Home / Romansa / Simpanan Nyonya CEO / Bab 102. Roy Sempat Panik

Share

Bab 102. Roy Sempat Panik

Author: Andy Lorenza
last update Last Updated: 2024-07-30 01:59:12

“Apa yang terjadi sebenarnya Diana? Coba jelaskan, aku benar-benar nggak ngerti permasalahannya,” pinta Bi Surti.

“Begini Bi, ketika Mas Roy dipanggil dan diminta untuk menolongku membersihkan kamar itu Tuan mengunci pintu dari luar. Kami berdua sempat beberapa kali mengedor-ngedor minta dibukakan pintu kamar itu, namun Tuan Anton tak mengubrisnya hingga Nyonya datang lalu membukakannya.” Jelas Diana.

“Keterlaluan sekali dia, berarti Tuan Anton memang sengaja menjebak kalian berdua di dalam kamar itu. Kenapa kalian diam aja saat Nyonya datang? Kalian kan bisa jelasin sama Nyonya hal yang sebenarnya.” Ujar Bi Surti.

“Udah dijelasin sama Mas Roy, Bi. Akan tetapi Nyonya diam aja, malahan nggak acuh sama sekali hingga Mas Roy menarik tanganku mengejar Nyonya sampai ke bawah tangga menuju lantai atas. Mas Roy kemudian bilang jika Nyonya nggak percaya dengan yang ia jelaskan tadi, cukup dia aja yang pergi dari rumah ini dan memohon agar aku nggak ikutan diusir.” Tutur Diana masih diiringi i
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Related chapters

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 103. Di Kolong Jembatan

    Roy lekas-lekas berdiri dan menyandang ranselnya, dengan langkah tak tentu arah ia berjalan menyusuri trotoar jalan raya itu. Setelah lebih 1 jam berjalan dan beberapa kali menyeberangi jalan raya, tiba lah dia di depan sebuah jembatan.Melihat kawasannya, sepertinya Roy tengah memasuki salah satu kawasan kumuh di Ibu Kota itu. Di bawah jembatan itu di sisi kanan dan kiri terdapat jalan kecil dan di tengah-tengahnya sungai penuh sampah, di pinggir jalan kecil itu tepatnya di bawah jembatan yang cukup besar terdapat beberapa hunian asal-asalan. Ada yang bersekat terpal, ada pula yang hanya bersekat karton saja.Saat itu hari sudah mulai gelap, cahaya matahari senja yang tadi menerangi kini berganti dengan lampu-lampu jalan. Roy kembali bingung harus melanjutkan perjalanannya atau berhenti dan menginap di bawah jembatan itu, ia duduk di pinggir jalan kecil itu dengan tatapan hampa ke arah sungai yang permukaannya sebagian besar tertutup sampah.Meskipun kawasan kumuh akan tetapi di samp

    Last Updated : 2024-07-31
  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 104. Ditraktir Sarapan

    Matahari pagi menyinari seluruh kawasan Kota Jakarta tak terkecuali kawasan kumuh di bawah jembatan tempat Roy masih tertidur pulas,seorang wanita diperkiraan masih berusia 19 tahun nampak mondar-mandir di depan bangunan yang bersekat sebagian terpal dan karton.Di sebelah bangunan bersekat terpal dan karton tampak seorang pria yang tidur beralaskan karton dan berbantalkan ransel berisikan pakaian, wanita yang tadinya ragu untuk dengan mondar-mandir di depan bangunan bersekat terpal dan karton yang ternyata miliknya itu akhirnya memberanikan diri juga menghampiri.“Bang..! Bangun Bang..! Udah siang.” Serunya sembari mengoyang-goyang kaki pria yang tengah tertidur pulas berbantal ransel pakaian itu.Setelah beberapa kali dibangunkan oleh wanita berusia 19 tahunan itu dengan seruan dan tindakan yang sama mengoyang-goyangkan salah satu kaki, akhirnya pria itu pun bangun dan duduk.“Hoammm..! Rupanya udah siang.” Pria itu menguap dan mengucek-ngucek kedua matanya.“Iya Bang udah siang, ma

