Home / Rumah Tangga / Sinyal Cinta CEO Duda / Kembali Ke Rumah Raka

Share

Kembali Ke Rumah Raka

Author: Rich Mama
last update Last Updated: 2023-02-18 22:41:38

Raka memberikan sebuah anggukan. Kemudian ikut masuk ke kamar setelah beberapa menit lamanya Nazwa belum juga menampakkan diri.

Suami Nazwa tersebut menanti di ranjang kamar dengan tidak sabar. Ia sudah sangat merindukan sosok sang istri yang telah menemaninya hingga delapan tahun lamanya.

Nazwa yang baru keluar dari kamar mandi merasa terkejut kala melihat sang suami tersenyum manis dan menghampirinya. Wanita itu masih terlihat canggung setelah kepergiannya malam itu. Meski dalam hati kecilnya pun sangat merindukan Raka.

"Mas, Raka? Mas mau mandi, juga?" tanya Nazwa salah tingkah.

Sebenarnya bukan hal itu yang ingin ia tanyakan. Tentu saja Nazwa tahu jika Raka pasti sudah mandi saat memutuskan untuk menemuinya. apa

Tanpa menjawab pertanyaan dari sang istri, Raka semakin mendekat. "Aku sangat merindukanmu, Nazwa." Sekejap saja bibir Raka telah menempel di bibir Nazwa.

"Nazwa belum pakai baju Mas," ucap Nazwa setelah berhasil menghentikan penyatuan bibir mereka.

"Untuk, apa?" Dengan cepat Raka sudah berhasil membuat handuk Nazwa terlepas. Lelaki tampan itu mengangkat tubuh Nazwa ke atas ranjang dan membaringkannya dengan sangat pelan.

Raka mulai menggoda istrinya dengan berbisik manja menggunakan kalimat-kalimat gombalnya. Kemudian menggigit pelan leher Nazwa dan menyatukan bibirnya kembali.

Keduanya saling mencurahkan kerinduan mereka dengan saling berpagutan hingga berlanjut beradegan panas di ranjang.

"Terima kasih Sayang," ucap Raka penuh perasaan setelah melayangkan sebuah kecupan di kening istrinya.

Nazwa tersenyum malu. Ia terpaksa harus mandi lagi. Begitupun dengan Raka yang sengaja memilih untuk mandi bersama-sama istrinya.

Mereka berdua duduk di tepi ranjang setelah siap dengan pakaian baru masing-masing. Tak lupa Nazwa merapikan rambut Raka yang masih basah.

"Kedatangan Mas ke sini ingin mengajakmu tinggal bersama lagi. Kamu mau 'kan?" tanya Raka pelan dan lembut.

Nazwa masih terdiam. Seolah sedang berpikir keras. Tentu saja ia tidak ingin direndahkan lagi oleh mertuanya. Hatinya masih terasa sakit karena dianggap mandul.

Namun Nazwa masih mencintai Raka. Ia tidak tega jika melihat suaminya harus melayani diri sendiri di rumahnya. Wanita itu teringat kembali bagaimana perjuangannya agar bisa menikah dengan Raka.

Suka dan duka telah dijalani bersama selama delapan tahun. Raka adalah lelaki yang mampu membuat Nazwa merasakan cinta kembali setelah cinta pertamanya pergi meninggalkannya begitu saja. Dia yang selalu meyakinkan sang istri bahwa cinta sejati itu ada.

Nazwa tidak pernah berpikir jika mertuanya ternyata selama ini membencinya. Rosalia memang sudah sejak lama menginginkan seorang cucu laki-laki. Nazwa adalah harapan satu-satunya karena Raka anak tunggal.

"Kenapa, Sayang? Kamu keberatan?" tanya Raka lagi seraya menangkup pipi istrinya. Kemudian memberikan kecupan singkat di bibirnya.

"Bagaimana jika Mama mengusirku lagi, Mas? Nazwa malu," ungkapnya sadar diri.

"Mas pastikan jika Mama tidak akan mengusirmu lagi. Mama hanya sedang emosi waktu itu." Raka mencoba menjelaskan. Ia terus membujuk Nazwa agar mau pulang bersamanya.

"Baiklah. Nazwa mau tinggal lagi bersama Mas. Tetapi ada syaratnya." Wanita itu menghirup nafas panjang. Kemudian menghembuskannya secara perlahan. "Nazwa akan tetap bekerja. Nazwa tidak mau jika dianggap sebagai seorang istri yang hanya menumpang kepada suaminya."

Jika biasanya Nazwa hanya diam dan menurut. Kali ini ia bisa berbicara lebih banyak kepada suaminya. Hal itu membuatnya merasa lebih lega.

