Home / Romansa / Simpanan Tuan Torres / 120. Kabar Gembira

Share

120. Kabar Gembira

last update Last Updated: 2025-12-17 12:08:23

Medical Checkup

"Tuan dan Nyonya Alvarez," kata Dr. Ramos, suaranya tenang.

"Saya telah memvalidasi semua data. Berdasarkan pengukuran dan denyut jantung yang terdeteksi, saya mengonfirmasi bahwa program kehamilan Anda telah berhasil."

Ia menatap Julia dengan tatapan yang menghargai ketekunan pasiennya.

"Selamat. Anda sedang hamil. Usia kehamilan saat ini adalah tujuh minggu."

Julia membeku. Meskipun ia secara mental mempersiapkan diri untuk kemungkinan ini, konfirmasi data yang begitu cepat dan pasti ini membuatnya syok. Semua disiplin, tekanan, dan 'ritual' yang efisien kini terbayar.

Pablo, yang berperan sebagai 'suami' dan Chief Strategist Diego, segera tersenyum lebar. Ini adalah keberhasilan logistik besar bagi timnya.

"Tujuh minggu! Hebat. Terima kasih, Dokter Ramos." ujar Pablo.

Julia hanya bisa menatap layar, memproses fakta bahwa di tengah semua drama politik
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Simpanan Tuan Torres   127. Kecurigaan Georgina

    Melihat reaksi Diego yang langsung pulang, Carmen hanya mengangkat bahunya dan kemudian mengambil ponsel untuk menghubungi Julia."Julia, anakku. Buah persikmu baru saja diambil oleh suamimu.""Suamiku?" Suara Julia seolah mengoreksi, pernyataan ibunya."Diego Torres, Nak.""Kami belum menikah, Bu. Kami hanya rekan bisnis. Ibu hati-hati jika bicara di luar. Tolong rahasiakan jika Ibu punya anak aku dan Laura. Publik Spanyol tahu siapa Laura karena ulahnya beberapa bulan lalu. Tentu mereka juga tahu aku kakaknya dan sebagian orang paham aku kekasih yang 'disertifikasi'. Dan satu lagi, rahasiakan kehamilanku.""Memang kenapa, Sayang?""Aku... aku hanya belum siap dengan kerumitan hubungan kami, lagi pula aku tidak ingin menimbulkan kegaduhan di publik."Tentu bukan itu saja alasannya, melainkan Georgina. Ada taruhan 65-35: jika Julia dalam waktu enam bulan belum hamil, maka Diego harus menikah dengan Georgina.Die

  • Simpanan Tuan Torres   126. Mata-Mata Di Kantor

    Ia mengambil buah persik yang dibawakan Diego dan menggigitnya lagi. Rasa manis itu sedikit mengurangi rasa bersalah karena telah membuat Diego kesal.Namun, air mata itu tidak sepenuhnya taktik. Di tengah kelelahan fisik dan mual, pengabaian dingin Diego benar-benar terasa menyakitkan. Ada sisi dirinya, sisi manusiawi yang kini dipengaruhi hormon, yang berharap Diego akan memeluknya, bahkan jika hanya untuk "menstabilkan aset."Julia menghela napas, menatap perutnya yang masih rata."Aku minta maaf sudah membuat papamu kesal, Nak," bisiknya pelan. "Tapi agar kamu mendapatkan yang terbaik, Mama harus memastikan papamu lebih lunak. Inilah perang yang harus kita menangkan: mengubah logika kerasnya menjadi pengertian kontraktual."Ia bangkit, berjalan menuju kamar mandi untuk mencuci muka. Waktu untuk menangis sudah habis. Meskipun ia baru saja mendapatkan kemenangan emosional pertamanya, Julia tahu perang yang sebenarnya baru dimulai.Ia ha

