Namiya dan gadis bernama Putri yang di kurung di kamar yang sama di dandani oleh dua orang gadis di bawah pengawasan oleh wanita seperti bos yang di panggil madam tersebut.
Namiya dan Putri tidak bisa berontak karena selain ada sosok madam tersebut juga ada dua bodyguard bertubuh besar yang mendampingi madam itu. Di depan kedua bodyguard itu Namiya dan Putri di telanjangi dan di pakaian kan pakaian baru, sebuah gaun pendek setengah paha nyaris transparan berwarna merah menyala buat Namiya dan hitam pekat buat Putri. Saat pakaian nya di lucuti di hadapan dua pria tanpa ekskresi tersebut rasa nya harga diri Namiya sudah hancur seluruh nya. Setelah selesai kedua gadis itu di seret oleh kedua pria tersebut Namiya dan Putri hanya bisa melangkah terseok mengikuti pria pria tersebut. Namiya dan Putri dia bawa ke sebuah ruangan tertutup, di sana sudah ada lika gadis lain yang menggunakan pakaian kurang bahan yang sama seperti mereka berdua. Walaupun ada tujuh gadis di dalan ruang tersebut tapi tidak ada satu pun gadis gadis tersebut yang saling ngobrol. Namiya dan Putri yang merasa senasip saling menautkan tangan mereka untuk saling menguatkan. Tangan mereka sana sama gemetaran ketakutan, mereka berdua sudah bisa membayangkan hal buruk apa yang menunggu mereka saat lelang yang mereka bicara ka tersebut di mulai. "Aku takut mbak" lirih bisik Namiya dengan suara gemetaran. "Mbak juga sangat takut dek" ucap Putri dengan suara tak kalah ketakutan. Samar samar mereka mendengar suara di depan, seperti nya para peserta lelang sudah datang dan itu berarti nasib buruk mereka akan datang dalam waktu dekat. Air mata Namiya menetas, dia meratapi kelemahannya dan takdir buruk nya yang tergaris di telapak tangan nya. Satu persatu gadis gadis di sana di seret keluar dari ruangan hingga akhirnya nya hanya menyisakan Namiya sendirian saja, putri yang sangat ketakutan nyaris pingsan saat di seret keluar oleh dua orang bodyguard yang menyeretnya dengan kasar. Tapi entah karena lupa atau bagaimana saat mereka menyeret Putri yang seperti orang kesetanan kedua bodyguard tersebut lupa mengunci pintu, jangan kan mengunci mereka bahkan tidak menutup pintu tersebut dengan rapat. Namiya merasa mendapat karunia mendadak dari tuhan, dengan membuka sepatu hak tinggi yang di pasangkan dengan paksa ke kaki nya Nakiyah mengendap mendapat ke arah pintu. Berdasarkan jeda waktu antara pemanggilan masing masing gadis ada jeda sekitar sepuluh hingga lima belas menit. Dengan jantung berdebar debar Namiya melangkah keluar, ternyata pintu kamar tempat mengurung nya lumayan dekat dengan tempat madam mengadakan lelang, Namiya masih mendengar keributan di depan yang menyebutkan sejumlah uang secara bergantian. Namiya menatap sekeliling hingga akhir nya menemukan jalan ke arah dapur dan tempat cuci piring yang tadi dia lihat saat di bawa ke kamar tempat mereka menunggu di panggil. Dengan mengumpul keberanian Namiya berhasil sampai di dapur, tidak ada orang di sana, tapi ada satu pintu menuju keluar, Namiya hanya bisa berharap pintu tersebut tidak di kunci hingga dia bisa melarikan diri. Harapan nya terkabul, pintu memang di kunci tapi kunci nya tercantol begitu saja di lubang kunci. "Klik... Klik..." "Alhamdulillah ya Allah... Maaf Mbak Putri Miya kabur sendirian... Maaf...." ucap Namiya saat klik kedua saat kunci di putar terdengar di telinga Namiya. Cari gadis itu sampai