"maaf ya dek, mbak ngajak Arunika mampir tanpa terlebih dahulu meminta izin pada mu" ucap mbak Moana dengan senyuman yang terlihat sendu. pada awal nya Namiya ingin merah dan melabrak mbak Moana, tapi melihat sosok Moana Namiya sedikit kasihan, rambut nya yang sudah jarang di tutupi dengan sebuah scraf berwarna putih, tubuh nya juga terlihat sangat kurus di balik gaun kuning muda yang di gunakan nya. kulit nya terlihat kusam padahal dulu sebelum Namiya berangyke jepang, dia sempat bertemu dengan Moana kulit nya sudah mulai kembali sehat setelah rutin perawat dan rambut nya juga mulai tumbuh subur kembali. tapi sekarang terlihat jelas kalau kondisi nya jauh lebih buruk dari terakhir kali mereka bertemu. seperti yang dia katakan saat itu kalau kanker nya sudah terlalu menyebar walaupun rahim nya sudah di angkat. sore itu saat dia mampir ke rumah nya Namiya tidak terlalu memperhatikan kondisi sang madu, tapi hari ini dia bisa melihat kondisi nya dengan sangat jelas. "dimana Ru
Namiya berjalan lesu masuk ke kantor nya dan di sambut oleh Lulu, asisten pribadi pilihan nya yang sedang bekerja di depan laptop yang terbuka. karena percakapan nya dengan Moana sore kemarin Namiya tidak bisa tidur semalam, karena itu kantong mata nya terlihat jelas dan tubuh nya yang lesu dan pucat. dia sama sekali tidak menyangka sebesar itu dampak percakapan dengan sang madu. "buk Miya, selamat pagi, hari ini kita ada rapat jam sembilan dengan jajarar direksi membahas tentang rapat pemegang saham bulan depan dan laporan akhir tahun, apa ibu ingin sarapan dulu sebelum rapat, karena rapat nya pasti akan berlarut-larut hingga tengah hari" ucap Lulu pada pada Namiya "nggak usah lu, saya udah sarapan di rumah, tapi kalau kamu lapar kamu bisa sarapan sebentar, ini masih jam delapan lewat sedikit, kamu masih punya banyak waktu" ucap Namiya "nggak usah buk, aku juga udah sarapan di rumah, mama nggak akan membiarkan kami keluar dari rumah sebelum sarapan" ucap Lulu sambil terta
"kenapa mbak datang? maaf kalau pertanyaan aku nggak sopan mbak, tapi bukan nya lebih bagus kita tidak berhubungan lagi, rahasia ini bisa terungkap kalau kita berhubungan seperti ini" ucap Namiya lirih sembari menatap Moana yang terlihat sangat kurus dan kusam di depan nya. Moana tersenyum lalu menyeruput teh chamomile wangi hangat di depan nya. "hubungan kita kayak nya terlalu dalam dek, jadi susah untuk di putuskan" ucap Moana "mbak, aku tidak ingin menjalin lagi hubungan yang sama sama menyakiti kita, Bagaimana kalau mas Allarick tau mbak ke sini?" tanya Namiya "memang nya kenapa kalau mas tau, toh kamu juga istri nya mas kan? kamu sama berhak nya dengan mbak atas mbak Al" ucap Namiya "tidak mbak, pernikahan kami bisa di bilang hanya kontrak, dan sudah berakhir empat tahun yang lalu" ucap Namiya "seperti nya mommy Noura belum bilang ya dek sama kamu kalau mas Al sudah mendaftar pernikahan kalian, agar Arunika memiliki akte kelahiran yang sama dengan Niscalla, sama sa
Namiya masuk ke dalam kantor perusahaan ekspor impor milik mertua nya mommy Noura, sejak awal mommy Noura sudah bilang jika dia menyekolahkan Namiya hingga jauh ke Jepang agar setelah lulus nanti Namiya bisa mengganti nya hingga nanti perusahaan nya bisa di wariskan pada cucu perempuan kesayangan nya Arunika. jadi hingga Arunika siap, sudah menjadi tugas Namiya untuk menjaga warisan tersebut. jika Niscalla akan menjadi pewaris tunggal Nugraha group corporation maka Arunika akan menjadi pewaris salah satu perusahaan cabang Inosuke group yang berpusat di Osaka Jepang. "selamat pagi, ada yang bisa. kami bantu mbak?" saat sampai di lobby Namiya langsung di sambut dengan hangat oleh resepsionis yang berdiri di balik meja setinggi dada tersebut. "selamat pagi buk, saya Namiya, saya ada janji dengan ibu Noura pagi ini" ucap Namiya pada reseptionis. "tunggu sebentar ibu, saya hubungi ibu Noura dahulu, untuk memastikan apa ibu Noura ada di tempat" ucap nya ramah "terima kasih mbak"
Namiya masuk ke sebuah kawasan sekolah elite internasional dengan menggunakan taxi online sembari menggandeng tangan sang putri yang terlihat sangat antusias. ini pertama kali nya Arunika masuk sekolah, dia akan mulai dari preschool karena usia nya belum genap lima tahun dan sekolah ini adalah sekolah pilihan nya mommy Noura. Menurut mommy Noura sekolah ini adalah sekolah terbaik di kawasan. "Kamu senang mau sekolah?" tanya Namiya pada sang anak yang seperti akan terbang jika tidak pegang erat erat. "Senang... aku tidak sabar bertemu teman teman," ucap Arunika dengan penuh semangat. "ingat yang mommy bilang, jangan pakai bahasa jepang, bicara sama teman teman pakai bahasa Indonesia oke..." ucap Namiya. "Oke mommy..." ucap nya lantang, kepala nya mengangguk hingga dua kuncir kuda di sisi kiri dan kanan kepala nya bergerak dengan lucu. "selamat pagi bunda... selamat datang di sekolah... siapa ini murid Miss nama nya?" seorang wanita muda menyambut Arunika dengan ramah.
"Daddy Daddy... apa Daddy tau tadi Kalla melihat ada Tante cantik dengan anak nya, anak nya juga cantik Daddy, tapi kenapa Kalla rasa nya kenal ya Daddy sama anak perempuan dan mommy nya itu" "entah kenapa rasa nya Kalla sayang sama mereka, aneh bukan Daddy?" tanya Niscalla yang sedang di gendong dan di peluk oleh sang ayah. "benarkah? siapa mereka?" tanya Allarick "nggak tau Daddy, tapi Kalla suka sama mereka" ucap Niscalla. Allarick menatap adik tiri nya Alya yang berdiri di samping nya. "Tadi kayak nya Kalla nabrak wanita muda gitu mas, dia bawa anak perempuan seusia Kalla, tapi entah kenapa rasa nya saat melihat anak perempuan wanita itu seakan aku melihat Kalla versi cewek hanya saja anak perempuan itu memiliki rambut lebat yang panjang hingga ke pinggang dan sedikit ikal" ucap Alya dengan pandangan menerawang. tubuh Allarick menegang karena perasaan familiar yang dia rasakan. "apa mungkin itu Namiya dan Arunika, apa kalian akhirnya kembali ke Daddy?" ucap Allarick