  • Simpanan Tuan Torres   125. Emosi Jiwa

    Kalimat itu langsung memicu reaksi emosional dari Julia. Wajahnya cemberut suatu ekspresi kekecewaan yang sudah lama tidak ia perlihatkan. Terakhir kali Julia merajuk adalah di Tuscany karena kecemburuan rasionalnya pada Elena Bellini. Kali ini, perasaan itu didorong oleh hormon."Kenapa bilang begitu?" protes Julia, suaranya sedikit meninggi. "Kamu seolah tidak ikhlas, padahal aku mengandung anakmu."Diego menghela napas, menahan gejolak untuk menegaskan bahwa semua yang ia lakukan adalah transaksi dan bahwa kehamilan ini adalah bagian dari kontrak. Namun, ia teringat pesan Dr. Ramos.Ia berbalik, menatap Julia dengan tatapan yang berusaha keras menemukan keseimbangan antara kejujuran dan kendali."Dengar, Julia," suaranya kini diturunkan ke level yang lebih tenang dan terkontrol. "Aku tidak pernah mengatakan tidak ikhlas. Kata 'ikhlas' tidak ada dalam kamus bisnisku, dan kau tahu itu."Ia berjalan mendekat, tetapi menjaga jarak fisik ya

  • Simpanan Tuan Torres   124. Makan Babat

    Sentuhan tak terduga kehangatan dan rasa syukur itu, sesuatu yang sama sekali tidak ia harapkan dari interaksi transaksional ini mengenai Diego seperti pukulan dingin. Ia menerima tas itu dengan canggung."Ini... adalah kewajiban kontrak," kata Diego, berusaha mengendalikan dirinya, menolak label "pahlawan" atau "penolong"."Tidak, Tuan Torres," balas Carmen dengan senyum tulus. "Ini adalah kebaikan. Dan saya harap Anda menjaga putri saya dengan baik. Permisi."Diego hanya mengangguk singkat, membalikkan badan dengan cepat, dan bergegas kembali ke mobil, meninggalkan Carmen di ambang pintu.Diego meletakkan tas persik itu di kursi penumpang dengan hati-hati, seolah itu adalah artefak yang sangat rapuh."Selesai, Pablo," nadanya dingin dan sangat lelah. "Aku benci berurusan dengan hal-hal yang tidak bisa diukur dan dikontrol."Ia menoleh ke Pablo. "Pastikan Callos itu sudah siap saat kita tiba. Aku tidak mau menghadapi drama ngida

  • Simpanan Tuan Torres   123. Buah Persik, Bukan Sembarang Buah Persik

    "Sekarang apa lagi, Tuan?" tanya Pablo.Diego mendengus, ekspresinya dipenuhi kekesalan dingin. "Buah persik," katanya datar. "Bukan sembarang persik, Pablo. Persik yang dibeli oleh ibunya."Ia menatap Pablo dengan tatapan menuntut penjelasan, seolah Pablo-lah yang bertanggung jawab atas keanehan hormon kehamilan ini."Dia bilang, hanya ibunya yang paham 'tingkat kematangannya' dan menuntut aku sendiri yang mengambilnya. Tanpa diwakilkan, bahkan olehmu," lanjut Diego, menekankan kata "aku sendiri".Pablo hanya menghela napas tipis, mengangguk penuh pengertian. "Tuan, ini masih dalam kategori ngidam yang spesifik. Seringkali permintaan ini tidak hanya tentang makanan, tetapi tentang kenyamanan emosional yang terikat dengan keluarga atau masa lalu.""Kenyamanan emosional? Selama ini, hubungan kami sepenuhnya transaksional dan strategis. Aku mengamankan operasi ibunya, memberikan tempat tinggal, membiayai pemulihan, bahkan mengisolasi Laura.

  • Simpanan Tuan Torres   122. Ngidam

    "Ingat, jaga kerahasiaan soal kehamilan Julia dari kedua orang tuaku," ucapnya pelan."Baik, Tuan. Tapi bukankah Tuan dan Nyonya Torres menerima keputusan Anda untuk mendapatkan anak dari Julia Rivas, Tuan Diego?""Memang mereka menerima, tapi akhir-akhir ini mamaku sering bersama Georgina dan Elsa Lopez. Aku hanya mengambil langkah antisipasi, Pablo. Dan kau ingatkan Dr. Maria Ramos, juga."Melihat Diego mengambil satu batang rokok lagi "Maaf, Tuan, Anda sudah merokok dua batang.""Kau tahu kan, selama program kehamilan Julia ini, aku berhenti merokok demi keberhasilan program itu. Dan, kurasa sekarang aku merokok lagi tidak masalah.""Tapi kemarin, saya kena tegur dengan Nona Rivas saat di ruang rapat karena jas saya terpapar asap rokok.""Untuk saat ini, biarkan aku sedikit tenang, Pablo. Setelah ini kita kembali bekerja. Habiskan kopimu."Diego mengambil isapan panjang dari rokoknya, matanya yang tajam menatap kosong

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status