    Last Updated : 2024-08-01
  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 105. Rp. 50.000,- Sekali Kencan

    “Emangnya berapa yang kamu dapatkan setiap kali melayani pelangganmu itu?” tanya Roy lagi.“Ya, nggak menentu Bang. Paling kecil Rp. 50.000,- paling besar sih selama ini ak dapatin sekitar Rp. 500.000,- itu pun mungkin karena dia orang kaya dan ngajak aku main juga bukan di sini tapi di hotel.” Jawab Vina.“Yang tadi malam hanya ngasih kamu Rp. 50.000,- ya?”“Iya Bang.” Jawab Vina singkat, Roy yang tadinya lahap sekali menyantap sarapannya terlihat sulit mengunyah dan menelan.“Kenapa Bang? Bang Roy jadi nggak selera ya, setelah tahu jika lontong sayur itu aku beli dengan uang hasil menjual tubuhku?” sambung Vina yang ternyata melihat perubahan sikap Roy itu.“Oh, nggak Vin. Serius aku sama sekali nggak merasa begitu, aku hanya nggak sampai hati menerima sarapan yang kamu beli ini makanya aku seperti nggak berselera lagi. Kalau masalah yang kamu lakukan itu, jika ada yang mengatakan kamu termasuk golongan orang-orang kotor berarti kita satu golongan. Karena aku sendiri nggaklah suci,

    Last Updated : 2024-08-02
  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 106. Menemui Deni

    Sedangkan pagi itu Diana yang memang bertugas membersihkan seluruh ruangan rumah mewah itu termasuk kamar yang kemarin di tempati Roy, nampak terkejut melihat di bawah tempat tidur terselip dompet dan di atas meja terdapat ponsel Roy.“Wah, berarti Mas Roy ke luar dari rumah ini kemarin tanpa membawa dompet dan ponselnya. Waduh, gimana sebaiknya dompet dan ponsel Mas Roy yang tertinggal ini aku beri tahu Nyonya atau Bi Surti dan Bi Ratni dulu?” gumam Diana yang kini memengang dompet Roy di tangan kanannya, sementara ponsel di tangan kirinya.Setelah menimang-nimang, akhirnya Diana memutuskan untuk menemui Bi Surti yang saat itu berada di dapur.“Lagi ngapain Bi?” sapa Diana.“Ini, bersih-bersih sesudah masak sarapan buat Nyonya dan Tuan. Kerjaanmu udah selesai ya, Diana?” tanya dan sapa balik Bi Surti.“Belum Bi, aku ke sini karena tadi sewaktu bersihin kamar yang Mas Roy tempati aku temuin ini.” jawab Diana sembari memperlihatkan dompet dan ponsel milik Roy di kedua tangannya.“Loh,

    Last Updated : 2024-08-03
  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 107. Jadi Kuli Angkat

    “Satu lagi yang perlu kamu tahu, gaji jadi kuli angkat nggak menentu tergantung banyaknya barang yang kita angkat dari mobil ke toko begitu pula sebaliknya. Waktu kerja biasanya pagi sekitar jam setengah 6, lalu malam nggak menentu antara jam 10 hingga jam 1 dini hari tergantung mobil barang kapan datangnya.” Jelas Deni.“Oke Bang, kapan pun itu aku akan siap.”“Sip deh kalau gitu mulai hari ini kamu gabung dengan kita-kita.” Ujar Deni memastikan.“Makasih Bang.” Ucap Roy gembira.“Nah, sekarang kamu boleh kalau ingin kembali ke tempat tinggalmu nanti sekitar jam 9 malam kamu datang ke sini kita tunggu mobil-mobil barang yang datang. Untuk pagi ini kerjaan udah nggak ada, karena tadi kami kerja mulai jam 6 dan baru aja selesai.” Ujar Deni.“Oke Bang, kalau gitu aku pamit dulu nanti jam setengah 9 malam ke sini gabung dengan Bang Deni dan yang lainnya. Sekali lagi makasih ya Bang, udah menerima aku ikut kerja bareng kalian di sini.” Ucap Roy, Deni menggangguk dan tersenyum ramah.Roy d