dapat" teriakan madam terdengar dari dalam, wajah Namiya memucat dengan cepat Namiya berlari keluar, gelap... Tapi Namiya bisa melihat jalan besar tidak jauh dari pintu dapur. Dengan sekuat tenaga nya Namiya berusaha lari ke jalan raya, karena dalam bayangan nya jika dia di jalan raya pria pria di sana tidak akan berani mengejar nya, Namiya berencana berlari terus hingga nanti nya menemukan kantor polisi. "Aduh..." kaki telanjang Namiya tidak sengaja menginjak batu runcing, Namiya bisa merasakan ada cairan di kaki nya, seperti nya kaki nya berdarah. Tapi bukan itu yang Namiya takut kan, yang dia takutkan adalah dua pria di pintu depan yang mendengar suara teriakan kesakitan nya. "Itu dia...." "Kejar...." "Hai tunggu..." "Jangan lari..." "Berhenti..." Namiya tidak memperdulikan suara suara di belakang nya. Dia mempercepat langkah nya menuju jalan raya. Tanpa peduli dengan cairan merah yang membuat telapak kaki nya basah. Karena tubuh nya yang mungil, Namiya bisa lari lebih cepat, dia terus berlari sambil terus berteriak. Tapi entah karena malam yang sudah larut atau memang tempat nya yang sepi tidak ada toko atau apapun lagi yang masih buka di kawasan tersebut. Saat Namiya akan menyebrang tiba tiba... "Ciiittt...." "Prang..." Sebuah mobil yang melaju cukup kencang menabrak diri nya, tubuh Namiya terlempar beberapa meter. Melihat itu dengan cepat pria yang mengejar Namiya berhenti, mobil sedan maybach hitam yang menabrak nya juga berhenti begitu juga beberapa mobil lain nya. Suasana langsung ramai dan heboh. Pria muda yang membawa maybach keluar dari mobil bersama seorang wanita. Dengan di bantu beberapa orang di sana mereka berdua membawa tubuh Namiya yang berlumur darah masuk ke dalam mobil. Dan dengan mobil itu melaju dengan kecepatan tinggi meninggalkan jalanan tersebut dengan membawa tubuh Namiya yang sudah tidak sadarkan diri. ***** Namiya membuka mata nya, hal pertama yang dia lihat adalah langit langit kamar putih bersih, Namiya merasa sakit di beberapa bagian tubuh nya. Namiya meraba kepala nya yang berdenyut denyut. Akhir nya dia sadar kalah kepala nya yang sakit tertutup perban tebal. "Ini di mana?" lirih suara Namiya terdengar oleh seorang wanita yang duduk menunggui nya. "Mbak udah sadar... Ini di rumah sakit, Saya panggilan kan suster ya" wanita berusia pertengahan empat puluhan tersebut bergegas berdiri dan berjalan keluar dari pintu. Tak lama dia kembali bersama seorang dokter dan perawat. Dengan cepat dokter tersebut memeriksa Namiya begitu juga perawat yang terlihat sibuk memeriksa infus dan mencatat beberapa hal yang di ucapkan oleh dokter. "Bagaimana rasa nya mbak? Apa ada yang sakit? Atau rasa tidak nyaman?" tanya pria tersebut. "Kepala..." ucap Namiya lirih. "Tentu saja, karena mbak baru saja menjalani operasi di kepala akibat pendarahan, dan mbak sudah koma selama empat hari, apa mbak ingat apa yang terjadi?" tanya dokter tersebut. Namiya menggeleng kan kepala nya. "Mbak mengalami kecelakaan lalu lintas, dan mengalami pendarahan hebat di kepala, untung saja pria yang menabrak mbak membawa mbak kesini dengan cepat hingga mbak bisa segera di operasi" ucap dokter tersebut. Mendengar penjelasan dokter perlahan lahan ingatan Namiya kembali, dia mulai ingat segala, dia sangat mensyukuri kecelakaan yang menimpa nya, lalu perlahan air mata nya mulai mengalir. "Dokter maaf apa boleh saya meminjam telepon saya harus menghubungi