. Saya tunggu ya.” “Baik, Pak. Saya langsung ke sana.” Gunadi segera mengambil motor metik berukuran besar miliknya. Ia melaju dengan kencang ke kantor Pak Dunan. Sekitar dua puluh menit, Gunadi sampai di kantor Pak Dunan. Ia melihat Sapuro telah berdiri dekat gerbang kantor Pak Dunan setelah membuka pintu gerbang. Biasanya pukul Sembilan malam gerbang kantor itu telah ditutup. Kalau gerbang ditutup dari balik batang-batang besi pa

  • Siasat Cinta Big Bos    Pengawasan Rahasia (Bag.1)

    Lena masuk ke ruangan Jayadi setelah mengetuk pintu. Jayadi sedang sibuk menerima telepon dari seorang kolega bisnis. Lena duduk menunggu sambil melihat pesan masuk di handphone. Jayadi berdiri dari tempat duduknya sambil terus menerima telepon. Sekitar sepuluh menit Jayadi menerima telepon.“Mereka menawarkan kita joint dengan memakai investor luar,” kata Jayadi pada Lena setelah ia duduk kembali.“Terus bagaimana rencananya, Pak?”“Kita pelajari dulu. Kalau ada untung yang lumayan bisa kita kerjasamakan. Kerjasama tiga pihak,” kata Jayadi sambil mengalihkan pandangannya pada Lena.“Kalau jadi itu sebuah proyek yang sangat fantastis, Pak.” Lena tersenyum.“Iya, tapi bagi kita pebisnis tak ada gunanya proyek besar tanpa keuntungan yang jelas,” kata Jayadi.“Benar juga, Pak,” tanggap Lena tersenyum pada bosnya itu.Sejenak Jayadi menghela nafas. “Bikinkan saya kopi!” kata Jayadi sambil mengusap rambutnya.“Wika bawa draf proposal kemaren ke ruangan Big Bos. Bawa saja pakai laptop mu! S

  • Siasat Cinta Big Bos    Diterima di Kantor Pak Dunan

    Seorang staf HRD di kantor Pak Dunan bernama Meli menghubungi Natasya.“Hallo Mbak, bisa datang ke kantor besok?”“Baik, Mbak. Besok pagi saya datang,” jawab Natasya ketika menerima telepon siang itu.***Pukul sepuluh pagi Natasya sudah datang di kantor Pak Dunan. Ia datang sendirian naik motor ojek online.“Pagi Pak,” sapa Natasya pada Sapuro.Sapuro tersenyum pada Natasya. “Pagi, Mbak. Mbak yang datang dua hari yang lalu ya?”“Iya, Pak. Kemaren saya ditelepon sama Mbak Meli dari bagian HRD. Katanya disuruh datang hari ini ke sini, Pak.”“Oh, Iya. Mari langsung ke bagian HRD saja, saya antarkan,” kata Satpam itu sambil melangkah menaiki tangga. Natasya mengikutinya dari belakang.Saat sampai di ruangan HRD di lantai dua, Sapuro mengetuk pintu ruangan itu. Seorang gadis membukakan pintu.“Mbak, Meli, ini orangnya sudah datang.” Selesai mengantar Natasya ke ruangan HRD, Sapuro kembali turun ke lantai satu.“Mbak Natasya ya?” tanya Meli pada Natasya. Dalam hati Meli merasa heran, kok g

  • Siasat Cinta Big Bos    Calon Cleaning Service Cantik

    Natasya dan Wika sampai di kantor Pak Dunan. Mereka melapor di pos satpam. Satpamnya seorang lelaki bermata agak sipit dengan usia sekitar empat puluhan. Tubuhnya terlihat sedikit kurus namun tulang-tulangnya terlihat kuat dan kokoh. Satpam itu memiliki tinggi lebih dari seratus puluh lima centi meter. Rambutnya lurus dan kelihatannya biasa menggunakan minyak rambut. Di plank nama bajunya tertulis Sapuro.“Pagi, Mbak,” sapa Sapuro para Natasya dan Wika.“Pagi, Pak,” Wika menjawab sapaannya.“Ada keperluan apa, Mbak? Tolong diisi dulu buku tamunya,” lanjut Sapuro dengan tersenyum. Saat senyum terlihat giginya agak jarang-jarang.“Baik, Pak.” Natasya dan Wika mengisi buku tamu kantor itu.“Saya mau mengantarkan lamaran pekerjaan Pak. Untuk jadi cleaning service,” kata Natasya.Sejenak Sapuro terdiam. Dia agak heran, tumben ada seorang gadis cantik melamar jadi cleaning service. Dalam hati Sapuro, gadis ini malah ada wajah blasterannya. Sepertinya salah satu orang tua gadis ini berasal d

  • Siasat Cinta Big Bos    Laporan Jolien dan Miranda

    Hari Minggu ke dua bulan Juli, Eline sedang duduk minum teh di beranda lantai dua rumahnya. Eline baru pulang dari Amerika tiga hari yang lalu. Tini membawa secangkir teh beraroma melati dan dua potong roti bakar untuk Eline. Handphone Eline yang diletakkannya di atas meja berbunyi. Bu Sudarmaji menelpon Eline."Hallo Tante.""Kamu dimana?" tanya Bu Sudarmaji."Lagi d rumah, Tante." Bu Sudarmaji sudah tahu Eline telah pulang dari Amerika. Evan suami Eline masih di sana menyelesaikan kuliah doktoralnya."Kamu nggak ada rencana ke luar rumah? Pergi jalan-jalan gitu?""Belum ada, Tante.""Oke sekitar dua jam lagi aku ke rumahmu. Bagaimana kalau nanti kita pergi ke salon atau shoping?""Terserah Tante saja.""Oke, sebentar lagi aku hubungi Sri Astuti dan Lisa, siapa tahu mereka ingin ikut bersama kita.""Oke, Tante."Selesai Bu Sudarmaji menelpon, tiba-tiba terpikir oleh Eline untuk meminta laporan dari Jolien dan Miranda. Ia segera menghubungi ke dua anak buahnya itu."Hallo, kamu dima

  • Siasat Cinta Big Bos    Rencana Melamar Kerja Baru

    Kedua sahabat itu bertemu kembali di kafe tempat mereka biasa nongkrong.“Hai Nona cantik. Terlihat lebih segar sekarang,” kata Wika saat ia melihat Natasya telah ada di kafe itu lebih dulu. Wika duduk di hadapan Natasya dan memperhatikan wajah sahabatnya. Seakan Natasya lepas dari satu beban yang selama ini menghimpitnya.“Ah itu perasaanmu saja Nona. Aku seperti biasa saja kok,” tanggap Natasya sambil tersenyum. “Bagaimana kabarmu beberapa hari ini?” lanjut Natasya.“Eh, kesepian. Aku kehilangan seorang sahabat tempat curhat. Ada saat-saatnya aku ingin mencurahkan kegelisahan hatiku. Beberapa waktu yang lalu, aku punya itu di dekatku.” Wika berbicara panjang disertai helaan nafas dan ekspresi wajah yang sedikit muram.“Ah kan sahabatmu itu selalu siap sedia, walau sekarang dia tak satu kantor lagi denganmu,” kata Natasya sambil tersenyum dan memandang mata Wika. “Eh, sebelum kita lanjut. Kamu mau pesan minum apa? Aku sudah pesan minum tadi duluan, tapi belum diantar juga sih,” lanju

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status