    Last Updated : 2024-08-04
  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 108. Angel Resmi Bercerai

    Pagi minggu itu Kota Jakarta sangat cerah, sepeninggalnya Anton menuju bandara guna kembali ke Malaysia dengan membawa seluruh pakaiannya dari rumah Angel. Mereka telah resmi bercerai, meskipun sebelumnya baik kedua orang tua Angel maupun Anton sama-sama menentang keinginan mereka untuk mengakhiri rumah tangga.Namun karena Angel dan Anton sangat serius serta menganggap perceraian merupakan jalan terbaik, maka mau tidak mau kedua orang tua mereka pun menyetujui. Bagi Angel setelah resmi bercerai dengan Anton, membuatnya tenang dan merasa lebih nyaman.Sementara bagi Anton perceraiannya dengan Angel itu membuatnya lega tak merasa ada beban serta was-was lagi akan kedua orang tuanya yang tentu tak menginginkan Anton memiliki dua orang istri, meskipun saat ini Anton belum memberi tahu perihal ia telah menikah dengan Siska namun nanti tidak akan menjadi permasalahan bagi kedua orang tuanya saat ia mengatakan telah menikah kembali dengan seorang wanita yang berasal dan tinggal di Malaysia.

    Last Updated : 2024-08-05
  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 109. Sesalan Mendalam

    “Baik Nyonya, tunggu sebentar akan saya ambilkan.” Ucap Bi Surti.“Oh ya Bi, sekalian suruh Diana ke sini siapa tahu dari dia aku akan dapat petunjuk juga tentang Roy!”“Baik Nyonya.” Habis berucap Bi Surti pun buru-buru ke kamarnya lalu menemui Diana.Setelah ponsel Roy berada di tangannya, Angel pun memeriksanya kalau saja ada panggilan atau pesan terbaru dari nomor seseorang yang berada di kawasan Kota Jakarta itu. Namun setelah diamati selain nomor kontak Adik Roy di kampung tidak ada nomor kontak lain yang dihubungi Roy terakhir kali sebelum ia meninggalkan rumah itu, Angel pun makin resah dan kuatir akan keadaan Roy saat ini.“Roy benar-benar nggak bilang sama kamu akan pergi ke mana dari rumah ini, Diana?” tanya Angel.“Nggak ada, Nyonya. Setelah Mas Roy bicara sama Nyonya sewaktu Nyonya akan ke kamar di lantai atas, Mas Roy langsung pergi begtu saja.” jawab Diana.“Apa sebaiknya aku hubungi saja nomor Adiknya ini, mencari tahu tentang Roy?” gumam Angel dalam hati.Surti untuk

    Last Updated : 2024-08-06
  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 110. Uang Vina Dirampas

    “Iya, tapi sulit aku ngumpulin sampai segitu karena ada aja yang akan dibeli jika uang masih ada di tangan.” Ujar Roy.“Gimana kalau aku yang bantuin Bang Roy buat ngumpulinnya, setelah itu Abang bisa buka rekening dan simpan di sana setiap minggunya?” tawar Vina.“Ya udah, mulai besok siang setiap ada lebihnya di luar sarapan dan makan malam serta beli rokok aku akan kasih sama kamu buat disimpan. Tapi ingat jika kamu lagi nggak punya uang buat sarapan dan makan malam, kamu pakai aja ya?” tutur Roy.“Iya Bang, tapi selama ini mudah-mudahan aku belum pernah kekurangan uang jika sekedar buat sarapan atau makan malam.” ujar Vina.Selama bekerja menjadi kuli angkat Roy bukan saja terbilang royal pada Vina tapi juga teman-temannya sesama kuli angkat, hingga ia cukup disegani sebagai orang baru dikenal dan tinggal di kawasan itu.Roy tak pernah hitung-hitungan soal tenaga begitu pula dengan bagi hasil pendapatan kerja kelompok para kuli angkat yang di pimpin oleh Deni itu, baginya apa yang