adik adik saya, mereka pasti sangat cemas..." tanya Namiya pada dokter di depan nya. ****"Dokter maaf apa boleh saya meminjam telepon saya harus menghubungi adik adik saya, mereka pasti sangat cemas..." tanya Namiya pada dokter di depan nya."Tentu saja..." ucap Dokter tersebut sambil menyerahkan ponsel nya pada Namiya setelah dia membuka kan kunci layar nya Namiya menekan dua belas nomor di ponsel tersebut, dua belas nomor yang dia ingat dan hapal di luar kepala, nomor ponsel adik adik nya di kampung. Saat Namiya membawa ponsel nya ke telinga di mendengar nada sambung hingga pada nada keempat panggil nya akhirnya di angkat oleh salah satu adik nya di kampung."Hallo siapa ini?" tanya sebuah suara dari seberang, dari gaya bicara dan suara nya Namiya sangat tau kalau itu adalah adik ke tiga nya Namira, si tombol yang gampang marah."Mira... Ini mbak" ucap Namiya lirih."Astagfirullah mbak... Mbak kemana aja...? Aku sudah menghubungi mbak dari dua hari yang lalu, Setelah mbak menelpon kami setelah bilang sampai di ibukota ponsel mbak nggak bisa lagi di hubungi," ucap Nami
"Bik... Bibik mau balik ke rumah sakit lagi menjaga anak itu?" Tanya seorang wanita cantik berusia pertengahan tiga puluhan menyapa bibik yang seperti nya akan segera berangkat. "Iya nyonya, kasihan anak itu di rumah sakit sendirian, apa lagi nyonya dan tuan memberikan dia kamar VIP, dia akan sendirian saja di dalam ruangan itu" ucap Bibik "Bagaimana keadaan anak itu bik?" Tanya sang Nyonya "Nyonya Moana tenang saja, semua sudah baik baik saja, kondisi Namiya juga sudah baik baik saja secara fisik, tapi tidak mental nya" ucap Bibik dengan nada sendu. "Jadi nama nya Namiya, nama yang indah,tapi apa maksud bibik? Apa dia mengalami PTSD setelah kecelakaan itu, astaga apa yang sudah kami lakukan" ucap wanita cantik bernama Moana tersebut. "Bukan nyonya, bukan kecelakaan itu yang membuat nya trauma, dia malah merasa sangat bersyukur telah di tabrak oleh mobil nyonya dan tuan, kejadian sebelum sebelum itu lah yang membuat nya trauma" ucap bibik. "Bibik ayo duduk dulu ceritakan ap
Allarick menatap Moana yang tertidur lelap di sisi nya, wanita yang dullu ceria dan energik kini kuyu dan kehilangan rona nya akibat kanker yang menjangkiti tubuh nya dua tahun terakhir. Walaupun saat ini sel kanker nya bisa di bilang sudah berhasil di bunuh tapi efek panjang pengobatan nya meninggalkan beksa yang terlihat jelas.Rambut yang nyaris botak, kulit kusam dan bersisik, tubuh kurus lemah dan sinar mata yang meredup tapi tidak sedikit pun cinta allarick berkurang pada Moana, malah melihat perjuangan wanita nya, cinta Allarick semakin besar saja dari waktu ke waktu.Allarick mencintai hati dan jiwa Moana, kecantikan fisik bagi Allarick bisa di cari, dengan perawatan puluhan hingga ratusan juta kecantikan fisik Moana bisa di kembalikan dengan mudah.Allarick merasa permintaan Moana tadi sore sangat berat, menikah lagi adalah hal yang tidak pernah ada dalam rencana hidup Allarick, dia sudah merasa cukup bersama Moana, tapi entah ide dari mana sejak satu bulan terakhir Moana se