"Mas setuju, Sayang. Tetapi Sayang jangan terlalu dekat-dekat sama lelaki tadi, ya?" ucap Raka penuh penekanan.

"Mas, cemburu ya?" ejek Nazwa yang hatinya sedikit berbunga-bunga.

Dengan gerakan yang cepat Raka mengangkat tubuh Nazwa. Dan lagi lelaki tampan itu membaringkan tubuhnya istrinya di ranjang sempit kos-kosan itu.

"Bagaimana Mas tidak cemburu. Bidadari Mas satu ini didekati pria lain." Raka membelai pipi istrinya. "Mas masih sangat merindukanmu, Sayang. Sehari tak bertemu, rasanya seperti setahun." Lelaki tampan itu telah berhasil membuat Nazwa tersipu kembali.

"Nazwa lapar Mas," ucap wanita itu seraya menghentikan tangan Raka yang sudah bergerak kemana-mana.

Hujan mulai terlihat reda. Malam itu Raka mengajak Nazwa makan di sebuah restoran mewah.

"Setelah ini kita langsung otw ke rumah, ya? Biar besok Mas bisa mengantarkanmu berangkat ke kantor." Raka memulai pembicaraan. Ia tidak mau berada jauh-jauh lagi dengan istri tercintanya.

Nazwa pun mengangguk pelan. Rasanya ia sangat bahagia bisa kembali lagi bersama sang suami. Wanita itu berharap sang mertua bisa menerimanya seperti waktu dulu awal-awal menikah dengan Raka.

Beberapa waktu berlalu, mereka berdua telah selesai makan malam. Sesuai janjinya, Nazwa langsung menuju ke rumah Raka.

"Kamu bahagia 'kan, Sayang? Maafkan Mas ya, jika selama ini tidak bisa bersikap tegas kepada Mama. Aku tidak menyangka Mama berbuat senekat itu," ungkap Raka yang sebenarnya sudah tahu semua sikap mamanya.

"Nazwa sangat bahagia jika Mas Raka selalu berada di sisi Nazwa. Nazwa sayang sama Mas." Wanita itu menyandarkan kepalanya di dada bidang milik suaminya.

Tak butuh waktu lama. Setelah Nazwa mengambil baju-baju miliknya, keduanya telah sampai di rumah mereka kembali.

Nazwa sengaja hendak berganti pakaian di kamar mandi, namun nyatanya sang suami tidak membiarkannya pergi begitu saja.

"Mau ke mana, Sayang? Mas ingin melihatmu berganti pakaian di sini saja," ucap Raka lembut seraya menarik pinggang sang istri lalu mengecup pipinya.

"Tapi, Mas?" Nazwa hendak menolak, tetapi tidak bisa. Wanita itu pun hanya bisa pasrah. Berganti pakaian dengan diamati oleh sang suami di depannya.

Raka senyum-senyum sendiri memperhatikan sikap malu-malu milik Nazwa. Dengan semangat ia membantu sang istri memakai pakaiannya.

"Terima kasih Mas," ucap Nazwa setelah berhasil memakai pakaiannya dengan bantuan sang suami.

"Kita tidur, yuk?" ajak Raka kemudian. Tangannya membawa Nazwa berbaring di ranjang besar kamar itu.

Mereka berbaring dengan saling berhadapan. Raka mengagumi wajah istrinya dengan penuh kasih. Dibelainya wajah wanita itu berkali-kali.

"Bagaimana hari pertama kamu kerja, Sayang?" tanya Raka dengan masih memandangi wajah sang istri.

"Nazwa belum bisa bekerja dengan cepat, Mas. Masih lambat. Beruntung sekali manajer di tempat Nazwa bekerja, orangnya baik." Nazwa mulai menjelaskan.

"Nanti lama kelamaan juga terbiasa dan bisa cepat. Sekarang Sayang tidur, ya? Mas akan menjagamu sampai kapanpun," ujar Raka.

"Mas sebaiknya juga tidur. Nazwa nggak mau Mas begadang. Nanti bisa sakit," balas Nazwa tidak mau kalah.

"Iya, Sayang." Lelaki tampan itu mulai menyatukan bibirnya kembali hingga akhirnya ikut tidur setelahnya.

Pagi datang begitu cepat, Nazwa sudah sibuk menyiapkan makan pagi untuk dia dan suaminya.

"Masak apa, Sayang? Mas bantu, ya?" lirih Raka yang datang-datang sudah memeluk istrinya dari belakang.

"Mas Raka sudah bangun? Mas duduk saja. Mau Nazwa buatkan teh atau kopi, Mas?" tanya Nazwa yang tak ingin merepotkan suaminya.

