Beranda / Romansa / Siasat Cinta Big Bos / Tingkah Aneh Si Bos

Share

Tingkah Aneh Si Bos

last update Terakhir Diperbarui: 2025-04-27 17:21:54

Ini yang kedua kalinya Natasya masuk ruangan kerja Jayadi. Ruangan yang terasa dingin karena ACnya. Bisa juga karena tingkah lelaki itu yang dingin membekukan. Natasya seperti tak berdaya dan hanya mengikuti saja kata-kata dan permainan Jayadi.

"Jangan pergi dulu. Temani saya."

"Ba, baik Pak." Natasya jadi serba salah. Dia khawatir diperlakukan macam-macam oleh si Big Bos. Selain itu Natasya juga khawatir muncul gosip-gosip tentang dirinya dan Jayadi. Apakah lelaki ini sungguh-sungguh merasa kesepian, hingga selalu minta ditemani, pikir Natasya. Sialan, sayakan bukan ibunya yang harus menghibur dan menemani seorang bocah yang kesepian. Lagian, diakan bukan kanak-kanak, seorang lelaki dewasa yang kuat, punya banyak anak buah dan kaya. Natasya terus mengomel dalam hati.

Jayadi hanya sibuk dengan handphone usai menyantap mie ayam. Seperti biasa Dina masuk membawakan secangkir kopi. "Kopinya, Pak."

"Ya, letakkan di situ." Jayadi menanggapi Dina sambil tetap sibuk memainkan handphonenya. Dengan ragu-ragu Dina keluar dari ruangan, berpikir kalau ada perintah lainnya dari Jayadi. Tapi Jayadi tak melihat sedikitpun pada Dina dan Natasya.

Dina pun mulai bertanya-tanya dalam hati. Ada apa Bos Besar berduaan saja dengan Natasya. Sudah dua kali dia mendapatinya. Dalam keraguan, pikiran Dina mulai menduga-duga. Apa Natasya disuruh melayani Jayadi, pikir Dina. Dina yang sudah punya suami, sangat paham lelaki memiliki kebutuhan sex yang tinggi. Tapi kenapa si Bos, melakukannya di kantor ini. Apa tak ada tempat lain dan wanita lainnya. Ah sudah ah, Dina tak mau memulai gosip di kantor ini. Dina yakin, Bu Lena dan Wika yang sering keluar masuk ruangan si Bos, tahu tentang hal ini.

"Kamu merasa terpaksa menemani saya?" Pertanyaan Jayadi menyentakan lamunan Natasya. Ia mencoba mengangkat wajah dan melihat sekilas mata Jayadi.

"Ti, tidak, Pak." Natasya menjawab dengan perasaan cemas dan wajah tiba-tiba bersemu merah. Natasya sebenarnya menaruh harapan akan janji si Big Bos ini untuk memberinya pekerjaan. Natasya sudah capek jadi pedagang mie ayam. Menerima tawaran dan iming-iming pekerjaan dari seorang pengusaha kaya raya tentu sesuatu yang sangat diharapkannya.

"Benar, kamu tak terpaksa?" Intonasi suara Jayadi meninggi. Lelaki itu tiba-tiba menghampiri Natasya yang duduk penuh rasa khawatir. Ia berdiri di sebelah Natasya. Jayadi melihat rambut gadis itu hitam lebat dan tengkuknya yang putih di sela leher kaos oblong yang dipakainya.

"Benar, Pak. Saya tidak terpaksa," jawab Natasya gugup. Ia kian gugup saat mendengar nafas Jayadi sangat dekat dengan tengkuknya.

Jayadi tidak hanya merasakan getaran rasa kasih sayang saat dekat dengan Natasya, tapi seluruh sarafnya seperti bergetar. Ada sesuatu yang terbangun dari dalam dirinya. Sesuatu yang selama ini terpendam dan tak menemukan saluran. Itulah gairah seksual yang telah lama tak muncul dari dalam tubuhnya.

***

Jayadi pernah ditawari dan dihadiahi wanita-wanita penghibur oleh kolega dan anak buahnya, namun tak satupun yang membangkitkan hasrat seksual Jayadi. Bahkan kolega bisnis yang seusia dan kawan-kawannya mengatakan Jayadi memiliki kelainan. Ada yang menyangka Jayadi seorang gay.