"Assalamualaikum..." Moana mendorong pintu rawat Vip di mana Namiya di rawat."Waalaikumsalam" jawab Namiya dan bik Marni dari dalam ruangan.Jika Namiya terlihat heran dengan kedatangan Moana yang tidak dia kenal, tidak begitu dengan bik Marni, wanita empat puluh tahunan itu lansung berdiri dan menyapa Moana."Nyonya... Nyonya datang""Bik Marni..." Jawab Moana sambil tersenyum dan melangkah masuk."Bagaimana kabar nya dek Namiya?" Tanya Moana sambil melangkah masuk dengan langkah kecil."Nyonya datang sama siapa? Bukan nya nyonya lagi sakit?" Tanya Bik Marni sambil berjalan mendekati Moana dan merangkul lengan nya untuk membantu nya berjalan."Saya ingin ketemu sama dek Namiya bik, saya punya hutang maaf sama dek Namiya karena udah menabrak nya sampai dek Namiya di rawat di rumah sakit. Karena itu lah saya datang sekarang" ucap Moana."Neng Miya, ini nyonya Moana, majikan bibik yang bibik ceritakan sama neng Miya kemarin" ucap bibik memperkenalkan Namiya pada Moana."Nyonya... Kenap
"Maaf nyonya saya lancang masuk kembali, tapi ini ada telpon dari kampung nya neng Miya, dari adik kedua nya" ucap Bibik dengan wajah cemas.Ekpresif Namiya berubah saat mendengar jika ada telpon dari kampung nya, dia memang memberikan nomor bibik pada Nalisa saat itu.Namiya menerima ponsel pintar itu dari bik Marni dengan tangan bergetar, perasaan nya langsung tidak enak. Dia takut terjadi apa apa dengan ketiga adik nya."Hallo assalamualaikum..." sapa Namiya dengan suara bergetar."Waalaikumsalam mbak..." bukan suara Nalisa dan Namira yang dia dengar tapi suara si bungsu Nafisa yang berbicara sambil berbisik bisik."Nafisa ini kamu? Ada apa dek... Tumben kamu yang nelpon mbak?" tanya Namiya. "Mbak... Bapak datang lagi... Fisa takut mbak... Bapak jahat... Bapak marah marah sama mbak Mira dan mbak Lisa... Fisa takut mbak..." ucap gadis kecil itu dengan suara bergetar menahan tangis."Datang lagi.... Kalian sudah di pulang? Bukan nya kemarin masih di rumah sakit?" tanya Namiya. "Bar
"Mas Allarick ingin anak nya masih bernasab pada nya, karena itu mas Allarick akan menikahi kamu sebagai istri kedua nya" ucap Moana."Apa mbak? Menikah?""Itu syarat dari mas Allarick dek... Bagaimana pendapat kamu?" tanya Moana sambil menggenggam tangan Namiya."Aku jadi istri kedua mbak? Jadi pelakor yang merusak rumah tangga orang lain? Seperti wanita itu? Wanita yang masuk dalam pernikahan bapak dan ibu? Dan jadi duri dalam daging di pernikahan mereka, yang menghancurkan sebuah keluarga?" tanya Namiya."Nggak dek.. Nggak seperti itu, nggak selama nya jadi istri kedua itu disebut pelakor... Nggak dek... Nggak kayak gitu konsep nya" ucap Moana saaat melihat kecemasan di wajah Namiya.Moana sadar konsep istri kedua dalam kepala Namiya memiliki konotasi negatif, karena trauma yang dia rasakan dalam rumah nya sendiri."Bagaimana kalau mbak bilang pernikahan kalian hanya formalitas, setelah anak kami lahir kalian akan berpisah" ucap Moana."Apa aku akan di sebut pelakor mbak?" Tanya Na
"Saya terima nikah dan kawin nya Namiya Anggraini binti Burhan dengan mahar satu unit rumah di bayar tunai" suara Allarick terdengar bergetar, setelah salah untuk kedua kali nya akhir nya ijab Qabul pun syah pada percobaan ketiga.Pernikahan sederhana itu di ada kan di rumah yang sudah di belikan oleh Allarick untuk MNamiya, sebuah cluster minimalis berlantai dua dengan empat kamar tidur, dapur luas dan sebuah kolam renang minimalis.Namiya sangat bersyukur, walaupun untuk mendapatkan rumah ini dia harus menjual kesucian nya seperti pelacur, tapi setidak nya ketiga adik nya memiliki tempat untuk tinggal.Karena semakin lama adik adik nya di kampung, semakin keselamatan mereka terancam sejak sang ayah memilih kembali ke kampung mereka dan ngontrak di sana bersama anak laki laki nya dan istri baru nya.Yah... Ayah nya memang sudah memiliki seorang anak bersama wanita itu, anak laki laki berusia tiga tahun, anak yang begitu dia diam idamkan. Anak yang dia sembunyikan dari ibu.Pad awal
