Share

4. Lada

Di sisi lain, Arjuna yang melihat reaksi gadis berparas anggun namun memiliki sisi liar dan susah dikendalikan dari sorot matanya yang sebening kristal itu, sontak saja langsung terkejut terhadap isyarat penolakan yang ditunjukkan gadis itu secara terang-terangan terhadapa dirinya.

Mata tajamnya memandang gadis itu semakin dalam, seakan ingin menyelam jauh di kedalaman hati dan pikirannya.

Apakah gadis ini sedang bersandiwara dan sok jual mahal? Sejak kapan ada wanita yang tak menginginkannya? Tapi, bagus juga jika gadis ini berhasil menggagalkan perjodohan mereka. Mari kita lihat, apakah gadis ini bisa melawan ibunya yang sudah membuatnya menyerah tanpa bisa melakukan apa pun itu lagi? Jika ya, ia bersumpah akan menjadikan gadis yang tampak sekali sangat keras kepala itu menjadi satu-satunya teman wanitanya.

Sementara itu, dalam perasaan putus asanya, demi langit mendung yang mengandung petir, Selena sungguh bisa melihat lelaki di hadapannya tengah melemparinya dengan tatapan yang seakan menertawakan kegagalan usahanya. Bibirnya bahkan menyeringai samar. Sebuah gestur yang sangat menawan sebetulnya, Selena yakin sekali akan ada banyak gadis yang menghendaki mendapatkan tatapan lelaki itu secara khusus, meskipun itu hanyalah sebuah tatapan ejekan seperti yang ditunjukkannya sekarang.

Ibunya sungguhlah benar jika mengatakan lelaki bernama Arjuna itu sangatlah tampan. Wajahnya sangat rupawan, lembut, tegas, dan memancarkan kecerdasan secara bersamaan. Postur tubuhnya sangat ideal laksana binaragawan papan atas yang membuat pandangan susah berpaling. Benar-benar seperti tokoh utama protagonis yang keluar dari sebuah komik yang memiliki ratusan juta pembaca wanita.

Namun sialnya, kejengkelan telah lebih dulu menguasai benak Selena. Dan sama sekali tak menyisakan ruang barang seinci untuk kekaguman padanya.

Dan dari reaksinya itu, Selena yang kepekaannya telah terlatih, bisa dengan sangat jelas membaca apa yang ada di dalam pikiran lelaki di hadapannya itu. Dan segera saja, firasat buruk menghantam benaknya hingga membuatnya mengepalkan tangan erat di bawah meja. Lelaki ini jelas tak berdaya melawan keinginan ibunya. Dan itu benar-benar mimpi buruk.

Seperti halnya dirinya. Lelaki bernama Arjuna itu pastilah tak mampu menolak keinginan orangtuanya tentang perjodohan mereka. Lihatlah tatapannya yang seakan mengatakan, “Sebaiknya kau menyerah saja. Kau tak mungkin mampu melawan orangtua kita yang sangat keras kepala itu.”

Selena pun membalas tatapan itu dengan seringai mencemooh sangat samar yang hanya mampu dilihat oleh lelaki di hadapannya.

“Oh, benarkah? Sepertinya kau sangat menginginkan perjodohan ini, eh?” balas Selena melalui tatapan matanya, sarkas. Yang sepertinya bisa dipahami dengan sangat baik oleh lelaki di hadapannya, yang jika dirinya tidak keliru, ibunya mengatakan bahwa lelaki itu adalah seorang kapten di kesatuannya. Dan jika memang benar, bahasa isyarat seperti itu sudah pasti bisa dengan mudah dipahaminya.

Dugaan Selena itu pun segera terbukti di detik ia selesai menganalisa kemampuan lelaki itu. Lihatlah, lelaki itu tampak mengangkat sebelah alis busur panahnya sebelum akhirnya mendenguskan tawa mencemooh samar.

Baru saja Arjuna hendak membalas pernyataan penuh percaya diri gadis yang tak terelakkan lagi adalah seorang bar-bar itu, ibu sang gadis telah menyodorkan semangkuk sup ke hadapannya. Membuat perhatiannya segera teralihkan pada wanita anggun nan sangat cantik yang tengah tersenyum lembut padanya itu. Yang segera saja terlintas di pikirannya, bagaimana mungkin wanita seanggun dan selembut ini bisa memiliki putri yang galak dan begitu frontal?

Ketegangan anatara dirinya dan gadis di hadapannya, yang konon akan menjadi istrinya itu, beberapa detik lalu benar-benar mengalihkan dunianya. Melupakan keadaan di sekitarnya yang ternyata sudah mulai gaduh dengan suara garpu atau pun sendok yang beradu dengan piring.