"Sialan! Aku bukan gay!" Bentak Jayadi pada Albert kawannya yang bekerja sebagai manajer marketing sebuah perusahaan rokok.

"Hahaha. Terus apa dong." Albert menertawakan sahabatnya. Itu terjadi beberapa hari yang lalu, ketika Albert memperkenal seorang cewek yang bekerja sebagai SPG. Albert sengaja meninggalkan Siska bersama Jayadi di sebuah tempat hiburan malam, saat mereka melepas penat di malam Minggu. Susah payah Siska merayu Jayadi namun tak berhasil.

"Saya menyerah, Bos," kata Siska pada Albert.

"Dasar, sialan tuh orang. Benar-benar sudah mati rasa." Albert menggerutu mendengar laporan Siska. Siska yang ditugaskan Albert merayu dan menggoda Jayadi tak juga berhasil.

"Memang payah temanmu yang satu ini, Bos." Siska yang sudah terbiasa menggoda dan merayu laki-laki, baru kali ini merasa gagal. Tubuhnya yang seksi dan kecantikannya yang biasa meluluhkan banyak pria, mentok berhadapan dengan Jayadi.

Albert berpikir keras dengan cara apa dan perempuan yang bagaimana dia bisa membuat sahabatnya itu jatuh cinta. Kalaupun tak jatuh cinta setidaknya tertarik dan berselera pada seorang cewek. Albert sebenarnya kasihan melihat Jayadi belum punya pasangan. Ia juga sering diminta bantuan oleh ke dua orang tua Jayadi mencarikan jodoh untuk Jayadi. Albert sendiri sudah punya anak satu dan istri yang cantik. Mereka sering berkunjung ke rumah Jayadi karena antara Albert dan Jayadi sudah seperti saudara. Mereka bersahabat sejak SMP. Orang tua Jayadi terkadang menggendong putra Albert yang sudah berumur satu setengah tahun. Albert juga kasihan melihat kedua orang tua Jayadi yang selalu mengatakan sudah pingin punya menantu dan cucu.

***

Kini ketika berhadapan dengan Natasya, Jayadi merasakan seluruh saraf dan ototnya bergerak. Ingin rasanya dia merangkul dan memeluk gadis yang duduk membeku di hadapannya dengan sepenuh hati. Ia masih bisa mengendalikan diri untuk berlaku tidak senonoh pada Natasya. Tak tahan Jayadi akhirnya menyentuh bahu Natasya. Membuat bulu kuduk Natasya merinding karena cemas. Walau demikian bau parfum Jayadi yang sangat maskulin tetap saja menggetarkan hasrat dalam diri Natasya. Natasya hanya duduk terpaku.

"Pak." Natasya menggerakkan bahunya, seakan ingin menepis pegangan Jayadi. Natasya mulai merasa ada yang ganjil merasuki dirinya dan Jayadi. Bagaimanapun Natasya juga gadis normal yang juga bisa tertarik dan tergoda dengan gairah lelaki tampan dan kaya seperti Jayadi.

"Emm, maaf." Jayadi segera menarik ke dua tangannya dari pundak Natasya. Sebenarnya ada perasaan tidak enak di hati Jayadi sesaat setelah kesadarannya utuh. Ia kembali duduk di kursi di hadapan Natasya. "Maaf ya." Jayadi diganggu perasaan bersalah. Ia takut disangka Natasya bermaksud tidak senonoh.

"Emm, iya Pak." Natasya sedikit menatap mata dan wajah Jayadi. Tiba-tiba dia merasa kasihan dan sayang dengan lelaki di hadapannya itu. Natasya mulai sadar bahwa Jayadi memang suka padanya.

"Saya boleh kembali ke warung, Pak." Natasya ragu-ragu bertanya.

"Oo, oke, oke." Jayadi memandang Natasya dengan perasaan bersalah dan khawatir Natasya menceritakan prilaku kurang baik Jayadi pada ibunya.

Natasya berdiri dengan ragu-ragu dari kursi. Dalam hati dia merasa iba melihat Jayadi yang belum hilang rasa bersalah. "Saya pamit, Pak."