Allarick duduk di dalam kamar tidur utama di lantai atas mengerjakan sesuatu di laptop nya.Allarick merasa dunia nya menjadi berguncang, tiba tiba saja dia sudah memiliki dua istri dan saat ini berada di rumah istri kedua nya.Samar samar Allarick mendengar tawa di lantai dasar rumah nya, Allarick yang terbiasa hidup dengan tenang bersama Moana merasa sedikit terganggu.Allarick lalu keluar dari kamar dan berjalan turun menuju lantai satu.Di sana di lihat nya gadis yang baru saja menjadi istri nya terlihat menyuruh adik bungsu nya kelurga dari kamar mandi kecil di bagian belakang rumah yang terkoneksi dengan dapur.Namiya menyuruh adik nya itu berhenti berenang dan mandi lalu bersiap siap untuk shalat maghrib."Tuan... Tuan mau bibik bikinin kopi?" sebuah suara menyapa Allarick yang duduk di ujung tangga."Eh... Nggak usah bik... Nanti aja, sebentar lagi adzan magrib saya mau mandi dulu" ucap Allarick.Bik marni yang berjalan keluar dari dapur langsung menyapa Allarick. Bik Marni ya
Namiya masuk ke sebuah kawasan sekolah elite internasional dengan menggunakan taxi online sembari menggandeng tangan sang putri yang terlihat sangat antusias. ini pertama kali nya Arunika masuk sekolah, dia akan mulai dari preschool karena usia nya belum genap lima tahun dan sekolah ini adalah sekolah pilihan nya mommy Noura. Menurut mommy Noura sekolah ini adalah sekolah terbaik di kawasan. "Kamu senang mau sekolah?" tanya Namiya pada sang anak yang seperti akan terbang jika tidak pegang erat erat. "Senang... aku tidak sabar bertemu teman teman," ucap Arunika dengan penuh semangat. "ingat yang mommy bilang, jangan pakai bahasa jepang, bicara sama teman teman pakai bahasa Indonesia oke..." ucap Namiya. "Oke mommy..." ucap nya lantang, kepala nya mengangguk hingga dua kuncir kuda di sisi kiri dan kanan kepala nya bergerak dengan lucu. "selamat pagi bunda... selamat datang di sekolah... siapa ini murid Miss nama nya?" seorang wanita muda menyambut Arunika dengan ramah.
"Daddy Daddy... apa Daddy tau tadi Kalla melihat ada Tante cantik dengan anak nya, anak nya juga cantik Daddy, tapi kenapa Kalla rasa nya kenal ya Daddy sama anak perempuan dan mommy nya itu" "entah kenapa rasa nya Kalla sayang sama mereka, aneh bukan Daddy?" tanya Niscalla yang sedang di gendong dan di peluk oleh sang ayah. "benarkah? siapa mereka?" tanya Allarick "nggak tau Daddy, tapi Kalla suka sama mereka" ucap Niscalla. Allarick menatap adik tiri nya Alya yang berdiri di samping nya. "Tadi kayak nya Kalla nabrak wanita muda gitu mas, dia bawa anak perempuan seusia Kalla, tapi entah kenapa rasa nya saat melihat anak perempuan wanita itu seakan aku melihat Kalla versi cewek hanya saja anak perempuan itu memiliki rambut lebat yang panjang hingga ke pinggang dan sedikit ikal" ucap Alya dengan pandangan menerawang. tubuh Allarick menegang karena perasaan familiar yang dia rasakan. "apa mungkin itu Namiya dan Arunika, apa kalian akhirnya kembali ke Daddy?" ucap Allarick