“Sup iga ini adalah kesukaan Selena, Arjuna. Menu wajib yang harus ada setiap hari. Anak nakal itu akan mengganggu kakaknya jika satu hari saja tak dibuatkan,” seloroh ibu Selena seraya terkekah begitu pemuda yang ia harapkan akan menjadi menantunya itu menerima uluran semangkuk sup dari tangannya dengan senyum tipis penuh kesopanan. Sebuah sikap yang membuat hati orang tua mana pun akan meleleh dibuatnya.

“Benarkah, Sayang?” sahut ibu Arjuna seraya menoleh ke arah Selena dengan mata berbinar-binar riang. “Arjuna sangat pandai sekali memasak sup iga. Jika kalian bersama, Tante pastikan kau akan bisa memakan sup iga yang sangat lezat setiap hari,” lanjutnya semangat sekali. Yang seketika membuat ruang makan itu dipenuhi oleh gelak tawa. Membuat Selena semakin kehabisan akal karenanya. Sementara Arjuna, ia hanya diam dan melempari ibunya dengan tatapan anak tiri yang tertindas.

Ibu Arjuna tahu pasti, anak lelakinya itu hanya mau memasak untuk dirinya sendiri. Tidak pernah mau memasak untuk orang lain, bahkan untuk kedua orangtuanya sendiri pun, hanya jika ada hari istimewa seperti ulang tahun pernikahan dan ulang tahun kelahiran baru bisa merasakan kemahiran olah tangannya.

Namun, dalam kasus ini, ibu Arjuna sungguh tipikal wanita yang memiliki seribu satu cara. Wanita cantik itu masih memiliki ratusan trik yang bergulung di dalam kepalanya guna mengalahkan kekeraskepalaan putranya itu. Dan tentu saja, ia bisa dengan mudah memaksa putranya yang sama sekali tak pernah menyimpan ketertarikan dengan wanita setelah kejadian tujuh tahun silam itu melakukan apa pun yang ia inginkan dengan kelihaiannya.

Selena yang mendengarkan kalimat menjanjinkan itu tak serta merta merasa gembira sebagaimana ketika mendengar kalimat itu dari kakaknya. Alih-alih merasa senang, ia justru semakin kikuk dibuatnya.

Gadis itu menyeringai salah tingkah seraya mengusap tengkuknya, kembali memutar otak untuk menggagalkan perjodohan dengan makhluk menjengkelkan di hadapannya itu.

Dan ide itu muncul secepat ia memikirkannya. Secepat kilat wajah gadis itu berubah riang dengan senyum lebar.

“Bagaimana mungkin seorang wanita membiarkan lelakinya melayaninya, Tante? Itu benar-benar tidak berbakti, benar tidak?” seloroh Selena seraya menatap lelaki di hadapannya dengan seringai lebar yang sangat mengerikan, membuat bulu kuduk Arjuna tiba-tiba meremang karena dihinggapi perasaan buruk. Terutama ketika jemari lentik gadis itu meraih wadah lada serbuk yang berada dalam jangkauannya seraya menatap dirinya lekat penuh rencana.

“Kudengar dari Ibu, kau sangat suka sekali makanan pedas, sedikit lada akan membuat sup ini menjadi sangat lezat, kau harus mencobanya,” lanjut Selena dengan dengan seringai lebar, membubuhkan lada halus di mangkuk Arjuna tanpa ampun. Bahkan sebelum Arjuna menyadari apa yang terjadi, gadis itu sudah memenuhi permukaan sup itu dengan serbuk lada yang terlihat seperti ancaman mematikan baginya.

Refleks, Arjuna mencengkeram tangan Selena yang masih dengan riang gembira menuangkan hampir satu sendok makan lada halus itu ke dalamnya. Membuat Selena seketika berhenti karena terkejut. Cengkraman kuat namun lembut secara bersamaan itu sontak saja membuat matanya melebar dan secepat kilat menarik tangannya untuk melepaskan diri dari cengkraman Arjuna.

Karena selama ini, tak seorang pun lelaki yang menyentuhnya selain ayah dan kakaknya, dan beberapa kerabat ketika mereka bertemu dalam acara keluarga, itu pun hanya jabat tangan singkat.

Mendapati Arjuna mencengkeram tangannya dengan begitu erat, dimana kulit tangan lelaki itu bersentuhan langsung dengan pergelangan tangannya yang terbuka karena kemejanya ia lipat sampai di bawah siku, tentu saja Selena sangat terkejut.

Sebuah refleks dari keduanya yang membuat kedua orangtua mereka  saling toleh dan tersenyum penuh arti.

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status