    Last Updated : 2024-08-07

Latest chapter

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 208. Viola Diminta Berfikir Jernih

    “Biasanya kamu sibuk saat akhir bulan, inikan baru minggu kedua itupun kamu nggak pernah Oma lihat seperti ini duduk sendirian sambil bermenung. Ayolah Viola cerita aja sama Oma apa yang sedang kamu pikirkan?” Oma yang tahu persis akan sikap cucunya itu tentu saja tak percaya dan curiga ada sesuatu yang tengah terjadi di diri Viola.“Mas Roy resign dari kantor dan sekarang pergi tinggalkan pulau ini,” Viola akhirnya jujur karena ia merasa takan bisa sembunyikan tentang yang ia lamunankan saat itu.“Roy resign dan pergi? Kapan itu dan ia pergi ke mana?” tanya Oma kaget.“Sehari sesudah aku memarahinya, aku juga nggak tahu apakah dia pulang ke desanya atau kembali ke Jakarta.” Jawab Viola.“Wah, kok sampai separah ini akibatnya hingga dia resign dan pergi.” Oma tak menyangka.“Aku juga nggak menyangka Oma, barang kali benar dugaanku dan juga Puspa jika dia nggak benar-benar mencintaiku.” Ulas Viola dan terdengar dia menarik napas dalam-dalam.“Kamu jangan terlalu cepat menyimpulkan begi

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 207. Sama-sama Melamun

    Sore itu sepulang dari kantor, Roy yang telah mandi dan mengganti pakaiannya langsung menuju perkarangan belakang di mana di sana terdapat kolam renang. Roy duduk di kursi yang di depannya sebuah meja berbentuk bulat dan beratap ayaman serap kayu hingga saat tengah hari pun duduk di sana akan tetap terasa sejuik.Setelah menyeruput kopi hangat yang tadi dibuatkan Bi Surti, Roy pun menyulut sebatang rokok dan menghisapnya lalu menghembuskan asapnya ke atas. Melihat dari sikapnya itu agaknya ada sesuatu yang tengah mengganjal pikirannya, tatapannya begitu kosong mengarah ke tengah-tengah kolam.“Nggak terasa udah 1 minggu lebih aku berada di sini dan bekerja sebagai supir merangkap asisten pribadi Tante Angel,” gumamnya dalam hati, lalu ia meraih ponselnya yang ia taruh di atas meja bulat di dekat gelas berisi kopi itu.“Pesan WA ku dia baca tapi nggak direspon sama sekali, agaknya memang Viola benar-benar marah bahkan mungkin juga benci sama aku. Ada baiknya aku ganti kartu aja agar ak

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 206. Viola Menduga-duga

    “Maaf Bu, saya sebenarnya saat Mas Roy menemui saya dan mengajukan resign ingin sekali menelpon Bu Viola. Akan tetapi saat Mas Roy mengatakan jika alasan ia resign karena Bu Viola marah padanya, saya tidak berani menghubungi Ibu. Selain mengembalikan kunci kontak mobil operasional, Mas Roy juga mengembalikan kunci rumah yang ia tempati,” tutur Puspa.“Hah? Kunci rumahnya juga ia serahkan sama Bu Puspa?” kembali Viola terkejut.“Benar Bu,” ucap Puspa menegaskan kembali.“Terus dia bilang nggak akan ke mana dan menginap di mana?” tanya Viola.“Mas Roy bilang jika tidak kembali ke desanya, dia akan ke Jakarta. Mengenai tempat menginap hari itu dia akan menemui Bang Ardi sekaligus menginap ke sana sebelum ia memutuskan untuk pergi ke desanya atau ke Jakarta.” Jelas Puspa, terdengar jelas tarikan napas berat Viola dan ia pun seakan duduk terhenyak di kursinya mendengar keterangan dari Puspa itu.“Aku nggak nyangka akan seserius ini dampaknya setelah aku marah padanya hari itu di sebuah caf