Anak di depan nya pasti lah Niscalla nya, bayi yang dia peluk dengan erat di atas meja bersalin sebelum di serahkan pada istri pertama suami nya. Anak itu adalah anak nya... Anak yang tidak pernah lagi dia lihat sejak saat itu, debaran jantung ini bukti nya, dada nya bergemuruh membuncah. Niscalla nya... Itu adalah putra nya... Tidak mungkin tidak. Ingin rasa nya Namiya merengkuh tubuh mungil ini ke dalam pelukan nya, tapi pikiran rasional nya membuat nya dengan cepat sadar. "Siapa nama mu nak?" Tanya Namiya dengan senyum indah terukir di bibir nya. "Kalla... di mana kamu... Kalla..." belum sempat bocah dengan wajah mirip dengan Arunika tersebut menjawab sebuah panggilan terdengar keras memanggil nya "Astaga Kalla, Tante udah nyariin kamu dari tadi, kamu kemana saja, daddy udah tungguin kamu dari tadi, sebentar lagi pesawat Daddy akan take off" seorang wanita berlari dengan terdengah dan berhenti tepat di hadapan Namiya. "maaf ya mbak, apa keponakan saya ganggu mbak nya? d
"Onee-sama... Arigatou... Terima kasih untuk selama ini, terima kasih sudah jadi ibu kedua yang menjaga Arunika selama aku kuliah, terima kasih karena sudah mencintai kami empat tahun terakhir"Tangis Namiya pecah saat Masayu dan Ryuku serta kedua anak mereka Yuka dan Yuki mengantar mereka bertiga ke bandara.Hari ini setelah empat setengah tahun lama nya dia tinggal di Jepang untuk meraih pendidikan di sana, akhir nya hari ini dia harus pulang.Meninggal kan keluarga Inosuke yang sudah menemani nya empat tahun terakhir."Jaga diri baik baik di sana, sering sering telpon ke rumah oke... Aku juga akan menghubungi kalian kalau aku merindukan Ru-chan kesayangan ku" ucap Masayu."Ru-chan... Jangan lupa kan Oka-sama ya, Oka-sama akan sering menelepon mu, baik baik di sana, sekolah yang rajin dan dengar kan kata kata mommy, wakarimasu ka...?""Wakattta oka-sama" jawab Arunika dengan kepala mengangguk cepat."Sudah waktu nya kalian berangkat," ucap Inosuke Ryuku sembari memberikan ketiga tik
Namiya berjalan masuk ke rumah besar keluarga Inosuke dengan langkah kecil sembari menggendong Arunika, di belakang nya mbak Sri berjalan dengan menarik dua koper besar.Setelah bersembunyi dari orang suruhan Allarick selama tiga bulan di sebuah villa keluarga Inosuke pinggir kota, akhir hari ini setelah ketiga utusan Allarick kembali ke Indonesia Namiya datang ke rumah keluarga Inosuke.Keluarga Inosuke dulu nya saat zaman kakek buyut nya Allarick adalah keluarga Yakuza dengan ribuan anak buah, tapi semakin bergeser nya zaman mereka mulai meninggalkan tradisi lama dan mulai masuk dunia yang baru.Mereka mulai dengan bisnis properti dan e-commers, lalu perlahan mulai merambah dunia ekspor impor hingga bisa membuka cabang di Indonesia.Di sana lah Inosuke ojii-sama berkenalan dengan seorang wanita yang akhirnya menjadi teman seumur hidup nya, dan dari pernikahan mereka lahir lah dua orang anak.Anak pertama nya sudah meninggal dan dari nya kakek memiliki satu cucu laki laki bernama Ino
Sudah tiga bulan lama nya Allarick mencari jejak Namiya dan Arunika, dia menjadi sangat terobsesi dengan pencarian nya.Berdasarkan penyelidikan yang dia lakukan dia berhasil mendapat kan tiga penerbangan internasional atas nama Namiya dan Arunika. Penerbangan menuju Jepang, ke Malaysia dan ke new york, amerika serikat.Tentu saja kecurigaan terbesar Allarick pelarian Namiya adalah ke Jepang, Karena di sana lah kampung halaman sang ibu, bahkan kakek dan paman nya masih tinggal di sana bersama sepupu nya Inosuke Ryoku dan istri nya Masayu.Tapi bisa jadi juga itu hanya jebakan agar Allarick berfikir demikian. Jadi nya saat itu Allarick ingin ke Jepang untuk mencari tau sendiri kebenaran nya, tapi... Kondisi Niscalla memburukDemam nya semakin tinggi hingga dia harus di rawat di rumah sakit, dia menjadi kolokan dan tidak bisa di tinggal, dia lengket seperti lem pada Allarick, hanya Allarick.Tidak ada satu orang lain pun yang dia izinkan memeluk diri nya kecuali sang ayah. Niscalla se