"Emm, Natasya." Jayadi menatap mata Natasya.

"Ya, Pak." Tanpa disadari, kini Natasya mulai berani menatap mata Jayadi.

"Eem, kamu masih mau ke sini dan menemani saya?" Jayadi menatap mata Natasya seakan minta dikasihani.

"Em, mau Pak." Natasya menjawab sambil mengangguk.

"Kamu nggak marahkan?"

Natasya hanya menjawab dengan menggelengkan kepala. Natasya kemudian melangkah menuju pintu ruangan Jayadi. Jayadi buru-buru berdiri dan melangkah lebih duluan. Ia membukakan pintu untuk Natasya. Saat Jayadi menutup pintu, hati Natasya jadi tak karuan. Ada perasaan berbunga-bunga namun ia tetap saja dibayangi keraguan. Apa benar bos perusahaan Besar ini menyukainya. Saat berselesih jalan dengan beberapa karyawan perusahaan Jayadi, Natasya menyapa mereka dengan sopan. Natasya mulai merasakan sedikit keganjilan sikap karyawan Jayadi. Padahal sebagiannya sering makan mie ayam di tempat Natasya. Sialan, gerutu Natasya. Ia mulai merasa risih dengan mereka. Mereka seperti tersenyum aneh pada Natasya. Natasya buru-buru beranjak dari kantor perusahaan milik Jayadi. Makin banyak bertemu dengan orang-orang di kantor Jayadi ini membuat perasaannya makin tidak enak.

***

Di ruangan Jayadi sedang duduk seperti orang yang sedang berpikir. Ia merasa tidak enak karena telah lancang memegang bahu Natasya. Apa mungkin gadis itu jadi takut bertemu dengannya lagi. Jayadi berdiri dan melangkah bolak-balik di sekitar meja kerjanya. Ia kemudian melangkah ke arah jendela dan melihat ke luar. Jayadi menyaksikan kesibukan jalan raya siang itu. Tiba-tiba matanya melihat warung mie ayam Bu Masna. Jayadi baru sadar ternyata dari arah jendela di ruangannya ini bisa kelihatan warung mie ayam Bu Masna. Ia juga melihat Natasya baru sampai di sana. Ia tersenyum melihat gadis itu dari kejauhan. Jayadi tak habis pikir kenapa dia sangat tertarik dengan Natasya. Mengapa seluruh saraf dan hasratnya bergetar bila berada di dekat Natasya. Seakan dia terkena sihir pesona gadis itu. Padahal banyak gadis cantik telah datang padanya.

Pintu ruangan Jayadi diketuk.

"Ya, masuk!" Jayadi menyuruh Lena masuk setelah dia duduk kembali di kursi eksekutif milikinya.

"Siang, Pak. Ini proposalnya sudah diperbaiki sesuai arahan, Bapak" Lena duduk di hadapan Jayadi sambil meletakan map berwarna kuning dengan lembaran proposal di dalamnya.

"Sini, saya lihat dulu." Jayadi kemudian membolak-balik lembaran proposal itu. "Oke. cukup." Jayadi menutup map kuning. "Sekarang kamu siapkan bahan presentasi kita untuk besok!"

"Baik, Pak. Segera." Lena segera berdiri dan melangkah ke arah pintu. Mereka bertekad memenangkan tender besar ini.

"Kalau kita berhasil, mungkin kita akan mengajak beberapa kolega bisnis kita."

Lena yang mendengar Jayadi berbicara segera membalikkan badan dan menanggapinya.

"Iya, Pak. Mudah-mudahan kita mendapatkan proyek besar ini, Pak. Seandainya dapat, ini proyek kita yang terbesar, Pak." Lena tersenyum pada Jayadi. Jayadi juga membalasnya dengan senyuman sambil melangkah mendahului Lena dan membukakan pintu untuk Lena.

Tiba-tiba Lena merasa ada yang aneh dengan tingkah Bos nya itu. Tak biasanya dia membukakan pintu untuk Lena. Lena hanya tersenyum saat Jayadi menutup kembali pintu ruangannya. Lena berpikir, apa kedekatan Jayadi dengan Natasya telah merubah perilaku dan hati Jayadi. Jayadi yang biasa sedikit angkuh dan dingin, kini jadi pria hangat. Lena Hanya senyum, sampai Wika menyapanya.