"Kalau suami dan istri sama-sama bekerja, apapun juga harus dilakukan bersama. Mas tidak ingin kamu kecapekan, Sayang." Lelaki itu membuat minuman sendiri. Ia juga membuat coklat panas untuk istrinya.

Nazwa hanya mengangguk dan tersenyum. Sebenarnya Raka adalah suami yang paling baik baginya. Selalu mengerti keadaannya. Hanya saja setelah kejadian malam itu, Nazwa seakan sulit untuk kembali ke Keluarga Dewangga.

"Masih pagi jangan melamun, Sayang. Mikirin apa, sih?" Pertanyaan dari Raka sukses menyadarkan lamunan Nazwa.

Continue to read this book for free
Scan code to download App
Comments (1)
goodnovel comment avatar
Aira Tsuraya
wah kok jadi curiga nih sama sikap Raka, ya? Raka gak tegas gitu, nurut aja ama mamanya udah gitu takut miskin lagi. kasihan Nazwa-nya, kan.
VIEW ALL COMMENTS

Latest chapter

  • Sinyal Cinta CEO Duda   Alunan Indah Nan Merdu

    Melihat Erland datang, Nazwa segera menegakkan tubuhnya dan menjauh dari Raka."Mas Erland, ini tidak seperti yang kamu pikirkan?" terang Nazwa bernada sendu."Iya, Erland. Tadi Nazwa hampir terjatuh. Dan aku hanya berusaha untuk menolongnya." Terpaksa Raka mengatakan yang sebenarnya. Ia tidak ingin dianggap sebagai lelaki yang memanfaatkan keadaan.Seketika raut wajah Erland berubah menjadi khawatir."Kamu tidak apa-apa 'kan, Sayang. Maafkan aku baru bisa pulang." Erland mengecup kening Nazwa dan segera mendekapnya dengan erat. Tidak peduli jika ada Raka di sana."Nazwa baik-baik saja, Mas."Wanita itu melirik ke arah Raka. Merasa tidak enak hati atas sikap Erland yang seolah sengaja memanas-manasinya.Di saat Erland masih memeluk Nazwa, bayi kembar kembali menangis kencang."Oh, iya, Mas. Sejak tadi Dafa dan Devano menangis. Mereka sudah haus."Nazwa segera berjalan ke arah Dafa dan menggendongnya. Sementara Erland mengambil alih botol susu yang hendak diambil oleh Raka."Biar aku s

  • Sinyal Cinta CEO Duda   Terhenti

    Seperti dugaannya Nazwa bahwa yang mengirim pesan adalah Bi Nanik. Wanita paruh baya itu mengatakan jika tidak bisa datang karena anaknya sedang sakit dan tidak mau ditinggal.Seketika raut wajah Nazwa berubah menjadi sedih. Ia tahu bagaimana perasaan seorang Ibu jika anak mendadak sakit."Semoga anaknya cepat sembuh ya, Bi. Bibi fokus saja sama anak Bibi. Nazwa tidak masalah kok."Setelah mengirimkan pesan itu Nazwa mengabari Erland. Lelaki tampan itu berjanji akan segera pulang jika pekerjaan di kantor telah selesai dan bisa dilimpahkan kepada sang sekretaris.Nazwa merasa lega. Ia meletakkan ponselnya. Namun kali ini handphone itu berbunyi lagi. Sebuah telepon dari nomor baru."Hallo, dengan siapa di sana?" sapa Nazwa ramah.Namun beberapa detik lamanya hanya sebuah kesenyapan yang ada."Maaf, kalau begitu saya tutup teleponnya.""Nazwa tunggu. Ini aku. Maaf ....""Mas Raka?" lirih Nazwa kemudian. Sudah lama ia tidak bercakap-cakap dengan mantan suaminya tersebut."Hari ini aku dan

  • Sinyal Cinta CEO Duda   Pesan Dari Siapa?