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 205. Viola Terkejut Roy Resign

    Hari ke empat sejak Roy meninggalkan Pulau Bali dan kembali ke Jakarta, Viola baru mau mengaktifkan ponselnya yang sejak bertemu terakhir dengan Roy di cafe ponsel itu sengaja ia matikan dan taruh di dalam lemari.Selama empat hari itu pula Viola tidak masuk ke kantor, kesehariannya hanya ia habiskan waktu di rumah terlebih di dalam kamarnya. Begitu terpukulnya dia setelah Roy mengungkapkan semua tentang masa lalu kekasihnya itu, hingga akibat kesal dan juga amarah membuat CEO cantik perusahaan pariwisata itu bersikap seperti itu.Ponsel yang baru ia aktifkan itu ternyata terdapat beberapa kali panggilan tak terjawab dan 1 pesan WA dari Roy, karena penasaran pesan WA itu pun ia buka.“Aku tahu kamu nggak bisa menerima akan semua yang aku ceritakan perihal masa laluku itu, aku pun menerima jika memang kamu marah bahkan juga benci padaku. Aku sadar dan mengakui jika aku telah berbuat suatu kesalahan besar, harusnya sejak awal aku ceritakan tentang masa laluku itu padamu. Untuk itu aku m

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 204. Roy Diajak Ke Kantor

    Pagi itu Angel sarapan tak lagi sendiri melainkan ditemani oleh Roy yang juga telah mengenakan pakaian rapi, sementara ketiga pembantu rumah itu sarapan di meja makan di ruangan belakang.“Benar nih kamu nggak ingin istirahat dulu soalnya baru kemarin kamu tiba di sini dari Bali?” tanya Angel membuka obrolan mereka di meja makan.“Nggak Tante, aku merasa cukup fit kok pagi ini.” jawab Roy diiringi senyumnya.“Oh syukurlah kalau begitu, berarti nggak ada salahnya kan kalau pagi ini aku ajak kamu ke kantor?” ucap Angel.“Tentu nggak Tante, kira-kira apa tujuan Tante mengajakku ke kantor soalnya tadi malam Tante nggak bilang alasannya?” tanya Roy.“Kamu kan belum pernah aku ajak melihat kantor perusahaanku dan memang selama kamu dulu kerja di rumah ini, kamu nggak sekalipun aku minta datang ke sana. Di samping itu di sana nanti kita bahas tentang rencana membuka perusahaan pariwisata yang tempo hari aku bilang sama kamu saat kita bertemu di Bali,” tutur Angel.“Oh begitu, Tante yakin aka

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 203. Surprise Buat Angel

    Sekitar jam 5 sore Angel yang telah pulang dari kantor perusahaannya tiba di rumah, setelah memarkirkan mobilnya di halaman ia pun seperti biasanya masuk ke dalam rumah lalu menuju kamarnya di lantai atas untuk mandi dan berganti pakaian.Dengan santai dan tak memiliki firasat apa-apa ia ke luar dari kamarnya turun ke lantai bawah dan duduk di ruang tengah, tak beberapa lama terdengar ia memanggil salah seorang pembantunya.“Bi Surti..!”“Iya Nyonya,” sahut sosok yang dipanggil dari ruangan belakang, dan tak lama ia pun tiba di ruangan di mana Angel duduk.“Nyonya mau dibuatkan teh hangat?” tanya Bi Surti yang memang hampir setiap majikannya itu pulang dari kantor lalu duduk santai di ruangan tengah itu minta dibuatkan teh hangat.“Nggak Bi, karena cuacanya sejak dari kantor tadi dan setelah mandi aku masih merasa gerah. Aku mau Bi Surti buatkan jus alpukat aja, alpukatnya masih ada di kulkas kan Bi?” jawab Angel sembari balik bertanya.“Ada Nyonya, sebentar saya buatkan,” ulas Bi Sur