"Apa maksud mommy? Tas ASI terakhir buat Niscalla? Kenapa? Di mana Namiya mom? Seharus nya dia sudah di rumah karena ini minggu ini jatah nya aku di bersama nya""Apa dia masih di restoran? Tapi ini sudah lewat isya?"Allarick berdiri di ruang tengah sembari memegang tas ASI yang baru saja di serahkan oleh Mommy Noura pada nya.Allarick sungguh tidak mengerti dengan maksud sang ibu yang mengatakan jika ini adalah Stock ASI terakhir buat sang putra."Namiya sudah pergi, dia ingin meminta cerai dari mu," ucap mommy Noura singkat."Cerai? Tidak mom... Aku tidak ingin menceraikan nya, aku tidak bisa kehilangan Namiya dan Arunika, mereka adalah milik ku" ucap Allarick dengan mata memancarkan kemarahan."Mommy tidak berhak ikut campur dengan keputusan yang di buat oleh Namiya, jika kamu ingin tau kamu bisa membaca surat yang di tinggalkan oleh Namiya" ucap mommy Noura sambil menyerah surat beramplop putih yang di pegang nya sejak tadi."Pergi dan hanya meninggal kan sepucuk surat... Ha.. Ha
Bandara Narita, tokyo Jepang adalah bandara tersibuk di negara matahari terbit tersebut. Namiya turun di terminal dua bandara dengan mata bengkak, selama hampir delapan jam dalam penerbangan nonstop itu Namiya sering sekali menangis.Begitu juga Arunika, gadis kecil berusia enam setengah bulan itu juga rewel dan sering menangis, entah karena tidak nyaman di pesawat dengan ketinggian ribuan kaki itu atau karena di pisah kan dengan paksa dengan sang ayah yang begitu dekat dengan nya.Arunika adalah tipe anak perempuan yang suka sekali dengan sentuhan sang ayah, saat sedang rewel bersama Namiya jika Allarick datang dan dia di gendong tangis nya langsung berubah jadi tawa.Saat tidur pun dia lebih suka di pelukan sang ayah dari pada pelukan sang ibu.Setelah segala urusan imigrasi selesai, Namiya berjalan keluar menggendong Arunika di ikuti suster Sri yang mendorong stroller berisi tiga koper besar dan beberapa tas tangan kecil."Arunika... Oji-sama merindukan mu, aitakatta Arunika" Buka
Enam bulan berlalu begitu saja, seperti yang Namiya janjikan pada diri nya sendiri, dia akan pergi, sejauh mungkin untuk menghilang dari kehidupan yang kelam sebagai simpanan.Istri kedua yang tersembunyi. Enam bulan terakhir Namiya menghabiskan waktu mengumpulkan jutaan kenangan indah bersama sang suami, saat suami nya bersama diri nya.Namiya tau saat ini Moana sendiri sudah sangat berat hidup memiliki madu, Walaupun dia sendiri yang membawa madu itu ke rumah nya.Dahulu, saat Namiya hamil tidak sekali pun Moana memanggil Allarick yang harus nya bersama diri nya pulang ke rumah nya.Dahulu saat jatah Allarick pulang ke rumah Namiya, Moana tidak pernah memanggil Allarick untuk pulang ke rumah nya.Tapi sekarang, saat Allarick pulang ke rumah Namiya, Moana sering menelpon Allarick menyuruh nya buat pulang ke rumah nya dengan berbagai alasan.Dan alasan nya selalu tentang Niscalla. Entah Niscalla rewel lah, Niscalla nggak mau tidur lah, bahkan dia pernah mengatakan Niscalla yang baik