"Kenapa senyum-senyum sendiri, Bu."

Sapaan Wika membuat Lena merubah ekspresi wajahnya.

"Nggak kok. Tak ada apa-apa."

"

Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi

Bab terbaru

  • Siasat Cinta Big Bos    Kejutan di Pernikahan Jefri dan Lisa

    Jayadi berangkat berdua ke Jakarta dengan Natasya. Selain menghadiri pernikahan Jefri, Jayadi juga akan minta restu orang tuanya untuk segera menikahi Natasya. Sampai di Jakarta, Jayadi dan Natasya sengaja menginap di hotel termegah tempat pesta pernikahan Jefri dan Lisa akan diadakan. Jayadi datang diam-diam dan mengambil dua kamar. Satu untuk Natasya dan satu untuk dirinya. Natasya sengaja berdiam diri di kamar. Jayadi ingin memberi kejutan pada semua orang. Semua orang pasti menyangka Jayadi sendirian.Iven organizer yang mengurus semua rangkaian acara sebenarnya juga sudah menyiapkan kamar untuk orang-orang tertentu, termasuk anggota keluarga besar ke dua belah pihak. Seluruh keluarga besar Sudarmaji Kiyosan dan keluarga mempelai wanita juga sudah ada di hotel. Jayadi menemui Jefri di kamarnya pukul sembilan malam. Jefri sedang sibuk mencoba setelan pakaian bersama dua orang tim rias pengantin. Jefri tersenyum pada Jayadi. "Ah, saudaraku tersayang sudah muncul."Keduanya berpelu

  • Siasat Cinta Big Bos    Cerita Tentang Para Penculik

    Jayadi menjemput Natasya pukul delapan pagi. Bu Masna dan Nela sibuk menyiapkan untuk jualan hari ini. Pagi sehabis subuh Natasya pun ikut membantu ibunya. Natasya telah menunggu di depan ruko karena Jayadi akan jalan ke tempat Natasya. Natasya tersenyum bahagia melihat kekasihnya datang dengan motor. Di sini Natasya seakan telah memiliki Jayadi seutuhnya."Kami pamit, Bu." Jayadi pamit pada Bu Masna yang juga telah berdiri di samping Natasya. "Iya, hati-hati, Nak Jayadi.""Baik, Bu." Nela menyusul mendekati Jayadi dan Natasya yang sudah naik ke motor. "Hati-hati calon Kakak Ipar." Nela menggoda Jayadi."Huss! Gadis pantai." Natasya bersungut. "Haha." Nela tertawa.Jayadi tersenyum pada Nela dan memutar stank motor. Mereka melaju di jalan raya sepanjang pantai. Natasya memeluk erat Jayadi. Angin pantai membuat keduanya serasa terbang di udara. Jayadi berhenti di sebuah lokasi wisata yang menyewakan jetski."Kamu mau naik itu?""Mau dong.""Kamu nggak takut?""Ngapain takut. Aku

  • Siasat Cinta Big Bos    Senja Nan Indah

    Natasya memandang matahari yang perlahan turun. Langit jelang senja itu begitu indah. Natasya menyandarkan kepalanya di bahu Jayadi. Mereka duduk berdua terhanyut dalam perasaan yang tak kan pernah terlupakan. "Aku ingat mimpi-mimpiku yang sering kali diwarnai laut, pantai dan matahari senja."Jayadi tersenyum mendengar Natasya. Angin pantai meniup daun-daun pohon kelapa yang ada di semak-semak di sebelah kanan fila. Di seberang jalan hanya hamparan pasir pantai. Agak ke selatan ada lahan kosong dan bukit kecil. Ke arah Barat sederet dengan fila Jayadi terdapat kafe-kafe dan warung-warung untuk para wisatawan. Jalan panjang yang mengikuti pinggir pantai bisa dilihat dari beranda lantai dua fila."Besok kita keliling naik motor ya. Aku ingin menikmati hari-hari di sini sebelum aku mau melamar kamu.""Kamu yakin orang tuamu akan merestui hubungan kita sekarang.""Aku sangat yakin sekarang ini. Kalau perlu aku akan bersujud memohon di kaki mama."Natasya melirik ke samping dan memandan