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 202. Roy Terbang Ke Jakarta

    Pagi itu gerimis turun mengembuni Pulau Bali, Roy yang telah bersiap berangkat ke bandara nampak ke luar dari kamar yang disediakan pihak hotel. Setiba di lobi Roy pun terkejut, ternyata di sana Ardi telah menunggunya berikut mobilnya yang telah ia parkir di depan.“Berangkat sekarang Roy?” sapa Ardi sembari bertanya.“Iya Bang,” jawab Roy yang masih terkejut karena tak menyangka Ardi menunggunya di sana.“Ya udah kalau begitu yuk kita berangkat sekarang,” ajak Ardi.“Loh, kenapa Bang Ardi pakai repot-repot ngantarku ke bandara segala. Aku kan bisa ke sana dengan taksi,” ujar Roy merasa sungkan.“Sejak tahu kamu akan kembali ke Jakarta kemarin, aku emang udah berniat mengantarmu ke bandara.” Ulas Ardi diiringi senyum ramahnya.“Wah, jadi nggak enak udah disediakan kamar dan nggak boleh disewa Bang Ardi juga akan mengantarku segala ke bandara.” ujar Roy makin sungkan.“Hemmm, aku bukan hanya menganggapmu sahabat tapi udah seperti saudara sendiri. Ayo kita berangkat sekarang nanti ketin

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 201. Terkejut Dan Menyayangkan

    Ardi terkejut setelah mengetahui sosok yang mengetuk pintu ruangannya dan dipersilahkan masuk itu adalah Roy, secara spontan ia berdiri dari duduknya lalu menyongsong Roy kemudian mengajaknya duduk di kursi tamu dalam ruangan manajer hotel itu.“Aku kira tadi siapa, ternyata kamu Roy. Ada yang perlu aku bantu sampai kamu datang menemuiku di sini?” Ardi mengawali obrolan mereka di ruangan itu dengan bertanya.“Maaf Bang kalau aku ke sini nggak kasih kabar dulu, nggak ada sih aku hanya ingin menginap di hotel ini untuk malam ini sebelum besok pagi aku berangkat ke Jakarta.” Jawab Roy diiringi senyum ramahnya.“Loh, tumben kamu mau menginap di sini segala? Bukankah kamu disediakan tempat tinggal oleh kantor tempat kamu bekerja itu?” Ardi heran.“Aku udah resign dari perusahaan itu dan besok pagi aku akan ke Jakarta..”“Apa?! Kamu resign?!” potong Ardi terkejut.“Iya Bang, makanya aku akan menginap di sini dulu untuk malam ini.” jawab Roy.“Loh, apa yang terjadi sampai kamu resign dari pe

  • Simpanan Nyonya CEO   Bab 200. Roy Resign

    Seperti biasa pagi hari Roy yang telah mandi dan rapi bersiap pergi ke kantor, akan tetapi ada yang berbeda dari penampilannya kali ini, biasanya mengenakan pakaian kerja berupa seragam tertera logo dan nama perusahaan pariwisata milik Viola itu namun pakaian yang ia pakai sekarang pakaian biasa mengenakan baju kemeja dan celana jeans.Bukan hanya itu saja kejanggalannya, biasanya ia pergi ke kantor ke luar dari tempat kediaman tanpa membawa apa-apa selain kunci kontak mobil operasional yang ia gunakan untuk mengantar jemput para turis, saat ini terlihat ia ke luar dari tempat kediamannya menggandeng koper scooter.Koper scooter itu ternyata hanya ia keluarkan dari dalam rumah dan menaruhnya di teras, lalu ia tinggalkan menuju kantor perusahaan tempat ia bekerja dengan hanya berjalan kaki karena memang dari tempat kediamannya itu jarak kantor hanya 200 meter saja.Mulai dari satpam hingga para karyawan kantor yang berada di ruangan terkejut melihat penampilan Roy yang tak seperti bias

Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status