Share

39. Timbulnya rasa penyesalan.

Pagi menjelang.

Aku terbangun dengan tubuh yang sedikit pegal. Kurang tidur dan kurang istirahat membuatku tak enak badan. Tapi mau apa dikata. Pekerjaan telah menanti untuk di kerjakan. Aku juga bukan lelaki malas yang hanya suka berleha-leha di rumah saja.

Setelah selesai berpakaian rapi, aku turun ke bawah untuk pergi ke kantor. Saat melewati meja makan aku melihat meja makan yang sudah terisi menu sarapan.

"Sarapan dulu, Tuan!" tawar Bi Susi padaku. Aku hanya menghela napas pendek. Sarapan yang dibuat Bi Susi tak ada yang menggugah selera tidak seperti masakan Intan. Aku akui istriku itu pandai memasak. Masakan apa pun yang ia olah pasti rasanya begitu enak.

"Nggak lah Bi. Aku sudah terlambat, Bibi habiskan saja sendiri," dalihku sambil berlalu pergi ke kantor. Waktu yang aku miliki sebenarnya masih panjang. Namun aku lagi tak ingin makan saja.

Sesampainya di kantor, waktu aku habiskan untuk berkutat pada pekerjaan, hingga aku pun melewatkan makan siang. Sukma juga berulang kal
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status