    "Sebenarnya Nazwa tidak masalah, Mas. Tapi Nazwa sibuk mengurus Dafa dengan Devano." Mendengar apa yang dikatakan Nazwa, Rosalia justru merasa semakin antusias. Ia ingin menemui wanita itu di rumahnya sekaligus menjenguk bayi kembar Nazwa dan Erland. Karena Rosalia memang belum sempat mengucapkan selamat kepada Nazwa. Begitupun dengan Raka. Betapa dirinya sangat merindukan seorang anak. Tetapi sayangnya ia tidak bisa memberikan keturunan kepada mamanya. "Nazwa, Tante ingin bertemu dengan baby kembar kamu. Boleh ‘kan, Sayang? Siapa nama mereka?" tanya Rosalia berterus terang. "Boleh, Tante. Kalau mau bertemu dengan Dafa dan Devano, Tante boleh ke sini kapanpun Tante mau." Rosalia melihat ke arah Raka dan Erland secara bergantian. Niatnya untuk pergi ke luar negeri sepertinya akan ia urungkan. "Apakah boleh Nak Erland?" tanyanya kepada Erland kemudian. "Jika Nazwa sudah mengizinkan, saya juga tidak bisa membantahnya." Rosalia tersenyum senang. Kemudian mereka mengakhiri percakapa

  • Sinyal Cinta CEO Duda   Jawaban Dari Nazwa

    'Seila?' batin Erland kemudian. Erland melihat wanita itu datang bersama anaknya yang merengek meminta kue donat. "Sebentar Alin, kamu harus sabar." Seila mencoba menenangkan anaknya. Gadis kecil itu terdiam sejenak. Kemudian memandangi Erland. Alin yakin jika lelaki tampan yang ia lihat adalah papanya. Karena sang mama pernah memperlihatkan fotonya. "Papa? Dia Papa 'kan, Ma?" ucap Alin dengan wajah yang berseri. Seila tidak tahu harus menjawab apa. Ia berharap jika Erland mau berkata bohong demi seorang anak kecil yang tidak berdosa dan tidak tahu apa-apa. Erland yang tidak paham pun terlihat kebingungan. Bagaimana bisa gadis kecil itu menganggapnya sebagai papa. Sungguh sangat tidak masuk akal baginya. "Kenapa Papa diam saja, Ma? Kenapa tidak menyapaku?" Alin menarik-narik baju mamanya. Seila pun ikut kebingungan. Selama ini ia membohongi putrinya dengan mengatakan bahwa Erland adalah papa dari anaknya tersebut. Sedangkan yang sebenarnya adalah papa kandung Alin sudah pergi e

  • Sinyal Cinta CEO Duda   Berpapasan

    "Baby twins pup lagi Sayang," jawab Erland dengan memasang wajah kesal. Niatnya ingin bercanda agar mengundang tawa. Sedangkan bayi di depannya tersenyum-senyum setelah sisa kotorannya berhasil dibersihkan oleh papanya. "Lihatlah, dia mengejekku." Erland merasa gemas dengan putrinya. "Iya, Bu Nazwa. Yang ini juga. Hehehe. Mereka selalu sehati." Bi Nanik terkekeh. Ia ikut merasa gemas dengan tingkah si baby kembar yang belum memiliki nama tersebut. Nazwa pun tertawa. Namun lirih dan pelan. Ia merasakan perutnya masih sakit. Rasanya seperti ingin terbelah saja saat ia refleks tertawa. "Sayang, kamu baik-baik saja 'kan?" tanya Erland khawatir karena melihat istrinya meringis menahan rasa sakitnya. "Aku baik-baik saja. Aku mau ke toilet sebentar." "Aku akan mengantarkan kamu." "Tidak perlu, Mas. Kamu harus menjaga anak kita. Kasihan Bi Nanik nanti pasti kerepotan." Dengan berat hati Erland harus mengalah. Sejujurnya ia tidak tega kepada Nazwa. Tetapi baby kecil yang lucu itu juga

  • Sinyal Cinta CEO Duda   Mengikuti Arahan

    Erland merasa kikuk. Ia tidak ada niat sama sekali untuk berhubungan dengan Cintya. Baginya, wanita itu sangat berani."Kok diam aja? Come on, Erland. Saya hanya meminta tolong saja. Tidak lebih," ujar Cintya yang nada bicaranya terdengar lain di telinga Erland.Lelaki itu tidak ingin mengecewakan Cintya. Ia takut jika wanita itu akan membatalkan kerjasamanya jika Erland tidak mau membantunya."Ba–baiklah."Erland beranjak dari duduknya. Ia berharap jika Ridwan segera datang dari arah toilet.Benar saja. Sahabat Erland tersebut telah kembali dari toilet."Erland mau ngapain?"Pandangan mata Erland beralih ke Ridwan. Ia memberikan sebuah kode agar lelaki itu segera menghampiri mereka."Em, Cintya. Maaf. Tiba-tiba perut saya terasa sakit. Itu Ridwan telah kembali. Kamu bisa meminta tolong kepadanya."Dengan cepat Erland meninggalkan tempat itu. Ia segera berjalan menuju toilet."Cintya, apa yang kamu lakukan kepada Erland? Kamu mencoba untuk menggodanya?""Kenapa kamu harus kembali secep

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status