  • Siasat Cinta Big Bos    Fila dan Takdir Dua Sejoli

    Natasya telah benar-benar sadar. Ia duduk di pinggir tempat tidur. Ia memandang Jayadi sambil memegang kepala Jayadi yang masih di pahanya. "Ayo bangun, nggak enak dilihat Pak Gugun." Natasya merasa risih dengan tingkah Jayadi. Pak Gugun yang mulai sadar tentang hubungan kedua muda-mudi itu, "Saya keluar saja," kata Pak Gugun.Jayadi yang sudah menyadari tingkahnya yang seperti kanak-kanak, segera berdiri. "Nggak usah, Pak. Ayo kita duduk di beranda saja."Mereka bertiga keluar dari kamar utama fila itu. Natasya mengusap mata dan wajahnya yang masih basah oleh bekas air mata. Natasya mulai tersenyum. "Ini memang orang aneh, Pak," kata Natasya sambil memandang Pak Gugun. Pak Gugun tersenyum dan mulai kembali santai. "Jadi kalian ini sepasang kekasih yang terpisah?" kata Pak Gugun tertawa. "Keponakan Pak Gugun ini menghilang seperti bidadari balik ke surga, Pak."Natasya menyandarkan bahunya pada Jayadi. "Panjang ceritanya, Pak." Natasya menghela nafas. "Nanti ibu dan Nela bisa ikut

  • Siasat Cinta Big Bos    Hantuku dan Kekasihku

    Mereka sampai di desa pukul sepuluh malam. Pak Gugun menurunkan Natasya dan Nela di ruko kontrakan Masna. Pak Gugun pulang dengan mobil Natasya.Malam itu Natasya dan Nela tidur nyenyak karena kelelahan di perjalanan. Natasya bangun saat ibunya tengah sibuk memasak kuah mie ayam yang aromanya tercium sampai ke lantai dua.Setelah mencuci muka, Natasya turun ke lantai satu ruko ikut membantu ibunya dan Nela. Mereka menyelesaikan semua persiapan untuk membuka warung jam sepuluh seperti biasanya. Bu Masna melihat wajah Natasya tak terlalu gembira. "Gimana perjalanannya ke Jakarta. Bagaimana pembicaraan dengan Cristian?""Christian banyak memberi saran dan masukan Bu. Katanya keluarganya juga punya beberapa usaha kuliner dan restoran di beberapa kota.""Oh ya. Baguslah bisa belajar banyak dari dia.""Iya Bu. Bahkan dia menawarkan untuk investasi dengan modal lebih besar.""Terus apa jawaban kamu?""Aku pertimbangkan dulu. Soalnya aku ingin memulai usaha kita dengan modal yang kita punya

  • Siasat Cinta Big Bos    Galau Berat

    Mendengar semua cerita tentang Jayadi, hati Natasya tak henti dirundung kesedihan. Ia berdoa dalam hati agar Jayadi baik-baik saja. Melihat Natasya yang tadinya penuh semangat, tiba-tiba murung Wika jadi iba."Sabar saja, semua pasti sudah Tuhan atur." Wika coba menghibur Natasya."Iya Wik. Aku pasrah saja. Akan kucoba mengikuti alur takdir Tuhan."Wika mencoba tersenyum agar Natasya juga berlapang hati dengan semua cobaan hidupnya."Senyum dong kembali. Semangat lagi dong. Kamu akan jadi pengusaha sukses suatu hari nanti, sahabatku." Wika memberi motivasi dan mengingatkan kembali tekad Natasya untuk sukses dalam berbisnis.Natasya kembali tersenyum. "Untuk saat ini aku akan fokus dengan cita-citaku membangun usaha sendiri yang lebih besar. Doakan aku selalu, Wik.""Iya, Sayang." Wika tersenyum dan menepuk-nepuk bahu Natasya."Aku juga tak mungkin berharap hubunganku dengan Jayadi kembali walaupun Lisa akhirnya memilih Jefri. Belum tentu juga Bu Sudarmaji menerimaku karena sejak awal

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status